II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rangka
Rangka struktur adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya.
Untuk bangunan sederhana, rangka bangunan dapat dibuat dari tiang-tiang kolom kayu yang dihubungkan oleh batang datar balok. Pada bangunan
rumah tinggal yang permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan dinding dari pasangan batu bata atau batako. Untuk
bangunan bertingkat sederhana atau rendah, umumnya berupa struktur rangka portal yaitu berupa kolom dan balok Anonim, 2009.
Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat, antara lain : 1.
mempunyai kekuatan dan kestabilan yang mantap untuk memberikan bentuk yang permanen dan mampu mendukung
konstruksi bangunan. 2.
dapat memberikan keindahan 3.
dibuat dengan bentuk sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuni.
Struktur dari bangunan berkayu memiliki stabilitas dan integritas struktur yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kayu memiliki perbandingan
antara kekuatan dan bobot yang jauh lebih baik dari bahan bangunan lainnya, misalnya baja dan beton, sehingga bangunan kayu umumnya lebih ringan.
Sambungan-sambungan komponen bangunan kayu bersifat daktail dan tidak mudah lepas. Kelebihannya kayu lainnya juga yaitu pada saat terjadi
kerusakan pada salah satu komponen bangunan kayu, kayu dapat mengambil posisi keseimbangan baru sehingga kerusakan relatif dapat diatasi. Hal ini
terjadi karena bangunan kayu relatif berbobot ringan, sehingga gaya inersia yang timbul karena gempa menjadi kecil dan tidak terlalu membebani
bangunannya. Sifat-sifat demikian menyebabkan bangunan kayu lebih tahan terhadap gempa Karlinasari dan Nugroho 2006.
2.2 Kayu Meranti Merah
Meranti merah Shorea Sp. Roxb. ex C.F.Gaertn. tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 –
0,86 pada kandungan air 15. Meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV dan dari segi keawetannya termasuk dalam kelas III-IV. Kayu ini
tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu
meranti merah cukup mudah diawetkan Martawijaya et al 2005. Dalam buku atlas kayu Indonesia, kayu meranti memiliki sifat mekanis
MOE sebesar 62000 kgcm² 6080,12 MPa dalam keadaan basah dan 66000 kgcm² 6472,39 MPa dalam keadaan kering. Besarnya tegangan pada batas
proporsi yaitu 145 kgcm² 14,22 MPa pada keadaan basah dan 179 kgcm² 17,55 MPa pada keadaan kering. Sedangkan besarnya tegangan pada batas
patah dalam keadaan basah yaitu 309 kgcm² 30,3 MPa dan dalam keadaan kering 359 kgcm² 35,21 MPa. Kayu meranti juga memiliki keteguhan
usaha sampai batas proporsi sebesar 0,2 kgdm³ dalam keadaan basah dan 0,3 kgdm³ pada keadaan kering, serta usaha sampai batas patah dalam keadaan
basah dan kering sekitar 2,5 kg,dm³ Martawijaya et al. 2005 Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panel kayu untuk
dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumah tangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat
biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kaso, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat
perahu. Dari 70 spesies Shorea yang termasuk dalam kelompok meranti merah, terbanyak dijumpai di Kalimantan 62 spesies, diikuti oleh Sumatra
23 spesies dan Semenanjung Malaya 19 spesies. Di luar wilayah-wilayah itu, meranti merah juga ditemukan di Thailand selatan, Filipina dan Maluku
Martawijaya et al 2005.
2.3 Rumah Tahan Gempa