Luas Daun cm Tanggap Morfologi Tanaman

17 LD = Luas daun cm 2 P = Panjang daun cm L = Lebar daun terlebar cm k = Nilai koreksi untuk pengukuran luas daun yaitu 0.55 Hardon et al.1969. Sedangkan pada 16 MST menggunakan portable area meter Li-cor 3000C.

d. Diameter Batang cm. Pengertian diameter batang yang diamati adalah

bonggol pelepah daun. Pengukuran diameter batang dengan menggunakan jangka sorong, diukur di atas permukaan tanah, p erhitungan peubah pertambahan diameter batang ini dilakukan setiap 4 minggu hingga 24 MST.

e. Bobot Kering g. Tanaman dipisahkan masing-masing organnya akar,

pelepah dan leaflet, kemudian dikeringkan dalam oven selama 48 jam dengan suhu 80 o C, kemudian ditimbang bobot keringnya. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian 24 MST dan sampel yang diambil dari pemupukan optimum dan kontrol.

2. Tanggap Fisiologi Tanaman

a. Kerapatan Stomata. Kerapatan stomata diamati dan dihitung dengan menggunakan mikroskop. Sampel daun yang diamati adalah daun ke-4 yang dihitung dari atas daun paling muda. Pengukuran dilakukan pada 16 MST. Adapun tahapan cara kerja sebagai berikut : 1. Sampel daun dioles dengan menggunakan selulosa asetat cat kuku bening pada bagian atas dan bawah daun ± 1.5 cm x 0.5 cm. 2. Plester bening dipotong dengan ukuran ± 2 cm x 1.2 cm yang berguna untuk mencetak pola stomata. 3. Plester kemudian ditempelkan pada daun yang telah kering setelah dioles selulosa asetat kemudian plester dibuka dari sampel daun dan dipindahkan ke objek kaca yang selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. 4. Menghitung jumlah stomata dengan menggunakan rumus : 18 a. Kerapatan stomata KS dimana : n = jumlah stomata Luas bidang pandang x = jumlah stomata mm 2 b. Luas bidang pandang mikroskop L , dimana : = 3.14 r = Jari-jari bidang pandang 0.5 mm dengan pembesaran 40 x 10.

b. Jumlah Klorofil. Jumlah klorofil daun dihitung dengan menggunakan alat

SPAD-502 Plus chlorophyll meter. Alat ini secara digital mencatat tingkat kehijauan dan jumlah relatif molekul klorofil yang ada dalam daun dalam satu nilai berdasarkan jumlah cahaya yang ditransmisikan oleh daun Konika Minolta 1989. Pengukuran dilakukan pada umur 16, 20 dan 24 MST. Sampel daun yang diukur adalah daun ke-4 dengan cara meletakkan daun pada titik alat pembaca, kemudian tombol pembaca ditekan. Penghitungan dilakukan pada tiga titik pangkal, tengah dan ujung yang berjarak ± 0.5 cm dari tepi leaflet . Nilai real kadar klorofi daun untuk kelapa sawit dihitung dengan menggunakan rumus Y = 0.0007x – 0.0059, dimana: Y = kandungan klorofil dan X = nilai hasil pengukuran SPAD-502 Amir 1999; Farhana 2007.

c. Analisis Kadar Hara N dan P dalam Organ Akar, Pelepah, Leaflet

. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian 24 MST. Sampel tanaman yang dihitung adalah dari perlakuan optimum. Organ tanaman dipisahkan masing-masing akar, pelepah dan leaflet. Untuk pengitungan kadar hara pelepah dan leaflet sampel diambil dari pelepah dan leaflet ke-5. Selanjutnya semua sampel dibawa ke laboratorium untuk di analisis. Analisis hara dilakukan dengan cara mengikuti prosedur baku. Contoh daun dibersihkan dengan 1 deterjen dan dibilas dengan air bebas ion, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 65 o C selama 48 jam. Contoh komposit daun yang telah dikeringkan kemudian digiling dan diayak dengan ayakan berdiameter 1 mm. Contoh daun kemudian dianalisis secara pengabuan basah dengan HNO 3

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Menggunakan Media Sekam Padi dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery

10 98 74

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67

Utilization of empty fruit bunches and bunch ash oil palm as ameliorant on oil palm (Elaeis guineensis Jacq) seedling growth in main nursery

0 12 69

Optimizing of nitrogen and potassium fertilizer rate for oil palm seedling (Elaeis guinensis Jacq) on main nursery

0 2 72

Optimizing Rates of NPK Compound and Calcium Fertilizer for the Growth of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Seedling in Main Nursery.

0 5 95

Optimizing of Calcium and Magnesium Fertilizer for Oil Palm Seedling (Elaesis guineensis Jacq.)

0 6 54

Optimizing Rates of NPK Compound and Calcium Fertilizer for the Growth of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq) Seedling in Main Nursery

0 10 57

Optimasi Dosis Pupuk Kalsium dan Magnesium pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama Dose Optimization of Calcium and Magnesium Fertilizer for Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Seedling in Main Nursery

0 0 8

Optimasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Fosfor pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan Umur Satu Tahun Optimizing of Nitrogen and Phosphorus Fertilizer for One-Year-Old Plant of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.)

0 0 7

Optimasi Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Kalsium pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama Optimation of NPK and Calcium Fertilizer Rates for the Growth of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Seedling in Main Nursery

0 0 7