Analisis Sekuen ITS2 Ekstraksi DNA

3.3 Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik PCR. Secara umum prosedur penelitian teknik PCR disajikan pada Gambar 5. Tahap penelitian terdiri dari tiga tahap analisis yaitu analisis sekuen ITS2, analisis fragmen ITS2 dan analisis fragmen mat-K secara in silico.

3.3.1 Analisis Sekuen ITS2 Ekstraksi DNA

Kegiatan ekstraksi dan isolasi DNA dari daun dilakukan dengan menggunakan metode CTAB cetyl trimethyl ammonium bromide yang dimodifikasi untuk mendapatkan DNA yang cukup murni. Contoh daun 2x2 cm 2 digerus di dalam pestel bersih, lalu dipindahkan ke dalam tube 1,5 mL dan ditambahkan 500−700 larutan penyangga ekstrak dan 100 µL PVP 2. Hasil gerusan kemudian dikocok dengan vortex agar menjadi homogen, selanjutnya diinkubasi dalam waterbath selama 60 menit pada suhu 65 C. Untuk mengikat DNA ditambahkan kloroform 500 µL dan fenol 10 µL, lalu dikocok sampai homogen. Sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan fase air dan fase bahan organik supernatan pada kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit. Supernatan diambil dan dipindahkan ke dalam tube baru, lalu ditambahkan isopropanol dingin 500 µL dan NaCl 300 µL. Campuran supernatan dengan isopropanol dingin dan NaCl disimpan dalam freezer selama 60 menit untuk mendapatkan supernatan DNA. Kegiatan selanjutnya adalah pencucian DNA dengan menambahkan etanol 100 sebanyak 300 µL lalu disentrifugasi pada kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit. Cairan etanol dibuang dengan hati-hati agar supernatan DNA tidak ikut terbuang, pelet DNA disimpan di dalam desikator selama ±15 menit, selanjutnya ditambahkan larutan penyangga TE 20 µL, setelah itu dikocok dan disentrifugasi kembali. Langkah tersebut dilakukan sampai mendapatkan DNA yang murni, jika belum mendapatkan DNA yang bersih dan masih memiliki banyak kotoran perlu diulangi kembali langkah-langkah seperti yang telah dijelaskan di atas. DNA yang bersih dapat diuji melalui tahap elektroforesis pada gel agarose yang dilakukan pada setiap akhir dari suatu teknik analisis genetik. Agarose yang digunakan memiliki konsentrasi yang berbeda pada setiap pengujian kualitas DNA sesuai pada teknik yang sedang dilakukan. Sampel daun Ekstraksi DNA Ya Elektroforesis agarose 1 PCR Sekuen Restriksi enzim secara in silico Analisis Data Tidak Ya Tidak Elektroforesis agarose 2 5 jenis : S. mc, S. mg, M. az, A. in, dan K. an CTAB Doyle and Doyle 1990 -ITS2 PCR Banks 1985 5 jenis sampel ITS2 18 enzim sesuai pada 1.2 -BioEdit v.7.0.9 -ClustalW2 EBI-EMBL -TreeviewX -PopGene, NTSYs dan pDRAW32 Gambar 5 Bagan alur penelitian di laboratorium S. mc = S. macrophylla; S. mg = S. mahagoni; K. an = K. anthotheca; A. in = A. indica; M. az =M. azedarach Pengujian Kualitas DNA DNA hasil ekstraksi kemudian uji kualitas dengan menggunakan teknik elektroforesis agarose 1 wv. Gel ini dibuat dengan melarutkan agarose sebanyak 0,33 g ke dalam 33 µL larutan TAE tris HCl-acetic acid-EDTA. Kemudian campuran dipanaskan di dalam microwave sampai mendidih. Larutan gel kemudian dituangkan ke dalam cetakan gel. Cetakan gel tersebut telah dipasang sisircomb yang berfungsi untuk membuat sumur gel. Setelah gel membeku, sisir dicabut dan gel beserta cetakannya diletakkan di dalam bak elektroforesis yang telah berisi larutan penyangga TAE. DNA hasil ekstraksi diambil sebanyak 3 µL dan ditambah 2 µL blue juice 10X, selanjutnya dilakukan proses elektroforesis dengan menggunakan aliran listrik dengan tegangan 100 V selama 1 jam. Gel yang sudah dielektroforesis dilakukan pewarnaan dengan merendamkan gel di dalam larutan Ethidium Bromida EtBr, yaitu campuran 10 µL EtBr dan 190 mL aquades selama 15 menit. Kemudian profil DNA hasil ekstraksi dideteksi dengan menggunakan UV transilluminator. Proses Amplifikasi DNA dengan Teknik PCR polymerase chain reaction DNA hasil ekstraksi diamplifikasi dengan menggunakan primer ITS2. Menurut Marder 2001, primer diperlukan karena DNA polimerase tidak dapat memulai replikasi tanpa terjadi penempelan primer terlebih dahulu terhadap DNA target. Adapun urutan nukleotida dari primer tersebut terdapat pada Tabel 2. Tabel 2 Primer yang digunakan untuk amplifikasi DNA Gen Posisi gen Sekuen primer 5-3 Suhu annealling °C Sumber ITS2 Second Internal Transcribed Spacer 5’-GCT GCG TTC TTC ATC GAT GC- 3’ 48 White et al. 1990 Secara umum proses PCR menggunakan lima komponen utama yang dicampurkan ke dalam tube 0,2 mL. Komponen yang diperlukan untuk teknik PCR terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi bahan-bahan yang digunakan untuk PCR No Komponen Volume µL 1 Cetakan DNA 2,5 2 Forward Primer 1,9 3 Reverse Primer 1,9 4 Nucleas free water 3,5 5 Green Go Taq Master Mix Kit 10,0 Jumlah 19,8 Proses PCR dilakukan melalui tiga tahapan yaitu denaturation, annealing, dan extention. Pada proses ini suhu yang dipakai berbeda-beda tergantung pada teknik, bahan kimia dan primer yang digunakan. Pengaturan suhu untuk PCR terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Tahapan-tahapan dalam proses PCR Tahapan Suhu °C Waktu menit Jumlah Siklus Pre-denaturation 95 3 - Denaturation 95 1 - Annealing 48 1 36 Extention 72 1 1 Final Extention 72 10 - Hasil PCR kemudian dianalisis dengan melakukan elektroforesis gel agarose 2 wv dalam larutan buffer TAE 1x. Setelah running selesai dilakukan distaining dalam larutan Ethidium Bromide EtBr. Sequencing DNA Proses sequencing dilakukan setelah DNA hasil amplifikasi diukur kualitasnya dengan cara dielektroforesis pada gel agarose 2. DNA hasil amplifikasi tersebut kemudian dikirim ke PT. Genetika Science Indonesia di Singapura bersama primer yang telah digunakan dalam proses amplifikasi. Kemudian dianalisis dengan program ClustalW2 EMBL-EBI http:ebi.ac.ukToolsmsaclustal-w2, software BioEdit dan TreeViewX Hall 2007 serta analisis keanekaragaman menggunakan software DNAsp versi 3.5 Rozas dan Rozas 1999 digunakan untuk mencari nilai keragaman nukleotida. 3.3.2 Analisis Fragmen ITS2 secara In Silico Sekuen DNA dimasukkan pada program pDRAW32 yang dikembangkan oleh AcaClone Software http:www.acaclone.com. Masing-masing sekuen DNA kemudian dipotong menggunakan 18 enzim restriksi. Setelah dipotong kemudian ditampilkan dengan elektroforesis gel agarose 2 .

3.3.3 Analisis Fragmen matK