” P1 60 Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB IV

perawat, kurangnya peran keluarga, ketidakseimbangan jumlah perawat yang merawat pasien, rendahnya tingkat pendidikan pasien dan keluarga, latar belakang dan pemahaman yang dimiliki pasien jiwa berbeda-beda. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah kebingungan yang dialami pasien dan kurangnya perhatian serta peran keluarga terhadap keadaan anggota keluarga yang di rawat. “Kendala kalau disini pasien banyaknya GMO, kalau GMO itu kan pasiennya gak muden

g..” P1 60

“Kalau kendalanya ya itu kalau ke keluarga lo, kalau ke pasien kan pasien disini terus ya. Kalau ke keluarga itu kebanyakan pasien kelas tiga ke bawah itu pasiennya sudah sering mondok, keluarga itu kemungkinan kebanyakan itu anu sudah bosen dirumah jadi malah untung kalau disini jadi jarang dibesuk ya ada satu dua yang masih dibesuk tapi kemungkinan jarang..P1190 “Kalau dari perawat sendiri tidak ada kendala cuma kadang pasien dan keluarga masih tampak bingung dan kalau ditanya jawabnya njih..njih manut manut” P1370 Lain halnya dengan P1, P2 menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan jumlah perawat. Selain itu P2 juga menyatakan kendala lain adalah kondisi pasien dan kondisi keluarga dilihat dari tingkat pendidikan. Hal ini dinyatakan pada kutipan wawancara berikut: “Kendalanya kita itu tidak seimbang antara jumlah pasien dengan jumlah perawat kurang seimbang jadi setidaknya itu satu perawat itu maksimal lima pasien. Disini 13 cuma itu dibagi jadi tiga shift jadi kalau untuk jaga siang malam itu kan cuma dua pegawaiperawat” P2570 “Untuk kendala itu memang dari kondisi pasien dari tingkat mungkin kondisi pasien dan kondisi keluarga, kemungkinan dari tingkat pendidikan, pendidikannya rendah kan kita tidak tau pasien itu seperti apa, keluarganya seperti apa. Kita yang memberikan edukasi ya juga harus melihat kondisi. Itu kendalanya seperti itu. P2700 “Kendalanya mungkin di keluarga karena apa yang kita sampaikan itu ntah dilakukan apa ndak nantinya kan tergantung dari pasien dan keluarga ” P2880 Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah berbagai macam latar belakang dan pemahaman yang dimiliki pasien khususnya pasien jiwa, pendidikan pasien dan keadaan yang tidak stabil. “Karena pasien kan berbagai macam latar belakang, berbagai macam pemahaman, apalagi kita pasiennya jiwa, jadi kadang-kadang untuk peran pemeliharan kesehatan saja persepsinya pasien juga macam-macam karena pasien memang bukan pasien umum tapi gangguan jiwa seperti itu” P31080 “Ya karena pasien jiwa tadi, kemampuan pasien lain-lain, terus pendidikan pasien juga beda-beda terus pasien kondisi pasiennya juga kadang-kadang berubah-ubah ya kadang hari ini baik, kadang tidak seperti itu” P31210 “Seperti tadi ya pasien bingung itu yang menjadi kendala” P31390 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah kondisi pasien yang jenuh, kurangnya peran keluarga dan pendidikan keluarga. “Kendalanya ya kondisi pasien, kadang kalau pasiennya sudah sering keluar masuk itu kan kondisinya jenuh sekali itu kan kadang kita harus super ekstra dalam memberikan ataupun kadang keluarga sering sering mengatakan iya tapi tidak terlaksana..” P41590 “Pendidikan keluarga kadang kita harus mikir juga kondisi pasien” P41720

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawat dalam Menjalankan Perannya

Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat menjalankan perannya diantaranya adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki perawat, pengalaman kerja, komunikasi yang benar dan usia. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat menjalankan perannya adalah ilmu pengetahuan perawat itu sendiri serta pengaman kerja yang dimiliki. “Dikasih ilmu, pelajaran dari waktu sekolah dan pengalaman bekerja ini kan juga mempengaruhi mendidik pasien caranya bagaimana untuk mengatasi” P1180 Pernyataan P2 menyatakan bahwa komunikasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam menjalankan perannya. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada kutipan wawancara di bawah ini: “Komunikasi dan pengetahuan perawat itu sangat mempengaruhi” P2690 Di bawah ini, hal senada juga dinyatakan P3 bahwa komunikasi yang benar merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam menjalankan perannya. “Cara berkomunikasi yang benar supaya edukasi yang diberikan bisa diterima oleh pasien dan keluarga” P31200 Selain itu, P4 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam menjalankan perannya adalah tingkat pengetahuan, komunikasi dan usia. Hal ini dinyatakan pada kutipan di bawah ini: “Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan mungkin tingkat pengetahuan kayanya itu ya, komunikasi dan umur juga bisa mempengaruhi” P41710 Tema 2: Proses Pelaksanaan Discharge Planning Berdasarkan data dari keempat partisipan diperoleh bahwa proses discharge planning yang dilakukan pada pasien dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.

A. Pengkajian 1. Pengkajian Awal masuk

Berdasarkan data yang diperoleh, 3 dari 4 partisipan menyatakan bahwa pengakajian awal masuk pasien sudah dilakukan oleh perawat dari IGDRawat JalanRuang Akut sehingga perawat Rawat Inap hanya melanjutkan pengkajian dan mengecek kembali apabila masih ada yang kurang dan belum dikaji. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa dalam proses pelaksanaan discharge planning adalah dimulai dengan pengkajian awal mendalam pasien saat masuk ke IGD kemudian dibawa ke ruangan melanjutkan kembali, mengecek serta melengkapi pengkajian yang belum lengkap. Di bawah ini kutipan wawancara tersebut: “Kalau saya mengkajinya kan cuma reassessment jadi semua udah dikaji di depan jadi seperti ini assessment keperawatan di IGD misalnya kan udah dikaji saya tinggal melanjutkan..” P1230 Pernyataan P2 senada dengan pernyataan P1 yang menyatakan bahwa pengkajian awal masuk pasien dimulai dari IGD atau rawat jalan dan dilanjutkan oleh perawat ruangan untuk melengkapi pengkajian yang kurang. Pernyataan tersebut terdapat pada kutipan wawancara berikut: “Kalau pengkajian pasien masuk itu dari IGD atau rawat jalan kemudian di lanjutkan ke IGD, kalau untuk pengkajian disini kita tidak terlalu dalam untuk mengkaji mungkin ada kekurangan apa baru kita kaji..” P2740 Di bawah ini pernyataan P3 yang menyatakan bahwa pengkajian awal masuk pasien dari ruang akut kemudian dilanjutkan ke ruang perawatan pasien untuk dilengkapi jika pengkajian awal belum lengkap. “Iya, dari pasien ruang akut pindah kesini kita kaji kembali assesmentnya kita kaji. Kadang-kadangkan assessment itu dari sana kan belum lengkap. Kita lengkapi disini, pengkajian itu kadang belum lengkap dan bisa dilengkapi diruang sini” P31250

2. Pengkajian Sebelum Pemulangan Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan

menyatakan bahwa pengkajian sebelum pemulangan mengacu pada medik dan tergantung dengan persetujuan dokter. Perawat hanya melihat dari aktivitas sehari-hari dan perkembangan kondisi pasien serta melaporkan kepada dokter karena dokter merupakan penanggungjawab utama dan memiliki peranan tinggi sehingga yang dapat memperbolehkan pasien untuk pulang adalah dokter. Perawat hanya mengkaji dengan memantau dan melihat perkembangan berdasarkan perencanaan seperti kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, kooperatif dan mampu bersosialisasi. Berikut ini pernyataan P1 bahwa sebelum pemulangan pasien dikaji dan perawat bekerjasama dengan dokter melihat perkembangan pasien, apabila diperbolehkan pulang dengan mendapatkan persetujuan dokter, perawat hanya melaksanakan kemudian menghubungi keluarga untuk menjemput pasien dan menyelesaikan administrasi. “Terus kemudian kalau pasien sudah boleh pulang acc dokter toh keluarga dihubungi dan kami yang bertugas untuk menyelesaikan administrasi bersama keluarga walaupun pasien sini jarang membayar tapi kan tetap harus menyelesaikan administrasi” P1240 “Kalau menunggu semua aspek tercapai mungkin tidak ya. Seperti saya katakan sebelumnya kalau keadaan pasien sudah membaik kita laporkan dokter kemudian dokter cek, tergantung kalau dokter sudah acc pulang kita tinggal melaksanakan” P1250 Berikut adalah pernyataan P2 bahwa pengkajian sebelum pemulangan ditinjau oleh dokter karena dokter adalah penanggungjawab dan yang bisa memperbolehkan pasien pulang atas izin dokter penanggungjawab dengan melihat aktivitas dan perkembangan pasien sehari-hari. “Kalau yang menyatakan boleh pulang itu dari dokter meninjau pulang, kita sebagai perawat tidak bisa untuk memberikan karena yang memberikan tanggung jawab itu dokter penanggung jawab..” P2750 “Untuk kondisi pasien itu tergantung dari riwayatnya, mungkin pasien ini sering keluar masuk, itu mungkin maksimal dari kesembuhannya itu tidak bisa seratus persen. Jadi kalau kita bisa melihat pasien itu bisa beraktivitas sehari- hari” P2760 Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa bahwa pengkajian sebelum pemulangan dari medis tidak disampaikan dan memiliki standar sendiri. Di sisi lain perawat melakukan pengkajian berdasarkan perencanaan yang ada apabila pasien sudah mampu melakukan dengan baik perawat akan melaporkan pasien untuk pulang. “Kalau dari medis biasanya tidak disampaikan, dia punya standar sendiri, kalau perawat saya kira kalau perencanaan yang kita rencanakan yang sudah bisa dilakukan boleh pulang..” P31260 “Ya tidak semua nanti kan sambil jalan, kan kadang- kadang bisa dilakukan di rumah, kalau terlalu lama disini kan pasien bosan..” P31270 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pengkajian sebelum pemulangan mengacu pada medik dan pasien boleh pulang apabila ADL, komunikasi dan masalah sudah teratasi juga sudah di setujui oleh dokter untuk pulang. “Dokter juga sudah mengacckan ini sudah boleh pulang biasanya gitu jadi terkait dengan mediknya biasanya masih tergantung ke mediknya jadi perawat belum bisa menentukan secara mandiri bahwa ini pasien sudah boleh pulang tapi secara medik” P41760 “ADL, komunikasi, masalah sudah teratasi. Tapi ada juga kalau keluarga memaksa untuk diambil pulang biarpun masalahnya belum teratasi bisa juga..” P41770 “Tidak semua aspek harus tercapai..biasanya masih tergantung ke mediknya jadi perawat belum bisa menentukan secara mandiri bahwa ini pasien sudah boleh pulang tapi secara medik” P41780 B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan wawancara terhadap keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan adalah dengan allo dan auto anamnesa, riwayat pasien masuk, pengakajian, kognitifnya, psikomotor, dan afektif. Pernyataan P1 yang menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditentukan dengan allo dan auto anamnesa, yaitu dengan menanyakan pasien dan keluarga terkait riwayat penyakit yang dialami pasien serta selalu melakukan pemantauan terkait diagnosa yang ada. Pernyataan tersebut pada kutipan wawancara berikut ini: “Ya dengan allo dan auto jadi allo anamnesa dengan pasien misalnya ditanya pie kamu ada apa dibawa kemari misalnya mendengar suara-suara itu berarti menjurus ke halusinasi misalnya..” P1260 “Ya otomatis mantau disini kan juga ada tulisan-tulisan perawat jadi resiko perilaku kekerasan misalnya seperti ini..” P1270 Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan dengan melihat riwayat pasien saat masuk, dari kebiasaan pasien di rumah. “Jadi untuk menentukan diagnosa ya dari kebiasaan pasien di rumah pada saat dia mau di masukkan kesini itu seperti apa..” P2770 “Ya memang kalau kepala ruang itu harus tau dari pasien masing- masing itu seperti apa, kepala ruang harus tau” P2780 Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan adalah dari pengkajian untuk mendapatkan tanda dan gejala yang mendukung diagnosa. Berikut pernyataan tersebut: “Dari pengkajian kita dapatkan tanda-tanda yang mendukung ke diagnose itu, halusinasi umpamanya dia ada gangguan suara. Jadi kita diagnosakan halusinasi. P31280 “Ya” P31290 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan kognitif, psikomotor dan afektif pasien. “Ya kognitifnya, psikomotor, dan afektif” P41790 “Ya. Mungkin kalau untuk pelaksanaannya kan tidak saya, tapi kan saya tetap memantau semua pasien” P41800

C. Intervensi Perencanaan

Berdasarkan wawancara dan hasil observasi peneliti diperoleh bahwa perencanaan pemulangan pasien dalam bentuk discharge planning form yang berisikan jadwal kontrol, obat-obatan, edukasi, perawatan di rumah dan kebutuhan lainnya sesuai kebutuhkan pasien. Perawat tidak memiliki perencanaan khusus melainkan melaksanakan perencanaan yang sudah ada dari dokter selama 30 hari perawatan. Perawat hanya memberikan strategi pelaksanaan SP tergantung diagnosa yang dialami pasien. Di bawah ini pernyataan P1 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien ditentukan oleh dokter dengan melihat perkembangan dari 30 hari program discharge planning yang sudah ditentukan, apabila melebihi target perencanaan, maka perawat melaporkan kepada dokter terkait keadaan pasien untuk tindakan selanjutnya. Selain perencanaan dokter, perawat juga mengarahkan pasien kontrol, minum obat teratur dan didampingi oleh keluarga. Adapun isi discharge planning adalah jadwal kontrol, obat-obatan, perawatan di rumah dan sebagainya. “Dokter itu merencanakan planning itu toh itu discharge planning itu kebanyakan kalau disini kan satu bulan care planningnya dokter” P1280 “Dokter, saya juga mengarahkan atau teman-teman itu ya kontrol, minum obat di rumah harus teratur, cara pemberian obat itu, obat harus kalau yang ada keluarganya loh ya itu yang memegang harus keluarga..” P1290 “Banyak ya dek, dari jadwal kontrol, obat-obatan, perawatan di rumah bagaimana, diitnya seperti apa dan sebagainya” P1390 Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien dari sisi perawat tidak memiliki perencanaan khusus hanya memberikan asuhan keperawatan dan SP Strategi Pelaksanaan sesuai diagnose keperawatan. “Kalau dari perawat tidak punya rancangan khusus ya kita cuma bisa melihat dari diagnosa keperawatan itu cuma dari asuhan keperawatannya sudah tercapai atau belum itu yang dari keperawatan tapi kalau SP Strategi Pelaksa naan..” P2790 “Kita selama merawat pasien kita melakukan asuhan keperawatan tergantung dari diagnosa masing-masing, dari asuhan keperawatan ada beberapa SP yang harus kita lakukan..” P2800 “Untuk discharge planning itu sejak awal memang harus diisi dulu dari IGD, dari kasus-kasus apa, harus diisi dulu dengan perencanaan seperti ini. Rata-rata kita rencanakan perlu diedukasi, dari jadwal kontrol, discharge planning itu apa, perawatan di rumah bagaimana” P2900 Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien ditentukan dari hasil anamnesa pasien dan melakukan pengkajian sehingga mendapatkan perencanaan terkait ketertiban kontrol, penanganan dan pengawasan keluarga untuk mendampingi pasien, perujukan ahli gizi edukasi. “Ya pasiennya kita anamnesa, kita wawancarai pasien sesudah melakukan pengkajian, kemudian diisi perencanaan- perencanaannya” P31300 “Banyak hal, ketertiban kontrol, kemudian ketertiban multidisiplin anggota keluarga nanti di rumah biar tidak kumat lagi, pengawasan keluarga ya untuk pendampingan pasien, kadang pasien kan perlu didampingi misalnya untuk minum obat biasanya perlu pendamping” P31310 “Perencanaan pulang itu meliputi banyak hal ya saya ambilkan dulu. Ada beberapa hal itu untuk rujukan termasuk perujukan kepada dokter, banyak hal. Perujukan pada ahli gizi, edukasi, edukasi kesehatan” P31410 Di bawah ini P4 menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien hanya mengikuti dan melaksanakan perencanaan dari medis yaitu tentang minum obat dan sebagainya. Selain itu pemberian edukasi sesuai format discharge planning RS. “Biasanya mengikuti dari perencanaan yang sudah dibuat dari medis tinggal kita melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat” P41810 “Perencanaan yang sudah dibuat oleh medik itu yang kita kerjakan baik kontrol, minum obat dan sebagainya” P41820 “Isi discharge planning ya biasanya terkait edukasi yang kita berikan tentang jadwal kontrolnya misalnya kapan, menjelaskan aturan dan efek samping obat, pencegahan terhadap kekambuhan, perawatan dirumah, diit, spiritual dan perujukkan dokter, ahli gizi dan lain- lain” P41920

D. Implementasi Pelaksanaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa prosedur pelaksanaan discharge planning sudah dikerjakan dari awal pasien masuk IGD selanjutnya perawat hanya melengkapi dan melanjutkan. Pelaksanaan discharge planning khususnya pemberikan edukasi baik terhadap pasien setiap hari sampai hari pemulangan pasien juga diberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga terkait jadwal kontrol, minum obat, penanganan di rumah dan edukasi terkait kebutuhan pasien selama perawatan di rumah. P1 menyatakan bahwa pelaksanaan edukasi dilakukan setiap hari, mengingatkan pasien dan persiapan pulang juga diberikan eduksi kepada keluarga dan pasien tentang cara penanganan, jadwal kontrol, jadwal minum obat dengan mengisi form bukti pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pihak pemberi dan penerima edukasi. Pernyataan ini terdapat pada kutipan wawancara berikut ini: “Untuk sehari-hari kita juga selalu mengingatkan pasien dan memberikan edukasi, yang paling sering tentang minum obat, cuci tangan, mandi dan sebagainya” P1 300 “Biasanya kan persiapan pulang terus keluarga juga harus tau tanda dan gejala pasien bingung, misalnya pasien disini kita edukasi ya keluarga juga harus tau..” P1310 “Prosedur discharge planning itu kami kerjakan pasien itu dari depan sudah ada discharge planning yang diisi dari depan nah disini nanti depan itu mampunya seberapa tinggal kami melanjutkan..” P1380 Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning di mulai sejak awal pasien masuk dan berisikan tentang kebutuhan pasien selama perawatan. Pemberian edukasi mulai dari pertama kali pasien masuk sampai pasien dinyatakan pulang dengan didamping keluarga dan dibuktikan dengan pengisian dokumen pemberian edukasi dari pihak penerima keluarga maupun pemberi edukasi perawat. “Saya kira mulai dari pertama masuk sampai pasien pulang ya kita beri edukasi terus, biasanya sebelum minum obatpun kita beri edukasi” P2810 “Sebelum pasien pulang diberikan edukasi terlebih dahulu kepada pasien dan didampingi oleh walikeluarga” P2820 “Untuk prosedurnya discharge planning itu seharusnya sudah terisi sejak dari rawat jalan pasien dari rawat inap dari IGD nanti kalau pasien begitu masuk ke pintu ke IGD maupun rawat jalan itu discharge planning sudah ada, perencanaanya itu sudah harus terisi..” P2890 Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning dalam hal edukasi diberikan setiap saat bertemu pasien terkait aktivitas sehari-hari pasien. Adapun prosedur pengisian discharge planning dilakukan dari awal pasien masuk smpai pasien pulang dengan 30 hari perencanaan. “Setiap kita bertemu pasien selalu kita ingatkan karna itu merupakan tugas supaya pasien tidak lupa walaupun masih banyak pasien yang ngeyel” P31320 “Edukasi tentang cuci tangan, edukasi munim obat, edukasi cara pemeliharaan kebersihan diri mandi berapa kali..” P31330 “Prosedur pengisian discharge planning ya dari awal pasien masuk kemudian perencanaan pulang kan sebetulnya 30 hari, 1 bulan 30 hari perencanaan perawatan. Dilanjutkan terus sampai pasien diperbolehkan pulang” P31400 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning terkait pemberian edukasi dilakukan sejak awal pasien masuk sampai pasien dinyatakan pulang. Edukasi yang diberikan berupa kepatuhan minum obat, ADL Activity Daily Life dan cara merawat pasien. Prosedur discharge planning dikerjakan dari awal pasien masuk sampai pasien pulang. “Edukasinya dilakukan sejak pasien awal masuk diingatkan terus sampai pasien dinyatakan pulang “ P41830 “Pemberian edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga terkait kepatuhan minum obat, tanggal kontrol, ADL dan cara merawat pasien di rumah bagaimana” P41840 “Prosedur discharge planning biasanya sudah dikerjakan dari awal pasien masuk biasanya itu dari IGD, dibawa ke ruangan kita disini kemudian melengkapi perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya sampai pasien pulang seperti itu” P41910

E. Evaluasi dan Dokumentasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan, tiga diantaranya menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan discharge planning adalah dengan home carehome visit, daftar pulang pasien dan kartu kontrol pasien serta menanyakan kembali kepada pasien terkait apa yang sudah disampaikan perawat. P1 menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan discharge planning dilakukan oleh pihak yang berkompeten melanjutkan discharge planning yaitu home carehome visit untuk melihat perkembangan pasien dan pasien yang memiliki masalah jarang kontrol tetapi tidak semua pasien dapat dijangkau hanya daerah tertentu. “Evaluasi discharge planning dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk melanjutkan discharge planning. Biasanya ada home care atau home visit hah iya itu ada home visit dan home care.. P1330 Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan discharge planning dilihat dari jadwal kontrol rutin pasien dan jumlah pasien yang mendaftar pulang. “Kalau discharge planning evaluasinya cuma kalau pasiennya memang kontrolnya kapan, nanti bisa terilihat dari mendaftar pulangnya pasien itu..” P2840 Di bawah ini pernyataan P3 yang menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan discharge planning adalah dengan menanyakan kembali terkait apa yang sudah disampaikan sebelumnya. “Kita tanyakan evaluasi apakah yang kemaren kita sampaikan sudah dilaksanakan atau belum. ” P31350 Selain itu, pernyataan partisipan terkait dokumentasi bahwa perawat wajib melakukan pendokumentasi yang dilakukan pada catatan perawat mulai dari jadwal kontrol, tanda-tanda vital pasien untuk melihat perkembangan pasien. Selain itu perawat juga melakukan pendokumentasian pada catatan pasien dengan memberikan kartu kontrol, leaflet dan pamflet. Pernyataan P1 menyatakan bahwa perawat melakukan pendokumentasian pelaksanaan discharge planning dilakukan pada catatan perawat tentang jadwal kontrol pasien dan pada pasien juga diberikan dokumentasi berupa kartu kontrol. Pernyataan tersebut terdapat pada kutipan wawancara berikut: “Pendokumentasiannya ya di discharge planning aja kalo khusus discharge planning lo ya, ini kan contohnya discharge planning ini cuma seperti ini, ini yang pasien pulang jadi ini kan pasien datangnya bulan lima ya tanggal 8 ini jadwal kontrolnya seharusnya ini ini seharusnya jadwal kontrol itu tanggal 17 bulan 6 tapi pasien baru pulang tanggal 23 bulan 5 otomatis tanggal 23 bulan 5 ini belum sampai jadwal kontrol sudah kontrol nanti..” P1340 “Itu saya kalau cuma dari sini untuk kontrol ini aja. Jadi klau untuk kontrol pasien itu dibawai ini oleh keluarganya nanti waktu kontrol ke depan mudah kan disini ada tanggal kontrol terus obatnya yang diberikan apa ya masuknya kapan nanti pulang..” P1350 Selaras dengan hal itu, P2 juga menyatakan bahwa pendokumentasian pada catatan perawat itu wajib dilakukan untuk memantau perkembangan pasien. Pendokumentasian yang diberikan pada pasien dalam bentuk leaflet tentang kebutuhan pasien yang dilakukan di rumah. Pernyataan tersebut pada kutipan di bawah ini: “Iya, harus. Itu wajib kalau di data catatan keperawatan itu mulai dari tanda-tanda vitalnya semuanya ada disini. Jadi kita bisa melihat perkembangan pasien seperti apa, diagnosa keperawatannya seperti apa, yang terlihat dari pengkaiian..” P2850 “Kalau dalam bentuk tulisan tidak ada, tapi ada leaflet tentang kebutuhan pasien yang dilakukan di rumah, tentang asuhan keperawatannya apa tergantung diagnose pasiennya.. ” P2860 Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa apapun tindakan yang diberikan kepada pasien harus didokumentasikan. Pendokumentasian pada catatan pasien berupa kartu kontrol. “Iya, pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan di dokumentasikan ” P31360 “Kalau dari perawatan tidak ada tertulis, cuma lisan tertulisnya tidak ada, cuma kartu kontrol di kartu kontrol itu sudah ditulis terapi ya, umpamanya obat ini berapa kali sehari, terus nanti wajib kontrolnya kapan ” P31370 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pendokumentasian pada catatan perawat ada dilakukan dan pendokumentasian pada cacatan pasien berupa edukasi secara lisan dan secara tulisan berupa pamphlet. “Ada” P41870 “Ada di rekam medik pasien. Berupa edukasi. Ada juga pamflet- pamflet” P41880

F. Upaya Perawat dan Rumah Sakit Terhadap Pelaksanaan Discharge Planning

Dari wawancara dengan keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terhadap pelaksanaan discharge planning diantaranya dengan melihat dari kartu kontrol, kegiatan rutin yang dilakukan oleh Kesehatan Jiwa Masyarakat KESWAMAS yaitu home visithome care dan family gathering. Dari pelaksanaan discharge planning yang dilakukan, yang perlu dipertahankan adalah saran dan anjuran yang diberikan, di rumah harus dilakukan, pemberian edukasi terhadap keluarga dan pasien dan selalu mengingatkan pasien dan keluarga berulang-ulang. Adapun semua upaya sudah dilakukan dengan baik selanjutnya tergantung dari keluarga maupun pasien untuk melaksanakan atau tidak. Berikut ini pernyataan P1 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terhadap pelaksanaan discharge planning adalah pemantauan kartu kontrol dan pelaksanaan home visit. Oleh karena itu, upaya yang harus dipertahankan adalah saran dan anjuran waktu pulang dilaksanakan di rumah oleh keluarga dan pasien. “Mungkin melihat dari kartu kontrol dan home visit” P1360 “Setelah pasien sudah kembalipulang ke rumah, ya home visit tadi” P1400 “Yah kalo yang di pertahankan ya saran dan anjuran waktu pulang itu di rumah dilaksanakan ” P1410 Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terkait pelaksanaan discharge planning adalah melihat dari jadwal kontrol dan kegiatan home visit dan yang perlu dipertahankan dari pelaksanaan discharge planning adalah pemberian edukasi. “Untuk follow upnya, kita tidak melakukan untuk follow up discharge planning ya kita cuma bisa melihat dari jadwal kontrolnya, pasien sudah di rumah kan kita tidak bisa memant au” P2870 “Itu ada home visit ya, home visit itu terintegrasi ya tergantung dari kebutuhan pasiennya apa mungkin ada dari manjemen membutuhkan berapa.. ” P2910 “Yang perlu dipertahankan adalah dengan pemberian edukasi, kita harus pertahankan karena ini memang sudah dilakukan.. ” P2920 Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terhadap pelaksanaan discharge planning adalah menanyakan kembali ke pasien dan kegiatan family gathering. Selain itu, pendidikan dan kontrol kembali ke rumah sakit merupakan hal yang perlu dipertahankan. “Follow upnya ya kita tanyakan ke pasien, kalau pasiennya pulang ya nanti biasanya pasiennya kontrol kesini lagi ” P31380 “Ada family gathering, jadi keluarga ada semacam perkumpulan keluarga dan pasien, kemudian ada suatu pertemuan, direncanakan oleh dua KESWAMAS.. ”P31420 “Pendidikan perlu kemudian untuk kontrol kembali ke rumah sakit itu perlu tergantung keadaan pasien ” P31430 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terhadap pelaksanaan discharge planning adalah home carehome visit dan family gathering. Adapun hal yang perlu ditingkatkan dari perawat adalah mengingatkan pasien dan keluarga secara berulang-ulang. “Home care dan family gathering” P41890 “Biasanya dari bidang KESWAMAS ya mbak, ada juga kegiatan home visit, family gathering ” P41930 “Yang perlu ditingkatkan yaitu mengulang-ulang mengingatkan pasien dan keluarga jangan sampai bosan. Ya semua kan tergantung dari keluarga ” P41940

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB V

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta

0 1 79

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB IV

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

0 0 16