perawat, kurangnya peran keluarga, ketidakseimbangan jumlah perawat yang merawat pasien, rendahnya tingkat pendidikan
pasien dan keluarga, latar belakang dan pemahaman yang dimiliki pasien jiwa berbeda-beda. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan
bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah kebingungan yang dialami pasien dan kurangnya
perhatian serta peran keluarga terhadap keadaan anggota keluarga yang di rawat.
“Kendala kalau disini pasien banyaknya GMO, kalau GMO itu kan pasiennya gak muden
g..” P1 60
“Kalau kendalanya ya itu kalau ke keluarga lo, kalau ke pasien kan pasien disini terus ya. Kalau ke keluarga itu
kebanyakan pasien kelas tiga ke bawah itu pasiennya sudah sering mondok, keluarga itu kemungkinan
kebanyakan itu anu sudah bosen dirumah jadi malah untung kalau disini jadi jarang dibesuk ya ada satu dua
yang masih dibesuk tapi kemungkinan jarang..P1190
“Kalau dari perawat sendiri tidak ada kendala cuma kadang pasien dan keluarga masih tampak bingung dan
kalau ditanya jawabnya njih..njih manut manut” P1370
Lain halnya dengan P1, P2 menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah
ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan jumlah perawat. Selain itu P2 juga menyatakan kendala lain adalah kondisi pasien
dan kondisi keluarga dilihat dari tingkat pendidikan. Hal ini dinyatakan pada kutipan wawancara berikut:
“Kendalanya kita itu tidak seimbang antara jumlah pasien dengan jumlah perawat kurang seimbang jadi setidaknya
itu satu perawat itu maksimal lima pasien. Disini 13 cuma itu dibagi jadi tiga shift jadi kalau untuk jaga siang malam
itu kan cuma dua pegawaiperawat” P2570 “Untuk kendala itu memang dari kondisi pasien dari tingkat
mungkin kondisi
pasien dan
kondisi keluarga,
kemungkinan dari tingkat pendidikan, pendidikannya rendah kan kita tidak tau pasien itu seperti apa,
keluarganya seperti apa. Kita yang memberikan edukasi ya juga harus melihat kondisi. Itu kendalanya seperti itu.
P2700
“Kendalanya mungkin di keluarga karena apa yang kita sampaikan itu ntah dilakukan apa ndak nantinya kan
tergantung dari pasien dan keluarga
” P2880
Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah
berbagai macam latar belakang dan pemahaman yang dimiliki pasien khususnya pasien jiwa, pendidikan pasien dan keadaan
yang tidak stabil. “Karena pasien kan berbagai macam latar belakang,
berbagai macam pemahaman, apalagi kita pasiennya jiwa, jadi kadang-kadang untuk peran pemeliharan kesehatan
saja persepsinya pasien juga macam-macam karena pasien memang bukan pasien umum tapi gangguan jiwa
seperti itu” P31080 “Ya karena pasien jiwa tadi, kemampuan pasien lain-lain,
terus pendidikan pasien juga beda-beda terus pasien kondisi pasiennya juga kadang-kadang berubah-ubah ya
kadang hari ini baik, kadang tidak seperti itu” P31210 “Seperti tadi ya pasien bingung itu yang menjadi kendala”
P31390
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah
kondisi pasien yang jenuh, kurangnya peran keluarga dan pendidikan keluarga.
“Kendalanya ya kondisi pasien, kadang kalau pasiennya sudah sering keluar masuk itu kan kondisinya jenuh sekali
itu kan kadang kita harus super ekstra dalam memberikan ataupun kadang keluarga sering sering mengatakan iya
tapi tidak terlaksana..” P41590 “Pendidikan keluarga kadang kita harus mikir juga kondisi
pasien” P41720
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawat dalam Menjalankan Perannya
Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
perawat menjalankan
perannya diantaranya
adalah ilmu
pengetahuan yang dimiliki perawat, pengalaman kerja, komunikasi yang benar dan usia.
Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat menjalankan perannya adalah
ilmu pengetahuan perawat itu sendiri serta pengaman kerja yang dimiliki.
“Dikasih ilmu, pelajaran dari waktu sekolah dan pengalaman bekerja ini kan juga mempengaruhi mendidik
pasien caranya bagaimana untuk mengatasi” P1180
Pernyataan P2 menyatakan bahwa komunikasi merupakan faktor
yang mempengaruhi
keberhasilan perawat
dalam menjalankan perannya. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada
kutipan wawancara di bawah ini:
“Komunikasi dan pengetahuan perawat itu sangat
mempengaruhi” P2690
Di bawah ini, hal senada juga dinyatakan P3 bahwa komunikasi yang benar merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan perawat dalam menjalankan perannya.
“Cara berkomunikasi yang benar supaya edukasi yang diberikan bisa diterima oleh pasien dan keluarga” P31200
Selain itu, P4 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawat dalam menjalankan perannya
adalah tingkat pengetahuan, komunikasi dan usia. Hal ini dinyatakan pada kutipan di bawah ini:
“Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan mungkin tingkat pengetahuan kayanya itu ya, komunikasi dan umur
juga bisa mempengaruhi” P41710
Tema 2: Proses Pelaksanaan Discharge Planning
Berdasarkan data dari keempat partisipan diperoleh bahwa proses discharge planning yang dilakukan pada pasien dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
A. Pengkajian 1. Pengkajian Awal masuk
Berdasarkan data yang diperoleh, 3 dari 4 partisipan menyatakan bahwa pengakajian awal masuk pasien sudah
dilakukan oleh perawat dari IGDRawat JalanRuang Akut sehingga perawat Rawat Inap hanya melanjutkan pengkajian dan mengecek
kembali apabila masih ada yang kurang dan belum dikaji. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa dalam
proses pelaksanaan discharge planning adalah dimulai dengan pengkajian awal mendalam pasien saat masuk ke IGD kemudian
dibawa ke ruangan melanjutkan kembali, mengecek serta melengkapi pengkajian yang belum lengkap. Di bawah ini kutipan
wawancara tersebut: “Kalau saya mengkajinya kan cuma reassessment jadi
semua udah dikaji di depan jadi seperti ini assessment keperawatan di IGD misalnya kan udah dikaji saya tinggal
melanjutkan..” P1230
Pernyataan P2 senada dengan pernyataan P1 yang menyatakan bahwa pengkajian awal masuk pasien dimulai dari IGD
atau rawat jalan dan dilanjutkan oleh perawat ruangan untuk melengkapi pengkajian yang kurang. Pernyataan tersebut terdapat
pada kutipan wawancara berikut: “Kalau pengkajian pasien masuk itu dari IGD atau rawat
jalan kemudian di lanjutkan ke IGD, kalau untuk pengkajian disini kita tidak terlalu dalam untuk mengkaji mungkin ada
kekurangan apa baru kita kaji..” P2740
Di bawah ini pernyataan P3 yang menyatakan bahwa pengkajian awal masuk pasien dari ruang akut kemudian
dilanjutkan ke ruang perawatan pasien untuk dilengkapi jika
pengkajian awal belum lengkap.
“Iya, dari pasien ruang akut pindah kesini kita kaji kembali assesmentnya kita kaji. Kadang-kadangkan assessment itu
dari sana kan belum lengkap. Kita lengkapi disini, pengkajian itu kadang belum lengkap dan bisa dilengkapi
diruang sini” P31250
2. Pengkajian Sebelum Pemulangan Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan
menyatakan bahwa pengkajian sebelum pemulangan mengacu pada medik dan tergantung dengan persetujuan dokter. Perawat
hanya melihat dari aktivitas sehari-hari dan perkembangan kondisi pasien serta melaporkan kepada dokter karena dokter merupakan
penanggungjawab utama dan memiliki peranan tinggi sehingga yang dapat memperbolehkan pasien untuk pulang adalah dokter.
Perawat hanya mengkaji dengan memantau dan melihat perkembangan berdasarkan perencanaan seperti kemampuan
melakukan aktivitas
sehari-hari, kooperatif
dan mampu
bersosialisasi.
Berikut ini pernyataan P1 bahwa sebelum pemulangan
pasien dikaji dan perawat bekerjasama dengan dokter melihat perkembangan pasien, apabila diperbolehkan pulang dengan
mendapatkan persetujuan dokter, perawat hanya melaksanakan kemudian menghubungi keluarga untuk menjemput pasien dan
menyelesaikan administrasi. “Terus kemudian kalau pasien sudah boleh pulang acc
dokter toh keluarga dihubungi dan kami yang bertugas untuk menyelesaikan administrasi bersama keluarga
walaupun pasien sini jarang membayar tapi kan tetap
harus menyelesaikan administrasi” P1240 “Kalau menunggu semua aspek tercapai mungkin tidak ya.
Seperti saya katakan sebelumnya kalau keadaan pasien sudah membaik kita laporkan dokter kemudian dokter cek,
tergantung kalau dokter sudah acc pulang kita tinggal
melaksanakan” P1250
Berikut adalah pernyataan P2 bahwa pengkajian sebelum pemulangan
ditinjau oleh
dokter karena
dokter adalah
penanggungjawab dan yang bisa memperbolehkan pasien pulang
atas izin dokter penanggungjawab dengan melihat aktivitas dan perkembangan pasien sehari-hari.
“Kalau yang menyatakan boleh pulang itu dari dokter meninjau pulang, kita sebagai perawat tidak bisa untuk
memberikan karena yang memberikan tanggung jawab itu
dokter penanggung jawab..” P2750 “Untuk kondisi pasien itu tergantung dari riwayatnya,
mungkin pasien ini sering keluar masuk, itu mungkin maksimal dari kesembuhannya itu tidak bisa seratus
persen. Jadi kalau kita bisa melihat pasien itu bisa beraktivitas sehari-
hari” P2760
Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa bahwa pengkajian sebelum pemulangan dari medis tidak disampaikan dan memiliki
standar sendiri. Di sisi lain perawat melakukan pengkajian berdasarkan perencanaan yang ada apabila pasien sudah mampu
melakukan dengan baik perawat akan melaporkan pasien untuk pulang.
“Kalau dari medis biasanya tidak disampaikan, dia punya standar
sendiri, kalau
perawat saya
kira kalau perencanaan yang kita rencanakan yang sudah bisa
dilakukan boleh pulang..” P31260 “Ya tidak semua nanti kan sambil jalan, kan kadang-
kadang bisa dilakukan di rumah, kalau terlalu lama disini
kan pasien bosan..” P31270
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pengkajian sebelum pemulangan mengacu pada medik dan pasien
boleh pulang apabila ADL, komunikasi dan masalah sudah teratasi juga sudah di setujui oleh dokter untuk pulang.
“Dokter juga sudah mengacckan ini sudah boleh pulang biasanya gitu jadi terkait dengan mediknya biasanya masih
tergantung ke mediknya jadi perawat belum bisa menentukan secara mandiri bahwa ini pasien sudah boleh
pulang tapi secara medik” P41760 “ADL, komunikasi, masalah sudah teratasi. Tapi ada juga
kalau keluarga memaksa untuk diambil pulang biarpun
masalahnya belum teratasi bisa juga..” P41770 “Tidak semua aspek harus tercapai..biasanya masih
tergantung ke mediknya jadi perawat belum bisa menentukan secara mandiri bahwa ini pasien sudah boleh
pulang tapi secara medik” P41780 B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan wawancara terhadap keempat partisipan diperoleh
pernyataan bahwa
untuk menentukan diagnosa
keperawatan adalah dengan allo dan auto anamnesa, riwayat pasien masuk, pengakajian, kognitifnya, psikomotor, dan afektif.
Pernyataan P1 yang menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditentukan dengan allo dan auto anamnesa, yaitu
dengan menanyakan pasien dan keluarga terkait riwayat penyakit yang dialami pasien serta selalu melakukan pemantauan terkait
diagnosa yang ada. Pernyataan tersebut pada kutipan wawancara berikut ini:
“Ya dengan allo dan auto jadi allo anamnesa dengan pasien misalnya ditanya pie kamu ada apa dibawa kemari
misalnya mendengar suara-suara itu berarti menjurus ke
halusinasi misalnya..” P1260 “Ya otomatis mantau disini kan juga ada tulisan-tulisan
perawat jadi resiko perilaku kekerasan misalnya seperti
ini..” P1270
Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan dengan melihat riwayat pasien
saat masuk, dari kebiasaan pasien di rumah. “Jadi untuk menentukan diagnosa ya dari kebiasaan
pasien di rumah pada saat dia mau di masukkan kesini itu
seperti apa..” P2770 “Ya memang kalau kepala ruang itu harus tau dari pasien
masing- masing itu seperti apa, kepala ruang harus tau”
P2780
Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa untuk menentukan diagnosa keperawatan adalah dari pengkajian untuk mendapatkan
tanda dan gejala yang mendukung diagnosa. Berikut pernyataan tersebut:
“Dari pengkajian kita dapatkan tanda-tanda yang mendukung ke diagnose itu, halusinasi umpamanya dia
ada gangguan suara. Jadi kita diagnosakan halusinasi.
P31280 “Ya” P31290
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa untuk menentukan
diagnosa keperawatan
berdasarkan kognitif,
psikomotor dan afektif pasien.
“Ya kognitifnya, psikomotor, dan afektif” P41790 “Ya. Mungkin kalau untuk pelaksanaannya kan tidak saya,
tapi kan saya tetap memantau semua pasien” P41800
C. Intervensi Perencanaan
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi peneliti diperoleh bahwa perencanaan pemulangan pasien dalam bentuk
discharge planning form yang berisikan jadwal kontrol, obat-obatan, edukasi, perawatan di rumah dan kebutuhan lainnya sesuai
kebutuhkan pasien. Perawat tidak memiliki perencanaan khusus melainkan melaksanakan perencanaan yang sudah ada dari dokter
selama 30 hari perawatan. Perawat hanya memberikan strategi pelaksanaan SP tergantung diagnosa yang dialami pasien.
Di bawah ini pernyataan P1 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien ditentukan oleh dokter dengan
melihat perkembangan dari 30 hari program discharge planning yang sudah ditentukan, apabila melebihi target perencanaan, maka
perawat melaporkan kepada dokter terkait keadaan pasien untuk tindakan selanjutnya. Selain perencanaan dokter, perawat juga
mengarahkan pasien kontrol, minum obat teratur dan didampingi oleh keluarga. Adapun isi discharge planning adalah jadwal kontrol,
obat-obatan, perawatan di rumah dan sebagainya. “Dokter itu merencanakan planning itu toh itu discharge
planning itu kebanyakan kalau disini kan satu bulan care
planningnya dokter” P1280 “Dokter, saya juga mengarahkan atau teman-teman itu ya
kontrol, minum obat di rumah harus teratur, cara pemberian obat itu, obat harus kalau yang ada
keluarganya loh ya itu yang memegang harus keluarga..” P1290
“Banyak ya dek, dari jadwal kontrol, obat-obatan, perawatan di rumah bagaimana, diitnya seperti apa dan
sebagainya” P1390
Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien dari sisi perawat tidak memiliki perencanaan
khusus hanya memberikan asuhan keperawatan dan SP Strategi Pelaksanaan sesuai diagnose keperawatan.
“Kalau dari perawat tidak punya rancangan khusus ya kita cuma bisa melihat dari diagnosa keperawatan itu cuma
dari asuhan keperawatannya sudah tercapai atau belum itu yang
dari keperawatan
tapi kalau
SP Strategi
Pelaksa
naan..” P2790
“Kita selama merawat pasien kita melakukan asuhan keperawatan tergantung dari diagnosa masing-masing,
dari asuhan keperawatan ada beberapa SP yang harus
kita lakukan..” P2800 “Untuk discharge planning itu sejak awal memang harus
diisi dulu dari IGD, dari kasus-kasus apa, harus diisi dulu dengan perencanaan seperti ini. Rata-rata kita rencanakan
perlu diedukasi, dari jadwal kontrol, discharge planning itu
apa, perawatan di rumah bagaimana” P2900
Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien ditentukan dari hasil anamnesa pasien dan
melakukan pengkajian sehingga mendapatkan perencanaan terkait ketertiban kontrol, penanganan dan pengawasan keluarga untuk
mendampingi pasien, perujukan ahli gizi edukasi.
“Ya pasiennya kita anamnesa, kita wawancarai pasien sesudah
melakukan pengkajian,
kemudian diisi
perencanaan-
perencanaannya” P31300
“Banyak hal, ketertiban kontrol, kemudian ketertiban multidisiplin anggota keluarga nanti di rumah biar tidak
kumat lagi, pengawasan keluarga ya untuk pendampingan pasien, kadang pasien kan perlu didampingi misalnya
untuk minum obat biasanya perlu pendamping” P31310 “Perencanaan pulang itu meliputi banyak hal ya saya
ambilkan dulu. Ada beberapa hal itu untuk rujukan termasuk perujukan kepada dokter, banyak hal. Perujukan
pada ahli gizi, edukasi, edukasi kesehatan” P31410
Di bawah ini P4 menyatakan bahwa perencanaan pemulangan
pasien hanya
mengikuti dan
melaksanakan perencanaan dari medis yaitu tentang minum obat dan sebagainya.
Selain itu pemberian edukasi sesuai format discharge planning RS. “Biasanya mengikuti dari perencanaan yang sudah dibuat
dari medis tinggal kita melaksanakan perencanaan yang
sudah dibuat” P41810 “Perencanaan yang sudah dibuat oleh medik itu yang kita
kerjakan baik kontrol, minum obat dan sebagainya” P41820
“Isi discharge planning ya biasanya terkait edukasi yang kita berikan tentang jadwal kontrolnya misalnya kapan,
menjelaskan aturan dan efek samping obat, pencegahan terhadap kekambuhan, perawatan dirumah, diit, spiritual
dan perujukkan dokter, ahli gizi dan lain-
lain” P41920
D. Implementasi Pelaksanaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa prosedur pelaksanaan discharge
planning sudah dikerjakan dari awal pasien masuk IGD
selanjutnya perawat
hanya melengkapi
dan melanjutkan.
Pelaksanaan discharge planning khususnya pemberikan edukasi baik terhadap pasien setiap hari sampai hari pemulangan pasien
juga diberikan edukasi terhadap pasien dan keluarga terkait jadwal kontrol, minum obat, penanganan di rumah dan edukasi terkait
kebutuhan pasien selama perawatan di rumah. P1 menyatakan bahwa pelaksanaan edukasi dilakukan setiap
hari, mengingatkan pasien dan persiapan pulang juga diberikan eduksi kepada keluarga dan pasien tentang cara penanganan,
jadwal kontrol, jadwal minum obat dengan mengisi form bukti pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pihak pemberi dan
penerima edukasi. Pernyataan ini terdapat pada kutipan wawancara berikut ini:
“Untuk sehari-hari kita juga selalu mengingatkan pasien dan memberikan edukasi, yang paling sering tentang
minum obat, cuci tangan, mandi dan sebagainya” P1 300 “Biasanya kan persiapan pulang terus keluarga juga harus
tau tanda dan gejala pasien bingung, misalnya pasien
disini kita edukasi ya keluarga juga harus tau..” P1310 “Prosedur discharge planning itu kami kerjakan pasien itu
dari depan sudah ada discharge planning yang diisi dari depan nah disini nanti depan itu mampunya seberapa
tinggal kami melanjutkan..” P1380
Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning di mulai sejak awal pasien masuk dan berisikan
tentang kebutuhan pasien selama perawatan. Pemberian edukasi
mulai dari pertama kali pasien masuk sampai pasien dinyatakan pulang dengan didamping keluarga dan dibuktikan dengan
pengisian dokumen pemberian edukasi dari pihak penerima
keluarga maupun pemberi edukasi perawat.
“Saya kira mulai dari pertama masuk sampai pasien pulang ya kita beri edukasi terus, biasanya sebelum minum
obatpun kita beri edukasi” P2810 “Sebelum pasien pulang diberikan edukasi terlebih dahulu
kepada pasien dan didampingi oleh walikeluarga” P2820 “Untuk prosedurnya discharge planning itu seharusnya
sudah terisi sejak dari rawat jalan pasien dari rawat inap dari IGD nanti kalau pasien begitu masuk ke pintu ke IGD
maupun rawat jalan itu discharge planning sudah ada,
perencanaanya itu sudah harus terisi..” P2890
Pernyataan P3 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning dalam hal edukasi diberikan setiap saat bertemu
pasien terkait aktivitas sehari-hari pasien. Adapun prosedur pengisian discharge planning dilakukan dari awal pasien masuk
smpai pasien pulang dengan 30 hari perencanaan. “Setiap kita bertemu pasien selalu kita ingatkan karna itu
merupakan tugas supaya pasien tidak lupa walaupun
masih banyak pasien yang ngeyel” P31320 “Edukasi tentang cuci tangan, edukasi munim obat,
edukasi cara pemeliharaan kebersihan diri mandi berapa
kali..” P31330 “Prosedur pengisian discharge planning ya dari awal
pasien masuk kemudian perencanaan pulang kan sebetulnya 30 hari, 1 bulan 30 hari perencanaan
perawatan. Dilanjutkan terus sampai pasien diperbolehkan
pulang” P31400
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pelaksanaan discharge planning terkait pemberian edukasi
dilakukan sejak awal pasien masuk sampai pasien dinyatakan pulang. Edukasi yang diberikan berupa kepatuhan minum obat,
ADL Activity Daily Life dan cara merawat pasien. Prosedur discharge planning dikerjakan dari awal pasien masuk sampai
pasien pulang. “Edukasinya dilakukan sejak pasien awal masuk diingatkan
terus sampai pasien dinyatakan pulang “ P41830 “Pemberian edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga
terkait kepatuhan minum obat, tanggal kontrol, ADL dan
cara merawat pasien di rumah bagaimana” P41840 “Prosedur discharge planning biasanya sudah dikerjakan
dari awal pasien masuk biasanya itu dari IGD, dibawa ke ruangan kita disini kemudian melengkapi perencanaan
yang sudah dibuat sebelumnya sampai pasien pulang
seperti itu” P41910
E. Evaluasi dan Dokumentasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan, tiga diantaranya menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan
terhadap pelaksanaan discharge planning adalah dengan home carehome visit, daftar pulang pasien dan kartu kontrol pasien serta
menanyakan kembali kepada pasien terkait apa yang sudah disampaikan perawat.
P1 menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan discharge planning dilakukan oleh pihak yang berkompeten melanjutkan
discharge planning yaitu home carehome visit untuk melihat perkembangan pasien dan pasien yang memiliki masalah jarang
kontrol tetapi tidak semua pasien dapat dijangkau hanya daerah tertentu.
“Evaluasi discharge planning dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk melanjutkan discharge planning.
Biasanya ada home care atau home visit hah iya itu ada home visit dan home care.. P1330
Berikut pernyataan P2 yang menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan discharge planning dilihat dari jadwal kontrol rutin
pasien dan jumlah pasien yang mendaftar pulang.
“Kalau discharge planning evaluasinya cuma kalau pasiennya memang kontrolnya kapan, nanti bisa terilihat
dari mendaftar pulangnya pasien itu..” P2840
Di bawah ini pernyataan P3 yang menyatakan bahwa evaluasi
pelaksanaan discharge
planning adalah
dengan menanyakan kembali terkait apa yang sudah disampaikan
sebelumnya.
“Kita tanyakan evaluasi apakah yang kemaren kita sampaikan sudah dilaksanakan atau belum.
” P31350
Selain itu, pernyataan partisipan terkait dokumentasi bahwa
perawat wajib melakukan pendokumentasi yang dilakukan pada
catatan perawat mulai dari jadwal kontrol, tanda-tanda vital pasien untuk melihat perkembangan pasien. Selain itu perawat juga
melakukan pendokumentasian pada catatan pasien dengan memberikan kartu kontrol, leaflet dan pamflet.
Pernyataan P1 menyatakan bahwa perawat melakukan pendokumentasian pelaksanaan discharge planning dilakukan pada
catatan perawat tentang jadwal kontrol pasien dan pada pasien juga diberikan dokumentasi berupa kartu kontrol. Pernyataan
tersebut terdapat pada kutipan wawancara berikut: “Pendokumentasiannya ya di discharge planning aja kalo
khusus discharge planning lo ya, ini kan contohnya discharge planning ini cuma seperti ini, ini yang pasien
pulang jadi ini kan pasien datangnya bulan lima ya tanggal 8 ini jadwal kontrolnya seharusnya ini ini seharusnya
jadwal kontrol itu tanggal 17 bulan 6 tapi pasien baru pulang tanggal 23 bulan 5 otomatis tanggal 23 bulan 5 ini
belum sampai jadwal kontrol sudah kontrol nanti..” P1340 “Itu saya kalau cuma dari sini untuk kontrol ini aja. Jadi
klau untuk kontrol pasien itu dibawai ini oleh keluarganya nanti waktu kontrol ke depan mudah kan disini ada tanggal
kontrol terus obatnya yang diberikan apa ya masuknya
kapan nanti pulang..” P1350
Selaras dengan hal itu, P2 juga menyatakan bahwa pendokumentasian pada catatan perawat itu wajib dilakukan untuk
memantau perkembangan pasien. Pendokumentasian yang diberikan pada pasien dalam bentuk leaflet tentang kebutuhan
pasien yang dilakukan di rumah. Pernyataan tersebut pada kutipan di bawah ini:
“Iya, harus. Itu wajib kalau di data catatan keperawatan itu mulai dari tanda-tanda vitalnya semuanya ada disini. Jadi
kita bisa melihat perkembangan pasien seperti apa, diagnosa keperawatannya seperti apa, yang terlihat dari
pengkaiian..” P2850 “Kalau dalam bentuk tulisan tidak ada, tapi ada leaflet
tentang kebutuhan pasien yang dilakukan di rumah, tentang asuhan keperawatannya apa tergantung diagnose
pasiennya..
” P2860
Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa apapun tindakan yang diberikan kepada pasien harus didokumentasikan.
Pendokumentasian pada catatan pasien berupa kartu kontrol.
“Iya, pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan di
dokumentasikan
” P31360 “Kalau dari perawatan tidak ada tertulis, cuma lisan
tertulisnya tidak ada, cuma kartu kontrol di kartu kontrol itu sudah ditulis terapi ya, umpamanya obat ini berapa kali
sehari, terus nanti wajib kontrolnya kapan
” P31370
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa pendokumentasian pada catatan perawat ada dilakukan dan
pendokumentasian pada cacatan pasien berupa edukasi secara lisan dan secara tulisan berupa pamphlet.
“Ada” P41870 “Ada di rekam medik pasien. Berupa edukasi. Ada juga
pamflet-
pamflet” P41880
F. Upaya Perawat dan Rumah Sakit Terhadap Pelaksanaan Discharge Planning
Dari wawancara dengan keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan
perawat dan rumah sakit terhadap pelaksanaan discharge planning diantaranya dengan melihat dari kartu kontrol, kegiatan rutin yang
dilakukan oleh Kesehatan Jiwa Masyarakat KESWAMAS yaitu home visithome care dan family gathering. Dari pelaksanaan
discharge planning yang dilakukan, yang perlu dipertahankan adalah saran dan anjuran yang diberikan, di rumah harus dilakukan,
pemberian edukasi terhadap keluarga dan pasien dan selalu mengingatkan pasien dan keluarga berulang-ulang. Adapun semua
upaya sudah dilakukan dengan baik selanjutnya tergantung dari keluarga maupun pasien untuk melaksanakan atau tidak.
Berikut ini pernyataan P1 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit
terhadap pelaksanaan discharge planning adalah pemantauan kartu kontrol dan pelaksanaan home visit. Oleh karena itu, upaya
yang harus dipertahankan adalah saran dan anjuran waktu pulang dilaksanakan di rumah oleh keluarga dan pasien.
“Mungkin melihat dari kartu kontrol dan home visit” P1360 “Setelah pasien sudah kembalipulang ke rumah, ya home
visit tadi” P1400
“Yah kalo yang di pertahankan ya saran dan anjuran
waktu pulang itu di rumah dilaksanakan
” P1410
Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit terkait
pelaksanaan discharge planning adalah melihat dari jadwal kontrol dan kegiatan home visit dan yang perlu dipertahankan dari
pelaksanaan discharge planning adalah pemberian edukasi. “Untuk follow upnya, kita tidak melakukan untuk follow up
discharge planning ya kita cuma bisa melihat dari jadwal kontrolnya, pasien sudah di rumah kan kita tidak bisa
memant
au” P2870 “Itu ada home visit ya, home visit itu terintegrasi ya
tergantung dari kebutuhan pasiennya apa mungkin ada dari manjemen membutuhkan berapa..
” P2910 “Yang perlu dipertahankan adalah dengan pemberian
edukasi, kita harus pertahankan karena ini memang sudah dilakukan..
” P2920
Berikut pernyataan P3 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit
terhadap pelaksanaan discharge planning adalah menanyakan kembali ke pasien dan kegiatan family gathering. Selain itu,
pendidikan dan kontrol kembali ke rumah sakit merupakan hal yang perlu dipertahankan.
“Follow upnya ya kita tanyakan ke pasien, kalau pasiennya pulang ya nanti biasanya pasiennya kontrol kesini lagi
” P31380
“Ada family gathering, jadi keluarga ada semacam
perkumpulan keluarga dan pasien, kemudian ada suatu pertemuan,
direncanakan oleh
dua KESWAMAS..
”P31420 “Pendidikan perlu kemudian untuk kontrol kembali ke
rumah sakit itu perlu tergantung keadaan pasien
” P31430
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa follow up ataupun upaya yang sudah dilakukan perawat dan rumah sakit
terhadap pelaksanaan discharge planning adalah home carehome visit dan family gathering. Adapun hal yang perlu ditingkatkan dari
perawat adalah mengingatkan pasien dan keluarga secara berulang-ulang.
“Home care dan family gathering” P41890 “Biasanya dari bidang KESWAMAS ya mbak, ada juga
kegiatan home visit, family gathering
” P41930 “Yang perlu ditingkatkan yaitu mengulang-ulang
mengingatkan pasien dan keluarga jangan sampai bosan. Ya semua kan tergantung dari keluarga
” P41940
4.4 Pembahasan