1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Kasus. Studi kasus adalah suatu studi tentang kekhasan dan sekaligus kompleksitas dari suatu atau
sejumlah kasus, guna memahami kegiatan subyek penelitian dalam kondisi tertentu dengan menerapkan sejumlah metode pengumpulan data yang saling
melengkapi Stake, 2005. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar
belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yag kemudian, dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu
hal yang bersifat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosa, tetapi kemudian pengguna studi
kasus telah meluas sampai ke bidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagaimana.
Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu,
kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus tertentu, ataupun meliputi keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena.
Studi kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah
unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, dimana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit tetapi dengan unit sampel yang relatif
besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan, pemimpin-pemimpin, dan sebagainya. Jika
studi kasus ditujukan untuk meneliti kelompok, maka perlu dipisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen.
Studi kasus mempunyai banyak kelemahan disamping adanya keunggulan- keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan, karena anggota sampel yang
terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populasi. Di samping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemilihan kasus karena
adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah
ada pada si peneliti, ataupun dalam penempatan serta pengikutsertaan data dalam konteks yangbermakna yang menjuruspada interpretasi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar dikemudian hari. Studi kasus dapat memberikan hipotesa-
hipotesa untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan
statistik dalam menganalisa data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimpulan. Nazir, 1998.; 86-87
1.7.2 Jenis Penelitian