Penilaian Ekonomi Lamun PENDAHULUAN

24 - Gambar 5 Peta Lokasi Penelitian Data Non Use Value nilai bukan Manfaat Kesediaan masyarakat dalam berpartisipasi untuk menjaga keberadaan dan kelestariankeberlangsungan dari suatu sumber daya melalui kesediaan membayar willingness to payWTP Adapun data sekunder diperoleh dari studi literatur dan berbagai instansi terkait. Studi literatur dibutuhkan untuk membandingkan nilai ekonomi yang didapatkan dari kawasan Pulau Waidoba dengan nilai ekonomi yang didapatkan pada kawasan ekosistem lamun yang lain. Jenis dan sumber data lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2. 25 Tabel 2 Matriks Jenis dan Sumber Data No Tujuan Metode Analisis Jenis Data Sumber Data 1 Mengidentifikasi aspek ekologi perairan ekosistem lamun - - Persentase tutupan lamun Pengukuran kualitas perairan Primer Primer Observasi Observasi Mengidentifikasi aspek sosial ekonomi, DPSIR. 2 - Sosial ekonomi : Jumlah penduduk dan mata pencarian - DPSIR : karakteristik masyarakat, bentuk dan tingkat pemanfaatan, persepsi dan pemahaman masyarakat terhadap ekosistem lamun, dan peran pemerintah. Analisis Deskriptif Analisis Kualitatif Sekunder Primer Statistik Kecamatan KUD Khatulistiwa Responden Kuesioner Mengestimasi nilai ekonomi dari fungsi dan manfaat ekosistim lamun di Pulau Waidoba, Kecamatan Kayoa Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan. 3 - - Efect on Production EoP Benefit Transfer - Non Use Value CVM Primer Sekunder Sekunder Primer Primer Responden Literatur Responden Literatur Responden kuesioner

3.3 Metode Pengambilan Data a. Data Ekologis

Penelitian mengenai valuasi ekonomi ekosistem lamun melalui pendekatan ekologis di Pulau Waidoba Kecamatan Kayoa Selatan, Provinsi Maluku Utara membutuhkan informasi data yang lengkap dan “up to date” yang meliputi data primer dan sekunder, serta analisis yang tepat dan akurat. Pengumpulan data ekologis dilakukan secara langsung melalui pengukuran dan pengamatan terhadap kondisi perairan dan kondisi ekosistem lamun pada masing-masing stasiun penelitian, yaitu : 26 a. b. Pengukuran kualitas perairan suhu, salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut, dan pH air 1 Menentukan lokasi transek yang dipilih untuk pengamatan. Setiap stasiun terdiri dari 3 transek sub stasiun yang ditempatkan secara vertikal atau tegak lurus ke laut, dengan panjang 50 meter. Pengukuran kondisi padang lamun merupakan gabungan metode Transek dan Petak Contoh Transect Plot dengan penentuan secara cepat persen penutupan lamun di lapangan sumber: Marine Plant Ecology Group, northerm Fisheries Centre CAIRNS, Australia. Metode Transek dan Petak Contoh Transect Plot adalah metode pencuplikan contoh populasi suatu komunitas dengan pendekatan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati wilayah ekosistem lamun tersebut. Adapun langkah-langkah pengambilan data dilapangan sebagai berikut; 2 Pada setiap garis transek ditempatkan kuadrat 50 x 50 cm sebanyak 5 kali mengikuti garis transek. 3 c. Menentukan persen penutupan lamun di lapangan. b. Luasan lamun dilakukan melalui bantuan GPS. Data DPSIR Pengumpulan data ini dilakukan melalui identifikasi secara langsung berdasarkan karakteristik dampak dan melalui hasil wawancara secara interview dari 60 responden. Penentuan responden dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan kegiatan pemanfaatan ekosistem dan sumberdaya lamun. Driving force-Pressure-State-Impact-Response

c. Data Efect on Production EoP

Pengumpulan data effect on production EoP melalui hasil wawancara secara interview dari 50 responden . Penentuan responden dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan kegiatan pemanfaatan ekosistem dan sumberdaya lamun. Responden diwancarai untuk mengetahui berapa besar produksi sumber daya alam yang mereka manfaatkan. 27

d. Data Nilai Bukan Manfaat Non Use Value