BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah
sumber daya manusia yang besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang laju pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Agar dalam masyarakat tersedia sumber daya manusia yang handal diperlukan pendidikan yang berkualitas, penyediaan berbagai fasilitas
sosial, dan lapangan pekerjaan yang memadai. Tantangan utama yang sesungguhnya adalah bagaimana dapat menciptakan sumber daya manusia
yang dapat menghasilkan kinerja optimal untuk mencapai tujuan suatu perusahaan Prihayanto, 2012.
Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga, dan
kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Untuk itu setiap karyawan selain dituntut untuk memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan, juga harus mempunyai pengalaman, motivasi, disiplin diri, dan semangat kerja tinggi, sehingga jika kinerja karyawan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan baik maka kinerja perusahaan juga akan meningkat yang menuju pada pencapaian tujuan perusahaan Prihayanto, 2012.
Keberadaan suatu perusahaan komersial pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang yang dilandasi dengan motif ekonomi untuk
menghasilkan nilai – nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi stakeholders yang meliputi para pemegang saham, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat
pada umumnya. Untuk mewujudkan nilai – nilai tambah dan manfaat ekonomi tersebut, perusahaan diharapkan mempunyai visi, misi, strategi, program kerja
yang terencana, terfokus, dan berkesinambungan. Dalam rangka memberikan kepastian akan pencapaian tujuan jangka
panjang tersebut, secara menyeluruh suatu perusahaan memerlukan daya dukung dalam bentuk empat pilar utama, yaitu sumber daya manusia yang
bermutu, sistem dan teknologi yang terpadu, strategi yang tepat, serta logistik yang memadai. Dalam konteks pengelolaan operasional perusahaan dalam
jangka panjang dan berkesinambungan, peran sumber daya manusia mempunyai kedudukan sentral yang lebih strategis. Hal tersebut dilandasi oleh
suatu pemikiran bahwa sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi tidak lain merupakan unsur utama dalam menciptakan dan
merealisasikan peluang bisnis. Dalam konteks pemberdayaan sumber daya manusia, agar menghasilkan karyawan yang profesional dengan integritas yang
tinggi, diperlukan adanya acuan baku yang diberlakukan oleh suatu perusahaan. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara
Universitas Sumatera Utara
sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen kerjanya bagi perusahaan Djokosantoso, 2005.
Budaya organisasi merupakan suatu tuntutan yang mengikat para karyawan dalam bentuk peraturan dan ketentuan perusahaan. Dengan
membakukan budaya organisasi sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau peraturan yang berlaku, maka para pemimpin dan karyawan secara tidak
langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi strategi perusahaan. Proses pembentukan tersebut pada
akhirnya akan menghasilkan pemimpin dan karyawan profesional yang mempunyai integritas tinggi. Djokosantoso, 2005.
Setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan. Budaya organisasi berisi tentang harapan, nilai, dan sikap, yang mempengaruhi individu, kelompok, dan proses – proses yang ada
di dalam organisasi. Hal ini berarti budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah
perkembangan yang lebih baik. Budaya yang kuat memiliki karakteristik karyawan yang membagikan nilai – nilai dengan baik. Semakin banyak
karyawan yang membagikan dan menerima nilai – nilai yang ada, maka semakin kuat budaya yang dimiliki oleh organisasi tersebut dan semakin
berpengaruh terhadap perilaku para karyawan Gibson, 1997. Berkaitan dengan kesuksesan perusahaan, hal ini tidak terlepas dari
komitmen kerja yang dimiliki oleh karyawan pada suatu perusahaan. Seorang
Universitas Sumatera Utara
individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Sebagian besar peneliti psikologi industri
organisasi menyetujui bahwa komitmen kerja yang kuat berasal dari interaksi variabel demografi individual misalnya usia dan jenis kelamin, variabel
psikologi pribadi misalnya kebutuhan dan nilai – nilai, dan karakteristik keadaan keja tertentu misalnya sifat kerja, budaya organisasi Jewell, 1998.
Menurut Robbins dan Judge 2008 dalam Taurisa, 2012, keharmonisan tujuan yang tercapai antara karyawan dan organisasi melalui budaya akan
membangun suatu komitmen organisasi dalam diri karyawan. Ketika perusahaan menawarkan pekerjaan dan pelamar kerja menerima
tawaran tersebut, pelamar kerja tersebut telah menjadi bagian dari perusahaan. Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen
pada tujuan perusahaan. Ada banyak alasan mengapa sebuah organisasi harus berusaha meningkatkan komitmen organisasi para karyawannya. Sebagai
contoh banyak penelitian menemukan bahwa semakin karyawan berkomitmen kepada perusahaan, karyawan tersebut akan berusaha lebih baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya. Selain itu, karyawan yang berkomitmen juga akan meningkatkan produktivitas para karyawan karena karyawan merasa
menyatu dengan perusahaan dan bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya rasa menyatu dengan perusahaan, karyawan tidak berpikir
untuk meninggalkan perusahaan sehingga dikatakan komitmen organisasi yang tinggi akan menurunkan keinginan untuk pindah para karyawan Steers
Porter, 1991.
Universitas Sumatera Utara
Karyawan yang bekerja pada suatu institusi medis seringkali dihadapkan pada permasalahan mengenai pelayanan terhadap pengguna jasa medis,
sehingga sikap karyawan yang seperti inilah yang kurang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Permasalahan
seperti inilah yang sering dihadapi oleh institusi medis dalam mencapai keberhasilan yaitu masalah antara sumber
daya manusia dengan organisasi, yang berkaitan dengan tuntutan – tuntutan baik dari organisasi maupun sumber daya manusia itu sendiri Widyastuti, 2009.
Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari budaya organisasi pada karyawan Klinik Spesialis
Bunda Medan. Klinik Spesialis Bunda merupakan suatu bentuk badan usaha yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang terletak di Kota Medan.
Klinik ini telah berdiri sejak tahun 1980. Perluasan lahan dan bangunan serta penambahan fasilitas yang ada menunjukkan terdapat perkembangan yang
cukup pesat pada kinik tersebut. Perluasan lahan dan bangunan ini terlihat dari luas lahan yang awalnya memiliki luas sekitar 1265
menjadi 2380 ,
selain itu terdapat penambahan gedung baru di bagian belakang gedung lama serta adanya penambahan lahan kosong yang digunakan sebagai tempat
memarkirkan kendaraan. Sedangkan penambahan fasilitas dapat terlihat dari adanya sarana dan prasarana baru yang digunakan di klinik tersebut, seperti
penambahan kursi ruang tunggu pasien, penambahan televisi, serta penambahan alat - alat kedokteran. Dalam mengembangkan klinik ini, berbagai
unsur – unsur yang terdapat di dalam perusahaan tersebut saling bekerjasama untuk meningkatkan dan memajukan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memajukan perusahaan agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat, Klinik Spesialis Bunda memerlukan karyawan
yang memiliki keahlian, kemampuan, serta komitmen organisasi yang baik agar menghasilkan kinerja karyawan yang baik pula, sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, Klinik Spesialis Bunda memiliki visi melaksanakan pelayanan spesialistik dan
subspesialistik yang akurat, bermutu, dan aman, serta memiliki misi sebagai berikut : 1 menyelenggarakan pelayanan kedokteran umum, spesialistik, dan
subspesialistik yang bermutu dan profesional, 2 menyelenggarakan pelayanan yang berbasis pada kepuasan konsumen dan ramah lingkungan, 3
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman, sehingga pasien betah dirawat, 4 dalam menyelenggarakan kemitraan dapat bekerjasam
bermitra dengan rumah sakit lain, 5 menjalankan fungsi sosial sesuai dengan undang – undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
Dalam hal ini, komitmen organisasi yang baik dapat terbentuk melalui budaya organisasi yang dimiliki oleh perusahaan. Komitmen organisasi yang
baik tidak akan tercipta apabila Klinik Spesialis Bunda tidak memberikan arahan kepada karyawan, baik karyawan yang telah lama bekerja maupun
karyawan yang baru masuk. Pembentukan perilaku tersebut dapat dilakukan melalui proses pengenalan budaya organisasi kepada para karyawan agar
mereka dapat bekerja sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan. Berdasarkan data preeliminary yang telah didapatkan peneliti, diperoleh
data bahwa Klinik Spesialis Bunda telah memiliki budaya organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
diwujudkan melalui motto yang dianut yang meliputi memberikan pelayanan terbaik dan RAMAH Rasional, Aman, Manusiawi, Aktif, Harmonis serta
melayani dengan cepat, ramah tamah, dan profesional. Selain itu klinik Spesialis Bunda juga memiliki budaya organisasi yang diwujudkan dalam nilai
dan karakter dasar yang dianut yang meliputi bertindak cepat dan tepat dengan penuh kasih sayang dan kesediaan melayani, integritas yang tinggi, kerjasama
tim, serta transparan dan akuntabel. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki ketertarikan untuk
menganalisis lebih jauh tentang perbedaan komitmen organisasi ditinjau dari budaya organisasi pada karyawan dengan objek penelitian yaitu karyawan
Klinik Spesialis Bunda Medan.
2. Rumusan Masalah