Dimensi Utama Kapal Longline

2.83 – 11.12, LD : 4.58 – 17.28 dan BD : 0.96 – 4.68. Nilai rasio pada kapal yang diteliti LB 4.22, LD 10.8 dan BD 2.55 berada dalam nilai rasio yang di keluarkan oleh Iskandar dan Pujiati 1995. Nilai ini lebih mendekati batas bawah dari selang nilai tersebut dibandingkan batas atasnya, yang berarti bahwa nilai LB kapal longline yang diteliti tergolong kecil.. Kondisi ini memberikan pengaruh yang baik terhadap stabilitas kapal. Nilai LD tergolong kecil, nilai ini berpengaruh terhadap kekuatan memanjang longitudinal strength, sehingga kapal lebih tahan terhadap gerakan lengkung bending yang mengarak ke tas maupun ke bawah. Nilai BD juga tregolong kecil, nilai yang kecil ini menunjukkan pengaruh yang baik terhadap kemampuan daya dorong kapal. 4.1.1 Parameter hidrostatik Parameter hidostatik merupakan parameter awal yang menjadi ukuran untuk melihat sifat-sifat hidrostatik kapal. Parameter tersebut diperoleh berdasarkan tabel off set dan gambar lines planes kapal longline yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Selanjutnya hasil perhitungan parameter hirostatik t e r s e b u t ditabulasikan dan dibuat kurva hidrostatik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4, sedangkan bodyplane dan rancangan kapal longline disajikan pada Gambar 7. Kurva hidrostatis kapal longline yang diteliti seperti pada gambar 6. Volume displacement menyatakan volume air yang dipindahkan bila kapal terendam hingga water line tertentu sedangkan ton displacement merupakan berat dari air yang dipindahkan tersebut. Area water plane merupakan luas bidang datar pada irisan water line tertentu. Coefficien of fineness dari C w , C vp , C p , C Ä dan C b disebut koefisien kegemukan kapal. Nilai yang dipakai dalam menentukan tingkat kegemukan kapal adalah nilai Cb, nilai ini berkisar antara 0 – 1 . Jika nilai semakin mendekati nilai 1,maka kapal dapat dikatakan semakin gemuk. Apabila mencapai angka 1 maka bagian kapal yang terendam air memiliki bentuk yang mendekati empat persegi panjang. Midship area merupakan luas area penampang irisan melintang kapal di bagian tengah bagian terlebar. Tabel 4 Besaran parameter hidrostatik kapal longline pada tiap-tiap water line No. Parameter WL 1 14.62m WL 3 16.86m WL 5 18.96m 1 Volume displacement m 3 2.8814 28.4336 67.9906 2 Ton displacement ton 2.9534 29.1445 69.6904 3 Water area Aw m 2 34.7020 58.5874 86.2023 4 Midship area Ao m 2 0.3619 2.6983 5.3786 5 Ton Per Centimeter TPC 0.3557 0.6005 0.8836 6 Coefficient block Cb 0.3458 0.7207 0.8538 7 Coefficient prismatic Cp 0.5446 0.6250 0.6667 8 Coefficient vertical prismatic Cvp 0.0249 0.5392 0.5258 9 Coefficient waterplane Cw 1.2493 1.3365 1.6238 10 Coefficient midship C Ä 0.6349 1.1531 1.2806 11 Longitudinal Centre Buoyancy LCB m -1.9959 -2.3609 -2.9106 12 Jarak KB m 0.2223 0.5882 0.9871 13 Jarak BM m 5.8334 1.7828 1.1200 14 Jarak KM m 6.0557 2.3711 2.1071 15 Jarak BML m 110.3161 69.1516 11.4157 16 Jarak KML m 116.3718 71.5227 13.5228 Nilai TPC menyatakan berat yang dibutuhkan untuk merubah draft sebesar 1 cm. Nilai TPC kapal longline yang diteliti pada wl 5 adalah 0.8538, ini berarti bahwa untuk menaikkan draft kapal sebesar 1 cm, dibutuhkan berat 0.8538. Momen inersia merupakan momen puntir dari suatu benda. Besarnya nilai momen inersia pada kapal tidak hanya tergantung pada bobot kapal itu sendiri tetapi juga pada distribusi massa pada kapal. Nilai Momen inersia pada kapal longline yang diteliti untuk wl 1 adalah 16.808, untuk wl 3 adalah 50.6922, dan wl 5 adalah 76.1523. Jarak LCB merupakan jarak maya dimana titik pusat daya apung longitudinal berada, nilainya semakin membesar dengan bertambahnya tinggi draft atau garis air. Hal ini menunjukan bahwa letak titik apung buoyancy secara longitudinal bergerak kearah haluan kapal dengan semakin bertambahnya tinggi draft kapal.. BM merupakan jari-jari metacenter vertikal dan BML merupakan jari-jari metacenter longitudinal. Nilai BM dan KM mengalami kenaikan pada setiap perubahan garis air wl. Kedua parameter ini berpengaruh terhadap kestabilan kapal dimana semakin dekat jarak titik B ke titik M maka stabilitas kapal menjadi kurang baik. KM merupakan jarak maya titik metacenter M vertikal dari base line kapal. KML merupakan jarak maya titik metacenter longitudinal. Nilai BML dan KML juga mengalami kenaikan pada tiaptiap garis air wl. Nilai coefficient of fineness dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai kelayakan sebuah disain kapal . Dari hasil penelitian diketahui pada wl 5 = 18.96m Cb: Cp: Cw: Cvp: C Ä : 0.8538 : 0.6667 : 1.6238 : 0.5258 : 1.2806 nilai Cb, cenderung berada di atas nilai acuan 0.61 – 0.72, ini menunjukkan bahwa kapal longline yang diteliti tingkat kegemukannya tinggi. Nilai C Ä di atas nilai acuan 0.88 – 0.98, ini menunjukkan bahwa ada ruang di atas kapal yang belum dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan nilai Cvp berada di bawah nilai acuan 0.84 – 0.96. Hal ini dapat menyebabkan tahanan gerak kapal membesar sehingga akan mengurangi kecepatan kapal longline tersebut. Nilai Cw yang berada di atas nilai acuan 0.83 – 0.90 karena luas area pada dek sudah terlalu besar. Pada wl 3 = 16.86m Cb: Cp: Cw: Cvp: C Ä : 0.7207 : 0.6250 : 1.3365 : 0.5392 : 1.531 nilai Cb, sesuai dengan nilai acuan 0.61 – 0.72, ini menunjukkan bahwa kapal longline yang diteliti pada wl 3 tingkat kegemukannya baik. Nilai C Ä di atas nilai acuan 0.88 – 0.98, ini menunjukkan bahwa ada ruang di tengah kapal yang belum dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan nilai Cvp berada di bawah nilai acuan 0.84 – 0.96. Hal ini dapat menyebabkan tahanan gerak kapal membesar sehingga akan mengurangi kecepatan kapal longline tersebut. Nilai Cw yang berada di atas nilai acuan 0.83 – 0.90 karena luas area pada dek sudah terlalu besar. Pada wl 1 = 14.62m Cb: Cp: Cw: Cvp: C Ä : 0.3458 : 0.5446 : 1.2493 : 0.0249 : 0.6349 nilai Cb berada dibawah nilai acuan 0.61 – 0.72, ini menunjukkan bahwa kapal tersebut pada wl 1 agak ramping. Nilai C Ä di bawah nilai acuan 0.88 – 0.98, ini menunjukkan bahwa ruang di dibawah kapal sudah dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan nilai Cvp berada di bawah nilai acuan 0.84 – 0.96. Hal ini dapat menyebabkan tahanan gerak kapal membesar sehingga akan mengurangi kecepatan kapal longline tersebut. Nilai Cw yang berada di atas nilai acuan 0.83 – 0.90 karena luas area pada dek sudah terlalu besar. Nilai LCB yang bertanda negatif menunjukkan letak titik apung B kapal berada di belakang midship ke arah buritan,bila keadaan demikian sebaiknya beban diletakkan pada midship ke arah buritan kapal. Bentuk kasko kapal ini yang diperoleh berdasarkan data body plan dibagian haluan memiliki bentuk yang relatif sama yaitu U – bottom. Bentuk ini memiliki kestabilan yang tinggi dan volume ruang atau kapasitas penyimpanan di bawah dek yang besar, sehingga sangat cocok bagi kapal yang mengoperasikan alat tangkap secara statis. Akan tetapi bentuk ini memiliki tahanan kasko yang besar sehingga olah gerak manouvering dan kecepatan speed yang dimiliki terbatas, namun bukanlah kecepatan yang diutamakan bagi kapal yang mengoperasikan alat tangkap ini melainkan stabilitas yang tinggi. Rencana garis kapal longline yang diteliti ditampilkanpada gambar 7. Gambar 8 adalah rancangan umum kapal. Kita bisa melihat letak palka, ruang mesin, kamar ABK dan geladak. Gambar 9 memperlihatkan Posisi ABK pada saat setting dan hauling serta letak alat tangkap yang ada dia atas kapal tersebut. TPC 1.3 LCB m 0.5 KB m 1 BM; KM m 8 BML; KML m 159 Ñm 3 ton 147 Aw m 2 119 A Ä m 2 10 Cb, Cp, Cvp, C Ä , Cw 1 WL 1 WL 3 WL 5 Gambar 6. Kurva hidrostatis kapal longline 60 GT Kapal Longline Koyong Jaya III Skala 1 : 78 L oa : 23.22 m L wl : 19.35 m B : 5.50 m D : 2.15 m Gambar 7 Body plan dan rencana garis kapal longline 60 GT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 8 Rancangan umum kapal longline 60 GT Kapal Longline Koyong Jaya III Skala 1 : 78 L oa : 23.22 m L wl : 19.35 m B : 5.50 m D : 2.15 m Gambar 9 Posisi ABK pada saat setting dan hauling

4.3 Po sisi Titik G Kapal Longline 60 GT

Kodisi kapal longline 60 GT pada muatan kosong ditunjukkan pada tabel 5 sedangkan kondisi kapal pada muatan setengah penuh dan muatan penuh dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7. Tabel 5 Kondisi kapal longline 60 GT pada saat kosong Berat Posisi x Posisi z No Item ton cm Moment cm Moment 1 Kapal kosong 60.0000 - - 172.0000 10,320.0000 2 Mesin 0.1750 -485.9000 -85.0325 73.1000 12.7925 Total 60.1750 10,332.7925 Selanjutnya diperolah posisi titik berat kapal G seperti KG = moment of z KG = 10332.7952 60.175 KG = 1.7 meter Pada muatan kosong kapal longline ini diketahui posisi titik berat G diatas lunas K adalah 1.7 meter Tabel 6 Kondisi kapal longline 60 GT pada saat setengah penuh Berat Posisi x Posisi z No Item ton cm Moment cm Moment 1 Kapal kosong 60.0000 - 172.0000 10,320.0000 2 Mesin 0.1750 -485.9000 -85.0325 73.1000 12.7925 3 BBM 14.7790 -528.9000 -7,816.6131 120.4000 1,779.3916 4 Air Tawar 3.0800 -528.9000 -1,629.0120 395.6900 1,218.4480 5 ABK 5.6000 -189.2000 -1,059.5200 442.9000 2,480.2400 6 Bahan makanan 0.0200 -430.0000 -8.6000 387.0000 7.7400 7 Palka Umpan 1.9200 636.4000 1,221.8880 141.9000 - 8 Palka Ikan A - 438.6000 - 227.9000 - 9 Palka Ikan B - 438.6000 - 227.9000 - 10 Palka Ikan C - 438.6000 - 227.9000 17.4150 11 Peralatan 0.0500 872.9000 43.6450 384.3000 272.4480 Total 85.6240 16,108.4751 Posisi titik berat G kapal pada kondisi setengah penuh adalah 1.88 meter sebagaimana seperti perhitungan dibawah ini. KG = KG = KG = moment of z KG = 16108.4751 85.624 KG = 1.88 meter Tabel 7 Kondisi kapal longline 60 GT pada saat penuh Berat Posisi x Posisi z No Item ton cm Moment cm Moment 1 Kapal kosong 60.0000 - - 172.0000 10,320.0000 2 Mesin 0.1750 -485.9000 -85.0325 73.1000 12.7925 3 BBM 7.3895 -528.9000 -3908.3066 120.4000 889.6958 4 Air Tawar 1.5400 -528.9000 -814.506 395.6900 609.2240 5 ABK 5.6000 635.4000 3,558.2400 442.9000 2,480.2400 6 Bahan makanan 0.0100 -430.0000 -4.3000 387.0000 3.8700 7 Palka Umpan 1.9200 636.4000 1,221.8880 141.9000 272.4480 8 Palka Ikan A 19.2500 438.6000 8,443.0500 227.9000 4,387.0750 9 Palka Ikan B 19.2500 438.6000 8,443.0500 227.9000 4,387.0750 10 Palka Ikan C 19.2500 438.6000 8,443.0500 227.9000 4,387.0750 11 Peralatan 0.0500 872.9000 43.6450 384.3000 17.4150 Total 134.4350 27,766.9103 Posisi titik berat G kapal pada kondisi penuh adalah 2.07 meter sebagaimana seperti perhitungan dibawah ini. KG = moment of z KG = 27766.9103 134.435 KG = 2.07 Dari ketiga kondisi di atas terlihat bahwa pada kondisi muatan penuhlah KG tertinggi dapat dicapai. Saat kapal berangkat menuju daerah penangkapan, muatan pada kapal Longline terdiri atas perbekalan,bahan bakar dan umpan hidup yang berisi penuh. Pada saat kembali, muatan – muatan tersebut yang terdapat dibawah dek kapal akan berkurang tetapi palka akan terisi penuh oleh hasil tangkapan. Hal ini menyebabakan perubahan titik berat pada kapal, sehingga letak titik G center of gravity kapal akan berubah, titik ini akan bergerak ke atas. KG = KG = KG = KG =