mengkonsumsi jajanan sesuai yang mereka butuhkan. Jika dilihat dari besar uang saku dimana rata-rata di Depok lebih tinggi dibandingkan Sukabumi, sehingga siswa
di Depok tidak hanya mengkonsumsi satu jenis makanan jajanan saja dengan kata lain jenis makanan jajanan yang dikonsumsi siswa beragam. Lebih detail tentang
frekuensi konsumsi makanan jajanan siswa di wilayah Depok dan Sukabumi berdasarkan kelompok jajanan per minggu dapat dlihat pada Lampiran 4 dan 5.
Menurut Khapipah 2000, anak-anak menyukai makanan jajanan seperti chiki karena rasanya yang enak dan gurih, mempunyai banyak pilihan rasa, warna,
dan merek yang diproduksi oleh produsen. Selain itu didukung pula dengan kemasan yang menarik dan adanya hadiah tertentu. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Roberto 2010 di Amerika menyatakan bahwa anak SD lebih tertarik pada makanan jajanan khususnya snack yang dibungkus makanan pabrikan
dengan tokoh karikatur dibandingkan dengan jajanan yang tidak dibungkus seperti jajanan tradisional namun hal tersebut berefek pada rendahnya konsumsi jajanan
dari buah, maupun dari biji-bijian. Lebih detail jenis makanan jajanan yang dikonsumsi siswa di Depok dan Sukabumi dapat dilihat pada Lampiran 6.
1. Sepinggan
Kelompok sepinggan atau makanan porsi merupakan kelompok yang paling sedikit dijual. Makanan sepinggan dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu hasil
olahan beras, olahan mie dan bihun serta olahan ikan dan daging. Jumlah jenis makanan sepinggan berdasarkan wilayah dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Jumlah jenis makanan sepinggan yang dikonsumsi siswa berdasarkan wilayah
Jenis Depok
Sukabumi n
n
Olahan beras 4
21.1 3
25.0 Olahan mie dan bihun
9 47.4
4 33.3
Olahan ikan dan daging 6
31.5 5
41.7
Total 19
100.0 12
100.0
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa jenis jajanan sepinggan di wilayah Depok cenderung lebih banyak variasinya daripada di Sukabumi. Persentase terbesar dari
kelompok sepinggan atau makanan porsi di Depok adalah kelompok olahan mie dan
bihun seperti mie rebus, kwetiaw goreng. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Widjayanti 1990 diacu dalam Rizki 2010 yang menyatakan bahwa makanan
jajanan yang paling banyak dikonsumsi anak sekolah adalah bakso. Di wilayah Sukabumi persentase terbesar dari kelompok makanan porsi
adalah olahan ikan dan daging seperti bakso, ayam bakar diikuti dengan hasil olahan mie dan bihun dan kelompok makanan utama terkecil olahan beras.
Banyaknya jenis makanan yang berasal dari olahan beras dikarenakan harga makanan tersebut relatif lebih murah jika dibandingkan dengan makanan dari olahan
ikan dan daging maupun makanan dari olahan beras. Penyebab lainnya dikarenakan anak sekolah dasar jarang sarapan di rumah sehingga mereka mudah merasa lapar
di sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan di Kota Bogor tahun 2004 menunjukkan
bahwa cemaran mikroba pada bakso paling tinggi, yaitu lebih dari 40.0 jika dibandingkan gengan cemaran mikroba pada mie. Masih terdapat makanan jajanan
mie dan bakso yang menggunakan formalin dan boraks, yaitu kurang dari 6.0 untuk penyalahgunaan formalin dan boraks pada sampel mie, sedangkan pada
bakso penggunaan formalin kurang dari 3 dan penggunaan boraks kurang dari 8.0. Jika siswa sering mengkonsumsi makanan jajanan dari olahan mie dan bihun
seperti mie rebus, mie goreng yang tinggi karbohidrat dan sedikit kandungan zat gizi lainnya sehingga siswa akan mudah mengantuk di kelas dan dapat mempengaruhi
prestasi akedemiknya.
2. Makanan Camilan Snack