BAB I PENDAHULUAN
Konsep-konsep Politik
Sejak awal hingga perkembangan terakhir terdapat sekurang-kurangnya lima pandangan mengenai politik. Pertama, politik ialah usaha-usaha yang
ditempuh oleh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama. Kedua, politik ialah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintahan. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat,
politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima, politik sebagai konflik dalam rangka mencari danatau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting Surbakti : 1992 : 2. Kelima cara pandang dalam melihat politik tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
1. Pandangan Klasik
Sebagimana dikemukakan Aristoteles, pandangan klasik melihat politik sebagai suatu asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan
menyelenggarakan hal ihwal yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. Filsuf ini membedakan urusan-urusan yang menyangkut kebaikan
bersama kepentingan publik dengan urusan-urusan yang menyangkut kepentingan individu atau kelompok masyarakat swasta. Pada hemat Aristoteles,
urusan-urusan yang menyangkut kebaikan bersama memiliki nilai moral yang lebih tinggi dari pada urusan-urusan yang menyangkut kepentingan individuswasta.
Menurut Aristoteles, manusia merupakan makhluk politik dan sudah menjadi hakikat manusia untuk hidup dalam polis. Hanya dalam polis itu manusia dapat
memperoleh sifat moral yang paling tinggi, karena di sana urusan-urusan yang berkenaan dengan seluruh masyarakat akan dibicarakan dan diperdebatkan, dan
tindakan-tindakan untuk mewujudkan kebaikan bersama akan diambil. Di luar polis manusia dipandang sebagai makhluk yang berderajat di bawah manusia seperti
1
binatang atau sebagai makhluk yang berderajat di atas manusia seperti Dewa atau Tuhan.
Yang menjadi pertanyaan, apakah yang dimaksudkan dengan kepentingan umum atau kebaikan bersama? Apakah yang harus dipandang sebagai isi atau
substansi kebaikan bersama? Siapakah yang harus menafsirkan suatu urusan merupakan kepentingan umum atau tidak?.
Rumusan kepentingan umum yang dikemukakan oleh para sarjana sangat bervariasi, sebagian mengatakan kepentingan umum merupakan tujuan-tujuan
moral atau nilai-nilai ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan, kebajikan, kebahagiaan, dan kebenaran. Sebagian lagi merumuskan kepentingan umum
sebagai keinginan orang banyak sehingga mereka membedakan general will keinginan orang banyak atau kepentingan umum dari will of all keinginan banyak
orang atau kumpulan keinginan banyak orang. Sementara itu, ada yang merumuskan kepentingan umum sebagai
kepentingan golongan mayoritas. Samuel P. Huntington dalam Surbakti : 1999 : 3, melukiskan kepentingan umum secara singkat sebagai kepentingan pemerintah
karena lembaga pemerintahan dibentuk untuk menyelenggarakan kebaikan bersama.
Konsep politik menurut pandangan klasik ini nampak sangat kabur. Ketidakjelasan ini akan menghadapkan kita kepada kesukaran dalam menentukan
patokan kepentingan umum yang disetujui bersama dalam masyarakat. Namun, satu hal yang patut mendapatkan perhatian dari pandangan klasik berupa
penekanan yang diberikan pada “apa yang seharusnya” dicapai demi kebaikan bersama seluruh warga negara polis, dan “dengan cara apa sebaiknya” tujuan-
tujuan itu dicapai. Dengan kata lain, pandangan klasik lebih menekankan aspek filosofis idea dan etik dari pada aspek politik.
Dalam pengertian politik terkandung tujuan dan etik masyarakat yang jelas. Berpolitik ialah membicarakan dan merumuskan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dan ikut serta dalam upaya mengejar tujuan bersama. Barangkali aspek filosifis ini yang merupakan kelebihan, dan arena itu menjadi ciri khas pandangan
klasik. Dalam hal ini aspek-aspek filosofis lebih ditekankan dari pada aspek politik.
2
Oleh karena itu metode kajian yang digunakan bukan empirisme, melainkan metode spekulatif-normatif.
2. Pandangan Kelembagaan