Gambar 18 Hubungan curah hujan dan limpasan hasil SWAT tahun 2008
R² = 0.841
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
A li
ra n
p e
rm u
k a
a n
m m
Curah hujan bulanan mm
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Kebutuhan air baku akan terus meningkat hingga tahun 2022 dengan total
2.854 m
3
detik sedangkan proyeksi rata-rata debit tahunan adalah 5.282 m
3
s dan debit minimum hanya 0.5–1 m
3
s. Kecenderungan ketersediaan air Sungai Cidanau hasil proyeksi untuk debit rata-rata masih dapat memenuhi
kebutuhan air di kota Cilegon pada saat ini. 2. Nilai correlation coefficient hasil kalibrasi MWSWAT adalah 0.681 dan nilai
Nash NSI sebesar 0.534. Dengan demikian hasil simulasi SWAT untuk DAS Cidanau pada tahun 2008 dapat dikatakan memuaskan. Terdapat 16
parameter DAS yang harus dirubah dalam menganalisis debit Sungai Cidanau.
3. Hubungan antara curah hujan bulanan dengan limpasan membentuk garis linier dengan nilai R
2
sebesar 0.841. Hasil SWAT menunjukkan nilai hasil simulasi pada saat terjadinya hujan memiliki respon yang tinggi terhadap
debit sungai. Saat kondisi curah hujan rendah debit sungai mencapai 0.473 m
3
s. 4. Musim kering pada DAS Cidanau terjadi pada bulan Mei sampai Oktober
dengan lama hari kering 171 hari. Pada rentang waktu Mei hingga Oktober debit Sungai Cidanau rata-rata berada pada kondisi minimum dan hasil
proyeksinya ketersediaan air Sungai Cidanau masih belum dapat memenuhi kebutuhan air, karena debit minimum kurang dari jumlah yang dibutuhkan.
5. Hasil rating curve untuk Sungai Cidanau memiliki nilai korelasi R
2
sebesar 0.81, maka hubungan antar kedalaman dan debit untuk DAS Cidanau dapat
dihitung setiap 30 menit berdasarkan data logger kedalaman. Hasil pembuatan HRU diperoleh 460 jenis HRU yang menggambarkan kondisi
wilayah secara spasial.