Sebagai seorang perawat profesional harus memiliki kemampuan dalam menjalankan peran khususnya sebagai advokat dengan
memiliki tanggungjawab besar. Peran perawat lainnya terkait peran sebagai advokat adalah menanmkan rasa kekelurgaan. Hal
tersebut didukung dengan teori caring yang dikemukakan oleh Watson dengan memahami respon manusia terhadap masalah
kesehatan yang actual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana berespon terhadap orang lain dan memahami
kekurangan dan kelebihan pasien dan keluarganya maupun pemahaman terhadap dirinya sendiri. Selain itu memberikan
kenyamanan dan perhatian serta empati pada pasien dan keluarganya Watson, 1987 dalam Dwidiyanti, 1998. Hal tersebut
menggambarkan sikap kepedulian perawat yang tidak membeda- bedakan pasien melainkan mengajarkan rasa kebersamaan dan
saling pengertian antara satu dengan lainnya.
c. Educator
Partisipan melaksanakan peran sebagai educator terkait pelaksanaan discharge planning dengan memberikan pengarahan
dan pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ADL, pendidikan tentang kepatuhan minum obat, perawatan pasien di
rumah, pencegahan kekambuhan, kebutuhan nutrisi dan spiritual pasien. Pernyataan tersebut sejalan dengan Bastable 2002
menyatakan bahwa peran educator perawat dalam memberikan
pendidikan kepada
pasien menunjukkan potensinya untuk meningkatkan
kepuasan konsumen,
memperbaiki kualitas
kehidupan, memastikan kelangsungan perawatan, mengurangi insidensi komplikasi penyakit, meningkatkan kepatuhan terhadap
rencana pemberian perawatan kesehatan, menurunkan ansietas pasien, dan memaksimalkan kemandirian dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Selain itu, menurut teori Abdellah dkk 1960 dalam Potter dan Perry 2005 yang sering dikenal
dengan 21 masalah keperawatan Abdellah, yaitu memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda-beda, mempertahankan
komunikasi verbal
dan nonverbal,
mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh, dan memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif. Teori tersebut
mendukung pernyataan partisipan terkait peran mereka sebagai educator dalam pelaksanaan discharge planning dimana perawat
berperan mengarahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan seoptimal mungkin dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan
untuk mengingatkan, mengajarkan pasien agar mampu melakukan edukasi yang sudah disampaikan secara berulang-ulang.
Pernyataan lain juga yang mendukung adalah menurut Doheny 1982 dalam Kusnanto 2004 menyatakan bahwa perawat
dalam menjalankan peran educator membantu pasien untuk meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan
terkait dengan keperawatan dan tindakan medis yang diterima sehingga pasien atau keluarga dapat menerima tanggung jawab
terhadap hal-hal yang diketahuinya. Peningkatan wawasan dan cara berfikir selanjutnya akan
memberikan dampak, salah satunya terhadap persepsi seseorang dalam mengambil keputusan untuk berperilaku Nugroho, dkk.,
2008. Pendidikanedukasi yang diberikan partisipan khususnya terkait kepatuhan minum obat selalu diingatkan oleh partisipan
kepada pasien, begitupun sebelum pemulangan pasien partisipan menjalankan perannya sebagai educator dengan memberikan
edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan yang dilakukan di rumah, jadwal kontrol, diit makanan yang tidak boleh
dikonsumsi pasien dan lain sebagainya. Namun terkadang masih terdapat pasien dan keluarga yang tidak melakukan anjuran
maupun edukasi yang telah disampaikan, hal tersebut dapat dilihat dari data kunjungan pasien dan tingkat kekambuhan yang
menyebabkan pasien kembali dirawat di RSJ.
d. Koordinator