23
dalam materi geometri sangat membantu guru dalam menanamkan konsep bangun ruang kepada siswa sampai siswa mampu menemukan konsep sendiri.
Adapun media pembelajaran itu sangatlah beraneka macam, baik itu dalam bentuk media cetak, media alat peraga ataupun media elektronik. Media cetak sudah
sangat lazim bagi guru maupun siswa, media cetak meliputi buku paket, buku referensi, majalah, tabloid, koran, atlas peta atau mediamedia cetak lainnya. Alat
peraga seperti globe, relief, gambar bagan, alat musik, model kubus, model balok, dll juga sangat lazim bagi siswa. Jika hanya memanfaatkan media cetak dan alat
peraga saja siswa akan merasa bosan dalam belajar. Apalagi mata pelajaran matematika yang dianggap oleh sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang
paling membosankan dibandingkan mata pelajaran lain. Oleh karena itu, media elektronik seperti komputer merupakan salah satu alternatif tambahan yang dapat
dipakai guru agar pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan. Selain dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan, kombinasi antara ketiga media ini
juga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak, terutama dalam mata pelajaran yang berhubungan dengan geometri,
seperti bangun datar dan bangun ruang.
2.1.4 Pembelajaran Berbantuan Kartu Kubus Balok
Kartu kubus balok merupakan permainan dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan kartu domino. Pada dasarnya, permainan ini
berasal dari permainan kartu pecahan senilai. Pada kartu pecahan senilai, terdapat dua bagian kartu yang masing-masing berisi pecahan. Pecahan ini senilai dengan
24
pecahan pada beberapa kartu lain. Apabila kartu ini disusun, akan terbentuk susunan memanjang dari satu set kartu kartu pecahan.
Demikian juga dengan permainan kartu kubus balok. Perbedaannya adalah isi dari kartu. Dalam kartu kubus balok, nilai pecahan dalam kartu pecahan diganti
dengan unsur kubus dan balok seperti rusuk, sisi, titik sudut, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Satu set kartu kubus balok terdiri atas 18
kartu. Masing-masing kartu terbagi atas dua bagian. Setiap bagian berisi sebuah unsur kubus seperti rusuk, sisi, titik sudut, diagonal bidang, diagonal ruang, dan
bidang diagonal. 18 kartu tersebut adalah sebagai berikut:
6 2
8 6
2 1
4 1
Gambar 2.1. Contoh kartu pecahan
ABCD
H AB
EFGH ABFE
CF AG
CDHG ACGE
BCGF ADHE
A
CD
ADGF BG
FG EH
CE BDHF
DH B
AE AF
DF
4 3
10 5
25
Aturan main: 1. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 pemain tergantung dari banyaknya anggota
kelompok 2. Setiap anggota kelompok duduk melingkar pada sebuah meja.
3. Ketua kelompok merupakan pemain 1. Pemain 2 adalah anggota yang duduk di sebelah kanan pemain 1. Pemain 3 adalah anggota yang duduk di sebelah
kanan pemain 2. Demikian seterusnya sampai pemain terakhir. 4. Pemain 1 mengocok kartu dan membagikannya kepada pemain lain secara
merata sehingga setiap pemain mendapat kartu yang sama banyak 5. Pemain 1 menurunkan sebuah kartu dari beberapa kartu yang dia punya.
6. Selanjutnya, pemain 2 menurunkan sebuah kartu yang salah satu bagiannya mempunyai unsur yang sama dengan kartu yang diturunkan oleh pemain 1.
Kartu tersebut disusun mamanjang. Apabila pemain 2 tidak mempunyai kartu tersebut, permainan dilanjutkan oleh pemain 3.
7. Pemain 3 menurunkan sebuah kartu yang salah satu bagiannya mempunyai unsur yang sama dengan bagian kartu paling ujung. Apabila pemain 3 tidak
mempunyai kartu tersebut, permainan dilanjutkan oleh pemain 4.
Gambar 2.2. Kartu kubus balok
EG
HB CDEF
AC AH
C GA
ABGH EC
F G
BCHE
26
8. Demikian seterusnya, sampai setiap pemain mendapat kesempatan bermain. Setelah itu, permainan kembali ke pemain 1.
9. Permainan ini berakhir apabila seluruh kartu yang dipegang oleh setiap pemain habis.
10. Pemain yang paling cepat menghabiskan kartunya ditetapkan sebagai pemenang.
2.1.5 Kemampuan Penalaran dan Komunikasi