Nilai t- hitung diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana adalah simpangan koefisien b yang dapat ditentukan dari
model rumus , sedangkan
dan KTG dicari melalui analisis kovarian. Penarikan keputusan dilakukan dengan membandingkan
t hitung dengan t tabel pada selang kepercayaan 95 . Jika nilai t hitung t tabel
maka keputusannya adalah menolak hipotesa nol, dan jika t hitung t tabel maka keputusannya adalah menerima hipotesa nol.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Iluminasi cahaya
Menurut Cayless dan Marsden 1983, iluminasi atau intensitas penerangan adalah nilai pancaran cahaya yang jatuh pada suatu bidang permukaan. Iluminasi
cahaya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan jarak antara sumber cahaya dengan permukaan bidang Ben Yami, 1987. Intensitas cahaya adalah kekuatan cahaya
yang berasal dari satu sumber dengan satuan candela. Hubungan antara nilai iluminasi cahaya, intensitas cahaya dan jarak dari sumber cahaya dirumuskan
dengan :
Keterangan : E
: Iluminasi cahaya lux ; I
: Intensitas cahaya candela ; dan r
: Jarak dari sumber cahaya m. Nilai iluminasi cahaya akan menurun jika jaraknya semakin jauh dari
sumber cahaya atau melewati medium tertentu. Indeks bias cahaya berbeda-beda pada setiap medium tertentu. Pembiasan cahaya menyebabkan pembelokkan,
sehingga iluminasi cahaya menjadi berkurang. Indeks bias cahaya pada medium udara adalah 1, sedangkan pada medium air sebesar 1,3.
5.1.1 Medium udara
Menurut Cayless dan Marsden 1983, cahaya dapat merambat pada medium udara. Frekuensi cahaya tidak mengalami perubahan saat merambat di
udara. Cepat rambat dan panjang gelombangnya saja yang berubah.
1 Lampu tabung
Data hasil pengukuran iluminasi lampu tabung pada berbagai sudut dijelaskan pada Tabel 1, sedangkan grafiknya disajikan pada Gambar 14.
Iluminasi cahaya pada setiap sudut pengukuran berbeda.
Tabel 1. Iluminasi cahaya lampu tabung pada berbagai sudut pengukuran
Sudut
o
Iluminasi lux
Sudut
o
Iluminasi lux
Sudut
o
Iluminasi lux
0 32 75 151 150
173 15 55 90
167 165 155
30 81 105 171 180
153 45 132 120
184 60 144 135
179
Gambar 14. Iluminasi cahaya lampu tabung pada
medium udara
Iluminasi cahaya pada sudut pengukuran 0˚ – 30˚ sangat rendah dibandingkan dengan sudut lainnya. Hal ini disebabkan posisi pengukuran
iluminasi agak terhalang oleh kepala lampu. Selanjutnya, iluminasi cahaya mulai dari sudut 45˚ hingga 120
˚ terus mengalami kenaikan yang cukup besar. Intensitas cahaya dari tabung tidak terhalang oleh apapun. Iluminasi cahaya antara sudut
135 ˚ – 180˚ terus berkurang. Pengurangan tersebut disebabkan bidang yang
memancarkan cahaya langsung mengecil. Nilai iluminasi tertinggi cenderung berada pada sudut pengukuran 120
˚. Pada posisi ini terjadi interferensi cahaya dari tabung lampu.
Pada Gambar 14, sebagian besar arah pancaran cahaya lampu tabung yang memiliki iluminasi tinggi berada pada posisi 90
˚ – 180˚, atau cenderung ke arah horizontal. Pola sebaran demikian tidak dapat dimanfaatkan secara optimal pada
perikanan bagan. Cahaya tidak dapat mengumpulkan ikan dibawah bagan, tetapi menyebar di sekitar bagan. Alat tangkap bagan memerlukan lampu beriluminasi
tinggi dengan pancaran cahaya ke arah bawah bagan, atau pada sudut antara 135 ˚
– 225 ˚. Pola arah penyinaran lampu tabung beriluminasi tinggi yang cenderung
mengarah ke samping dan ke bawah pada sudut 90
o
-150
o
dan mengharuskan penempatan lampu tidak jauh dari permukaan air. Ini dimaksudkan agar cahaya
yang masuk ke dalam air lebih banyak dari pada yang tersebar di medium udara.
2 Lampu tabung dengan reflektor
Pengukuran iluminasi cahaya lampu tabung dengan reflektor dapat dilihat hasilnya pada Tabel 2, dan diilustrasikan pada gambar 15 sebagai berikut:
Tabel 2. Iluminasi cahaya lampu tabung dengan reflektor pada berbagai sudut pengukuran