Analisis Fragmen matK Prosedur Penelitian

Hasil PCR kemudian dianalisis dengan melakukan elektroforesis gel agarose 2 wv dalam larutan buffer TAE 1x. Setelah running selesai dilakukan distaining dalam larutan Ethidium Bromide EtBr. Sequencing DNA Proses sequencing dilakukan setelah DNA hasil amplifikasi diukur kualitasnya dengan cara dielektroforesis pada gel agarose 2. DNA hasil amplifikasi tersebut kemudian dikirim ke PT. Genetika Science Indonesia di Singapura bersama primer yang telah digunakan dalam proses amplifikasi. Kemudian dianalisis dengan program ClustalW2 EMBL-EBI http:ebi.ac.ukToolsmsaclustal-w2, software BioEdit dan TreeViewX Hall 2007 serta analisis keanekaragaman menggunakan software DNAsp versi 3.5 Rozas dan Rozas 1999 digunakan untuk mencari nilai keragaman nukleotida. 3.3.2 Analisis Fragmen ITS2 secara In Silico Sekuen DNA dimasukkan pada program pDRAW32 yang dikembangkan oleh AcaClone Software http:www.acaclone.com. Masing-masing sekuen DNA kemudian dipotong menggunakan 18 enzim restriksi. Setelah dipotong kemudian ditampilkan dengan elektroforesis gel agarose 2 .

3.3.3 Analisis Fragmen matK

Data Mining Meliaceae Data mining tidak dilakukan melalui prosedur kerja pada laboratorium. Data ini diambil dari database GenBank http:www.ncbi.nlm.nih.g-ovgenbank untuk lima spesies yang sama pada region ITS2, ukuran sekuen yang digunakan berbeda pada kedua region, untuk eksplorasi marker pad mat-K digunakan sekuen DNA dengan pangjang ± 800 bp, secara terperinci dapat dilihat seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Spesies yang digunakan untuk region mat-K GenBank 2012 Spesies Sumber GenBank Accession Panjang basa bp Swietenia macrophylla Swietenia mahagoni Azadirachta indica Melia azedarach Khaya anthotheca Muellner et al. 2003 Clayton et al. 2007 Muellner et al. 2003 Abbott et al. 2009 Muellner et al. 2003 AY128200 EU042907 AY128180 GU134981 AY128190 857 918 863 827 857 Sequence DNA Runutan DNA dari data mining dirunutkan dengan menggunakan program perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan adalah ClustalW2, software BioEdit, TreeViewX. Analisis Fragmen matK secara in silico Sekuen DNA dimasukkan pada program pDRAW32 yang dikembangkan oleh AcaClone Software http:www.acaclone.com. Masing-masing sekuen DNA kemudian dipotong menggunakan 18 enzim restriksi. Setelah dipotong kemudian ditampilkan dengan elektroforesis gel agarose 2 .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis DNA 4.1.1 Ekstraksi DNA Ekstraksi DNA merupakan langkah awal dalam analisis molekuler. Masalah-masalah yang timbul dalam ekstraksi DNA merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan perlu diatasi. Kualitas dan kuantitas hasil dari ekstraksi DNA tergantung dari spesies tanaman yang digunakan dan mempengaruhi analisis lanjut seperti pada proses PCR maupun pemotongan DNA dengan enzim restriksi. Gambar 6 Pola band DNA A K. anthotheca , B S. macrophylla , C S. mahagoni , D A. indica , E M. azedarach; 1 sumur DNA, 2 band DNA Hasil ekstraksi DNA yang disajikan pada Gambar 6 ada beberapa band yang tidak muncul dan kurang jelas. Pola tersebut dapat disebabkan tidak adanya atau kurang mencukupinya DNA yang terisolasi untuk uji elektroforesis, selain itu kemungkinan masih adanya DNA di dalam tube karena campuran tidak homogen, jumlah ekstrak yang sedikit atau terbuang pada saat pencucian. Hal lain yang bisa terjadi adalah terkontaminasinya DNA atau memiliki tingkat kemurnian yang rendah. Kondisi DNA dengan tingkat kemurnian dan berat molekul yang tinggi sangat diupayakan agar dapat melakukan analisis genetika molekuler. Ekstraksi A B C E D 2 1