Biografi Ludwig van Beethoven dan Analisis Struktural Sonata in F-

10

B. Periode Klasik 1.

Sekilas mengenai Periode Klasik Kebanyakan masyarakat umum mengartikan musik klasik sebagai suatu jenis musik tertentu. Tetapi pada pembahasan yang lebih mendalam, musik klasik merupakan sebuah pengelompokan genre musik secara periodik. Periode Klasik berlangsung antara kurun waktu 1750-1820. Karya musik instrumental periode ini berkembang pesat mulai dari sonata, simfoni, konserto, kuartet gesek, opera buffa, dan trio piano. Karakter utama yang menjadi ciri khas periode Klasik adalah kesederhanaan yang didesain untuk masyarakat umum. Musik periode ini memiliki bentuk yang simetris, format yang jelas seperti sonata form, melodi yang mudah diingat, tekstur homofoni, penggunaan tempo yang konstan, dan harmoni sederhana. Penggunaan tanda dinamika, seperti crescendo dan diminuendo, bertujuan untuk memberikan kontras dalam setiap bagian lagu serta menciptakan karya musik yang ekspresif dan natural.

2. Biografi Ludwig van Beethoven dan Analisis Struktural Sonata in F-

sharp major, Op. 78 No. 24 Beethoven adalah seorang komponis Jerman pada abad ke-19. Ia lahir di Bonn pada 16 Desember 1770 dengan latar belakang kebangsaan Vlam- Belanda. Sejak dini, Beethoven sangat megidolakan Mozart 12 . Selain itu, ayahnya selalu menuntut agar ia dapat menjadi sukses dan terkenal seperti Mozart. Ayahnya merupakan pribadi yang keras dan semena-mena. Sejak kecil, Beethoven selalu dididik dengan kekerasan. Karier mudanya dimulai di kota Bonn sebagai pemain biola, harpsikord, dan organ. Selain itu, ia juga menjadi pemain harpsikord di istana. Beethoven diutus oleh istana untuk belajar musik dengan Albrechtsberger yang menjadi awal kariernya sebagai komposer. 6 Patrick Castillo, dalam “Ludwig Van Beethoven” The Saint Paul Chamber Orchestra, 15 Oktober 2015, thespco.org 11 Pada 1787, Beethoven mendapat kesempatan untuk pergi ke Wina untuk belajar dengan Mozart selama dua minggu. Setelah itu, ia harus kembali ke Bonn karena mendapat berita bahwa ibunya meninggal. Karena Beethoven dekat dengan ibunya, ia mengalami depresi sejak ibunya tiada. Sedangkan ayahnya, Johann van Beethoven, tidak bisa lepas dari kebiasaan buruknya yaitu alkoholik. Oleh karena itu, Beethoven sebagai anak tertua harus bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sang ayah dan saudara-saudaranya. Berdasarkan gaya bermusiknya, kehidupan bermusik Beethoven dibagi menjadi tiga periode yaitu periode awal, tengah, dan akhir. Periode awal Beethoven berlangsung di Vienna dimana ia belajar teknik komposisi dengan Mozart dan Haydn untuk meniti karir menjadi pianis dan komposer. Beethoven mempunyai karakter yang unik, dengan permainannya yang sangat brilian dan energi yang berlimpah Beethoven dikenal sebagai legenda dari Vienna. Pada periode pertengahan, Beethoven aktif membuat karya dalam bentuk simfoni, konserto, kuartet gesek, dan sonata. Dalam membuat komposisi, Beethoven tidak suka dibatasi deadline dan selalu berkata pada dirinya “berpikir dan berpikir” kemudian merevisi dan menyempurnakan kembali karyanya hingga ia puas dengan hasilnya. 13 Meskipun kemampuan Beethoven diatas rata-rata, sikapnya sangat objektif dan tidak arogan. Ia masih belajar dibawah bimbingan Haydn. Sebagai seorang guru yang memiliki murid legendaris, Haydn merasa tersaingi secara pribadi. Istilah persaingan antara mereka berdua kerap disebut “unspoken spirit of competition”. 14 Pada periode ini, Beethoven mulai kehilangan pendengarannya. Tahun 1815 merupakan titik damai dan kemakmuran bagi Beethoven dimana pada periode akhir hidupnya karya-karya Beethoven sering dimainkan secara rutin di Vienna. Akan tetapi, kemampuan pendengaran 13 Donald J. Grout dan Claude V. Palisca . “A History Of Western Music, sixth edition New York : W.W Norton Company, Inc., 2001 , 522. 14 Castillo, thespco.org 12 Beethoven menjadi semakin parah. Hal ini membuatnya kehilangan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya sehingga ia menjadi sangat sensitif dan emosional. Selain itu, kondisi tersebut makin diperparah oleh persoalan keluarga, kesehatan, dan patah hati. Karakter musik pada periode akhir hidupnya menjadi meditatif, introspektif dan penuh kedamaian. Pada periode ini, ia membuat simfoni terakhirnya no.9 yang dikenal dengan judul “Ode To Joy”. Karya ini merefleksikan cinta abadi Tuhan kepada umat manusia. Beethoven meninggal dalam komplikasi penyakit kolera, sakit kuning, radang paru-paru, tuli, rabun, dan busung air. Beethoven wafat di Wina pada 26 Maret 1827. Salah satu karya Ludwig van Beethoven yang dipilih sebagai repertoar resital ini adalah Sonata in F-sharp major, Op. 78 No. 24. Karya ini merupakan komposisi sonata pada periode pertengahan 1809-1810 15 . Sonata ini merupakan komposisi yang menarik. Karena hanya terdiri dari dua gerakan dan tidak sepopuler karya sonata lain seperti Moonlight sonata, Appasionata, dan Pathetique. Selain itu, sonata ini mengeksplorasi sisi lain Beethoven yang berkepribadian lembut, manis, dan penuh damai. 15 F.E. Kirby, “Music For Piano: A Short History” New Jersey: Amadeus Press, LLC, 1995, 116. 13 Tabel 2. 3 Analisis Struktural Introduksi Sonata in F-sharp major, Op. 78 No. 24 Birama Keterangan 1-4 Bagian Introduksi dimulai dengan tonalitas F mayor. Introduksi ini dengan tenang dan ramah mengenalkan sekaligus memberi jalan untuk memasuki movement 1 sonata ini. Diawali dengan melodi berbentuk akor blok dadan pedal point di F yang memberi kesan damai, tenang, dan manis. Tabel 2.4. Analisis Struktural Sonata in F-sharp major, Op. 78 No. 24, 1 st movement Birama Keterangan 5-383 A Eksposisi Bagian pertama dimulai dengan tonalitas F mayor. Terdapat dua tema, yaitu tema utama yang berbentuk melodis, disambung dengan pergerakan akor blok dengan kedua tangan yang menghantarkan lagu menuju tema kedua, dengan dimodulasi ke C mayor. Tema kedua ini berbentuk not 116 dengan progresi diminished, yang menimbulkan suasana resah. Bagian eksposisi ini ditutup dengan codetta pergerakan not 116 oleh tangan kiri, dan akor blok oleh tangan kanan. 384-563 B Pengembangan Bagian pengembangan menggunakan tonalitas F minor, yang merupakan parallel minor dari tonalitas awal. Terdapat potongan tema utama yang telah dimodifikasi. Selain itu, muncul motif baru dalam not 116 yang berulang, bersamaan dengan motif dotted quaver pada tangan kiri. Bagian ini diakhiri dengan pergerakan tangga nada bentuk sekuen oleh dua tangan. 564-105 C Rekapitulasi Tonalitas kembali ke F mayor. Terjadi modulasi ke E mayor pada pertengahan munculnya tema utama. 14 Struktur bagian rekapitulasi ini sama dengan Eksposisi, hanya menggunakan tonalitas yang berbeda. Bagian ini ditutup coda dengan pergerakan not 116 oleh tangan kiri, dan akor blok oleh tangan kanan. Tabel 2.5. Analisis Struktural Sonata in F-sharp major, Op. 78 No. 24, 2nd movement Birama Keterangan 1-56 A Gerakan kedua berbentuk sonata rondo 16 yang diawali dengan tonalitas C mayor. Semua tema utama muncul dengan repetisi, kemudian disambung pergerakan not 116 berbentuk sekuen naik dan turun, semuanya menggunakan interval second. Bentuk ini akan muncul di semua bagian A, dengan tonal lain dan sedikit modifikasi. 57-88 B Tonalitas bagian B dimulai dalam D mayor. Pada bagian ini, terdapat tema kedua yang berbentuk arpeggio. Terdapat bentuk “tanya jawab” yang disusun dalam bentuk arpeggio D mayor dan akor diminished. Kemudian dilanjut dengan bentuk “tanya jawab” antara harmoni tonal D mayor dan dominant nya A mayor. 89- 119 A‟ Bagian ini, struktur lagu sama dengan A. Dimulai dengan tonalitas F mayor dengan beberapa modulasi sementara. 120- 149 B‟ Bagian ini, struktur lagu sama dengan B. Dimulai dengan tonalitas F mayor. Terdapat tema kedua yang berbentuk arpeggio. B entuk “tanya jawab” disusun 16 Rondo adalah istilah yang mengacu pada bentuk komposisi di mana bagian pertama berulang setelah bagian kedua dilakukan dalam form A-B-A atau A-B-A-B-A atau A-B-A-C-A. Bentuk ini sering ditemukan dalam komposisi era Barok Klasik. 15 dalam bentuk arpeggio F mayor dan F minor. Kemudian dilanjut dengan bentuk “tanya jawab” antara harmoni tonal F mayor dan dominant nya C mayor. 150- 183 A‟‟ Tonalitas kembali ke F mayor. Tema utama muncul kembali dengan modifikasi polifoni, dimana kedua tangan memiliki peranan yang sama. Karya ini diakhiri dengan coda dalam akor dominant berbentuk arpeggio yang dilanjutkan dengan tema penutup dalam F mayor.

B. Periode Romantik