Kewajiban-Kewajiban Yang Dilakukan Penyidik Pada Saat Proses Penanganan Tempat Kejadian Perkara

C. Kewajiban-Kewajiban Yang Dilakukan Penyidik Pada Saat Proses Penanganan Tempat Kejadian Perkara

Kewajiban yang pertama sekali dilakukan penyidik atau pun satuan polisi lainnya seperti sabara ataupun tugas luar adalah berusaha sedapat mungkin untuk menjaga tempat kejadian perkara seperti keadaan semula sampai proses penanganan tempat kejadian perkara selesai dilakukan adapaun cara untuk mengamankan menjaga tempat kejadian perkara tersebut dengan cara membatasi tempat kejadian dengan garis polisi police line sebagai bentuk tindakan pertama dalam menangani tempat kejadian perkara. 61 Setelah dilakukannya tindakan pertama seperti diatas kewajiban penyidik selanjutnya adalah melakukan pengolahan tempat kejadian perkara dengan Jika terdapat korban yang masih hidup namun sudah tergeletak di tempat kejadian maka harus dibawah segera kerumah sakit terdekat guna pertolongan medis,sebelum diangkat harus terlebih dahulu di tandai posisi korban dengan kapur. Jika korban telah meninggal misalnya pada kasus pembunuhan maka mayat sikorban harus tetap berada pada posisi semula ditemukan. Jika ada dugaan bahwa tersangka masih terdapat di sekitar tempat kejadiam perkara maka wajib untuk dilakukan penangkapan guna memudahkan penyidik dalam mengungkapkanmencari bukti adanya tindak pidana yang dilakukan tersangka. Jika bekas kejadian perkara tersebut dianggap akan rusak maka menjadi kewajiban untuk segera di amankan dan di foto objek tersebut. 61 Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei Tuan M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora, Selasa, tanggal 02 November 2010 Pukul 14.30 WIB. mengikuti dan sesuai dengan instruksi peraturan yang ada sehingga akan mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. Penyidik harus mencatat segala tindakan apa yang dilakukan pada proses penanganan tempat kejadian perkara dan membuat sket-sket kasar ataupun gambaran tentang tempat kejadian perkara dengan segala isi didalamnya yang kemudian dengan tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan dicatat maka kewajiban penyidik selanjutnya adalah membuat berita acara yang berhubungan dengan apa saja yang dilakukan pada proses penanganan tempat kejadian perkara misalnya berita acara pemeriksaan di tempat kejadian perkara, berita acara penyitaan barang bukti dan sebagainya guna penyidikan selanjutnya. 62 Berdasarkan pasal 7 ayat 1 huruf h KUHAP yakni penyidik karena kewajibannya mempunyai wewenang “mendatangkan ahli yang diperlukan D. Pihak-Pihak Yang Dapat Dimintakan Bantuan Oleh Penyidik Dalam Pengolahan Tempat Kejadian Perkara Penyidik polri kadangkala dalam melakukan pengolahan tempat kejadian perkara, ada hal-hal yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh penyidik dalam mencari dan membuktikan adanya suatu tindak pidana di tempat kejadian perkara yang disebabkan karena kekurang tahuan ataupun dalam mencari bukti harus memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh seorang polisi sebagai penyidik sehingga memerlukan bantuan dari ahli yang khusus dibidang tersebut. 62 Wawancara dengan Kapolsek Percut Sei Tuan M. Simanjuntak, dan Kanit Serse Percut Sei Tuan Anthoni Simamora. Selasa, tanggal 02 November 2010 Pukul 14.30 WIB. dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.” Maka penyidik dapat mendatangkan ahli untuk meminta bantuan dalam proses pengolahan tempat kejadian perkara sesuai dengan keahliannya. Orang ahli yang dimaksud dalam hal ini adalah orang yang memiliki keahlian forensik,yaitu medicine forensikkedokteran forensik, balistik dan metelurgi forensik, fisika forensik, kimia dan biologi forensik, dokumen dan uang palsu forensik, psykologi forensik yang telah memberikan keterangan ahli secara tertulis dengan lebih mengutamakan pembuktian secara ilmiah, sehingga walaupun tersangka tidak memberikan keterangan, atau berdiam diri atau tidak mengakui. Tetapi dengan forensik tersebut dapat menentukan siapa tersangkanya dan memperkuat keyakinan hakim siapa tersangkanya dan memang terjadi tindak pidana yang disangkakan dan didakwakan. 63 63 H.R. Abdussalam. Op.cit. hal. 726. Forensik adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Dalam kelompok ilmu-ilmu forensik ini dikenal antara lain ilmu fisika forensik, ilmu kimia forensik, ilmu psikologi forensik, ilmu kedokteran forensik, ilmu toksikologi forensik, ilmu psikiatri forensik, komputer forensik, dan sebagainya Adapun pengertian dan cabang ilmu yang dimiliki para ahli yang dapat membantu penyidik dalam melakukan penanganan tempat kejadian perkara adalah: 1. Kedokteran forensik secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penerapan ilmu kedokteran dalam penegakan keadilan. Secara garis besar ilmu ini dapat dibagi dalam tiga kelompok bidang ilmu, yaitu ilmu patologi forensik, ilmu forensik klinik, dan ilmu laboratorium forensik. 64 Tugas dokter sehari-hari di dalam rangka membantu aparat penegak hukum, pekerjaan yang terbanyak harus dilakukan ialah memeriksa dan bila perlu merawat orang yang telah mengalami kekerasan, disamping itu juga memeriksa mayat dan melakukan otopsi. 65 Visum Et Repertum merupakan alat bukti yang sah dalam pembuktian didalam persidangan, yang mana artinya Visum Et Repertum adalah apa-apa yang dilihat dan ditemukan pada korban, dalam pengertian bebas adalah keterangan tertulis dari seorang dokter atas sumpah jabatannya dengan permintaan tertulis dari pihak yang berwenang, mengenai apa yang dilihat dan Dalam melakukan pencarian bukti yang melibatkan ahli dalam proses penyidikan bantuan yang dapat diberikan yakni bisa secara langsung untuk mendatangi tempat kejadian perkara guna pencarian bukti adanya tindak pidana ataupun mengirimkan hasil dari pengolahan tempat kejadian perkara kepada ahli untuk diteliti dan diperiksa secara ilmiah adapun hasil dari pemeriksaan tersebut ditungakan kedalam Visum Et Repertum. 64 http:id.wikipedia.orgwiki Forensik,diakses jumat, 21 Oktober 2010, Pukul 11.00 WIB. 65 Djoko Prakoso, Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman, Jakarta: Bina Aksara, 1987,hal.115. atau ditemukan pada barang bukti baik orang hidup atau mati untuk kepentingan peradilan. 66 sidik jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari, baik yang sengaja diambil atau dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah terpegang atau tersentuh dengan kulit telapak tangan atau kaki . Terhadap barang bukti yang sulit diketemukan oleh petugas polri dilapangan, maka sejak tahap pengolahan tempat kejadian perkara sampai dengan pemeriksaan secara ilmiah sebaiknya dilakukan oleh pemeriksaan ahli dari identifikasi, labfor, dan doktor polri sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Biologi forensik yakni yang termasuk sebagai ahli identifikasi dalam hal membantu penyidik yang pada tempat kejadian perkara dalam hal untuk menangani seperti : a. bekas jejak bekas jejak misalnya Jejak kaki maupun jejak dari kendaraan mengandung ciri umum maupun ciri khusus sehingga dapat dijadikan bahan identifikasi. b. susunan gigi susunan gigi dipergunakan sebagai salah satu identifikasi karena gigi merupakan salah satu bagian dari tubuh yang memiliki kekuatan maksimal selain tengkorak kepala. c.Sidik jari. 66 . H.R. Abdussalam, Forensik ,Jakarta: Restu Agung , 2006, hal.6. JENIS SIDIK JARI 1. Visible impression langsung terlihat 2. Latent impression tidak langsung terlihat, sidik jari di TKP 3. Plastic impression sidik jari pada benda lunak 67 1. Regular Powder Brush kuas serbuk biasa: dipergunakan pada permukaan yang kasar. Setiap sidik jari yang diambil, direkam dalam kartu sidik jari AK-23, yang di dalamnya memuat rumus sidik jari. AK-23 yang sudah dianalisis direkam dalam kartu sidik jari AK-24. Pengambilan sidik jari dilakukan dengan menggunakan ransel kit identifikasi yang berisi 24 alat diantaranya: 2. Aluminium Hanyele filterglass brush kuas filter glass tangkai aluminium. 3. Magnetic brush kuas magnet: pada permukaan yang halus kain. 4. Meteran : mengukur benda. 5. Finger print into: tinta khusus. 6. Post morten sendok mayat: mengambil sidik jari mayat. 7. Powder black serbuk hitam: digunakan pada permukaan yang tidak berporiberwarna majemuk. 8. Powder grey serbuk abu-abu: pemukaan tidak berpori berwarna gelap. 9. Powder magnetic black: benda tidak berpori berwarna terang kertas, kaca. 67 Effendi, Materi Perkuliahan Kriminalistik Pasca UTS. 22 Desember 2006. http:effendi-kriminalistik.blogspot.com . Diakses Rabu, 20 Oktober 2010, Pukul 09.00 WIB. 10. Powder magnetic grey: benda tidak berpori bukan logam berwarna gelap. 11. Rubber roller: meratakan tinta. 12. Pinset. 13. Gunting. 14. Nomor. 15. Sarung tangan masker. 16. Rubber filter whrite: untuk mengankat sidik jari pada permukaan yang bulat. 17. Hinger filter whrite: untuk mengangkat sidik jari pada permukaan biasa. 18. Stamping kit bantalan tinta. 19. Alat tulis. 20. Magnifier kaca pembesar. 21. Hinger lifter transparant: mengangkat sidik jari. 22. Kantong barang bukti. 23. AK-23. 24. Polilight alat pendeteksi sidik jari. Berupa cahaya 300 watt lampu xenon. 68 3. Kimia forensik yakni yang termasuk sebagai ahli identifikasi dalam hal membantu penyidik yang pada tempat kejadian perkara dalam hal untuk menangani seperti : proses identifikasi golongan darah dan DNA. Proses identifikasi dengan menggunakan golongan darah dan DNA memiliki tingkat 68 Effendi, Materi Perkuliahan Kriminalistik Pasca UTS. 22 Desember 2006. http:effendi-kriminalistik.blogspot.com . Diakses Rabu, 20 Oktober 2010, Pukul 09.00 WIB. akurasi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang. Contohnya : Sample darah direaksikan dengan larutan anti A menggumpal dan − direaksikan dengan larutan anti B tidak menggumpal, maka golongan darah adalah A Begitu juga sebaliknya untuk golongan darah B Sample darah direaksikan dengan larutan anti A menggumpal dan direaksikan dengan anti B menggumpal, maka golongan darah AB Kedua-duanya tidak menggumpal maka golongan darah O. 4. Fisika forensik salah satu cabang yang membantu penyidik dalam melakukan identifikasi adalah balistik, balistik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gerakan, perilaku dan efek proyektil, terutama peluru, atau disebut juga sebagai ilmu pengetahuan atau seni merancang dan melontarkan proyektil agar sesuai dengan capaian yang diharapkan. Dalam bidang forensik, balistik forensik merupakan ilmu pengetahuan tentang senjata api dan pemakaiannya dalam kejahatan. Balisitik forensik melibatkan analisa dampak peluru dan peluru sehingga ahli identifikasi dapat menentukan kaliber dan jenis dari senjata api menembak. Analisa balistik adalah analisa terhadap dampak penggunaan senjata api yang dihubungkan dengan jenis senjata api, peluru yang digunakan, dan jarak penembakan. 69 Polisi yang datang ditempat kejadian perkara pada waktu menangani tempat kejadian perkara mempunyai kewajiban yang penting adalah

D. Bukti Yang Dapat Diambil Pada Saat Proses Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara