Hasil Penelitian .1 Analisa Data

S1 : Strata 1 satu 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Analisa Data Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peran perawat dalam pelaksanaan discharge planning di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti membagi dalam 2 dua tema besar, yaitu: Peran Perawat dan Proses Discharge Planning. Tema 1: Peran Perawat A. Pelaksanaan Peran Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta terkait Pelaksanaan Discharge Planning Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan menunjukkan bahwa terdapat 5 lima peran perawat yang sering diterapkan di Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta terkait pelaksanaan discharge planning yaitu peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, peran sebagai advokat, peran sebagai educator, peran sebagai koordinator dan peran sebagai kolaborator. Peran perawat yang pertama adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan terkait pelaksanaan discharge planning. Berikut ini pernyataan P1 yang menunjukkan bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan mengerjakan sesuai prosedur yang sudah diberikan oleh Rumah Sakit: “Di Ruang Arjuna saya kira kan sudah ada apa namanya disinikan Rumah Sakit apa namanya yang istilahnya Rumah Sakitnya kan Rumah Sakit yang sudah terakreditasi juga ya jadi kita mengerjakannya sesuai prosedur jadi misalnya pasien yang sudah baik disinikan sudah ada pasien yang udah maintenen udah tenang persiapan pulang itu kan harus melewati rehabilitasi misalnya..” P1110 Pernyataan P2 bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien diantaranya memfasilitasi kebutuhan ADL pasien dan memberikan jadwal kegiatan rutin minum obat. Hal tersebut dinyatakan dalam kutipan wawancara berikut: “Kita memfasilitasi ya entah untuk kebutuhan sehari-hari ya yang penting untuk kebutuhan ADLnya, dari makan sampai tidur kemudian dalam kebutuhan sehari-hari dari mandinya juga pakaiannya juga harus ganti tiap hari pagi siang sore untuk memberikan kebutuhan ke pasien” P2590 “Kita harus memberikan jadwal-jadwal ke pasien misalnya yang dilakukan hari ini apa dengan kegiatan-kegiatan misalnya rutin minum obat. Jadi kita harus melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien” P2620 Hal serupa juga dinyatakan oleh P3 bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan keperawatan adalah usaha penyembuhan dengan pengobatan, perawatan, terapi, dan rehabilitasi: “Usaha pengobatan, perawatan, perawatan pasien ada terapi, aktivitas kelompok rehabilitasi, interaksi terstruktur itu kan sudah termasuk usaha penyembuhan, minum obat secara teratur terus kebiasaan membiasakan pasien memelihara kebersihan” P3 1130 Partisipan 4 menyatakan bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan keperawatan adalah dengan memberikan pembelajaran untuk menangani pasien sesuai masalah yang dihadapi. “Dari asuhan keperawatan itu mbak. Memberikan pembelajaran ke pasien sesuai dengan masalahnya, cara menanganinya” P41640 Peran perawat yang kedua adalah sebagai advokat terkait pelaksanaan discharge planning. Pernyataan P1 yang menunjukkan bahwa peran perawat sebagai advokat yaitu menanamkan rasa kekeluargaan, memberikan rasa nyaman, memberikan hak dan menyampaikan kewajiban pasien serta selalu mengawasi keadaan pasien. Pernyataan tersebut terdapat pada kutipan wawancara educator berikut ini: “Jadi kekeluargaan kita tanamkan ke pasien jadi biar merasa nyaman pasien disini juga kerasan jadi bagaimana supaya menganggap antar pasien itu sebagai saudara dan kita setiap saat atau selama 24 jam ya harus mengawasi memang jadi kita pantau pasien itu bagaimana keadaannya..” P180 “Yang pertama kita memberikan hak pasien selama dirawat disini dan menyampaikan apa saja kewajiban yang harus d ilakukan pasien selama di rumah sakit..” P190 Hal senada juga diungkapkan P2 bahwa peran perawat sebagai advokat adalah memberikan hak perawatan yang diinginkan pasien dan harus melindungi hak dan kewajiban pasien ditunjukkan dalam kutipan wawancara di bawah ini: “Ya, memang pasien itu punya hak dan kewajiban juga jadi ya memang harus kita punya hak masing-masing contohnya minta dokter dokter ini, perawat perawat ini, itu juga udah jadi kewajibannya juga ada jadi kita juga harus melindungi pasien hak dan kewajibannya” P2600 Pernyataan P3 tentang peran perawat sebagai advokat adalah memelihara kenyamanan tempat bagi pasien dengan menyediakan ruangan berdasarkan keadaan pasien dan hak mendapatkan perawatan utuh, sebagai berikut: “Pasien kita beda dengan pasien umum ya, kenyamanan disini ya dari tempat, disediakan tempat kita pisahkan biasanya kalau mau ada pasien yang masih bingung dipisah kita sendirikan kita pindah ruangnya, kadang- kadangkan pasien tidak nyaman karena ada temannya yang bingung, ngamuk begitu mengganggu yang sudah baik. Kita pindahkan ke ruangan yang khusus merawat itu” P31100 “Hak pasien hak untuk dirawat ya hak untuk mendapatkan perawatan utuh. Ya kita sampaikan terutama pada keluarga pasien kita pasien jiwa, paling hak perawatan ya untuk mendapatkan perawatan memang kita berikan kepada pasien. Kalau kewajiban pasien ya memenuhi aturan rumah sakit, aturan ruangan” P31110 Hal serupa juga dinyatakan P4 bahwa peran perawat sebagai advokat terkait pelaksanaan discharge planning adalah memberikan rasa aman dan nyaman dan menyampaikan hak dan kewajiban pasien. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: “Ya kalau memberikan rasa aman dan nyaman ya tentunya kita berperan atau masuk ke dalam kehidupan pasien. Maksudnya gini tidak menjudgement, menerima pasien apa adanya terus tidak memanfaatkan pasien, terus kita lakukan dengan sabar ya pelan- pelan” P41610 “Ya sebelumnya disampaikan dulu hak-hak pasien dan kewajibannya apa- apa gitu” P41620 Peran perawat yang ketiga yaitu sebagai educator. Pernyataan P1 tentang peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah mengarahkan pasien mengatasi gangguan yang dimiliki dan mendidik pasien untuk memenuhi kebutuhan ADLnya sesuai kemampuan yang dimiliki. Berikut pernyataan tersebut: “Kalau pasien yang dulunya misalnya SLTA ya kita arahkan misalnya gangguannya apa terus cara mengatasi permasalahan, terus untuk keseharian misalnya kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-harinya misalnya makan, minu m dan kebersihan diri itu kita didik terus itu” P1170 Selanjutnya pernyataan P2 tentang peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait kondisi kejiwaan pasien dan jadwal kontrol obat, sebagai berikut: “Edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga itu tentang pertama tentang kondisi pasien, tentang gangguan jiwanya” P2680 Pernyataan P3 menyatakan bahwa peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah pendidikan minum obat sesuai aturan dan berkelanjutan terus menerus. Pernyataan itu terdapat pada kutipan wawancara berikut: “Pendidikan obat umpamanya kita sampaikan bahwa minum obat pada orang gangguan itu sangat penting dan tidak boleh terputus harus kontinu walaupun sudah pulang harus tetap dilakukan terus..” P31190 Selain itu P4 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah tentang cara merawat pasien di rumah, pencegahan kekambuhan dan kebutuhan nutrisi dan spiritual pasien. “Terutama bagaimana cara merawat pasien di rumah terus obatnya harus sesuai dengan dosisnya terus apabila ada kejadian yang misalnya pasiennya kelihatan mau kambuh lagi bagaimana cara mengatasinya, nu trisi dan spiritual” P41700 Peran perawat yang keempat adalah sebagai koordinator. Berikut ini pernyataan P1 menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah dengan melakukan kerjasama dengan staf lain dan kerjasama dengan KESWAMAS Kesehatan Jiwa Masyarakat dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol pasien. “Kami sebagai karu tidak mengerjakan sendiri jadi kita kerjasama dengan adek-adek atau dengan anak buah disini staf agar setiap hari juga tetap mengerjakan, memberikan asuhan keperawatan kepada pasien..” P170 “Dalam pengisian discharge planning itu dari awal dari pasien masuk sudah dikerjakan dari depan nanti kami yang di maintenance ini melanjutkan apa yang sudah dikerjakan disana kita lanjutkan misalnya disana belum terkaji nanti sini yang melanjutkan..” P1120 “Pengorganisasian, kalau di rumah sakit ini penggorganisasian yang berhubungan dengan discharge planning itu kerjasamanya dengan KESWAMAS juga jadi KESWAMAS kerjasama dengan dinas sosial atau dengan fasilitas yang ada misalnya..” P1130 “Kalau saya mempertahankan lingkup arjuna, tapi kalo yang rumah sakit itu melibatkan KESWAMAS jadi KESWAMAS itu kerjasama terus lintas sektor ya dengan pengarahan dengan memberikan selain itu selain mengambil pasien yang sudah terjadi misalnya pasung KESWA MAS itu kerjanya dengan ..” P1140 “Sini kan pasien yang sudah bagus sama gak pernah dijenguk keluarga dan dengan apa namanya yang bertanggung jawab dinas sosial atau panti itu kita kembalikan kesana jadi kita ngantar kesana lo ke panti- panti itu nanti discharge planningnya kita bawakan kesana nanti biar yang sana tanggung jawab pengarahan juga disampaikan disana tanda tangan..” P1150 “Ya gimana ya kalau saya sebagai karu jelas saya yang mengontrol terus jadi kalau memang ini belum dilaksanakan kepada keluarga ya kami tunggu sedatangnya keluarga..” P1160 Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah mengatur tugas dan mengendalikan tugas internal maupun eksternal serta merencanakan perencanaan pulang sesuai kebutuhan pasien dari awal masuk sampai pulang dengan memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan wawancara di bawah ini: “Jadi perannya dan tugasnya kepala ruang itu ya kita harus mengembalikan dalam satu ruangan ini baik dari pasiennya maupun pegawainya. Jadi untuk pegawainya saya harus mengatur tugas dan tuntutan masing-masing diantaranya kan ada kepala tim dan ada perawat pelaksana. Katim itu kan ada 2 tim 1 dan tim 2, tim 1 membawahi beberapa perawat pelaksana dibagi ada 5 perawat pelaksana, tim 2 ada 5 perawat pelaksana, perannya adalah membawahi dari perawat pelaksana. Jadi katim itu sebagai pengendali untuk ruangan, intern internal. Jadi kalau untuk kepala ruang kan internal dan eksternal. Jadi eksternal itu menjalani ke perawatnya langsung atau ke ruangan yang lain” P2580 “Untuk perencanaannya kita juga lihat dari faktor predisposisi dan faktor presipitasi, dari awal pasien itu masuk, kemudian di rumah itu bagaimana bagaimana kondisisnya, bagaimana kronologisnya sampai kejadian seperti ini, itu yang penting” P2630 “Itu kan discharge planning kan diisi dulu dari IGD, jadi kebutuhan apa yang harus dilakukan” P2640 “Setelah kita melakukan edukasi ada bukti bahwa kita memberikan edukasi, asuhan keperawatannya juga, kewajiban diagnose, kapan pulang. Untuk pemberi edukasi ada pihak admisi, perawat dan tim kesehatan lain mungkin edukasi terapi, dokter gigi, perawatan lain dari tenaga kefarmasian ada edukasinya sendiri..” P2650 “Ketika pasien mau pulang, keluarganya datang kita berikan discharge planning kita berikan edukasi, sehingga discharge planning itu untuk persiapan pulang itu kita berikan edukasi keluarganya dikumpulkan bersama pasiennya kemudian kita edukasi dari edukasinya jadwal kontrol, atau pengertian tentang penyakitnya, efek samping obat, kemudian pencegahan kekambuhan dan sebagainya. Jadi untuk perawatan di rumah mengenali tanda dan gejala untuk pasien, tindakan kambuh keluarga juga harus tau..” P2660 “Kalau discharge planning itukan cuma edukasi untuk persiapan pasien pulang, memang sudah dilakukan, sudah di edukasi ke pasien dan keluarganya. Jadi memang kita menekankan untuk pasien itu untuk selalu kontrol jadi yang terjadi seperti itu pasien harus punya jadwal kontrol sendiri, tapi dari pihak keluarga kebanyakan itu kadang gak kontrol gitu lo..” P2670 Pernyataan P3 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah dengan motivasi secara individu maupun bersama-sama dengan TAK Terapi Aktivitas Kelompok. Selain itu, melakukan perencanaan meliputi perujukan dokter, ahli gizi, edukasi, edukasi kesehatan dan pengarahan discharge planning tentang minum obat teratur kepada keluarga dan pasien. Hal tersebut dinyatakan pada kutipan wawancara sebagai berikut: “Ya kita secara individu bisa, pasien dimotivasi secara individu satu persatu, secara bersama-sama juga bisa. Kita usul TAK itu kan, pendidikan secara permainan juga bisa” P31090 “Perencanaan perawatan pasien ada beberapa poin yang telah dibuat, jadi dengan rekam medik sudah ada dan dibuat dengan rawat inap” P31140 “Perencanaan itu sudah biasa dilakukan, discharge planning umpamanya point perencanaan pulang itu meliputi banyak hal ya saya ambilkan dulu. Ada beberapa hal itu untuk rujukan termasuk perujukan kepada dokter, banyak hal. Perujukan pada ahli gizi, edukasi, edukasi kesehatan” P31150 “Langkahnya ya seperti biasa yang dijalani keperawatan saya kira, kalau ada permasalahan ya segera kita rujuk atau kita hubungi ke yang bersangkutan ya, karena ini hubungannya dengan dokter BPJP ya kita pertanyakan sama dokter BPJP. Kalau gizi ya konsul ke gizi” P31160 “Pengarahan discharge planning umpamanya minum obat teratur, jadi pasien kita tanyakan minum obatnya berapa kali, karena pasien jiwa itu kan permasalahan biasanya di kebiasaan kedisiplinan minum obat jadi masalah jadi kita anjurkan nanti tetap minum obat disini berapa kali dan mengingatkan sampai pulang pun nanti harus diminum jadi ada kesinambunganya begitu” P31170 “Kita tanyakan ke pasien, kalau pasiennya masih disini kita tanyakan, kalau sudah pulang biasanya kita anjurkan untuk kontrol, kalau obatnya habis diambil lagi diminum. Kalau ada keluarga, biasanya pasien pulang kan keluarganya ikut untuk mengawasi di rumah kita sampaikan bahwa ini harus minum obat dan perlu dilanjutkan terus” P31180 Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah disampaikan secara terus menerus dengan melakukan perencanaan dengan melihat riwayat pasien, kebutuhan yang diperlukan setelah pulang dan ditandakan terhadap pasien dengan memberikan pengarahan kepada keluarga karena keluarga merupakan orang terdekat pasien. Selain itu melakukan kerjasama dengan home care dalam memfasilitasi setelah pasien kembali ke rumah. “Disampaikan secara terus-menerus dan dilakukan berulang- ulang” P41600 “Disitukan ada lembaran discharge planning, sebelumnya kita korek dulu kepada keluarganya kira-kira apa yang diperlukan begitu. Perencanaannya seperti itu jadi sebelum pasien pulang kita cari dulu misalnya pasien itu sudah sering keluar masuk apa tidak, kondisinya misalnya dia merupakan kekerasan di keluarga, atau..” P41650 “Disini kalau discharge planning yang melakukan kebetulan kepala ruangnya diberikan dari awal sampai pasien diperbolehkan pulang” P41660 “Sebelum pulang diulang lagi” P4 1670 “Pengarahan kepada keluarga dan pasien. Tapi yang lebih ditekankan kepada keluarga karena keluarga yang harus mengawasinya” P41680 “Dengan home care untuk melihat perkembangannya terus menanyakan kegiatannya bagaimana di rumah terus apa yang sudah dipesankan dari sini dilakukan tidak di rumah..” P41690 Peran perawat yang kelima adalah sebagai kolaborator. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain diantaranya dokter, poli gigi dan lainnya dalam memfasilitasi kebutuhan pasien. “Tim kesehatan disini yang maksudnya instalasi lain, ya kita otomatis kerjasama jadi misalnya ada dokter memberikan advice konsul ke poli gigi misalnya ya kita mengadakan kontak dengan poli gigI..” P1100 Di sisi lain, P2 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah berkoordinasi dengan dokter, ahli terapi dan tim kesehatan lain. Hal tersebut dinyatakan dalam kutipan wawancara berikut ini: “Kalau pasien memang membutuhkan dari tim kesehatan lain, kita juga harus koordinasi dulu, koordinasi dalam arti kita menghubungi dulu, dari dokter ke pct dari pct ke keperawatan kalau dari pasien memang perlu pemeriksaan laborat kita pemeriksaan terapi atau pemeriksaan lain, kita juga harus koordinasi dengan dokter dan tim kesehatan lain” P2610 Selaras dengan hal itu, P3 menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang sesuai dengan bidangnya dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan wawancara berikut: “Kalau pasien datang dengan gangguan gizi umpamanya pasien kurang gizi, pertama kita analisa perawat mendapatkan kekurangannya dari pertama kita dapatkan pasien gangguan gizi timbangannya rendah, kemudian kita sampaikan pada instalasi gizi bahwa pasien ini perlu perhatian, jadi nanti pihak gizi datang kesini kita menganalisa pasiennya apa perlu diberikan tambahan diit sem acamnya itu untuk gizi. Untuk yang lain hampir sama” P31120 Di bawah ini juga terdapat pernyataan P4 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah melakukan koordinasi dengan menghubungi maupun memberikan surat pengantar kepada tim kesehatan lain dalam memfasilitasi pasien. “Misalnya ya waktunya untuk ke rehabilitasi, kita ke laboratnya kemudian koordinasi dengan rehabilitasi bahwa ini pasien mau ke rehabilitasi, sama juga misalnya penunjang-penunjang disamping surat pengantar kita juga menghubungi” P41630

B. Motivasi Perawat dalam Melaksanakan Peran

Adapun motivasi perawat dalam melaksanakan perannya dari data yang diperoleh, yaitu: merupakan tanggung jawab dan memberikan pelayanan yang optimal, menjaga kondisi pasien supaya stabil, melakukan kewajiban perawat dan melaksanakan peran perawat dengan sebaik-baiknya. Berikut ini pernyataan P1 yang menyatakan bahwa motivasi perawat dalam melaksanakan peran perawat merupakan tanggung jawab dan memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien maupun keluarga. “Ya kita sebagai petugas yang profesional jadi punya tanggung jawab agar pasien yang kita asuh itu ya ada perbaikan atau sembuh lagi gitu. Motivasinya itu jadi kita mengerjakan agar pasien itu udah ada perbaikan jadi tidak hanya monoton “karepmu” gitu ndak ya ada motivasinya itu agar pelayanan kita ke pasien optimal. Keluarga pelanggan atau keluarga puas pasien juga puas pulang dengan baik gitu” P150 Selaras dengan pernyataan P1, P2 menyatakan bahwa motivasi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah tanggung jawab perawat dan menjaga kondisi pasien supaya stabil. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut ini: “Motivasi kita adalah untuk apa ya untuk menjaga pasien itu biar stabil, motivasi kita adalah sebagai pegawai itu ya punya tanggung jawab” P2560 Di sisi lain, P3 juga menyatakan bahwa motivasi perawat dalam melaksanakan peran perawat merupakan kewajiban. Berikut pernyataanya: “Motivasi kita ya kewajiban sebagai seorang perawat harus melakukan kewajiban perawat termasuk dari peran kita sebagai seorang perawat” P31070 Di bawah ini, pernyataan P4 yang menyatakan bahwa motivasi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah melaksanakan peran perawat dengan sebaik-baiknya. “Motivasinya karena kita sebagai seorang perawat ya bagaimana kita bisa melaksanakan peran perawat dengan sebaik-baiknya agar pasien paling tidak waktu mondoknya kan disini jiwa yo mba kalau di jiwa itu kan sering keluar masuk ntah bagaimana dia lama gitu jadi anunya lama biar tidak masuk lagi” P41580

C. Kendala yang Dihadapi Perawat dalam Menjalani Peran terkait Pelaksanaan Discharge Planning

Perawat dalam menjalani perannya juga mengalami kendala. Berdasarkan data dari keempat partisipan diperoleh pernyataan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan perannya terkait pelaksanaan discharge planning antara lain: pasien tampak bingung dan tidak mengerti apabila diajarkan perawat, kurangnya peran keluarga, ketidakseimbangan jumlah perawat yang merawat pasien, rendahnya tingkat pendidikan pasien dan keluarga, latar belakang dan pemahaman yang dimiliki pasien jiwa berbeda-beda. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan peran perawat adalah kebingungan yang dialami pasien dan kurangnya perhatian serta peran keluarga terhadap keadaan anggota keluarga yang di rawat. “Kendala kalau disini pasien banyaknya GMO, kalau GMO itu kan pasiennya gak muden

g..” P1 60

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta T1 462012017 BAB V

0 1 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta

0 1 79

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB IV

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta T1 462008041 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Perilaku Caring Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

0 0 16