Hasil Penelitian .1 Analisa Data
S1 : Strata 1 satu
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Analisa Data
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peran perawat dalam pelaksanaan discharge planning di RSJD dr. Arif
Zainudin Surakarta. Berdasarkan tujuan tersebut maka peneliti membagi dalam 2 dua tema besar, yaitu: Peran Perawat dan
Proses Discharge Planning. Tema 1: Peran Perawat
A. Pelaksanaan Peran Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta terkait Pelaksanaan Discharge Planning
Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat partisipan menunjukkan bahwa terdapat 5 lima peran perawat yang sering
diterapkan di Instalasi Rawat Inap RSJD Surakarta terkait pelaksanaan discharge planning yaitu peran sebagai pemberi
asuhan keperawatan, peran sebagai advokat, peran sebagai educator,
peran sebagai koordinator dan peran sebagai kolaborator.
Peran perawat yang pertama adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan terkait pelaksanaan discharge planning. Berikut ini
pernyataan P1 yang menunjukkan bahwa peran perawat terkait
pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan mengerjakan sesuai prosedur yang sudah
diberikan oleh Rumah Sakit: “Di Ruang Arjuna saya kira kan sudah ada apa namanya
disinikan Rumah Sakit apa namanya yang istilahnya Rumah Sakitnya kan Rumah Sakit yang sudah
terakreditasi juga ya jadi kita mengerjakannya sesuai prosedur jadi misalnya pasien yang sudah baik disinikan
sudah ada pasien yang udah maintenen udah tenang persiapan pulang itu kan harus melewati rehabilitasi
misalnya..” P1110
Pernyataan P2 bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan pasien diantaranya memfasilitasi kebutuhan ADL pasien dan memberikan jadwal kegiatan rutin
minum obat. Hal tersebut dinyatakan dalam kutipan wawancara berikut:
“Kita memfasilitasi ya entah untuk kebutuhan sehari-hari ya yang penting untuk kebutuhan ADLnya, dari makan sampai
tidur kemudian dalam kebutuhan sehari-hari dari mandinya juga pakaiannya juga harus ganti tiap hari pagi siang sore
untuk memberikan kebutuhan ke pasien” P2590 “Kita harus memberikan jadwal-jadwal ke pasien misalnya
yang dilakukan hari ini apa dengan kegiatan-kegiatan misalnya rutin minum obat. Jadi kita harus melakukan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien” P2620
Hal serupa juga dinyatakan oleh P3 bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan
keperawatan adalah usaha penyembuhan dengan pengobatan, perawatan, terapi, dan rehabilitasi:
“Usaha pengobatan, perawatan, perawatan pasien ada terapi, aktivitas kelompok rehabilitasi, interaksi terstruktur
itu kan sudah termasuk usaha penyembuhan, minum obat secara teratur terus kebiasaan membiasakan pasien
memelihara kebersihan” P3 1130
Partisipan 4 menyatakan bahwa peran perawat terkait pelaksanaan discharge planning sebagai pemberi asuhan
keperawatan adalah dengan memberikan pembelajaran untuk menangani pasien sesuai masalah yang dihadapi.
“Dari asuhan keperawatan itu mbak. Memberikan pembelajaran ke pasien sesuai dengan masalahnya, cara
menanganinya” P41640
Peran perawat yang kedua adalah sebagai advokat terkait pelaksanaan
discharge planning.
Pernyataan P1
yang menunjukkan bahwa peran perawat sebagai advokat yaitu
menanamkan rasa kekeluargaan, memberikan rasa nyaman, memberikan hak dan menyampaikan kewajiban pasien serta selalu
mengawasi keadaan pasien. Pernyataan tersebut terdapat pada kutipan wawancara educator berikut ini:
“Jadi kekeluargaan kita tanamkan ke pasien jadi biar merasa nyaman pasien disini juga kerasan jadi bagaimana
supaya menganggap antar pasien itu sebagai saudara dan kita setiap saat atau selama 24 jam ya harus mengawasi
memang jadi kita pantau pasien itu bagaimana
keadaannya..” P180 “Yang pertama kita memberikan hak pasien selama
dirawat disini dan menyampaikan apa saja kewajiban yang harus d
ilakukan pasien selama di rumah sakit..” P190
Hal senada juga diungkapkan P2 bahwa peran perawat sebagai advokat adalah memberikan hak perawatan yang
diinginkan pasien dan harus melindungi hak dan kewajiban pasien ditunjukkan dalam kutipan wawancara di bawah ini:
“Ya, memang pasien itu punya hak dan kewajiban juga jadi ya memang harus kita punya hak masing-masing
contohnya minta dokter dokter ini, perawat perawat ini, itu juga udah jadi kewajibannya juga ada jadi kita juga harus
melindungi pasien hak dan
kewajibannya” P2600
Pernyataan P3 tentang peran perawat sebagai advokat adalah memelihara kenyamanan tempat bagi pasien dengan
menyediakan ruangan berdasarkan keadaan pasien dan hak mendapatkan perawatan utuh, sebagai berikut:
“Pasien kita beda dengan pasien umum ya, kenyamanan disini ya dari tempat, disediakan tempat kita pisahkan
biasanya kalau mau ada pasien yang masih bingung dipisah kita sendirikan kita pindah ruangnya, kadang-
kadangkan pasien tidak nyaman karena ada temannya yang bingung, ngamuk begitu mengganggu yang sudah
baik. Kita pindahkan ke ruangan yang khusus merawat itu” P31100
“Hak pasien hak untuk dirawat ya hak untuk mendapatkan perawatan utuh. Ya kita sampaikan terutama pada
keluarga pasien kita pasien jiwa, paling hak perawatan ya untuk mendapatkan perawatan memang kita berikan
kepada pasien. Kalau kewajiban pasien ya memenuhi
aturan rumah sakit, aturan ruangan” P31110
Hal serupa juga dinyatakan P4 bahwa peran perawat sebagai advokat
terkait pelaksanaan
discharge planning
adalah memberikan rasa aman dan nyaman dan menyampaikan hak dan
kewajiban pasien. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: “Ya kalau memberikan rasa aman dan nyaman ya tentunya
kita berperan atau masuk ke dalam kehidupan pasien. Maksudnya gini tidak menjudgement, menerima pasien
apa adanya terus tidak memanfaatkan pasien, terus kita lakukan dengan sabar ya pelan-
pelan” P41610
“Ya sebelumnya disampaikan dulu hak-hak pasien dan kewajibannya apa-
apa gitu” P41620
Peran perawat yang ketiga yaitu sebagai educator. Pernyataan P1 tentang peran perawat sebagai educator terkait
pelaksanaan discharge planning adalah mengarahkan pasien mengatasi gangguan yang dimiliki dan mendidik pasien untuk
memenuhi kebutuhan ADLnya sesuai kemampuan yang dimiliki. Berikut pernyataan tersebut:
“Kalau pasien yang dulunya misalnya SLTA ya kita arahkan misalnya gangguannya apa terus cara mengatasi
permasalahan, terus
untuk keseharian
misalnya kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-harinya misalnya
makan, minu m dan kebersihan diri itu kita didik terus itu”
P1170
Selanjutnya pernyataan P2 tentang peran perawat sebagai educator
terkait pelaksanaan
discharge planning
adalah memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait kondisi
kejiwaan pasien dan jadwal kontrol obat, sebagai berikut:
“Edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga itu tentang pertama tentang kondisi pasien, tentang gangguan
jiwanya” P2680
Pernyataan P3 menyatakan bahwa peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah pendidikan
minum obat sesuai aturan dan berkelanjutan terus menerus.
Pernyataan itu terdapat pada kutipan wawancara berikut: “Pendidikan obat umpamanya kita sampaikan bahwa
minum obat pada orang gangguan itu sangat penting dan tidak boleh terputus harus kontinu walaupun sudah pulang
harus tetap dilakukan terus..” P31190
Selain itu P4 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning adalah tentang
cara merawat pasien di rumah, pencegahan kekambuhan dan kebutuhan nutrisi dan spiritual pasien.
“Terutama bagaimana cara merawat pasien di rumah terus obatnya harus sesuai dengan dosisnya terus apabila ada
kejadian yang misalnya pasiennya kelihatan mau kambuh lagi bagaimana cara mengatasinya, nu
trisi dan spiritual”
P41700
Peran perawat yang keempat adalah sebagai koordinator. Berikut ini pernyataan P1 menyatakan bahwa peran perawat
sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah dengan melakukan kerjasama dengan staf lain dan kerjasama
dengan KESWAMAS Kesehatan Jiwa Masyarakat dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol
pasien.
“Kami sebagai karu tidak mengerjakan sendiri jadi kita kerjasama dengan adek-adek atau dengan anak buah
disini staf agar setiap hari juga tetap mengerjakan,
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien..” P170 “Dalam pengisian discharge planning itu dari awal dari
pasien masuk sudah dikerjakan dari depan nanti kami yang di maintenance ini melanjutkan apa yang sudah
dikerjakan disana kita lanjutkan misalnya disana belum
terkaji nanti sini yang melanjutkan..” P1120 “Pengorganisasian,
kalau di
rumah sakit
ini penggorganisasian yang berhubungan dengan discharge
planning itu kerjasamanya dengan KESWAMAS juga jadi KESWAMAS kerjasama dengan dinas sosial atau dengan
fasilitas yang ada misalnya..” P1130 “Kalau saya mempertahankan lingkup arjuna, tapi kalo
yang rumah sakit itu melibatkan KESWAMAS jadi KESWAMAS itu kerjasama terus lintas sektor ya dengan
pengarahan dengan memberikan selain itu selain mengambil pasien yang sudah terjadi misalnya pasung
KESWA
MAS itu kerjanya dengan ..” P1140
“Sini kan pasien yang sudah bagus sama gak pernah dijenguk keluarga dan dengan apa namanya yang
bertanggung jawab dinas sosial atau panti itu kita kembalikan kesana jadi kita ngantar kesana lo ke panti-
panti itu nanti discharge planningnya kita bawakan kesana nanti biar yang sana tanggung jawab pengarahan juga
disampaikan disana tanda tangan..” P1150 “Ya gimana ya kalau saya sebagai karu jelas saya yang
mengontrol terus
jadi kalau memang ini belum dilaksanakan
kepada keluarga
ya kami
tunggu
sedatangnya keluarga..” P1160
Pernyataan P2 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah
mengatur tugas dan mengendalikan tugas internal maupun eksternal serta merencanakan perencanaan pulang sesuai
kebutuhan pasien dari awal masuk sampai pulang dengan memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien. Hal tersebut
ditunjukkan dalam kutipan wawancara di bawah ini: “Jadi perannya dan tugasnya kepala ruang itu ya kita harus
mengembalikan dalam satu ruangan ini baik dari pasiennya maupun pegawainya. Jadi untuk pegawainya
saya harus mengatur tugas dan tuntutan masing-masing diantaranya kan ada kepala tim dan ada perawat
pelaksana. Katim itu kan ada 2 tim 1 dan tim 2, tim 1 membawahi beberapa perawat pelaksana dibagi ada 5
perawat pelaksana, tim 2 ada 5 perawat pelaksana, perannya adalah membawahi dari perawat pelaksana. Jadi
katim itu sebagai pengendali untuk ruangan, intern internal. Jadi kalau untuk kepala ruang kan internal dan eksternal.
Jadi eksternal itu menjalani ke perawatnya langsung atau
ke ruangan yang lain” P2580 “Untuk perencanaannya kita juga lihat dari faktor
predisposisi dan faktor presipitasi, dari awal pasien itu masuk, kemudian di rumah itu bagaimana bagaimana
kondisisnya, bagaimana kronologisnya sampai kejadian
seperti ini, itu yang penting” P2630 “Itu kan discharge planning kan diisi dulu dari IGD, jadi
kebutuhan apa yang harus dilakukan” P2640 “Setelah kita melakukan edukasi ada bukti bahwa kita
memberikan edukasi, asuhan keperawatannya juga, kewajiban diagnose, kapan pulang. Untuk pemberi edukasi
ada pihak admisi, perawat dan tim kesehatan lain mungkin edukasi terapi, dokter gigi, perawatan lain dari tenaga
kefarmasian ada edukasinya sendiri..” P2650 “Ketika pasien mau pulang, keluarganya datang kita
berikan discharge planning kita berikan edukasi, sehingga discharge planning itu untuk persiapan pulang itu kita
berikan edukasi keluarganya dikumpulkan bersama pasiennya kemudian kita edukasi dari edukasinya jadwal
kontrol, atau pengertian tentang penyakitnya, efek samping obat, kemudian pencegahan kekambuhan dan sebagainya.
Jadi untuk perawatan di rumah mengenali tanda dan gejala
untuk pasien, tindakan kambuh keluarga juga harus tau..” P2660
“Kalau discharge planning itukan cuma edukasi untuk persiapan pasien pulang, memang sudah dilakukan, sudah
di edukasi ke pasien dan keluarganya. Jadi memang kita menekankan untuk pasien itu untuk selalu kontrol jadi yang
terjadi seperti itu pasien harus punya jadwal kontrol sendiri, tapi dari pihak keluarga kebanyakan itu kadang gak kontrol
gitu lo..” P2670
Pernyataan P3 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge planning adalah
dengan motivasi secara individu maupun bersama-sama dengan TAK
Terapi Aktivitas
Kelompok. Selain itu, melakukan
perencanaan meliputi perujukan dokter, ahli gizi, edukasi, edukasi kesehatan dan pengarahan discharge planning tentang minum obat
teratur kepada keluarga dan pasien. Hal tersebut dinyatakan pada kutipan wawancara sebagai berikut:
“Ya kita secara individu bisa, pasien dimotivasi secara individu satu persatu, secara bersama-sama juga bisa. Kita
usul TAK itu kan, pendidikan secara permainan juga bisa” P31090
“Perencanaan perawatan pasien ada beberapa poin yang telah dibuat, jadi dengan rekam medik sudah ada dan
dibuat dengan rawat inap” P31140 “Perencanaan itu sudah biasa dilakukan, discharge
planning umpamanya point perencanaan pulang itu meliputi banyak hal ya saya ambilkan dulu. Ada beberapa
hal itu untuk rujukan termasuk perujukan kepada dokter,
banyak hal. Perujukan pada ahli gizi, edukasi, edukasi
kesehatan” P31150 “Langkahnya ya seperti biasa yang dijalani keperawatan
saya kira, kalau ada permasalahan ya segera kita rujuk atau kita hubungi ke yang bersangkutan ya, karena ini
hubungannya dengan dokter BPJP ya kita pertanyakan
sama dokter BPJP. Kalau gizi ya konsul ke gizi” P31160 “Pengarahan discharge planning umpamanya minum obat
teratur, jadi pasien kita tanyakan minum obatnya berapa kali, karena pasien jiwa itu kan permasalahan biasanya di
kebiasaan kedisiplinan minum obat jadi masalah jadi kita anjurkan nanti tetap minum obat disini berapa kali dan
mengingatkan sampai pulang pun nanti harus diminum jadi
ada kesinambunganya begitu” P31170 “Kita tanyakan ke pasien, kalau pasiennya masih disini kita
tanyakan, kalau sudah pulang biasanya kita anjurkan untuk kontrol, kalau obatnya habis diambil lagi diminum. Kalau
ada keluarga, biasanya pasien pulang kan keluarganya ikut untuk mengawasi di rumah kita sampaikan bahwa ini
harus minum obat dan perlu dilanjutkan terus” P31180
Di bawah ini pernyataan P4 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai koordinator terkait pelaksanaan discharge
planning adalah disampaikan secara terus menerus dengan melakukan perencanaan dengan melihat riwayat pasien, kebutuhan
yang diperlukan setelah pulang dan ditandakan terhadap pasien dengan memberikan pengarahan kepada keluarga karena keluarga
merupakan orang terdekat pasien. Selain itu melakukan kerjasama dengan home care dalam memfasilitasi setelah pasien kembali ke
rumah. “Disampaikan secara terus-menerus dan dilakukan
berulang-
ulang” P41600
“Disitukan ada lembaran discharge planning, sebelumnya kita korek dulu kepada keluarganya kira-kira apa yang
diperlukan begitu. Perencanaannya seperti itu jadi sebelum pasien pulang kita cari dulu misalnya pasien itu sudah
sering keluar masuk apa tidak, kondisinya misalnya dia
merupakan kekerasan di keluarga, atau..” P41650 “Disini kalau discharge planning yang melakukan
kebetulan kepala ruangnya diberikan dari awal sampai
pasien diperbolehkan pulang” P41660 “Sebelum pulang diulang lagi” P4 1670
“Pengarahan kepada keluarga dan pasien. Tapi yang lebih ditekankan kepada keluarga karena keluarga yang harus
mengawasinya” P41680 “Dengan home care untuk melihat perkembangannya terus
menanyakan kegiatannya bagaimana di rumah terus apa
yang sudah dipesankan dari sini dilakukan tidak di rumah..” P41690
Peran perawat yang kelima adalah sebagai kolaborator. Berikut pernyataan P1 yang menyatakan bahwa peran perawat
sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain diantaranya
dokter, poli gigi dan lainnya dalam memfasilitasi kebutuhan pasien. “Tim kesehatan disini yang maksudnya instalasi lain, ya
kita otomatis kerjasama jadi misalnya ada dokter memberikan advice konsul ke poli gigi misalnya ya kita
mengadakan kontak dengan poli gigI..” P1100
Di sisi lain, P2 juga menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah
berkoordinasi dengan dokter, ahli terapi dan tim kesehatan lain. Hal tersebut dinyatakan dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Kalau pasien memang membutuhkan dari tim kesehatan lain, kita juga harus koordinasi dulu, koordinasi dalam arti
kita menghubungi dulu, dari dokter ke pct dari pct ke keperawatan kalau dari pasien memang perlu pemeriksaan
laborat kita pemeriksaan terapi atau pemeriksaan lain, kita juga harus koordinasi dengan dokter dan tim kesehatan
lain” P2610
Selaras dengan hal itu, P3 menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan discharge planning adalah
melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang sesuai dengan bidangnya dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien.
Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan wawancara berikut: “Kalau pasien datang dengan gangguan gizi umpamanya
pasien kurang gizi, pertama kita analisa perawat mendapatkan kekurangannya dari pertama kita dapatkan
pasien gangguan gizi timbangannya rendah, kemudian kita sampaikan pada instalasi gizi bahwa pasien ini perlu
perhatian, jadi nanti pihak gizi datang kesini kita menganalisa pasiennya apa perlu diberikan tambahan diit
sem
acamnya itu untuk gizi. Untuk yang lain hampir sama”
P31120
Di bawah ini juga terdapat pernyataan P4 yang menyatakan bahwa peran perawat sebagai kolaborator terkait pelaksanaan
discharge planning
adalah melakukan
koordinasi dengan
menghubungi maupun memberikan surat pengantar kepada tim kesehatan lain dalam memfasilitasi pasien.
“Misalnya ya waktunya untuk ke rehabilitasi, kita ke laboratnya kemudian koordinasi dengan rehabilitasi bahwa
ini pasien mau ke rehabilitasi, sama juga misalnya
penunjang-penunjang disamping surat pengantar kita juga
menghubungi” P41630