56
B. Pembahasan
Hasil keaktifan siswa pada siklus I adalah aktif 100 . Oleh karena dapat dikatakan bahwa siswa dari siklus I sudah aktif secara signifikan dan tidak
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Unjuk kerja siswa dari siklus pertama dihasilkan ketuntasan belajar sebanyak 26 siswa 83,87 yang memenuhi standar
ketuntasan belajar dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa 16, 13 yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata unjuk kerja sebesar 7,85.
Berdasarkan hasil interpretasi data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran senam lantai guling
depan melalui pendekatan bermain. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa upaya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran senam lantai guling depan
melalui pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasa Klaten meningkat. Perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
meningkat dibandingkan dalam pembelajaran sebelumnya sebelum menggunakan pendekatan bermain.
Hal ini merupakan bukti bahwa hal-hal yang baru dan menyenangkan dalam suatu pembelajaran sangat dibutuhkan, seperti bermain. Dengan bermain,
siswa merasa tidak terbebani, menyenangkan, dan nyaman dalam melakukan olahraga khususnya dalam hal ini senam lantai guling depan karena masa usia
anak adalah masa-masa untuk bermain. Disamping itu juga dengan bermain, anak akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pembelajaran senam lantai guling depan melalui pendekatan
bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasa Klaten selama 1 siklus dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai guling
depan. Dari hasil observasi keaktifan siswa menyatakan bahwa keaktifan pada siklus I adalah sudah meningkat menjadi siswa aktif 100 dalam mengikuti
pembelajaran senam lantai guling depan. Sedangkan untuk hasil observasi unjuk kerja siswa menyatakan bahwa ketuntasan siswa dalam unjuk kerja siswa pada
siklus I sebanyak 26 orang 83,87 maka telah melampaui ketuntasan klasikal sebesar 75 sehingga siklus II dapat dihentikan.
B. Implikasi
Proses pembelajaran senam lantai guling depan dengan pendekatan bermain memberi implikasi terhadap meningkatnya keaktifan siswa dalam proses
belajar senam lantai guling depan siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasa Klaten. Dengan meningkatnya keaktifan siswa akan mendorong siswa untuk lebih
termotivasi untuk melakukan senam lantai guling depan dengan lebih baik lagi. Dengan semikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran senam lantai guling depan dapat dilakukan dengan pendekatan bermain.