13
3. Faktor-faktor teknis: kemajuan dunia angkutan
a. Angkutan Kereta Api
Kereta api di Indonesia semakin dimodernisasi dan disesuaikan dengan wisatawan dengan jalan peningkatan fasilitas, penambahan kecepatan, dan lain-
lain b.
Angkutan Mobil dan Bus Menggunakan mobil pribadi saat melakukan perjalan wisata akan lebih
memberikan kenyamanan. Untuk bus juga akan memberikan kenyamanan ketika bus mempunyai trayek khusus dan tidak banyak berhenti di jalan.
c. Angkutan SungaiLaut
Pemanfaatan sungai sebagai sarana wisata dilengkapi dengan kapal boat yang sesuai dengan sungai tersebut. Saat ini juga makin berkembang wisata kapal
pesiar cruise ship yang mengarungi atlantik, dan eropa. d.
Angkutan Udara Banyaknya kapal terbang dan semakin majunya teknologi akan mendorong
masyarkat melakukan perjalanan lebih jauh. Harga tiket saat ini juga semakin murah.
Motivasi Wisatawan
Untuk melakukan perjalanan wisata dengan tujuan kesuatu daerah wisata, seorang wisatawan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan alat angkutan, bis, kereta api
2. Kebutuhan akan penginapan, hotel
3. Kebutuhan akan makan dan minum, restoran, rumah makan
4. Kebutuhan akan hiburan dan kegiatan rekreasi
5. Kebutuhan akan pelayanan perjalanan seperti, pemandu wisata
6. Kebutuhan akan barang-barang khas buatan masyrakat setempat
14
7. Kebutuhan akan barang konsumsi keperluan pribadi melalui pusat perbelanjaan
Suwantoro 1997
Faktor-Faktor Pendorong Wisatawan Untuk Berwisata
Faktor-faktor pendorong untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh siapapun yang berkecimpung dalam industri pariwisata Pitana, 2005. Dengan adanya
faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tetapi belum jelas mana daerah yang akan dituju.
Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut Ryan, 1991 dalam Pitana,2005, sebagai berikut:
1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau
kejenuhan daripekerjaan sehari-hari. 2.
Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas.
3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang
merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
4. Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya
dalam konteks visiting, friends and relatives. Biasanya wisata ini dilakukan bersama-sama group tour
5. Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau social standing.
6. Social interaction. Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau
dengan masyarakatlokal yang dikunjungi. 7.
Romance. Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual.
15
8. Educational opportunity. Keinginan melihat suatu yang baru, memperlajari orang
lain danatau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.
9. Self-fulfilment. Keinginan menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya
bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru. 10.
Wish-fulfilment. Keinginan merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita- citakan, sampai mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa
melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri
Karakteristik Demand Wisata
Permintaan pariwisata ditandai dengan beberapa ciri khas;antara lain adalah kekenyalan
elasticity dan kepekaan sensitivity. Elastisitas disini berarti seberapa jauh tingkat kelenturan permintaan tersebut terhadap perubahan struktur harga perubahan
berbagai macam kondisi ekonomi di pasar. Titik awal munculnya permintaan pariwisata dengan keadaan ekonomi sedemikian rupa sehingga memungkinkan orang memiliki
kelebihan pendapatan dan lamanya hari-hari libur yang tetap dibayar. Karena pengeluaran wisatawan merupakan penyisihan sebagian anggaran pribadi dan keluarga
yang bersaing dengan barang keperluan lain mobil, televisi dan sebagainya, maka dapat dipahami mengapa permintaan pariwisata dapat menunjukkan elastisitas
langsung dengan jumlah pendapatan di lain pihak. Permintaan pariwisata juga sangat peka sensitive terhadap kondisi sosial,
politik dan perubahan mode perjalanan. Daerah tujuan wisata yang mengalami ketidak tenangan instability kondisi politik atau keguncangan sosial tidak akan menarik
wisatawan meskipun harga fasilitas pariwisata yang ditawarkan sangat murah. Di sisi yang lain, permintaan pariwisata sebagai mutual dari penawaran
menunjukkan fenomena yang seringkali berbeda dengan kondisi yang terjadi pada pasar dalam pengertian umum tersebut. Banyak faktor yang turut mempengaruhi
wisatawan untuk mengadakan perjalanan wisata. Terlepas dari unsur-unsur pokok
16
gejala pariwisata yang menyangkut manusia, yang mempunyai waktu luang, kelebihan pendapatan dan kemauan untuk melakukan perjalanan ternyata ada unsur-unsur lain
yang beberapa diantaranya bersifat rasional dan beberapa yang lain tidak masuk akal irasional. Dalam hal ini Gromy 2005 mencoba untuk menganalisis beberapa faktor
rasional sebagai suatu dorongan yang disadari bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata tersebut antara lain: aset-aset wisata, pengorganisasian industri
pariwisata, fasilitas, sikap masyarakat tempat tujuan, kondisi demografi, situasi politik dan keadaan geografis. Sedangkan faktor-faktor irasional terdiri atas lingkungan
perjalanan dan ikatan keluarga, tingkah laku, prestise, mode, perasaan keagamaan, hubungan masyarakat dan promosi pariwisata. Dari hal ini dapat dilihat bahwa
permintaan pariwisata tidak menggambarkan sekelompok homogen orang-orang yang sedang berusaha bepergian setelah terdorong oleh motivasi tertentu. Ada sekelompok
keinginan, kebutuhan, rasa kesukaan dan ketidak sukaan yang kadang berbaur dan bertentangan dalam diri seseorang. Perbedaan struktur permintaan dalam pariwisata ini
tidak mengikuti pola sistematis yang didasarkan pada kebangsaan, kesukuan, tempat tinggal, jabatan, susunan keluarga tingkat sosial yang tidak bergantung kepada tingkat
umur atau jenis kelamin. Semua unsur yang beragam ini cenderung digunakan sebagai batas patokan agar tetap memberi arti segmentasi masyarakat yang merupakan
permintaan pasar potensial. Sebuah Contoh, w
isatawan yang berkunjung dan tinggal di objek dan daya tarik wisata di suatu destinasi mereka akan memanjakan diri dengan memenuhi segala
keinginannya sesuai kemampuan mereka. Termasuk salah satunya adalah dengan mencoba makananminuman lokal yang belum pernah mereka cicipi. Untuk pemenuhan
kebutuhan ini wisatawan biasanya langsung mencari restoran yang menjual makanan tradisional. Kebutuhan semacam ini disebut dengan permintaan
demand. Adanya permintaan dari para wisatawan mancanegara itu secara otomatis akan adanya respon
dari para pelaku wisata di daerah tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan makananminuman
yang diminta
tersebut dan
muncullah para
penyedia makananminuman tradisional
supplier.
17
Bali yang terkenal sebagai objek wisata, menyebabkan destinasi ini harus bertindak sebagai penyedia fasilitas pariwisata yang dibutuhkan wisatawan
mancanegara yang berkunjung. Fasilitas tersebut termasuk restoran khas tradisional yang mampu menarik minat wisatawan untuk mencoba menikmati kelezatan makanan
tradisional tersebut, tentu dengan pelayanan yang berstandar internasional, seperti restoran-restoran yang berada di Kawasan Pariwisata Sanur. Penawaran dan
permintaan wisata oleh Wahab 2003 adalah : 1.
Penawaran Pariwisata mencakup yang ditawarkan oleh hotel kepada wisatawan yang nyata maupun potensial. Penawaran pariwisata ditandai oleh tiga ciri khas utama
yaitu merupakan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bersikap kaku dalam arti sulit mengubah sasaran penggunaandi luar pariwisata dan karena pariwisata belum
merupakan kebutuhan pokok manusia maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang dan jasa lainnya.
2. Permintaan wisata ditandai dengan ciri-ciri khas tertentu, ada yang terpenting di
antaranya adalah sebagai berikut: a kekenyalan elasticity, kekenyalan permintaan wisata berarti seberapa jauh tingkat kelenturannya terhadap perubahan-perubahan
struktur harga atau perubahan-perubahan macam-macam ekonomi di pasar, b kepekaan sensitivity, permintaan wisata sangat peka terhadap keadaan sosial politik
dan terhadap perubahan mode perjalanan, c perluasan expansion, meskipun terjadi goncangan, namun permintaan terus meningkat, d musim seasonality, ciri khas lain
dari permintaan wisata yang sangat mempengaruhi hari depan pariwisata yaitu musim wisata atau padat dan senggangnya kunjungan wisatawan.
Menurut Wahab 1975 dan Yoeti 1996, beberapa karakteristik dari permintaan pariwisata yaitu :
1. Elastisitas elasticity
Pada dasarnya, perjalanan wisata akan dilakukan jika kebutuhan rumah tangga seseorang sudah terpenuhi sehingga pengeluaran yang dilakukan untuk perjalanan
wisata tersebut tidak akan mengganggu pengeluaran rumah tangga. Artinya
18
bahwapermintaan menunjukkan elastisitas langsung dengan besarnya pendapatan income di satu pihak dan perjalanan di pihak lain.
2. Kepekaan sensitivity
Permintaan terhadap perjalanan wisata sangat peka atau sensitive terhadap keadaan sosial, politik, dan keamanan negaradaerah yang akan dikunjungi. Hal ini
dilatar belakangi bahwa wisatawan merupakan orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari kesenangan.
3. Musim seasonality
Permintaan terhadap perjalanan wisata juga ditentukan oleh musim ramai peak season dan musim sepi off-season. Biasanya musim ramai terjadi pada hari-hari libur
seperti libur sekolah, Lebaran, Natal. Pada musim ramai permintaan terhadap perjalanan wisata akan meningkat jika dibandingkan dengan hari biasa. Permintaan
juga dipengaruhi oleh keadaan iklim yang sedang terjadi di lokasi wisata. Banyak obyek wisata yang bahkan mengandalkan daya tarik wisatanya berdasarkan keadaan iklim
wisata tersebut seperti suhu udara yang dingin, sinar matahari yang panas, dan lain- lain.
4. Perluasan expansion
Permintaan terhadap perjalanan wisata cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun terjadi hambatan akibat ketidak seimbangan antara
penyediaan dan permintaan. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : a Kemajuan teknologi transportasi khususnya teknologi penerbangan; b
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; c Meningkatnya kegiatan ekonomi di negara-negara asal wisatawan; d Bertambahnya waktu luang leave time atau
semakin singkatnya waktu kerja working hours; e Meningkatnya kesadaran masyarakat negara-negara industri terhadap lingkungan; f Semakin padatnya
penduduk kota-kota metropolitan; g Meningkatnya pemilikan kendaraan pribadi. Berbeda dengan permintaan terhadap barang dan jasa pada umumnya,
permintaan industri pariwisata memiliki karakter sendiri, beberapa ciri atau karakter permintaan pariwisata menurut Yoeti 2008:
19
1. Sangat dipengaruhi oleh musim; 2. Terpusat pada tempat-tempat tertentu; 3. Tergantung pada besar kecilnya pendapatan; 4. Bersaing dengan permintaan akan
barang-barang mewah; 5. Tergantung tersedianya waktu senggang; 6. Tergantung teknologi transportasi; 7.
Size of family jumlah orang dalam keluarga; 8. Aksesibilitas
Jenis Wisatawan Tourist Demand
Ada 12 jenis wisatawan tourism demand yaitu family, hedonistic, back packer,
visiting friends and relatives, excursionist, educational tourist, religious tourist, snow bird, ethnic minority, disable tourist, social tourist dan short break market.
1. Family