13.53 Ketersediaan dan Kebutuhan Alat Berat Pemanenan Kayu pada Salah Satu Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Alam di Kalimantan Timur

17 Tabel 9 Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Alat Pemanenan No Kegiatan Ketersediaan Alat unit Kebutuhan Alat unit Selisih unit Keterangan 1 Penebangan 13 4 +9 Lebih 9 unit 2 Penyaradan 11 4 +7 Lebih 7 unit 3 Pemuatan 1 1 - - 4 Pengangkutan 5 2 +3 Lebih 3 unit 5 Pembongkaran 2 1 +1 Lebih 1 unit Berdasarkan Tabel 9, terlihat jelas bahwa ketersediaan alat yang ada di IUPHHK-HA PT Ratah Timber secara keseluruhan sudah cukup memenuhi bahkan melebihi jumlah kebutuhan alat yang diperlukan. Hal ini dapat kita lihat dimulai pada kegiatan penebangan. Chainsaw yang tersedia sebanyak 13 unit, sedangkan yang dibutuhkan hanya 4 unit. Hal ini berarti jumlah chainsaw di IUPHHK-HA PT Ratah Timber lebih sebanyak 9 unit. Selain itu, dalam kegiatan penyaradan, bulldozer yang tersedia sebanyak 11 unit, sedangkan yang dibutuhkan hanya 4 unit. Hal ini berarti jumlah bulldozer tersebut lebih sebanyak 7 unit. Pada kegiatan pemuatan jumlah wheel loader yang tersedia sudah sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu sebanyak 1 unit. Pada kegiatan pengangkutan, logging truck yang tersedia sebanyak 5 unit, sedangkan alat yang dibutuhkan sebanyak 2 unit. Hal ini berarti bahwa logging truck tersebut lebih sebanyak 3 unit. Pada kegiatan pembongkaran, wheel loader yang tersedia sebanyak 2 unit sedangkan yang dibutuhkan adalah sebanyak 1 unit. Hal ini berarti jumlah alat tersebut lebih sebanyak 1 unit. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, alat pemanenan yang tersedia di IUPHHK-HA PT Ratah Timber tidak semua dapat beroperasi dengan baik dikarenakan kondisinya yang rusak. Untuk itu diperlukan perbaikan dan perawatan dari setiap alat agar setiap kegiatan pemanenan yang dimulai dari kegiatan penebangan, penyaradan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jumlah alat pemanenan di IUPHHK-HA PT Ratah Timber secara umum sudah sesuai bahkan lebih dari kebutuhan alat yang diperlukan. Pada kegiatan penebangan, jumlah alat yang tersedia lebih sebanyak 9 unit chainsaw. Pada kegiatan penyaradan alat yang tersedia lebih sebanyak 7 unit bulldozer. Pada kegiatan pengangkutan alat yang tersedia lebih sebanyak 3 unit dan pada kegiatan pembongkaran alat yang tersedia lebih sebanyak 1 unit wheel loader, sedangkan Untuk kegiatan pemuatan alat yang tersedia sudah sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu sebanyak 1 unit. Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan produksi di IUPHHK-HA PT Ratah Timber dapat berjalan dengan baik dan lancar. Akan tetapi faktor cuaca dan kondisi alat juga perlu diperhatikan karena faktor tersebut berpengaruh besar terhadap kelancaran produksi. 18 Saran Perhitungan jumlah kebutuhan alat yang optimal dari setiap kegiatan pemanenan akan lebih baik jika ditambahkan juga dengan perhitungan mengenai analisis biaya dari setiap alat pemanenan yang dibutuhkan agar penjelasan mengenai kebutuhan alat pemanenan dapat lebih lengkap dan rinci sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah alat pemanenan yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Budiaman A. 2002. Waktu kerja dan produktivitas penebangan kayu penuh whole tree pada pengusahaan hutan alam. Jurnal Teknologi Hasil Hutan 152: 1 −6. Dulsalam, Sukanda. 1989. Produktivitas traktor caterpillar D7G di suatu perusahaan hak pengusahaan hutan di Jambi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 66: 368 −372. Elias. 1980. Pembukaan Wilayah Hutan. Bogor ID: Fakultas Kehutanan IPB. Gautama I. 2008. Prestasi pekerja dalam kegiatan pembagian batang pada kegiatan pemanenan di hutan jati rakyat Desa Lili Riattang Kabupaten Bone. Jurnal Hutan dan Masyarakat 32: 111−234. International Labour Organisation ILO. 1979. Introduction to Work Study. Geneva : ILO. Mujetahid A. 2008. Produktivitas penebangan pada hutan jati Tectona grandis rakyat di Kabupaten Bone. Jurnal Perennial 5 1: 53−58. PT Ratah Timber. 2010. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada hutan produks i periode tahun 2011−2020. Kutai Barat ID: PT Ratah Timber. Ruslim Y. 2011. Aspek teknis dan ekonomis penyaradan dengan menggunakan pancang tarik monocable winch di PT belayan river timber. Jurnal Penelitian Dipterokarpa 51: 59−72. Sastrodimedjo RS, Simarmata SR. 1974. Produktivitas dan Biaya Eksploitasi Mekanis Kayu Meranti di Kalimantan. Bogor ID: Laporan No. 47. Lembaga Penelitian Hasil Hutan hlm : 1−12. Sastrodimedjo RS, Sumantri I, Soewito. 1973. Produktivitas dan Biaya Peralatan Mekanis pada Eksploitasi Jenis-Jenis Meranti di Sumatera. Bogor ID: Laporan No. 15. Lembaga Penelitian Hasil Hutan hlm : 1−11. Sastrodimedjo RS, Thaib J, Sianturi A, Simarmata SR. 1977. Produktivitas dan Biaya Alat Eksploitasi Mekanis Pada Beberapa Perusahaan Hutan di Maluku. Bogor ID: Laporan No. 97. Lembaga Penelitian Hasil Hutan hlm: 1−20.