18 Dyer dan Mchugh 1975 menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam
penelitiannya: 1.
Preleminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 3.
Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit delay juga
dikenal dengan istilah audit report lag.
2.1.4 Pergantian Auditor
Pergantian auditor maupun KAP yang dilakukan oleh perusahaan dapat bersifat wajib mandatory atau sukarela voluntary. Pergantian auditor KAP
yang bersifat wajib mandator terjadi karena melaksanakan kewajiban dari ketentuan regulasi yang berlaku. Sedangkan pergantian audior atau KAP secara
sukarela voluntary terjadi karena suatu alasan atau terdapat faktor-faktor tertentu dari pihak perusahaan klien maupun dari KAP yang bersangkutan
di luar ketentuan regulasi yang berlaku. Pergantian auditor ini bertujuan untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersikap objektif dalam melakukan
tugasnya sebagai auditor. Pergantian akuntan publik juga dilakukan karena telah berakhirnya kontrak
kerja yang disepakati antara Kantor Akuntan Publik dengan pemberi tugas dan
19 telah memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru.
Penugasan auditor terjadi karena beberapa alasan: 1.
Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masng-masing yang berbeda.
2. Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas.
3. Tidak puas terhadap Kantor Akuntan Publik lama.
4. Keinginan untuk mengurangi pendapatan audit.
5. Merger antara beberapa Kantor Akuntan Publik.
Banyaknya prosedur yang ditempuh auditor pengganti dalam proses pengauditan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan jika auditor
tersebut melanjutkan penerimaan penugasan. Hal ini bisa mengakibatkan lamanya pengauditan yang berakibat juga pada penundaan penyampaian laporan
keuangan auditan Maria, 2012.
2.1.5 Reputasi KAP
Reputasi KAP atau auditor merupakan pandangan atas nama baik, prestasi, dan kepercayaan publik yang disandang auditor dan KAP di mana auditor bekerja.
Kantor Akuntan Publik yang bereputasi baik, diperkirakan dapat melakukan audit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyelesaikan
audit sesuai jadwal. Laporan keuangan atau informasi akan kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpercaya. Kredibilitas dari laporan keuangan
dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik. Sehingga informasi dapat lebih cepat diterima
20 pengguna laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kantor
Akuntan Publik KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di
bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Rachmawati 2008 dalam penelitiannya mengkategorikan ukuran Kantor
Akuntan Publik KAP menjadi empat kategori: 1.
Kantor Akuntan Publik Internasional “The Big Four” Ada empat kantor akuntan publik terbesar di Amerika Serikat, yang
disebut sebagai kantor akuntan publik international dan mempunyai julakan “The Big Four”. Masing-masing memiliki kantor di setiap
kota besar di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Indonesia, pengelompokan data KAP yang berafiliasi dengan “The Big Four
” yaitu : 1
KAP Purwantono, Suherman Surja berafiliasi dengan Ernst Young.
2 KAP Osman Bing Satrio berafiliasi dengan Deloitte.
3 KAP Sidharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG.
4 KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan berafiliasi dengan Price
Waterhouse Cooper PWC. 2.
Kantor Akuntan Publik Nasional KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan “The Big Four”
dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal
21 menarik klien. Selain itu mereka memiliki hubungan dengan KAP di
luar negeri sehingga memiliki juga potensi International. Pada masa belakangan ini makin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang
juga diwakili di Indonesia. 3.
Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor
akuntan publik lokal dan regional, dan terutama sekali terpusat di pulau Jawa. Beberapa diantaranya cuma melayani klien di dalam
jangkauan areanya dan membuka cabang di daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun, bersaing dengan kantor akuntan publik lain
dalam menarik klien termasuk dengan kantor akuntan publik internasional dan nasional.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil
Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai
kurang dari 25 tenaga kerja professional dalam satu kantor akuntan publik. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang
berhubungan dengan itu terutama bagi badan organisasi kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada juga diantaranya melayani
perusahaan yang telah go public. Supriyati 2007, Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal
dengan The Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada
22 waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi
untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor
Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka
akan kehilangan kliennya.
2.1.6 Opini Audit