Laju Pertumbuhan Tingkat Kelangsungan Hidup Parameter Kualitas Air

7 dilakukan sama seperti rumput laut, yaitu pada awal pemeliharaan dan setiap 10 hari sekali sampai masa pemeliharaan selesai.

2.5.2 Laju Pertumbuhan

Perhitungan laju pertumbuhan harian berfungsi untuk mengetahui seberapa besar persentase pertumbuhan harian rata-rata selama masa pemeliharaan berlangsung. Laju pertumbuhan harian rumput laut dan udang windu ditentukan dengan menggunakan rumus Effendi 1997: SGR = {ln W t – ln W o t} x 100 Keterangan : SGR = laju pertumbuhan rumput lautudang per hari W t = bobot rata-rata rumput lautudang pada hari ke-t g W o = bobot rata-rata rumput lautudang pada awal g t = lama pemeliharaan

2.5.3 Tingkat Kelangsungan Hidup

Untuk menghitung data kelangsungan hidup diukur dengan cara menghitung jumlah total udang windu di awal dan jumlah total udang windu yang masih hidup diakhir masa pemeliharaan serta mengamati jumlah udang yang mati disetiap harinya selama masa pemeliharaan. Kelangsungan hidup udang selama masa pemeliharaan digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut Effendie 1997: SR = N t N o x 100 Keterangan : SR = kelangsungan hidup udang N t = jumlah udang di akhir pemeliharaan ekor N o = jumlah udang di awal pemeliharaan ekor

2.5.4 Parameter Kualitas Air

Kualitas air yang diamati meliputi salinitas menggunakan refraktometer, suhu menggunakan termometer batang ,pH menggunakan pH-meter yang diukur setiap hari, DO menggunakan DO-meter, sedangkan untuk amoniak menggunakan metode indofen ol dengan spektrofotometer λ=640 nm, nitrat menggunakan metode brucin sulfat dengan spektrofotometer λ=410 nm, dan nitrit menggunakan metode asam sulfanilat dengan spektrofotometer λ=543 nm yang 8 dilakukan pengukuran setiap 10 hari sekali di Labroratorium Air dan Udara SEAMEO BIOTROP. Khusus untuk pengukuran suhu dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Parameter kualitas air tersebut diukur untuk mengetahui kondisi media budidaya selama proses penelitian. Sedangkan untuk nitrat, nitrit, dan amoniak sebagai indikator ketersedian unsur hara yang ada dalam media budidaya yang dihasilkan oleh udang windu. Metode dan cara untuk pengukuran kandungan nitrat, nitrit dan amoniak dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, dan 3.

2.5.5 Retensi Nitrogen