Total curah hujan tahunan terkecil yang pernah tejadi di kawasan Cidanau adalah pada tahun 2006 dengan besar curah hujan 1
- 248 mm dengan lama hari
kering 203 hari. Hal ini sangat berkibat terhadap debit Sungai Cidanau pada tahun tersebut. Dari data yang ada bahwa debit rata-rata tahunan hanya 7.050 m
3
s dengan debit minimum 0.890 m
3
s pada tanggal 24 Oktober 2006. Penerunan debit sungai tentu akan berdampak pada ketersediaan air pada
kawasan Cidanau, sehingga perlu dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap ketersediaan air dengan menghitung besarnya debit air minimum yang terjadi di
masa mendatang.
5.2 Hari Kering DAS Cidanau
Penentuan awal musim kemarau dan lamanya dilakukan dengan menganalisis fungsi kumulatif dari curah hujan dalam satu tahun. Fungsi
polinomial yang paling mendekati kondisi jumlah hujan kumulatif adalah polinomial pangkat lima. Persamaan hujan kumulatif ini memiliki tingkat
kecondongan Slope sebesar 2.621 dalam satu tahun, hal ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Pola hujan kumulatif tahun 2006
Musim kering pada DAS Cidanau terjadi pada bulan Mei sampai Oktober dengan lama hari kering 171 hari Tabel 6. Pada bulan tersebut merupakan waktu
yang cukup berisiko terjadinya kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan air. Pada bulan Mei curah hujan lebih kecil dari Slope hujan kumulatif dalam
satu tahun, hal ini menjadikannya berada pada kondisi awal musim kering. Pada bulan oktober curah hujan perlahan mulai naik hingga melewati batas kemiringan
Slope hujan kumulatif, hingga dapat dikatakan pada bulan tersebut merupakan awal musim hujan. Analisis debit Sungai Cidanau difokuskan pada bulan kering
tersebut Mei-Oktober guna memenuhi kebutuhan air.
Tabel 6 Perubahan musim di DAS Cidanau Tahun
Awal Hari Kering
Awal Hari Basah
Lama Hari Kering hari
Puncak Hari Kering
1989 1-Mei
14-Nop 197
8-Sep 1990
16-Mei 14-Nop
182 26-Sep
1991 14-Mei
25-Okt 164
31-Jul 1992
22-Apr 11-Sep
147 30-Jun
1993 8-Jun
22-Nop 167
24-Sep 1994
15-Mei 25-Okt
173 27-Jul
1995 16-Jun
30-Okt 136
10-Apr 1996
20-Apr 26-Sep
159 11-Jul
1997 12-Jun
29-Des 200
28-Sep 1998
8-Mei 25-Sep
152 18-Jul
1999 8-Mei
6-Okt 151
25-Jul 2000
14-Mei 23-Okt
162 30-Jul
2001 17-Apr
24-Sep 160
29-Jun 2002
9-Jun 11-Des
185 30-Sep
2003 10-Mei
15-Okt 158
9-Aug 2004
22-Mei 3-Des
195 8-Sep
2005 14-Mei
30-Nop 200
6-Oct 2006
4-Jun 24-Des
203 1-Sep
2007 22-Mei
11-Nop 173
16-Aug 2008
3-Mei 6-Okt
156 20-Jul
2009 3-Mei
22-Okt 172
27-Jul 2010
28-Feb 05-Jul
177 20-Apr
Rata-rata 5-Mei
14-Okt 171
3-Aug
5.3 Penghitungan Debit Sungai Cidanau
Pengukuran profil Sungai Cindanau yang dilakukan di lokasi outlet Intake Rumah Pompa dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara ketinggian muka
air sungai dengan debit Sungai Cidanau rating curve. Hasil pengukuran profil Sungai Cidanau di lokasi outlet Intake Rumah Pompa memiliki kedalaman
maksimum 4.140 m dari titik datum dengan luas penampang sungai 124.890 m
2
. Bentuk penampang melintang sungai Cidanau pada outlet dapat dilihat pada
Gambar 10. Kecepatan aliran rata-rata berkisar antara 0.123 – 0.269 ms. Kecepatan pada outlet tidak seragam dikarenakan adanya pekerjaan perbaikan
pada bendung mercu. Tanaman yang tumbuh disepanjang tepian sungai juga mempengaruhi besarnya kecepatan air.
Perubahan ketinggian permukaan air dicatat dengan menggunakan water level loger dengan interval waktu pencatatan 30 menit. Dengan menggunakan
Persamaan 4.1 maka debit sungai per 30 menit dapat diketahui. Data debit ini diperlukan untuk melakukan validasi hasil simulasi debit sungai Cidanau dengan
aplikasi SWAT.
Gambar 10 Profil outlet Sungai Cidanau 2 Oktober 2010
Metode yang digunakan untuk mengukur debit Sungai Cidanau yaitu dengan menggunakan fungsi cubic spline interpolation yang dikembangkan oleh
Setiawan et al 2007. Fungsi ini digunakan untuk menggambarkan profil sungai secara kontinyu yang terbentuk atas hasil pengukuran jarak dan kedalaman sungai.
Metode ini dapat langsung menghitung debit sungai menggunakan formula Manning. Data profil dan kecepatan yang diperoleh dari pengukuran digunakan
untuk membuat rating curve. Rating curve akan menggambarkan pengaruh perubahan kedalaman terhadap debit sungai.