Tujuan Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka Faktor Perusak Bahan Pustaka dan Pencegahannya

xxi Pengertian dari international federation of library association IFLA dalam buku Antologi kepustakawanan Indonesia. Pelestarian preservation mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip. Termasuk di dalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik, serta penyimpannnya. Pengawetan conservation, yaitu membatasi pada cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Perbaikan restoration, yaitu menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak Blasius Sudarsono, 2006: 314 Dalam usaha pemeliharaan bahan pustaka ini juga tidak terlepas dengan lingkungan perpustakaan. Pemeliharaan lingkungan ini, yaitu pemeliharaan dan penjagaan bahan pustaka yang tidak berkenaan dengan fisik bahan pustaka, melainkan menyangkut gedung perpustakaan, ruang baca ruang penyimpanan dan peralatan yang ada di dalamnya. Pemeliharaan lingkungan yang dapat disebut juga dengan konservasi preventif adalah usaha menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan ideal bagi bahan pustaka agar tidak terjadi kerusakan pada bahan pustaka tersebut Darmono, 2001: 79

B. Tujuan Pemeliharaan dan Pelestarian Bahan Pustaka

Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka menjadi salah satu tujuan penyelenggaraan perpustakaan, karena tugas pokok perpustakaan adalah mengumpulkan dokumen tertulis dari masa lalu hingga sekarang, serta penyimpanannya untuk keperluan kini dan masa datang Blasius sudarsono, 2006: 313. xxii Tujuan pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan dalam bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat di gunakan secara optimal Sulistyo Basuki, 1991: 271 Dengan tujuan tersebut, maka bahan koleksi yang sudah hampir tidak dapat digunakan lagi ini dapat dipakai lagi dengan tidak mengurangi isi kandungan di dalammnya.

C. Faktor Perusak Bahan Pustaka dan Pencegahannya

Bahan pustaka yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak karena dimakan serangga, timbul noda karena debu dan jamur dll. Kekuatan kertas makin lama akan makin menurun, karena reaksi foto kimia dan reaksi antara serat selulosa dengan bahan-bahan tambahan pada saat kertas itu dibuat atau bahan-bahan lain yang berasal dari luar lingkungan yang disebabkan oleh udara lembab. Akibatnya kertas akan berubah warnanya menjadi kuning kecoklatan dan dan akhirnya akan menjadi rapuh dan hancur. Walaupun demikian, cepat atau lambatnya proses kerusakan kertas tergantung juga pada mutu kertas dan iklim daerah kertas itu berada Razak, 1992: 15 . Koleksi buku dari suatu perpustakaan akan bisa mengalami kerusakan- kerusakan yang timbul dari berbagai macam penyebabya, faktor-faktor yang merusak bahan koleksi Moedakir, 1980: 1 – 2, antara lain : 1. Alamiah Yang termasuk dalam unsur ini yaitu : udara, air, jamur, debu, api, sinar matahari dan waktu. xxiii 2. Serangga Ada beberapa serangga yang kegemarannya merusak dan memakan kertas atau buku, misalnya : kecoa, rayap dan lain-lain. 3. Manusia Yang paling banyak menjadi penyebab dari kerusakan buku itu adalah manusia. Hal ini terjadi karena kurang pengertian tentang bagaimana caranya menggunakan, ingin memiliki meskipun bukan haknya, menyobek halaman yang disukainya, meninggalkan sisa makanan yang dapat mengundang semut ataupun tikus dan lain sebagainya. 4. Binatang Pengerat Tikus merupakan binatang perusak buku yang sulit untuk diberantas. Binatang ini biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas di sobek-sobek dan dikumpulkankan untuk dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk melindungi kertas dari serangan tikus adalah dengan menyediakan tempat penyimpanan yang bersih dan kering serta harus selalu di kontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus dapat masuk harus ditutup dengan rapat. razak, 1992: 24 Upaya Pencegahan terhadap faktor- faktor yang merusak buku menurut Moedakir, 1980: 2-5 1. Udara Ruang koleksi diusahakan udaranya selalu berganti-ganti, sebab apabila tidak demikian udaranya akan menjadi lembab. Udara yang lembab ini selain xxiv merusak kesehatan juga merusak buku. Pencegahannya hendaknya diusahakan ruang tersebut cukup terang, banyak ventilasinya agar udara selalu berganti. Cara yang modern ini dengan memasang AC air condition 2. Jamur Dengan kelembaban udara yang tinggi, maka akan menumbuhkan jamur. Untuk menghindarinya, selain dengan cara di atas, ada cara lain dengan menggunakan 5 larutan thynol yang disemprotkan pada buku yang kena jamur atau dengan amoniak dicampur dengan thynol hater. Caranya: buku- buku yang akan di bebaskan dari jamur dimasukkan dalam ruang khusus dan disemprot dengan zat kimia tersebut fumigasi 3. Debu Debu selain membuat kotor, juga dapat secara tidak langsung dapat merusak buku. Upaya pencegahannya dengan membersihkannya dengan kemoceng yang terbuat dari bulu ayam, sebetulnya kemoceng bukanlah alat pembersih debu melainkan sebagai pemindah debu. Alat yang baik untuk menghilangkan debu dengan vacum cleaner. Alat ini dapat menghisap debu dan dapat di sesuaikan penggunaannya dengan tempat yang akan dibersihkan. 4. Air Jauhkan buku dengan air karena apabila terkena air maka akan menjadi rusak bila telah kering dan kertasnya akan menjadi lusuh. Buku yang terkena air juga akan menyebabkan lepasnya jilidan buku. xxv 5. Api Api akan sangat berbahaya bagi buku atau apasaja, maka jauhkan buku-buku dari api dan menyediakan alat-alat praktis pemadam kebakaran di ruang- ruang perpustakaan. Usahakan dengan usaha preventif agar tidak terjadi kebakaran dengan melarang merokok di lingkungan perpustakaan dan tidak boleh membuang putung rokok sembarangan. 6. Sinar Matahari Sinar matahari langsung yang mengenai buku akan merusak kualitas gambar atau tulisan. Maka untuk menghindari hal tersebut usahakan agar sinar matahari tidak langsung menyinari dalam ruang bukurak-rak buku di perpustakaan. 7. Waktu Buku-buku tua perlu mendapatkan perawatan khusus, karena mudah rusak. Maka perlu diusahakan buku-buku tersebut ditempatkan dalam ruangan yang selalu berganti udaranya, bersih tempatnya, seta jangan disimpan dalam almari yang tertuptup rapat. 8. Serangga Banyak berbagai macam serangga atau kutu buku yang senang sekali memakan lem dan kertas dalam buku-buku di perpustakaan. Pencegahannya agar tidak diserang oleh serangga atau kutu buku, yaitu dengan memberi kamper atau kapur barus pada rak-rak buku atau dapat pula pada waktu penjilitan buku bahan perekatnyalemnya dicampuri dengan prusi atau xxvi ammoniak. Adapula yang menyemprot tempat-tempat tersebut dengan racun serangga. Selain itu juga ada yang menggunakan fumigasi dengan bahan kimia carbon tetra clorid C CL4 9. Manusia Yang paling banyak menimbulkan kerusakan terhadap buku adalah disebabkan dari tangan–tangan manusia. Hal tersebut terjadi karena kecerobohan atau karena kurang pengertiannya terhadap penggunaan buku- buku tersebut. Untuk mencegah kejadian tersebut dapat menggunakan beberapa cara yaitu : a. agar ditanamkan rasa cinta terhadap buku. b. memberikan pengertian tentang cara-cara pemeliharaan buku secara praktis c. memberikan petunjuk-petunjuk bagaimana caranya menggunakan buku yang baik. d. memberikan penjelasan tentang betapa pentingnya buku itu dalam membantu tercapainya studi serta pengembangan ilmu.

D. Pemeliharaan Bahan Pustaka Buku