PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Nyeri
2.1.1 Pengertian Nyeri
Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang bersifat aktual, potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan International
Association for Study of Pain, 1979, dalam Prasetyo, 2010. Nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional
Hidayat, Aziz, 2005. Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan Feusest dalam Potter Perry, 2006.
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri Mc Caffery dalam Potter Perry, 2006. Jadi kesimpulannya adalah mengidentifikasi nyeri sebagai
suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
2.1.2 Gejala Klinis Nyeri
Gejala klinis Tamsuri, 2007 yang timbul saat nyeri adalah: 1.
Tekanan darah meningkat 2.
Nadi meningkat 3.
Pernafasan meningkat 4.
Raut wajah kesakitan
Universitas Sumatera Utara
5. Menangis, merintih
6. Posisi berhati-hati
2.1.3 Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan
adanya peningkatan tegangan otot berbatasan karakteristik. a.
Mayor: Komunikasi verbal atau penggunaan kode tentang nyeri yang dideskripsikan.
b. Minor:
1. Mengatup rahang atau pergelangan tangan
2. Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas
3. Agirasikegelisahan
4. Peka rangsangan
5. Menggosok bagian nyeri
6. Mengerok
7. Postur tidak biasa
8. Ketidakefektifan fisik dan mobilitas
9. Perubahan pada pola tidur
10. Rasa takut mengalami cedera tulang
11. Mata terbuka lebar dan sangat tajam
12. Mual muntah.
2. Nyeri Kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan. Biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama lebih dari 6 bulan.
a. Mayor: Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
b. Minor:
1. Gangguan hubungan social dan keluarga
2. Peka rangsangan
Universitas Sumatera Utara
3. Ketidakefektifan fisik dan mobilitas
4. Menggosok bagian yang nyeri
5. Tampilan yang meringis
6. Keletihan
Klasifikasi nyeri menurut tempatnya: 1.
Perifer Pain Pinggiran Nyeri yang rasakan pada permukaan tubuh daerah perifer.
Contoh: Nyeri pada kaki, tangan, permukaan kulit. 2.
Deep Pain Dalam Nyeri yang dirasakan dari stuktur tubuh yang lebih dalam.
Contoh: Nyeri sendi, otot, nyeri lambung. 3.
Reffered Pain Alihan Nyeri akibat penyakit organ tubuh yang ditransmisikan
kebagian tubuh yang lain yang bukan merupakan asal nyeri.
Klasifikasi nyeri menurut sifatnya: 1.
Insidental : Nyeri yang datang secara tidak menentu. 2.
Steody : Rasa nyeri yang terus menerus.
3. Proximal : Rasa nyeri yang dapat diketahui nyerinya
Tamsuri, 2007.
2.1.4 Fisiologi Nyeri
Beberapa tahap terjadinya nyeri Prasetyo, 2010, antara lain: 1.
Stimulus Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus rangsang nyeri
dan reseptor. Reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap
stimulus yang kuat. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis,
Universitas Sumatera Utara
zat kimia, panas, listrik serta mekanik. Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya:
Faktor Penyebab Contoh
Mikroorganisme virus, bakteri, jamur,
dll Kimia
Tumor Iskemi jaringan
Listrik Spasme
Obstruksi Panas
Fraktur Radiasi
Psikologis Meningitis
Tersiram air keras Ca mamae
Jaringan miokard yang mengalami iskemi karena gangguan aliran darah
pada arteri koronaria Terkena sengatan listrik
Spasme otot Batu ginjal, batu ureter, osbtruksi usus
Luka bakar Fraktur femur
Radiasi untuk pengobatan kanker Berduka, konflik, dll
2. Reseptor Nyeri
Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi perubahan- perubahan particular disekitarnya, kaitannya dengan proses
terjadinya nyeri maka reseptor-reseptor inilah yang menangkap stimulus-stimulus nyeri. Reseptor ini dapar terbagi menjadi:
a. Exteroreseptor yaitu reseptor yang berpengaruh terhadap
perubahan pada lingkungan eksternal, seperti untuk merasakan stimulus taktil sentuhrabaan, merasakan rangsang dingin dan
panas. b.
Telereseptor merupakan reseptor yang sensitive terhadap stumulus yang jauh.
Universitas Sumatera Utara
c. Propioseptor merupakan reseptor yang menerima impuls primer
dari organ otot, spindle dan tendon golgi. d.
Interoseptor merupakan reseptor yang sensitif terhadap perubahan pada organ-organ visceral dan pembuluh darah.
Beberapa penggolongan lain dari reseptor sensoris: a.
Termoreseptor: reseptor yang menerima sensasi suhu b.
Mekanoreseptor: reseptor yang menerima stimulus-stimulus mekanik.
c. Nosiseptor: reseptor yang menerima stimulus-stimulus nyeri
d. Kemoreseptor: reseptor yang menerima stimulus kimiawi.
3. Pathways Nyeri
Secara singkat proses terjadinya nyeri dapat dilihat pada skema Prasetyo, 2010.
Pathways
Stimulus nyeri: biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik
Stimulus nyeri menstimulus nosiseptor di perifer
Impuls nyeri diteruskan oleh serat saraf afferent A-delta C ke medulla spinalis melalui dorsal horn
Impuls bersinapsis di subtansia gelatinosa lamina II dan III
Impuls melewati traktus spinothalamus
Impuls masuk ke formation retikularis Impuls langsung masuk ke thalamus
Universitas Sumatera Utara
Sistem limbik Fast
pain
Slow pain Timbul respon emosi
Respon otonom: TD meningkat, keringat dingin
2.1.5 Tingkatan Nyeri