Metode pengambilan data Effectiveness of Tubular Lamp on Floating Bamboo Lift Net Fisheries.

a b Gambar 8. Posisi pengukuran intensitas cahaya dengan luxmeter. a jarak lampu dari luxmeter ; dan b sudut pengukuran 2 Pembuatan konstruksi lampu Reflektor lampu dibuat berdasarkan jarak lampu dengan kerangka jaring. Sebaran cahaya lampu diusahakan terfokus pada kerangka jaring yang berada di permukaan air. Pada penelitian ini, lampu bagan yang digunakan berjumlah 4 buah. Keempat lampu tersebut ditempatkan pada 4 sudut kerangka yang berbentuk 34,5 cm 34 cm persegi dengan panjang setiap sisinya 50 cm. Jarak antara lampu dengan permukaan air adalah 1 m. Adapun kerangka jaring berbentuk persegi dengan sisi- sisinya berukuran 8 m. Dengan demikian, cahaya lampu harus dapat menerangi areal permukaan air dengan diameter ± 3,75 m. Panjang sisi reflektor ditetapkan 34 cm agar tidak berbenturan dengan ketiga reflektor lampu lainnya. Reflektor terbuat dari seng dan dilapisi dengan cat berwarna perak. Pada Gambar 9 diperlihatkan konstruksi dan dimensi reflektor lampu. 3 Pembuatan lampu dalam air Lampu dalam air terdiri atas lampu TL Philips tornado 24 watt yang dimasukkan kedalam setoples kaca bekas serbuk minuman Nutrisari. Bagian dudukan lampu diberi lem kaca agar kedap udara sehingga air tidak mudah masuk. Bagian tutup toples di beri plastik yang diikat dengan menggunakan karet ban bekas. Lampu diujicobakan pada kedalaman 1 m untuk menguji ada atau tidaknya kebocoran. Lampu diberi pemberat, ditenggelamkan dan dinyalakan. Setelah dilakukan perendaman selama 6 jam dan dipastikan tidak ada air yang masuk kedalam toples, maka pembuatan satu lampu bawah air dianggap selesai. Gambar 10 menunjukkan konstruksi dan dimensi lampu dalam air. Gambar 9. Konstruksi dan dimensi reflektor 4 Pengambilan data Jenis data yang diambil hanya berupa data primer. Data yang diambil berupa instensitas cahaya baik secara vertikal maupun horizontal, kecepatan berkumpulnya ikan dan komposisi jenis serta jumlah hasil tangkapan. Selain itu, data lain yang dikumpulkan adalah kecerahan dan suhu perairan. Pengukuran intensitas cahaya secara horizontal dilakukan dengan menentukan 4 titik berjarak 1,3 m, 2,6 m dan 3,9 m. Ketiga titik tersebut diukur dari titik tengah di atas kerangka jaring bagan Gambar 11. Intensitas cahaya juga diukur pada kedalaman 1 m, 2 m, 3 m, 4 m, 5 m, 6 m, 7 m, 8 m, 9 m, 10 m, 11 m dan 12 m di bawah permukaan air pada posisi titik pengukuran iluminasi secara horizontal Gambar 12. Kecepatan berkumpulnya ikan diamati secara visual. Pengamatan dimulai ketika bagan mulai dioperasikan hingga ikan berkumpul dan membentuk kelompok. Jenis ikan yang dijadikan indikator adalah teri. Data tangkapan didapat dari hasil operasi penangkapan ikan dengan bagan. Urutannya adalah : 1 Pengoperasian malam pertama digunakan lampu tanpa reflektor, malam kedua menggunakan lampu dengan reflektor, dan malam ketiga menggunakan Gambar 10. Konstruksi dan dimensi lampu bawah air lampu dalam air. Surface lamp dan underwater lamp di pasang dengan jarak 1 m dari permukaan air ; 2 Bobot total hasil tangkapan pada setiap perlakuan ditimbang dan diidentifikasi jenisnya; 3 Pengoperasian alat tangkap dibagi dalam 3 kelompok waktu, yaitu pukul 19.00-22.00, 22.00-01.00, dan 01.00-04.00; dan 4 Operasi penangkapan dilakukan sebanyak 10 kali ulangan untuk setiap perlakuan. Gambar 11. Posisi pengukuran intensitas lampu secara horizontal 1,3m 8 m 3,9 m 8 m 2,6 m Lampu Frame bagan Gambar 12. Posisi pengukuran intensitas lampu secara vertikal 1,3m 2,6 m 3,9 m 1 m 1 m 1 m Lampu 12 m 12 m 12 m a Pengapung Lampu celup Jaring Gambar 13. Posisi pemasangan ketiga jenis lampu tampak depan. a lampu tabung ; b lampu bereflektor ; dan c lampu dalam air b c

4.5 Analisa data

Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif terhadap data aspek hasil tangkapan secara perhitungan rata-rata, kisaran rata-rata, dan analisis grafik. Keterkaitan penggunaan lampu bereflektor dan lacuda dianalisis datanya menggunakan analisis komparatif antara hasil tangkapan lampu tabung dengan lampu bereflektor dan lacuda. Data hasil tangkapan diplotkan dalam bentuk grafik untuk selanjutnya dianalisa secara deskriptif komparatif. Selain itu, data juga dianalisa secara statistik melalui uji kenormalan data. Data yang tersebar normal diuji parametrik, yaitu dengan menggunakan uji nilai tengah t-student. Analisis data dengan menggunakan uji nilai tengah dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan lampu bereflektor dan lampu celup dalam air terhadap hasil tangkapan. Uji nilai tengah dilakukan dengan asumsi bahwa ragam populasi adalah sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut Walpole, 1992 : Rumus derajat bebas : Dasar pengambilan keputusan dalam uji nilai tengah berdasarkan nilai probabilitas tingkat signifikan dari hasil nilai t, pada selang kepercayaan 95. Hipotesis yang digunakan adalah : yang berarti tidak ada pengaruh penggunaan lampu bereflektor lacuda terhadap hasil tangkapan ; dan yang berarti ada pengaruh penggunaan lampu bereflektor lacuda terhadap hasil tangkapan. Keterangan : : Rata – rata laju tangkap menggunakan lampu tabung kontrol ; dan : Rata – rata laju tangkap menggunakan lampu bereflektor lacuda. Nilai t- hitung diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana adalah simpangan koefisien b yang dapat ditentukan dari model rumus , sedangkan dan KTG dicari melalui analisis kovarian. Penarikan keputusan dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada selang kepercayaan 95 . Jika nilai t hitung t tabel maka keputusannya adalah menolak hipotesa nol, dan jika t hitung t tabel maka keputusannya adalah menerima hipotesa nol.