CaCO
3
yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Organisme yang dominan hidup di daerah ini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai
kerangka kapur dan algae, dimana di antarannya banyak juga yang mengandung kapur Dawes, 1981 in Supriharyono, 2000.
Terumbu karang adalah ekosistem yang rapuh dan sangat sensitif. Perubahan lingkungan yang sangat kecil akan mempengaruhi kondisinya, tetapi terumbu
karang juga memiliki kemampuan yang besar untuk kembali ke kondisi aslinya dari bencana. Kemampuan memperbaiki diri ini tergantung penyebab
kerusakannya.
2.1.3.2. Klasifikasi terumbu karang
Terumbu karang dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk utama Darwin, 1842 in Monk et al., 2000 yaitu:
1. Karang tepi adalah karang yang berada dekat dan sejajar dengan garis
pantai, dimana terdapat celah yang sempit antara karang dan pantai yang biasanya merupakan laguna dangkal.
2. Atol juga merupakan karang tepi yang berbentuk cincin. Umumnya
banyak terdapat di Samudera Pasifik. 3.
Karang penghalang serupa dengan karang tepi, kecuali bahwa ada jarak yang cukup jauh antara karang dan daratan atau pantai. Celah ini terdiri
dari perairan yang dalam. Stoddart 1973 in Monk et al., 2000 menambahkan dua bentuk karang yaitu
karang meja yang terdapat di laut lepas dan hampir menyerupai bentuk atol, serta karang yang bentuknya tidak beraturan namun memiliki goba yang digambarkan
sebagai karang dengan banyak goba berukuran kecil.
Terumbu karang Indonesia mempunyai keragaman paling tinggi di dunia, diperkirakan luasnya sekitar 7.500 km
2
KHL, 1993 in Monk et al., 2000 dimana karang meja adalah bentuk terumbu karang yang dominan terdapat di Kepulauan
Seribu, Teluk Jakarta. Morfologi pertumbuhan karang kapur dipengaruhi oleh faktor fisiologi karang dan dipengaruhi oleh tekanan fisika kimia lingkungan,
sehingga pada satu jenis dapat memiliki beberapa morfologi bentuk pertumbuhan. Perbedaan utama antara morfologi karang lunak dan karang keras adalah
kemampuan dalam membentuk kerangka kapur dari kalsium karbonat Tabel 3. Tabel 3. Morfologi karang lunak dan karang keras
Morfologi Karang lunak
Karang keras
Bentuk dan susunan
tubuh Seperti tabung, lunak dan tertanam
dalam massa gelatin. Membentuk koloni.
Seperti tabung, terlindung dalam
kerangka kapur yang radial, Soliter atau
membentuk koloni.
Tentakel Berjumlah 8 dan berduri
Berjumlah enam atau kelipatan enam dan tidak
berduri. Kerangka
tubuh Tidak menghasilkan kerangka kapur
yang radial, tetapi spikul yang terpisah dan berkapur lunak.
Bersifat endoskeleton. Menghasilkan kerangka
kapur yang radial dalam membentuk Kristal
aragonik. Bersifat eksoskeleton.
Daya tahan tubuh
Dapat bertahan lama walaupun tidak ada penetrasi cahaya matahari ke
dalam air laut. Akan segera mati bila
tidak ada penetrasi matahari.
Gerak Dapat bergerak, bahkan dapat
merambat ke atas koloni karang hidup dan memangsanya.
Tidak dapat bergerak Hubungan
antara polip Antara polip yang satu dengan yang
lainnya secara internal melalui jaringan solenia.
Tidak ada hubungan secara internal
Sumber : Pane, 2004 Terumbu karang dapat dibedakan antara binatang karang reef coral sebagai
individu organisme atau komponen dari masyarakat dan terumbu karang coral reef
sebagai suatu ekosistem, termasuk di dalamnya organisme-organisme
karang. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur, ada dua tipe karang yaitu karang yang membentuk bangunan karang hermatypic corals dan yang tidak
dapat membentuk bangunan karang ahermatypic corals. Hermatypic corals adalah binatang karang yang dapat membentuk bangunan karang dari kalsium
karbonat, sedangkan ahermatypic corals adalah binatang karang yang tidak dapat membentuk bangunan karang.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran karang adalah : 1.
Cahaya; karang polip hidup secara simbiosis dengan alga sel tunggal yang dinamakan zooxanthellae. Alga dinoflagelata ini hidup pada serat-serat
ektodermal dari karang polip Fakowski et al., 1991 in Monk et al., 2000. Karang memperoleh sebagian besar makanannya dari zooxanthellae
selama siang hari, dan karang karang polip memberi makan bagi zooplankton ini selama malam hari.
2. Sedimentasi; keberadaan karang polip sering dipengaruhi oleh
sedimentasi, kendati tentakel karang ini menghasilkan mukus untuk melindunginya dari sedimentasi. Sedimentasi mengurangi intensitas
cahaya, dan menghalangi proses fotosintesis pada zooxanthellae. 3.
Substrat; substrat sangat penting sebagai tempat menempel larva. Larva karang membutuhkan substrat keras sebagai tempat menempel, substrat
yang tidak sesuai akan mengurangi rekrutmen karang Fisk dan Harriot 1989 in Monk et al., 2000
Achituv dan Dubinsky, 1991 in Supriharyono 2000 mengatakan bahwa distribusi karang dipengaruhi oleh beberapa kondisi dan faktor utama yang
mempengaruhi misalnya suhu, karena karang tidak dapat tumbuh di perairan yang
suhunya kurang dari 18 C. Perairan tropis dengan suhu sekitar 25-31
C merupakan tempat yang paling sesuai untuk pertumbuhan karang. Faktor lain
yang menentukan adalah arus, dimana penyebaran larva dan sumber makanan bagi karang bergantung pada pola arus air. Faktor fisik dan kimia lain yang
mempengaruhi distribusi karang adalah salinitas, angin, pola pasang surut, dan gangguan alam seperti angin topan, angin ribut dan gempa bumi.
2.1.3.3. Manfaat dan fungsi terumbu karang