9 kadar protein dalam pakan. Perhitungan yang digunakan berdasarkan Schryver et
al. 2008 adalah : N dalam air = Bobot udang x FR x Kadar protein x N dalam protein x 75
Keterangan  : N dalam protein
= seperenambelas dari kadar protein 75
= nitrogen dari pakan yang terbuang ke air 25  terserap   tubuh udang
2.5.8 Nutrient Removal NR atau Penghilangan Nutrien
Nutrien  seperti  amoniak,  nitrit,  dan  nitrat  akan  terjadi  pengurangan  atau hilang di dalam media air selama masa proses pemeliharaan. Jumlah nutrien yang
hilang dapat dihitung dengan rumus Zhou et al. 2006 : NR = 100 x konsentrasi n kontrol
– konsentrasi n polikultur konsentrasi n kontrol
Ketrangan: NR
= Nutrien Removal konsentrasi nutrien kontrol   = konsentrasi nutrien monokultur udang windu
n = nutrien
2.5.9 Rasio Konversi Pakan FCR
Rasio konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan  terhadap  pertambahan  biomassa  udang  pada  waktu  tertentu,  untuk
mengetahui konversi pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan digunakan rumus Zonneveld et al. 1991:
FCR = FB
t
-B
o
Keterangan : FCR  = rasio pemberian pakan
B
t
= biomassa udang pada saat akhir pemeliharaan g B
o
= biomassa udang pada saat awal pemeliharaan g F
= jumlah pakan
2.5.10 Tingkat Konsumsi Oksigen
Pengukuran  tingkat  konsumsi  oksigen  TKO  dengan  melakukan pengukuran  bobot  udang  windu  terlebih  dahulu.  Udang  windu  dimasukkan  ke
dalam toples 3 L yang telah diisi air hingga penuh, kemudian toples ditutup rapat. Jumlah  udang  windu  yang  dimasukkan  sebanyak  6  ekor  dengan  bobot  rata-rata
10 0,299  gekor.  Pengujian  dilakukan  dengan  tiga  ulangan.  Jumlah  oksigen  terlarut
dalam toples diukur setiap dua jam sekali selama 6 jam menggunakan DO meter. Tingkat konsumsi oksigen dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TKO = DO
t
– DO
o
Keterangan : TKO  = tingkat konsumsi oksigen
DO
t
= oksigen terlarut akhir DO
o
= oksigen terlarut awal
2.5.11 Produksi Oksigen
Pengukuran produksi oksigen dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peran  rumput  laut  dalam  menyuplai  oksigen  pada  saing  hari  di  dalam  perairan.
Hal  pertama  yang  dilakukan  dalam  proses  pengukuran  produksi  oksigen  oleh rumput  laut  adalah  dengan  melakukan  pengukuran  bobot  rumput  laut  sebesar  15
g.  Kemudian  rumput  laut  dimasukkan  ke  dalam  toples  beningkaca  yang  ditutup rapat.  Toples  yang  terisi  rumput  laut  disimpan  di  tempat  terbuka  yang  terkena
sinar matahari langsung agar terjadi fotosintesis. Pengujian dilakukan dengan tiga ulangan. Jumlah oksigen terlarut dalam toples diukur setiap satu jam sekali selama
6 jam menggunakkan DO meter. Produksi oksigen dihitung dengan rumus sebagai berikut :
P = DO
t
– DO Keterangan :
P = produksi oksigen
DO
t
= oksigen terlarut akhir DO
o
= oksigen terlarut awal
2.6 Analisis Data