1
I. PENDAHULUAN
Rumput laut Gracilaria sp. merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya. Permintaan yang semakin meningkat mengakibatkan sistem
budidaya rumput laut ini terus berkembang. Dalam memenuhi peningkatan permintaan produksi rumput laut dipacu melalui pengembangan pola budidaya
polikultur. Menurut Anggadiredja 2006, dengan pola tradisional, rumput laut Gracilaria sp. dapat ditanam secara polikultur dengan udang windu karena
keduanya memerlukan kondisi perairan yang sama untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Rumput laut Gracilaria sp. mempunyai sifat hidup yang toleran
terhadap lingkungan, Menurut Hoyle 1975 dalam Patadjai 1993, Gracilaria sp. merupakan tanaman daerah tropika dan subtorpika, dapat hidup pada salinitas 5
sampai 43 ppt, kisaran pH 6 sampai 9, perairan yang tenang dengan substrat berlumpur, sehingga Gracilaria bisa dibudidayakan di tambak.
Sebagaimana diketahui bahwa, kegiatan budidaya tambak udang menghasilkan juga limbah nitrogen N dan fosfor P. Limbah yang dihasilkan
udang windu, terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil aktivitas metabolisme. Pada feed convertion ratio FCR 1,2-1,5 dengan protein pakan 40, maka
potensi limbah budidaya udang akan mencapai sekitar 48-70 kg N per ton produksi udang Sakdiah 2009. Pakan merupakan sumber protein, lemak,
karbohidrat, dan mineral dalam menunjang pertumbuhan udang windu. Namun, tidak semua pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan udang.
Sekitar 17 digunakan untuk pertumbuhan, sekitar 20 lagi dikeluarkan sebagai feses dan urin, kemudian 48 diekskresikan dan hilang sebagai energi udang
windu, serta 15 tidak terkonsumsi Harowitz Harowitz 2000. Gracilaria sp. dengan sifat fitoekstraksinya dapat mengakumulasikan dan
menyimpan bahan organik seperti nitrogen di dalam sel-sel thallus Boyajian Carriera 1997. Limbah bahan oganik yang tersimpan pada sel rumput laut akan
didegradasi dengan bantuan fotosintesis sinar matahari yang diasimilasi sehingga terbentuk energi dan sel sebagai pertumbuhan tanaman rumput laut Boyajian
Carriera 1997. Pada penelitian yang dilakukan Sakdiah 2009, rumput laut
2 Gracilaria sp. dapat membentuk biomassa sebanyak 16,9 kg dengan
memanfaatkan keluaran limbah N udang vaname sebanyak 15,36 gram. Polikultur merupakan suatu cara memelihara dua jenis atau lebih
organsime pada wadah yang sama. Polikultur bertujuan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan budidaya dengan pemeliharaan organisme yang saling memberi
keuntungan satu sama lain yang disebut dengan simbiosis mutualisme integrated multi-trophic Zhou et al. 2006. Rumput laut mempunyai peran ekologis dalam
wadah pemeliharaan budidaya, yaitu mampu dalam menyerap nitrogen dalam bentuk NH
3
dan NO
3
melalui thallus, serta mampu berfotosintesis yang dapat menghasilkan oksigen.
Telah banyak pembudidaya dalam melakukan budidaya rumput laut secara polikultur dengan udang windu, tetapi kapasitas kemampuan rumput laut
Gracilaria sp. dapat menyerap limbah udang windu Penaeus monodon masih belum banyak diketahui. Manfaat dari penelitian ini sebagai acuan pengembangan
sistem budidaya polikultur rumput laut Gracilaria sp. dan udang windu Penaeus monodon dalam meningkatkan produksi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan serap rumput laut Gracilaria sp. terhadap amoniak, nitrit, dan nitrat hasil buangan limbah budidaya udang windu Penaeus monodon
dalam sistem polikultur. Pertumbuhan rumput laut di dalam sistem polikultur dengan udang windu dan peran rumput laut dalam menjaga kualitas air untuk
mendukung produktivitas udang windu juga di kaji.
3
II. BAHAN DAN METODE