dimana wilayah gempa 1 dan 2 adalah wilayah gempa dengan kegempaan ringan, wilayah gempa 3 dan 4 adalah wilayah gempa
sedang, serta wilayah gempa 5 dan 6 adalah wilayah dengan kegempaan berat. Pembagian wilayah gempa ini didasarkan atas
percepatan puncak pada batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun.
Gambar1. Pembagian Zona Gempa di Indonesia
2.4 Kayu Lapis
Menurut Haygreen dan Bowyer 1982, kayu lapis adalah produk panel vinir-vinir kayu yang direkatkan menjadi satu dengan pengempaan panas
secara bersilangan atau saling tegak lurus serat. Umumnya pada kayu lapis, vinir disusun secara sejajar dengan permukaan lain dan tegak lurus dengan
lapisan inti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dari satu sisi panel ke panel lainnya, jumlah vinir yang digunakan adalah
jumlah ganjil yaitu 3, 5, 7, dan seterusnya. Sejumlah kayu lapis ada yang tersusun atas jumlah vinir yang genap, pada tipe kayu lapis ini dua lapisan
vinir diletakkan secara sejajar untuk dijadikan lapisan inti yang tebal. Kayu lapis juga terbuat dari kayu gergajian dan papan partikel yang dijadikan
sebagai bagian inti. Kayu lapis yang tidak terbuat dari lapisan vinir umumnya dimanfaatkan untuk keperluan perabot rumah tangga.
Kayu lapis memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kayu gergajian walaupun kekuatan kayu lapis lebih kecil dibandingkan kayu
gergajian. Kayu lapis memiliki kekuatan lengkung dalam dua arah, oleh karena itu kayu lapis baik digunakan dalam pembuatan lantai sejajar ataupun
tegak lurus dengan kasau lantai gelagar yang menyangganya. Keunggulan lain dari kayu lapis adalah bentuk kayu lapis yang panjang dan kaku yang
menyebabkan kayu lapis sulit mengalami perubahan bentuk akibat gaya yang sejajar bidang panel. Keunggulan inilah yang menjadikan kayu lapis cocok
digunakan sebagai pelapis lantai, atap dan dinding luar. Hal ini menyebabkan terciptanya struktur yang kuat sehingga dapat tahan terhadap gempa dan
angin ribut Haygreen dan Bowyer 1982.
2.5 Paku
Paku termasuk alat sambung yang tertua disamping baut. Paku-paku ini biasanya dibuat dari baja Thomas. Kekuatan paku juga bergantung pada
campuran bahan bakunya yaitu perbandingan antara besi, baja, karbon, seng atau alumunium. Wiryomartono, 1976.
Pemilihan paku yang digunakan didasarkan atas kegunaannya di
lapangan sehingga terdapat bermacam-macam bentuk paku yang asli. a.
Paku tampang bulat, banyak dipakai di Indonesia. Digunakan untuk gaya yang kecil seperti untuk pembuatan perabot-perabot rumah
tangga, jendela, pintu dan sebagainya. b.
Paku tampang segitiga, tidak banyak dipakai di Indonesia. c.
Paku tampang segi empat, banyak dipakai di eropa. Terutama dipakai untuk konstruksi pendukung.
d. Paku alur spiral, digunakan untuk keperluan istimewa terutama
sebagai pendukung kuat cabut karena paku ini mempunyai dukungan gesek yang besar sebab kelilingnya tidak rata.
e. Paku alur lurus, sebagai alat sambung pada konstruksi
dukung yang banyak digunakan di eropa.
f. Paku sisik, digunakan untuk keperluan khusus.
Keuntungan-keuntungan penggunaan sambungan kayu yang menggunakan paku Wiryomartono, 1976 antara lain :
a. Harga paku relatif lebih murah
b. Konstruksinya cenderung menjadi kaku karena sesaran-sesaran di
dalam sambungan kecil. c.
Perlemahan kayu karena paku kecil. d.
Pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat. e.
Di dalam pembuatan konstruksi beserta sambungan tidak diperlukan tenaga ahli.
III. METODOLOGI PENELITIAN