2. Memahami kerja dari sistem yang ada
Langkah kedua dari tahap analisis sistem adalah memahami kerja dari sistem yang telah ada. Dalam analisis sistem perlu mempelajari
apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelumnya, menganalisis permasalahan-permasalahan, kelemahan dan kebutuhan-
kebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara
lain : a.
Menentukan jenis penelitaian b.
Merencanakan jadwal penelitian c.
Membuat agenda wawancara d.
Mengumpulkan hasil penelitian 3.
Menganalisis sistem Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian yang telah dilakukan. 4.
Membuat laporan hasil analisis Setelah proses analisis sistem selesai dilakukan, tugas selanjutnya
adalah membuat laporan yang nantinya diserahkan pada pihak manajemen.
2.2.2 Perancangan Sistem
1. Pengertian Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain sistem yang baik, isinya adalah langkah-langkah operasi dalam pengolahan
data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem. Untuk dapat mencapai keinginan yang dimaksud dalam perancangan sistem, maka
perlu dilakukan perancangan sistem dengan langkah-langkah : a.
Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang sesuai dengan sistem yang dibuat.
b. Melakukan evaluasi serta merumuskan masalah sistem yang baru
secara rinci dan keseluruhan dari masing-masing bentuk informasi yang akan disajikan.
c. Menganalisa kendala yang akan dihadapi dalam permasalahan
yang mungkin timbul dalam proses perancangan sistem.
2. Alat Bantu Perancangan Sistem
Alat bantu yang digunakan pada perancangan sistem adalah : 1.
Context Diagram
CD
Context diagram
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur karena dapat
menggambarkan arus data di dalam sistem yang terstruktur dan jelas, juga merupakan dokumentasi yang baik Kendall, 2003:288.
Context diagram
membahas mengenai beberapa karakteristik penting dalam sebuah sistem yaitu:
1 Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem
kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
2 Data masuk, data yang terima sistem dari lingkungan dan
harus diproses dengan cara tertentu. 3
Data keluar, data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
4 Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara
sistem kita dengan terminator. 5
Batasan antara sistem kita dan lingkungan.
Simbol-simbol yang dipakai dalam
context diagram
adalah Simbol
Keterangan Digunakan
untuk memberikan
masukan dan menerima keluaran
Digunakan untuk
mengubah masukan menjadi keluaran
Digunakan untuk
menunjukkan arus proses
Gambar 2.1 Simbol-simbol
Context Diagram
2.
Data Flow Diagram DFD
Diagram arus data
data flow diagram
, atau DFD adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan
sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana arus data melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walau nama
diagram ini menekankan pada data, situasinya justru sebaliknya, penekanannya lebih pada proses. Proses adalah sesuatu yang
mengubah input menjadi output. DFD hanya terdiri dari empat simbol. Simbol-simbol itu
digunakan untuk elemen-elemen lingkungan yang berhubungan dengan sistem, proses, arus data, serta penyimpanan data.
Membuat DFD sebenarnya hanyalah proses mengidentifikasi berbagai proses, mengaitkannya dengan arus data untuk membuat
hubungan, mengidentifikasi terminator yang menyediakan input dan menerima output, serta menambahkan penyimpanan data jika
diperlukan Kendall, 2003:265.
Simbol-simbol yang digunakan untuk
Data Flow Diagram
sebagai berikut:
Menunjukkan Entitas Menunjukkan proses
Menunjukkan aliran atau arus data
Menunjukkan penyimpanan data atau database
Gambar 2.2 Simbol-simbol
Data Flow Diagram
3. Normalisasi
Normalisasi merupakan proses pengelompokan data–data elemen menjadi tabel–tabel yang membentuk susunan relasi yang
baik
well structure relations
. Normalisasi bertujuan untuk menjamin struktur data yang konsisten, kerangkapan data yang
minimal, dan stabilitas yang maksimal, atau dengan kata lain mengkonstruksikan relasi tanpa redudansi kerangkapan data.
Suatu tabel dikatakan sudah baik paling tidak sudah menerapkan normalisasi
Boyce-Code Normal Form BNCF
karena normalisasi ini sudah memenuhi normalisasi bentuk
NF
Normal Tahap Kesatu,
2NF
Normal Tahap Kedua, dan
3NF
Normal Tahap KeTiga
Sebuah tabel dikatakan berada dalam Boyce-Code Normal Form BCNF jika semua KF Ketergantungan Fungsi dengan
notasi X àY, maka X harus merupakan
superkey
pada tabel tersebut Fathansyah, 1999:57.
4.
Entity-Relational Database
ER-Diagram E-R Diagram menggambarkan relasi dari dua file atau dua
tabel yang dapat digolongkan dalam tiga macam bentuk relasi, yaitu satu-satu, satu-banyak, dan banyak-banyak. Penggambaran
ini akan membantu analisis sistem dalam melakukan perancangan program. ERD merupakan dasar untuk pengembangan kamus data.
Tiap atribut pada ERD dapat didokumentasikan dengan suatu entry kamus elemen data Fathansyah, 1999:79.
ER-Diagram menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data, pada dasarnya
ada empat macam simbol yang digunakan yaitu :
Menunjukkan Entity Menunjukkan Atribut
Menunjukkan Hubungan Menunjukkan garis
Gambar 2.3 Simbol-simbol
Entity Relationship Diagram a.
Entity Entity
adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai
dalam konteks sistem yang akan dibuat. Sebagai contoh pelanggan, pekerja dan lain-lain. Seandainya A adalah
seorang pekerja maka A adalah isi dari pekerja, sedangkan jika B adalah seorang pelanggan maka B adalah isi dari
pelanggan. Karena itu harus dibedakan antara
entity
sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi entiti seperti A
dan B dalam contoh di atas.
Entity
digambarkan dalam bentuk persegi empat.
b. Atribut
Entity
mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter
entity.
Misalnya atribut nama pekerja dari entity pekerja. Setiap ERD bisa terdapat lebih
dari satu atribut. Entity digambarkan dalam bentuk ellips. c.
Hubungan Seperti halnya entity maka dalam hubunganpun harus
dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar
entity
dengan isi dari hubungan itu sendiri. Relationship digambarkan dalam bentuk intan diamonds.
d. Garis
Digunakan untuk menghubungkan entity dengan entity maupun entity dengan atribut.
5. Kamus Data
Kamus data atau
data dictionary
adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan–kebutuhan informasi dari suatu informasi.
Dengan kamus data, dapat mendefinisikan data pada sistem dengan lengkap.
Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, dan mengorganisasi semua elemen
data yang digunakan dalam sistem secara presisi sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama tentang
masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi
sebagai berikut: a.
Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam
Data Flow Diagram
. b.
Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
c. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
d. Mendeskripsikan hubungan detail antar penyimpanan yang
akan menjadi titik perhatian dalam
entity relationship diagram
. 6.
Hirarky Input Proses Output HIPO
. HIPO adalah data dokumentasi program digunakan sebagai
alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem paket HIPO sering disebut IPO.
Hierarchy plus Input- Process-Output
HIPO merupakan alat dokumentasi program yang dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO
juga telah digunakan sebagai alat bantu untuk merancang dan mendokumentasikan siklus pengembangn sistem.
HIPO telah dirancang dan dikembangkan secara khusus untuk menggambarkan suatu struktur bertingkat guna memahami
fungsi dari modul-modul suatu sistem. HIPO juga dirancang untuk menggambarkan modul-modul yang harus diselesaikan oleh
pemrogram. HIPO tidak digunakan untuk menunjukkan instruksi- instruksi program yang akan digunakan. Selain itu HIPO juga
menyediakan penjelasan yang lengkap terhadap input yang akan digunakan, proses yang akan dilakukan, serta output yang
diinginkan.
2.2.3 Perancangan