Tujuan dan Kegunaan Penelitian

16 biasanya terdiri dari nilai eksistensi existence value dan nilai masa depan bequest value Dixon 1998.

A. Nilai Manfaat Use Value

Uses value merupakan suatu cara penilaian atau upaya kuantifikasi barang dan jasa sumberdaya alam dan lingkungan ke nilai uang, terlepas ada tidaknya nilai pasar terhadap barang dan jasa tersebut. Dalam konteks penelitian ini use value diestimasikan dari seberapa besar manfaat sumberdaya baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai manfaat ini didapat dari menjumlahkan nilai manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Nilai Manfaat Langsung Nilai manfaat langsung di estimasi dengan menghitung jumlah ekstraksi langsung dari sumberdaya alam dan nilai yang terkait dengan menggunakan harga pasar NRMP-USAIDa, 1996 dalam Kusuma, 2005. Menurut McCracken dan Abaza 2000 dalam Kusuma 2005, harga pasar yang umum digunakan adalah harga pasar lokal local market prices. Nilai Manfaat Tidak Langsung Nilai manfaat tidak langsung didefinisikan oleh Grigalunas and Congar 1995 dalam Kay dan Alder 1999 sebagai nilai yang secara tidak langsung dari barang, dimana ketika menggunakan barang lain tergantung dari barang tersebut. Untuk menghitung nilai ini perlu dibatasi pada fungsi yang terkandung dalam suatu sumberdaya. Nilai manfaat tidak langsung dihitung dengan menggunakan metode ini dinilai tepat untuk penelitian dimana ketersediaan data dan dana yang terbatas untuk melakukan penelitian secara komprehensif. Metode ini menilai perkiraan benefit dari tempat lain dimana sumberdaya tersedia kemudian benefit tersebut di transfer untuk memperoleh perkiraan yang kasar mengenai manfaat dari lingkungan Fauzi, 2003. Dosi 2000 menyebutkan bahwa metode ini didasari dari kajian yang telah dilakukan sebelumnya untuk melakukan evaluasi terhadap suatu proyek baru, pengaturan masalah lingkungan, atau kebijakan lainnya yang diposisikan dalam pengambilan keputusan dan analisis biaya manfaat. Dalam melakukan pendekatan ini harus dilakukan dengan penilaian yang baik dan kreativitas dalam memanipulasi ketersediaan informasi dan kemudian 17 menampilkannya kepada para pengambil keputusan. Pendekatan ini secara formal telah direkomendasikan dan di adaptasi oleh berbagai lembaga untuk tujuan valuasi ekonomi dampak lingkungan.

B. Nilai Manfaat Pilihan Option Value

Option value lebih diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh masyarakat atas adanya pilihan untuk menikmati barang dan jasa dari sumberdaya alam di masa mendatang Fauzi, 2003. Nilai manfaat pilihan option value dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran secara langsung, Nilai ekonomi sumberdaya dan lingkungan dapat diperoleh langsung dengan menanyakan kepada individu atau masyarakat mengenai keinginan membayar mereka willingness to pay terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam. Teknik yang paling umum digunakan dalam pendekatan langsung ini adalah melalui contingent valuation method atau CVM. Pendekatan CVM pada hakekatnya bertujuan untuk mengetahui pertama, keinginan membayar willingness to pay atau WTP dari sekelompok masyarakat, misalnya saja terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara dsb dan yang kedua adalah keinginan menerima willingness to accept atau WTA dari kerusakan suatu lingkungan perairan. CVM yang pertama kali diajukan oleh Davis 1963 dalam Dosi 2000, telah digunakan secara luas dalam pengambilan keputusan terhadap evaluasi program terkait dengan perubahan lingkungan.

C. Nilai Bukan Manfaat Non Use Value

Nilai bukan manfaat merupakan nilai yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan aktual dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya Fauzi, 2003. Nilai bukan manfaat dibagi menjadi dua yaitu existence value dan bequest value. Existence Value Existence value atau nilai keberadaan pada dasarnya adalah penilaian yang diberikan atas keberadaan atau terpeliharanya sumberdaya alam dan lingkungan meskipun masyarakat misalnya tidak akan memanfaatkan atau mengunjunginya. Bequest Value Bequest value atau nilai pewarisan diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh generasi kini dengan menyediakan atau mewariskan bequest sumberdaya 18 untuk generasi mendatang mereka yang belum lahir. Jadi bequest value diukur berdasarkan keinginan membayar masyarakat untuk memelihara to preserve sumberdaya alam dan lingkungan untuk generasi mendatang. Dalam paradigm neoklasik, nilai ekonomi economic value dapat dilihat dari sisi kepuasan konsumen preferences of consumers dan keuntungan perusahan profit of firms. Dalam hal ini konsep dasar yang digunakan adalah surplus ekonomi economic surplus yang di peroleh dari penjumlahan surplus konsumen consumers surplus; CS dan surplus oleh produsen producers surplus ; PS. Surplus konsumen terjadi apabila jumlah maksimum yang mampu konsumen bayar lebih besar dari jumlah yang secara aktual harus dibayar untuk mendapatkan barang atau jasa. Selisih jumlah tersebut di sebut consumers surplus CS dan tidak dibayarkan dalam konteks memperoleh barang yang diinginkan. Sementara itu, producers surplus PS terjadi ketika jumlah yang diterima oleh produser lebih besar dari jumlah yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang atau jasa. Grigalunas dan Conger 1995; Freeman III 2003 dalam Adrianto 2004. Green 1992 diacu dalam Fauzi 2004 memandang bahwa menggunakan pendekatan surplus untuk mengukur manfaat sumberdaya alam merupakan pengukuran yang tepat karena sumberdaya dinilai berdasarkan alternative penggunaan terbaiknya best alternative use. Surplus ekonomi dalam surplus konsumen, surplus produsen dan resource rent rent sumberdaya. Gambar 4 Consumer Surplus dan Producer Surplus Q e Supply Curve Demand Curve P P Q Consumers Surplus Produsers Surplus 19

2.4 Konsep Valuasi Ekonomi

Penggunaan metode analisis biaya dan manfaat cost-benefit analisys CBA yang konvensional sering tidak mampu menjawab permasalahan yang terjadi pada sumberdaya dan lngkungan, sebab konsep ini sering tidak memasukan manfaat ekologis didalam analisisnya. Begitu juga ketika kita mengetahui kerusakan lingkungan terjadi akibat aktivitas ekonomi, misalnya pengambil kebijakan sering tidak mampu mengkuantifikasikan kerusakan tersebut dengan metode ekonomi yang konvensional. Permasalahan-permasalahan ini kemudian menjadi dasar pemikiran lahirnya konsep valuasi ekonomi Fauzi dan Anna 2005. Fauzi 2004 mengatakan bahwa pemikiran mengenai valuasi ekonomi sudah dimulai sejak 1902 ketika Amerika melahirkan undang-undang River and Harbour Act of 1902 yang mewajibkan para ahli untuk melaporkan seluruh manfaat dan biaya yang ditimbulkan oeh proyek-proyek yang dilakukan di sungai dan pelabuhan. Konsep ini kemudian lebih berkembang setelah PD II, dimana konsep manfaat dan biaya lebih diperluas ke pengukuran yang sekunder atau tidak langsung dan yang tidak nampak intangible. Dengan berkembangnya ilmu ekonomi lingkungan pada tahun 1980-an, konsep valuasi ekonomi sumberdaya dan lingkungan kemudian menjadi lebih luas dan mampu menjembatani kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode Benefit Cost Analisis yang konvensional karena sering tidak memasukkan manfaat ekologis di dalam analisisnya. Lebih jauh lagi Fauzi 2005 menyebutkan bahwa valuasi ekonomi dapat di defenisikan sebagai upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang di hasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, baik atas nilai pasar market value maupun nilai non pasar non market value. Penilaian ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi economic tools yang menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengistimasi nilai uang dari barang dan jasa yang di berikan oleh suatu sumberdaya alam. Akar dari konsep penilaian ini sebenarnya berlandaskan dari teori ekonomi neo-klasikal yang menekankan pada kepuasan atau keperluan konsumen berdasarkan pemikiran neo-klasikal ini dikemukakan bahwa penilaian setiap 20 individu pada barang dan jasa tidak lain adalah selisih antara keinginan membayar willingness to pay dengan biaya untuk mensuplai barang dan jasa tersebut Barbier et al. 1997 di acu dalam Fauzi 1999 1. Menurut Suparmoko 2000 ada beberapa alasan mengapa satuan moneter diperlukan dalam valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan, tiga alasan utamanya adalah : 2. Satuan moneter dapat digunakan untuk menilai tingkat kepedulian seseorang terhadap lingkungan. 3. Satuan moneter dari manfaat dan biaya sumberdaya alam dan lingkngan dapat menjadi pendukung untuk keberpihakan terhadap kualitas lingkungan. Satuan moneter dapat dijadikan sebagai bahan pembanding secara kuantitatif terhadap beberapa alternative suatu kebijakan tertentu termasuk pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan. Valuasi ekonomi adalah nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai fungsional yang harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan pengelolaannya. Sehingga alokasi dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan mengenai sasaran valuasi ekonomi dilakukan karena sumberdaya alam bersifat public good, terbuka dan tidak mengikuti hukum kepemilikan dan tidak ada mekanisme pasar di mana harga dapat berperan sebagai instrument penyeimbang antara permintaan dan penawaran. Selain itu manusia di pandang sebagai homoeconomicus yang cenderung memaksimalkan manfaat total Kusumastanto 2000. Valuasi ekonomi merupakan analisiys non-market karena didasarkan pada mekanisme pemberian nilai moneter pada produk barang dan jasa yang tidak dipasarkan. Jika produk terpasarkan dapat digambarkan dalam kurva permintaan dengan kemiringan negative downward slopping maka kurva permintaan menggambarkan marginal valuation yang merupakan gambaran keinginan membayar willingenes to pay = WTP seseorang untuk memperoleh barang daripada tidak sama sekali. Pada barang yang tidak terpasarkan seperti keaneka ragaman hayati, nilai estetika dan sebagainya, kurva permintaan lebih menggambarakan trade off antara kualiatas satu produk dengan karekteristik lainnya Fauzi, 2004.