44
BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti kepada informan dengan proses analisa data dari hasil diskusi kelompok FGD
dan catatan lapangan, pada saat melakukan analisa data ditemukan beberapa tema- tema esensial yang selanjutnya dideskripsikan oleh peneliti dalam bentuk naratif
pada penyajian hasil penelitian sebagai berikut. Penyajian hasil penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
menguraikan gambaran umum wilayah penelitian. Bagian kedua berisi hasil penelitian meliputi karakteristik informan dan hasil analisis tematik pengalaman
kesiapsiagaan, masyarakat dalam menghadapi bencana banjir, paparan hasil penelitian ini dideskripsikan berdasarkan hasil diskusi kelompok FGD yang
disusun berdasarkan tema yang ditemukan.
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Kelurahan Bintaro merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan dengan luas 4,56 km2 dari seluruh
wilayah kecamatan Pesanggrahan terdiri dari 15 RW dan 142 RT dengan total jumlah penduduk sebanyak 55.466 jiwa. Adapun batas- batasnya sebelah utara
kelurahan Kebayoran lama utara dan Kebayoran lama selatan, sebelah barat kelurahan Pesanggrahan, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang dan
sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Pondok Pinang. Laporan kependudukan Kelurahan Bintaro tahun 2014
Bencana banjir yang terjadi di Kelurahan Bintaro, sedikitnya lima RW terendam banjir dengan ketinggian rata
– rata air banjir mencapai 4 empat meter. Banjir yang terjadi di kelurahan Bintaro khususnya RT 001 RW 012
terjadi sejak tahun 1985 dengan tinggi kisaran tiga sampai empat meter, terulang besar tahun 1987 tercapai dua sampai dua setengah meter,terjadi yang
besar lagi tahun 2002 tercapai tiga sampai empat meter, terulang lagi tahun 2007 tertinggi tiga meter terendah dua mter, selebihnya terjadi tiap tahun
dengan rata-rata ketinggiannya sekitar satu meter.
B. Karakteristik Informan
Sebanyak enam informan berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua informan adalah masyarakat yang pernah mengalami bencana banjir yang
bertempat tinggal di wilayah RT 001 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Adapun karakteristik dari informan sebagai
berikut : Kode
informan Usia
Pendidikan terakhir
Pekerjaan Waktu
mengalami banjir
I1 39 tahun
SMU Ibu rumah tangga
Tahun 2013 I2
47 tahun S1
Guru Tahun 1993
I3 60 tahun
SMA Buruh harian
Tahun 2002 I4
39 tahun SMA
Karyawan swasta Tahun 2002
I5 36 tahun
S1 Guru
Tahun 1990 I6
51 tahun SD
Wiraswasta Tahun 1985
Tabel 5 - 1 Kara kteristik informan
C. Hasil Analisis Tematik
Hasil analisis tematik ini menjelaskan empat tema yang didapatkan dalam penelitian ini. Berbagai tema yang diperoleh terkait dengan pengalaman
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir sebagai berikut : 1 Dampak banjir yang dialami oleh masyarakat; 2 Sumber pengetahuan yang
diperoleh masyarakat tentang program penanggulangan banjir; 3 Upaya masyarakat dalam menghadapi bencana banjir; 4 Peran pemerintah terhadap
upaya kesiapsiagaan bencana banjir.
Tema 1. Dampak banjir yang dialami oleh masyarakat
Bencana banjir menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat seperti terjadinya
berbagai kerusakan,
terganggunya aktifitas
masyarakat, menurunnya kegiatan perekonomian, timbulnya berbagai penyakit, hingga
menimbulkan kematian yang disebabkan oleh banjir.Informan dalam penelitian ini memaparkan adanya dampak yang dialami oleh masyarakat
selama mengalami banjir. Adapun dampak yang dialami meliputi : 1 Rusaknya bangunan dan perabotan rumah; 2 Rusaknya tempat ibadah; 3
Terbentuknya kesadaran masyarakat; 4 Menjadi terbiasa; 5 Masyarakat bisa memprediksi datangnya banjir dengan sendiri; 6 Perasaan yang dirasakan
1. Rusaknya bangunan dan perabotan rumah
Satu dari enam informan mengungkapkan yang dirasakan masyarakat yaitu kerusakan bangunan dan perabotan rumah, kerusakan yang terjadi
seperti jebolnya rumah dan terendamnya barang – barang yang belum sempat
diselamatkan masyarakat. Berikut ungkapan informan tersebut : “dulu kan bahaya ya, di rumah saya sendiri sempat jebol kan.. kalo dulu kan
yang namanya kulkas, tv pada ngmbang semua” I4 2.
Rusaknya tempat ibadah Tiga dari enam informan mengungkapkan dampak yang dialami oleh
masyarakat selama mengalami banjir salah satunya adalah terjadinya kerusakan sarana umum, seperti masjid yang terkena banjir setinggi satu
meter, berikut ini salah satu ungkapan dari informan tersebut :
“….karena kalo banjir gede itu juga sempet aula itu masjid itu sampai 1 meter” I2
“Masjid itu pernah kena 1 meter itu… 2 kali” I6 3.
Terbentuk dengan sendirinya kesadaran masyarakat Satu dari enam informan mengatakan dampak yang ditimbulkan dari
kejadian banjir membuat masyarakat memiliki kesadaran mengenai hal apa saja yang harus dilakukan saat terjadi banjir. Berikut ini adalah penuturannya :
“Kesadaran masyarakatnya itu timbul sendiri.. oh harus begini.. harus begini.. harus begini” I4
4. Menjadi terbiasa
Dampak dari kejadian banjir menurut dua informan, telah membuat mereka menjadi terbiasa saat mengalami kejadian banjir. Seperti ungkapan
informan berikut: “…kita udah paham evakuasi yang paling mudah itu seperti apa gitu ya?
Begitu ada banjir oh apa dulu yang naik, oh ini.. ini.. ini.. kita udah terbiasa, jadi udah gak terlalu paniklah” I4
“iya udah.. lagi kita udah biasa” I1 5.
Masyarakat mampu memprediksi datangnya banjir dengan sendiri Tiga dari enam informan mengungkapkan kejadian banjir membuat
masyarakat dapat memprediksi datangnya banjir. Adapun ungkapan informan sebagai berikut :
“Itu secara gak langsung sudah berguru dengan.. alam., nah itu, jadi perkiraan tertinggi sekian meter alat rumah sudah lebih dari itu” I3
“udah tau nih, aer udah mau sampe ke rumah kita, gak ah masih jauh gitu. Udah kita bisa prediksi sendiri” I1
“aernya.. oh ini gak bakalan nyampe rumah kita” I6 6.
Perasaan yang dirasakan
Dua dari enam informan menjelaskan perasaan yang muncul saat terjadi banjir yaitu merasa cemas memikirkan jiwa, harta benda, banjir yang
deras dan sulitnya mencari lahan parkir. Adapun ungkapan informan tersebut sebagai berikut :
“kalo bicara banjir yang namanya aer itu kecemasan udah pasti ada, yang utama.. yang utama sekali itu adalah dibagian bapak-bapak. Apabila
menjelang hari kerja, pada waktu saat hari kerja, kondisi sungai itu banjir. Sehingga dirumah yang ada cuman hanya seorang ibu dan anak-anak, barang
tentu cemas itu pasti ada. Memikirkan jiwa.. memikirkan harta benda yang
ada… ama yang cemas yang terakhir ya paling itu pak apa itu salah satunya banjir…. untuk mencari lahan parkir yang punya baik motor maupun mobil
karena main dulu-duluan. Kecemasan kadang-kadang ada di tv juga taro dimana nih motor taro dimana nih mobil aman apa enggak? Ya kan kayak
gitu” I6 “kalo dulu cemas kenapa, karena banjirnya kan deres… dulu kan bahaya ya,
dirumah saya sendiri sempat jebol kan” I4 Sebagian besar informan mengungkapkan perasaan takut saat terjadi
banjir dikarenakan derasnya arus air di kali sama dengan yang terjadi dirumah. Sebagaimana ungkapan informan tersebut :
“…dulu itu kan dangkal sekali airnya, jadi begitu air meluap itu kali bener- bener pindah.. pindah jalur bukan hanya kali doang tapi kampungnya. Jadi
deresnya air di kali dengan di rumah kita itu hampir sama arusnya itu, karena emang.. emang meluap gitu, bukan.. bukan bukan rembes atau apa bukan
emang pindah kali itu I4
Satu informan juga mengungkapkan perasaan yang muncul saat terjadi banjir yaitu merasa bingung apa yang harus dilakukan. Seperti ungkapan
informan sebagai berikut : “…beda dengan dulu tahun tahun 97 mungkin, 2002 aaa… saya sendiri
ngerasain gitu apa yang harus dilakukan juga bingung begitu datang banjir dengan waktu cuma berapa menit itu udah tinggi satu meter itu apa yang
dilakukan? Makanya semua barang-
barang kerendem…” I4
Empat dari enam informan mengekspreksikan perasaan menyesal saat terjadi banjir, mereka menyesal dikarenakan tidak menerima ganti rugi
pembelian lahan untuk rumah pompa. Dibawah ini penuturannya : “bahkan itu pun juga yang jadi permasalahan sebenarnya rakyat pada waktu
itu, tidak ada ganti rugi sama sekali.. sepeser pun tidak menerima ganti rugi, termasuk kami kena pertama...” I6
Semua informan mengatakan merasa senang saat terjadi banjir sebab, banjir tidak lagi menakutkan seperti dulu yang pindah ke perkampungan.
Mereka mengungkapkan banjir yang terjadi sekarang ini lebih menyenangkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, seperti ungkapan salah satu informan :
“kalo banjir tuh anak-anak seneng”I1 “seneng bisa renang” I4
“seneng banyak ikan”I5 “tetapi, dibandingkan tahun-tahun yang lalu untuk aaa.. lima tujuh tahun
aaa… ke belakang, enam tujuh tahun kedepan ini lebih… menyenangkan dibandingkan dulu-
dulunya”I6
Tema 2. Sumber pengetahuan yang diperoleh masyarakat tentang program penanggulangan banjir
Pengetahuan merupakan suatu informasi yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman yang pernah dialami. Hasil diskusi kelompok FGD
kepada enam
informan mengenai
sumber pengetahuan
program penanggulangan banjir yang diperoleh selama mengalami kejadian banjir,
pengetahuan didapatkan dari : 1 Pengalaman melewati kejadian banjir; 2 Media massa televisi dan koran; 3 Wawasan dari Tim SAR; 4 Penyuluhan
dari RT dan Kelurahan; 5 Tim siap siaga bencana dompet dhuafa
1. Pengalaman melewati kejadian banjir
Semua informan mengatakan memperoleh pengetahuan mengenai kesiapsiagaan bencana banjir berdasarkan pengalaman kejadian banjir yang
pernah dialami. berikut ungkapan salah satu informan : “…program yang terstruktur mungkin sampai saat ini pun sebagai warga ya
kita juga belum tahu sebenarnya program yang penanggulangan banjir tuh yang terstruktur dari Pemerintah atau apa prosedur-prosedurnya kita juga
sebenarnya sih belum ngerti ke arah sana. Apakah ada atau gak kita juga gak paham, yang ada yang kita rasakan adalah setiap banjir yang dilakukan
paling awal adalah evakuasi” I4 2.
Media massa televisi dan koran Dua dari enam informan mengungkapkan mendapatkan pengetahuan
mengenai kesiapsiagaan banjir dari media massa seperti koran dan televisi. Berikut ini penuturannya :
“dari media koran, televisi…” I1 3.
Wawasan dari Tim SAR Satu dari enam informan yaitu bapak A 51 tahun mengatakan bahwa
sumber pengetahuan tentang program penanggulangan banjir diperoleh dari tim SAR dan pihak posko banjir seperti memberikan wawasan dalam
melakukan pertolongan, berikut ungkapannya : “untuk penanggulangan banjir itu emang ada datangnya dari pihak tim SAR,
itu diberikan wawasan apabila mengadakan pertolongan untuk khususnya yang suka kejebak-
kejebak banjir atau yang listrik belum dimatikan… yang jelas datangnya adalah untuk memberikan saran-saran datangnya itu dari tim
SAR, pihak aaa… pihak posko banjir” I6 4.
Penyuluhan dari RT dan Kelurahan Semua informan mengatakan bahwa sumber pengetahuan mengenai
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir diperoleh dari pemerintah melalui penyuluhan dari pihak RT atau kelurahan. Berikut ungkapannya :
“…penyuluhan dari RT atau kelurahan…” I1
“dari RT setempat” I2 5.
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dompet dhuafa Satu dari enam informan mengungkapkan memperoleh informasi
tentang kesiapsiagaan bencana banjir dari lembaga swadaya masyarakat dompet dhuafa. Seperti ungkapan berikut :
“dari tim siap siaga bencana dompet dhuafa…”I5
Tema 3. Upaya Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir
Berbagai upaya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir berbeda-beda sesuai dengan pengalaman yang dirasakan selama
kejadian banjir. Upaya kesiapsiagaan masyarakat meliputi : 1 Membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya; 2 Evakuasi diri; 3
Menaikkan barang – barang; 4 Membersihkan lantai dan perabotan rumah
1.
Membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya
Banjir tidak sepenuhnya dapat dihindari, namun masyarakat dapat melakukan tindakan
– tindakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Dua dari enam informan menuturkan tindakan pencegahan yang dilakukan
diantaranya membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Berikut ungkapan dari salah satu informan :
“membersihkan lingkungan dari sampah-sampah” I1 “membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya” I2
2. Evakuasi Diri
Semua informan memaparkan upaya yang paling utama dilakukan saat terjadi banjir yaitu evakuasi. Berikut ungkapan dari salah satu informan
tersebut : “…setiap ada banjir yang di lakukan paling awal adalah evakuasi...” I4
“ya upayanya yang udah pernah dilakukan banjir itu apabila banjir datang ya artinya yang paling utama sekali yaitu kita kontrol warga ada yang
kejebak atau tidak nih…” I6 3.
Menaikkan barang – barang Bagian lainnya dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
banjir yaitu dengan menaikkan barang-barang atau perabotan rumah, seperti ungkapan informan berikut ini :
“persiapannya ditaek-taekin perabotan” I6 “... kita udah mengkondisikan untuk banjir kalo nyimpen tv tuh ya paling
enggak satu meter diataslah, colokan listrik gak ada yang dibawah pasti semua diatas gitu. Di atas pasti ada rak-rak untuk nyimpen barang-
barang…” I4 “…nah itu.. jadi prediksi saya kalo sudah musim mendung alat dirumah
sudah mulai dinaikin…” I3 “upaya meninggikan lantai, membuat para-para buat menaro barang-
barang” I5 4.
Membersihkan lantai dan perabotan rumah Upaya yang dilakukan sesudah terjadi banjir salah satunya adalah
membersihkan lantai dan perabotan rumah. Seperti ungkapan salah satu informan berikut ini :
“ramenya sambil bersih-bersih… Kalo banjir tuh sekalian bersihin rumah, kalo gak banjir kita gak bisa bersihin rumah… Kekeluargaannya juga ada loh
kalo banjir… kebersamaannya malah ada” I1
“mungkin rumah kita kotor selama ini gak pernah di pel gitu ya, karena kan ibu
– ibu biasanya sebagian males – males kalo ngepel rumah hahaha” I6 “kapan lagi bersihin kulkas ya?ngepel masal lagi ya? Ngepel masal ya jadi
gak capek haha” I4
Tema 4. Peran pemerintah terhadap upaya kesiapsiagaan bencana banjir
Ketika terjadi bencana banjir, pemerintah memiliki peranan penting didalamnya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, dalam studi ini
didapatkan beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah meliputi : 1 Pembuatan tanggul; 2 Pengerukan kali; 3 Pengadaan rumah pompa; 4
Relokasi pemukiman; 5 Disiapkan Tim penanggulangan banjir; 6 Tersedianya dapur umum dan logistik; 7 Pengadaan alat
– alat banjir; 8 Layanan kesehatan puskesmas
1. Pembuatan tanggul
Lima dari enam informan menyatakan peran pemerintah dalam hal ini, salah satunya adalah pembuatan tangggul pertama. Berikut ini penuturannya :
“kalo persiapannya mungkin ada dari boleh disebutkan ini karena juga persiapan pertama kan memang awalnya datangnya dari pemerintah ya bu
ya? Nah itu tahun 1994. Itu adalah pembuatan tanggul. Nah itu pembutaan
tanggul pertama” I6 “karena sistem penanggulangan kan waktu itu kan hanya pake pondasi biasa
ya, ga pake.. pancang-pancang ke bawah. Jadi, tanah itu kan ke gerus air –
ke gerus air jadi bolong dari bawah i tu, itu.. yaitu emang.. emang aaa…
konstruksinya seperti itu dulu gitu.. kalo.. kalo konstruksi aaa… standarnya tanggul sekarang kan mesti pake tiang pancang ya terus di tancep ke bawah
jadi ga ada kebocoran… I4 2.
Pengerukan kali Semua informan mengatakan bahwa peran pemerintah dalam hal
penanggulangan infrastruktur yaitu pengerukan kali. Berikut ini salah satu ungkapan informan tersebut :
“asal tiap tahun dikeruk”I5 “yang paling signifikan untuk merubah arus aer itu ya waktu itu ya, itu
pengerukan. pengerukan kali itu sangat- sangat aaa… bermanfaat…” I4
3. Pengadaan rumah pompa
Peran pemerintah yang lainnya yaitu pengadaan rumah pompa yang berfungsi untuk mengurangi debit air sungai saat terjadi banjir. Berikut
ungkapannya : “…akhirnya sehingga memang struktur tambahan dari pemerintah pak RT ya,
itu mendapatkan pompa yang pompa mobil sebutannya…” I6 “membuat rumah pompa atau sedot air” I5
“mungkin yang lebih mengena lagi mungkin aaa… fungsi dari pompa itu setelah banjir itu terjadi, ya pada saat air datang itu pompa susah untuk
aaa… berfungsi karena emang aer lagi masuk. Nah begitu masuk, nah untuk mengurangin biar segera kering nah itu pompa baru berfungsi” I4
4. Relokasi pemukiman
Keenam informan menyebutkan sebagian wilayah di RT 001 akan dilakukan perluasan kali yang akan berdampak penggusuran beberapa rumah.
Berikut ini salah satu ungkapan dari informan berikut : “terus ada isu lagi kita mau digusur” I2
“ada juga tadinya wacana pengurus RT 01 ini, wacananya tadinya mba… akan berusaha untuk membuat aula yang datarannya tinggi. Pada waktu itu
juga udah sempat lapor ke… kecamatan ke kelurahan. Tapi akhirnya setelah mendapatkan informasi tahun 2013 awal bulan Februari tanggal 5 itu adalah
warga RT 01 tuh sebagian akan kena peluasan kali.. pelebaran kali…” I6
5. Disiapkan Tim Penanggulangan Banjir
Bagian lainnya seperti yang diungkapkan salah satu informan ibu I 47 tahun dan bapak A 51 tahun mengungkapkan adanya tim penanggulangan
banjir sebagai salah satu upaya dalam pengurangan risiko banjir. Berikut ungkapnya:
“sampai kita pernah kan Yusep ya kita ini ada tim, tim penanggulangan banjir, tim SAR… karena mungkin sekarang udah ada tuh tim pembersih kali
ya, jadi salu ran gotnya lancar, kalinya lancar” I2
“kita ini ada tim penanggulangan banjir satkorlaknya memang ada…” I6 6.
Pengadaan alat-alat banjir Tiga informan mengatakan pengadaan alat-alat yang dipersiapkan
pemerintah dalam upaya penanggulangan banjir adalah perahu, tambang, dan ambulan. Seperti ungkapan salah satu informan berikut ini :
“ya… sediain perahu…” I2 “persiapannya adalah perahu ama tambang… pernah juga terjadi pak RT ya
tahun 2002 ama tahun 2007 itu disiapkan mohon maaf tidak mengharapkan warganya ada hal-hal yang terjadi yang diinginkan tapi karena itu memang
kondisinya udah sangat-sangat mengkhwatirkan akhirnya sehingga dari pihak pemerintah sendiri juga menyediakan apa itu.. kendaraan untuk ambulan
apabila takut nanti warganya itu ada yang kena sakit atau apa.. itu persiapan
dari pemerintah…” I6 7.
Tersedianya dapur umum dan logistik Informan dalam penelitian ini mengungkapkan adanya kesiapsiagaaan
yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi bencana banjir salah satunya adalah dapur umum, seperti ungkapan salah satu ungkapan informan
berikut : “… jadi ya apabila kita dadakan- dadakan itulah ya struktur tambahan
intinya daripada dapur umum dan pukesmas sampai akhirnya, pukesmas memang setiap banjir memang… selalu siap, selalu ada…” I6
“…untuk penanggulangan yang sosialnya mungkin ya yang, yang sudah rutin dilakukan warga setiap ada banjir adalah dapur umum terus penyimpan
aaa… lahan untuk pengungsian, yang biasanya di konsentrasikan di aaa… aula masjid…” I4
Tiga dari enam informan menyatakan bantuan pemerintah yaitu pertolongan pertama adalah air mineral dan makanan ringan seperti yang
diungkapkan oleh salah satu informan Bapak A 51 tahun sebagai berikut :
“…mungkin kalo memang udah ada yang ngungsi ada posko ya mungkin sedikit banyaknya memang ada bantuan dari pemerintah tuh ya pertolongan
yang paling pertama itu adalah air mineral ama makanan ringan artinya macem kayak kue paling biskuit atau indomie itu penanggulangan dari pihak
pemerintah…” I6 8.
Layanan kesehatan puskesmas Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan dasar korban bencana yang selamat, maka dilakukan tindakan tanggap darurat. Tindakan tanggap darurat yang dilakukan yaitu
disediakannya layanan kesehatan puskesmas. Peran layanan kesehatan sangat penting bagi masyarakat saat terjadi banjir untuk mengurangi dampak
penyakit pasca banjir. Tiga informan lain mengungkapkan penanggulangan sosial yang lainnya yaitu layanan kesehatan puskesmas. Berikut penuturannya
: “…gak kalah pentingnya itu puskesmas, jadi setiap banjir ada pengobatan
gratis, dari puskesmas menyiapkan obat-obat udah ada. pengobatan gratis, obat-obat juga ada, emang mereka yang paling diperhatiin balita, khusus
balita ada susunya ada” I2 “kesiapsiagaan itu kalo dari pemerintah ya, menyediakan aaa… apa sarana
ya itu tadi macam kayak perahu karet terus puskesmas, posko untuk mengadakan layanan kesehatan itu posko kesehatan ya…” I6
“…peran puskesmas yang penting, dampak penyakit pasca banjir” I1
57
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian yang telah diperoleh. Bagian pertama menguraikan pembahasan hasil penelitian,
yaitu membandingkan dengan konsep, teori, dan berbagai penelitian sebelumnya, yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan dan
interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua adalah menjabarkan berbagai keterbatasan selama proses penelitian dengan membandingkan pengalaman
selama proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya dilakukan sesuai dengan aturan. Bagian ketiga menguraikan tentang implikasi
penelitian sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan bagi ilmu keperawatan baik dalam pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan
keperawatan.
A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi