Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecmasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan.

(1)

EFEKTIFITAS ORIENTASI RUMAH SAKIT PADA ORANG

TUA TERHADAP KECEMASAN KARENA ANAK

DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN

SKRIPSI

Oleh :

Yusnita Mandasary 091121016

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Bismillahirrahmannirrahim,

Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Orientasi Rumah Sakit pada Orang tua terhadap Kecemasan karena Anak di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan”.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan kesulitan, namun berkat hidayah Allah dan bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga kesulitan tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II dan selaku dosen pembimbing II proposal dan skripsi, dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III.

3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing I proposal dan skripsi yang telah menyediakan waktu, memberikan bimbingan dan saran yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.

4. Ibu Farida L. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan uji validitas.


(4)

5. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M. Pd selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan dan kritikan kepada penulis.

6. Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, FINACS selaku Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberi izin kepada saya melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan

7. Teristimewa kepada Ayahanda Suparno dan Ibunda Resma Saraan yang selalu berdoa dan memberi motivasi selama mengikuti pendidikan ini, terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan ayahanda dan ibunda, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa menjadi inspirasi yang mampu melahirkan goresan-goresan indah setiap ananda melangkah.

8. Terima kasih kepada kakak saya Hetty Sutanty, adik saya (Haryo Sucipto, Ade Sutoyo dan M. Srie Rezeky) atas support dan semangat yang selalu diberikan

9. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman Fkep ’09 jalur B semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya dan terima kasih atas kebersamaannya, support serta semangat yang selalu kalian berikan, terutama kepada Tati, Tika dan Tiur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, dan itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Januari 2011


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR LAMPIRAN ii

DAFTAR TABEL iv

ABSTRAK i

BAB 1. PENDAHULUAN

1. Latar Berlakang 1

2. Perumusan Masalah 4

3. Pertanyaan Penelitian 4

4. Hipotesis 4

5. Tujuan Penelitian 5

6. Manfaat Penelitian 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Cemas 7

1.1 Defenisi Cemas 7

1.2 Bentuk Kecemasan 8

1.3 Tanda dan gejala cemas 9

1.4 Tingkat Cemas (Rentang Respons Ansietas) 11

1.5 Mekanisme Koping 12

2. Konsep Rawat Inap 13

2.1 Defenisi Rawat Inap 13

2.2 Persiapan Rawat Inap 14


(6)

3. Orientasi Rumah Sakit 17 BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep 19

2. Definisi Operasional 21

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian 22

2. Populasi Penelitian 23

3. Sampel Penelitian 23

4. Tempat dan Waktu Penelitian 24

5. Pertimbangan Etik 25

6. Instrumen Penelitian 26

7. Uji Validitas 26

8. Uji Realibilitas 27

9. Pengumpulan Data 28

10. Analisis Data 30

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian 31

1.1 Analisa Univariat 31

1.2 Uji Dependen 34

1.3 Uji Independen 37

2. Pembahasan 38

BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan 43

2. Rekomendasi 43

2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan 43

2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan 44

2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya 44


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi responden 2. Instrumen penelitian

3. Protokol panduan orientasi rumah sakit 4. Denah lokasi RSUP. H. Adam Malik Medan

5. Surat ijin penelitian dari pendidikan ke RSUP. H. Adam Malik Medan. 6. Surat balasan dari RSUP. H. Adam Malik Medan ke pendidikan. 7. Hasil uji validitas

8. Hasil uji reabilitas 9. Taksasi dana

10. Lembar jadwal penelitian 11. Daftar riwayat hidup


(8)

DAFTAR TABEL

3. Kesimpulan 43

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi di RSUP. H. Adam

Malik Medan (n=20)..…………..………...…...33

Tabel 5.2. Tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol………..…34

Tabel 5.3. Tingkat kecemasan responden setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.…...35

Tabel 5.4. Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap kecemasan pada orang tua

pada kelompok intervensi ………...………..…..………...…36

Tabel 5.5. Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan pada

orang tua pada kelompok kontrol….…………...…...37

Tabel 5.6. Perbedaan tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit…..………... 38


(9)

Judul : Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecmasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Yusnita Mandasary

Nim : 091121016

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010

Abstrak

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatian yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Kepribadian masih utuh, perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas – batas normal. Selama hospitalisasi

orang tua akan merasa cemas dan takut terhadap kondisi anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana efektifitas orientasi

rumahsakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi

eksperimen dengan pre test dan post test. Besar sampel 40 orang tua yang

anaknya di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan, dimana 20 orang tua kelompok intervensi dan 20 orang tua kelompok kontrol. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Analisa data yang digunakan yakni uji t-test yaitu dependen t-test dan independen t-test. Hasil analisis data

dependen t-test pada kelompok intervensi disimpulkan ada pengaruh orientasi

rumah sakit terhadap kecemasan pada orang tua sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (nilai P = 0,000) dan pada kelompok kontrol disimpulkan tidak ada pengaruh orientasi rumah sakit terhadap kecemasan pada kelompok kontrol (nilai P = 0,088). Sedangkan pada

independen t-test hasil uji statistik disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai P = 0,000). Untuk itu disarankan pada perawat agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan keperawatan yang salah satunya mencakup pemberian orientasi rumah sakit pada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit yang sama sekali belum pernah dirawat inap khususnya di RSUP. H. Adam Malik Medan. Kata Kunci : Orientasi rumah sakit, Kecemasan orang tua


(10)

Judul : Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecmasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Yusnita Mandasary

Nim : 091121016

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010

Abstrak

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatian yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas. Kepribadian masih utuh, perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas – batas normal. Selama hospitalisasi

orang tua akan merasa cemas dan takut terhadap kondisi anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana efektifitas orientasi

rumahsakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi

eksperimen dengan pre test dan post test. Besar sampel 40 orang tua yang

anaknya di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan, dimana 20 orang tua kelompok intervensi dan 20 orang tua kelompok kontrol. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Analisa data yang digunakan yakni uji t-test yaitu dependen t-test dan independen t-test. Hasil analisis data

dependen t-test pada kelompok intervensi disimpulkan ada pengaruh orientasi

rumah sakit terhadap kecemasan pada orang tua sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi (nilai P = 0,000) dan pada kelompok kontrol disimpulkan tidak ada pengaruh orientasi rumah sakit terhadap kecemasan pada kelompok kontrol (nilai P = 0,088). Sedangkan pada

independen t-test hasil uji statistik disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai P = 0,000). Untuk itu disarankan pada perawat agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan keperawatan yang salah satunya mencakup pemberian orientasi rumah sakit pada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit yang sama sekali belum pernah dirawat inap khususnya di RSUP. H. Adam Malik Medan. Kata Kunci : Orientasi rumah sakit, Kecemasan orang tua


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru maupun keluarga yang mendampinginya selama perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan anaknya, pengobatan, peraturan dan keadaan di rumah sakit, serta biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak berlangsung pada anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampinginya selama perawatan. Anak akan semakin stres dan hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres terjadi penekanan sistem imun. Pasien anak yang teraupetik dan sikap perawat yang penuh perhatian akan mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005)

Menurut Steven (2000), orang biasanya dirawat inap di rumah sakit bila dia perlu pelayanan dari institusi secara total dalam waktu lama. Termasuk dalam


(12)

sebagai berikut: pasien menghabiskan sebagian besar waktunya dalam institusi, ada batas

yang jelas antara pasien-pasien dan pengelola, ada garis hirarki antara pengelola dan pasien dan ada kesempatan sedikit dari pasien untuk menjalankan inisiatif sendiri.

Krisis penyakit dan hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi setiap anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung pada keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hampir semua orang tua berespons terhadap penyakit dan hospitalisasi anak mereka dengan reaksi yang luar biasa konsisten. Pada awalnya orang tua dapat bereaksi tidak percaya, marah atau merasa bersalah, takut, cemas, dan frustasi (Wong, 2008)

Menurut Supartini (2004) hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit. Oleh Karena itu, betapa pentingnya perawat memahami konsep hospitalisasi dan dampaknya pada anak dan orang tua sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan. Supartini juga mengatakan bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di rumah sakit, walaupun beberapa orang tua juga dilaporkan tidak mengalaminya karena perawatan anak dirasakan dapat


(13)

mengatasi permasalahannya. Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di rumah sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial keluarga, kerabat bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya.

Populasi anak yang dirawat di rumah sakit, mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Persentase anak yang dirawat di rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik (Wong, 2001).

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan pada 29 Maret 2010 di RB4 RSUP H. Adam Malik medan, melalui observasi dan wawancara dengan 10 orang tua yang mempunyai anak yang dirawat inap sudah dirawat lebih dari 1 minggu dengan penyakit yang berbeda, 7 dari 10 orang mengatakan cemas karena anaknya sakit. Hal ini disebabkan oleh karena biaya rumah sakit, prosedur pengobatan yang dilakukan kepada anaknya, lingkungan yang baru selama anak dirawat inap dan mereka juga mengatakan bahwa mereka belum pernah mendapatkan orientasi rumah sakit selama anak mereka dirawat inap di


(14)

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektifitasi orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di rumah sakit.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.

3. Pertanyaan Penelitian

1. Adakah perbedaan tingkat kecemasan (sebelum dan setelah) dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi?

2. Adakah perbedaan tingkat kecemasan (sebelum dan setelah) yang tidak dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol?

3. Adakah perbedaan tingkat kecemasan yang dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol?

4. Adakah perbedaan tingkat kecemasan yang tidak dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol?

4. Hipotesis

Ada pengaruh orientasi rumah sakit terhadap kecemasan orang tua karena anaknya menjalani rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan .


(15)

5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasanya karena anak mengalami rawat inap.

Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden terhadap efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak mengalami rawat inap

2. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok intervensi sebelum dilakukan orientasi rumah sakit

3. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok intervensi setelah dilakukan orientasi rumah sakit

4. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan orientasi rumah sakit

5. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit


(16)

6. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok intervensi stelah dilakukan orientasi rumah sakit

7. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit

8. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

6. Manfaat Penelitian

6.1 Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.

6.2 Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit maupun klinik dalam memberikan orientasi ruangan rumah sakit kepada orang tua untuk mengurangi kecemasan karena anak dirawat inap.


(17)

6.3 Bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Konsep Cemas

1.1 Defenisi cemas

Kecemasan atau ansietas adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2010)

Menurut Tomb (2003) cemas dapat ditemukan dimana-mana. Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis. Ansietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks, frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA (reseptor GABA berpasangan dengan reseptor benzodiazepine) pada system neurokimia. Hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut dalam menimbulkan ansietas.

Menurut Gail (2006) cemas atau ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak


(19)

perdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.

Menurut Marilynn (2006) ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis.

Kecemasan adalah sinyal yang menyadarkan seseorang untuk memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan guna mengatasi ancaman (Ibrahim, 2007)

Kecemasan merupakan suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan-ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah, atau bisa juga muncul dari tidak adanya rasa aman (Safaria, 2005)

1.2 Bentuk kecemasan

Lazarus (1976) mengemukakan ada dua bentuk kecemasan (Safaria, 2005), yaitu:

1.2.1 State Anxiety yaitu kecemasan sebagai suatu reaksi terhadap

situasi tertentu. Jika situasi itu tidak ada maka kecemasannya pun hilang. Misalnya cemas ketika melihat keributan antar warga, cemas ketika melewati tempat yang sepi dan angker.


(20)

1.2.2 Trait anxiety yaitu kecemasan yang menetap pada diri seseorang.

Kecemasan model ini merupakan kecemasan berupa disposisi/sifat dari individu itu sendiri yang pencemas, sehingga kadang-kadang pada situasi yang sebenarnya tergolong biasa, dia bereaksi cemas.

Kecemasan juga dapat dibedakan antara kecemasan yang normal dan kecemasan yang abnormal (Gilmer, 1978). Suatu kecemasan dianggap normal jika situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang secara objektif memang mengandung banyak bahaya seperti ancaman bom, adanya perang, atau kerusuhan antar kampung. Selain itu kecemasan dianggap sesuatu yang normal jika derajatnya masih tergolong ringan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari orang tersebut. Suatu kecemasan dianggap abnormal jika situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang secara objektif sebenarnya tidak mengandung bahaya yang besar, namun secara subjektif oleh orang itu dianggap berbahaya. Misalnya cemas ketika akan mengikuti ujian semester sehingga menyebabkan orang tersebut tidak sanggup untuk berpikir lagi, dan mengalami serangan panik. Selain itu dari sisi derajatnya kecemasan yang abnormal memiliki derajat yang besar serta kronis sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari orang tersebut (Safaria, 2005).

1.3 Tanda dan gejala cemas

Menurut Harold (1998) Ansietas dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik. Tanda fisik cemas yang sering


(21)

timbul berupa gemetar, nyeri punggung dan kepala, mudah lelah, sering kaget, wajah merah dan pucat, takikardia, tangan terasa dingin, sulit menelan. Sedangkan gejala psikologik yang sering ditimbulkan yaitu rasa takut, sulit berkonsentrasi, insomnia dan rasa mual diperut.

Menurut Ibrahim (2007) pengalaman kecemasan memiliki dua komponen, yaitu:

a. Keadaan akan adanya sensasi fisiologis (seperti berdebar-debar dan berkeringat)

b. Kesadaran berada dalam keadaan gugup atau ketakutan

Gejala ansietas terdiri dari (Ibrahim, 2007) :

1.3.1 Gangguan somatik

Tremor, panas-dingin, berkeringat, palpitasi, nausea, diare, mulut kering, sesak nafas dan kesukaran untuk menelan

1.3.2 Gangguan kognitif

Kesukaran untuk berkonsentrasi dan daya ingat, kebingungan, kekuatan akan lepas kendali atau akan menjadi gila dan kewaspadaan yang berlebihan serta pikiran akan malapetaka yang besar.


(22)

1.3.3 Gangguan perilaku

Ekspresi katakutan, iritabilitas, imobilisasi, hipertensi dan penarikan diri dari masyarakat

1.3.4 Gangguan persepsi

Depersonalisasi dan derealisasi

Menurut Isaac (2004) ciri-ciri ansietas adalah keprihatinan, kesulitan, ketidakpastian atau ketakutan yang terjadi akibat ancaman yang nyata atau dirasakan.

1.4 Tingkat cemas (Rentang respons Ansietas)

Meskipun beberapa tingkat kecemasan atau ansietas merupakan hal yang normal dalam tekanan kehidupan, ansietas dapat menjadi adaptif atau maladaptif. Masalah muncul saat klien mempunyai mekanisme koping yang tidak adekuat untuk mengatasi bahaya, yang mungkin dikenali atau tidak dikenali (Marilynn, 2006). Gail (2006) membagi ansietas menjadi empat bagian, yaitu:

1.4.1 Ansietas ringan

Ansietas ringan berusia sangat singkat dan diinduksi lingkungan, umumnya sembuh sejalan dengan hilangnya stress. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari; ansietas ini menyebabkan


(23)

individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ringan ini memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Ketegangan, mudah marah, takut pada sesuatu yang akan terjadi dan perhatian mulai teralih adalah umum terjadi, seringkali berkaitan dengan factor lingkungan, dan ditatalaksana dengan psikoterapi suportif serta terapi berorientasi realita (David, 2003).

1.4.2 Ansietas sedang

Ansietas sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

1.4.3 Ansietas berat

Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.


(24)

1.4.4 Tingkat panik dari ansietas

Tingkat panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan; jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

1.5 Mekanisme koping

Menurut Siswanto (2007) koping dimaknai sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan/luka/kehilangan/ancaman. Koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan kata lain, koping adalah bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stress/tekanan.

Koping ada 2 jenis, yaitu :

1.5.1 Tindakan langsung (Direct Action)

Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang berrmasalah dengan lingkungan.


(25)

1.5.2 Peredaan atau peringanan (Palliation)

Jenis koping ini mengacu pada mengurangi/ menghilangkan/ menoleransi tekanan-tekanan ketubuhan fisik, motorik atau gambaran afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.

2. Konsep rawat inap

2.1 Defenisi rawat inap

Hospitalisasi adalah adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang bersangkutan dirawat disebuah institusi seperti di rumah sakit perawatan. Tingkah laku dari pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dikenal dari kelemahan untuk berinisiatif, kurang atau tidak ada perhatian tentang hari depan, tidak bermain atau ada daya tarik, kurang perhatian tentang cara berpakaian dan segala sesuatu yang bersifat pandangan luas, ketergantungan dari orang-orang yang membantunya (Steven, 2000, dikutip dari Manurung, 2009)

Hospitalisasi atau rawat inap merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di


(26)

rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2006).

Hospitalisasi atau rawat merupakan satu keputusan yang amat penting yang diambil oleh dokter untuk perawatan inap pasien (Harold, 2006).

2.2 Persiapan rawat inap

Alasan mempersiapkan anak menghadapi pengalaman rumah sakit dan prosedur yang terkait dibuat berdasarkan prinsip bahwa ketakutan akan ketidaktahuan lebih besar daripada ketakutan yang diketahui. Proses persiapan dapat dilakukan dengan tur (orientasi rumah sakit), pertunjukan boneka dan waktu bermain dengan miniatur peralatan rumah sakit (Wong, 2008)

Persiapan yang dibutuhkan anak pada hari masuk rumah sakit bergantung pada jenis konseling prarumah sakit yang telah mereka terima. Jika mereka telah dipersiapkan dalam suatu program formal, mereka biasanya mengetahui apa yang akan terjadi dalam prosedur medis awal, fasilitas rawat inap dan staf keperawatan (Wong, 2008).

Pada tahap sebelum masuk rumah sakit dapat dilakukan: siapkan ruang rawat yang sesuai dengan tahapan usia anak dan jenis penyakit dengan peralatan yang diperlukan, apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum dirawat diorientasikan dengan situasi rumah sakit dengan bentuk miniatur bangunan rumah sakit (Supartini, 2004)


(27)

Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan: memperkenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya, orientasikan anak dan orang tua pada ruangan rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat digunakannya, kenalkan dengan pasien anak lain yang akan menjadi teman sekamarnya, berikan identitas pada anak, misalnya pada papan nama anak, jelaskan aturan rumah sakit yang berlaku dan jadwal kegiatan yang akan diikuti, laksanakan pengkajian riwayat keperawatan, lakukan pemerikasaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan yang diprogramkan (Supartini, 2004)

2.3 Manfaat rawat inap

Meskipun hospitalisasi dapat dan biasanya menimbulkan stress bagi anak-anak, tetapi hospitalisasi juga dapat bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah pulih dari sakit, terapi hospitalisasi juga dapat memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengatasi stress dan merasa kompeten dalam kemampuan koping mereka. Lingkungan rumah sakit dapat memberikan pengalaman sosialisasi yang baru bagi anak yang dapat memperluas hubungan interpersonal mereka.

2.4 Reaksi orang tua terhadap rawat inap anak

Menurut Nursalam (2005), reaksi orang tua terhadap anaknya yang sakit dirumah dan dirawat di rumah sakit di pengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain : tingkat keseriusan penyakit anak, pengalaman sebelumnya


(28)

pendukung yang tersedia, kekuatan ego individu, kemampuan dalam pengumpulan koping, dukungan dari keluarga, kebudayaan dan kepercayaan, dan komunikasi dalam keluarga.

Menurut Supartini (2004), reaksi orang tua terhadap perawatan anak dirumah sakit dan latar belakang yang menyebabkannya dapat diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Perasaan cemas dan takut

Selama hospitalisasi orang tua akan merasa begitu cemas dan takut terhadap kondisi anaknya. Perasaan tersebut muncul pada saat orang tua melihat anak mendapat prosedur menyakitkan, seperti pengambilan darah, injeksi, infus yang dilakukan pungsi lumbal, dan prosedur invasif lainnya. Sering kali pada saat anak harus dilakukan prosedur tersebut, orang tua bahkan menangis karena tidak tega melihat anaknya, dan pada kondisi ini perawat atau petugas kesehatan harus bijaksana bersikap pada anak dan orang tuanya.

Perilaku yang sering ditunjukkan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah sering bertanya atau bertanya tentang hal yang sama secara berulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah (Supartini, 2000)


(29)

2.4.2 Perasaan sedih

Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh. Pada kondisi ini, orang tua menunjukkan perilaku sosial atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2000)

2.4.3 Perasaan frustasi

Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang diterima orang tua baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan merasa putus asa, bahkan frustasi. Oleh karena itu, sering kali orang tua menunjukkan perilaku putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa.

2.5 Dampak rawat inap

Perawatan di rumah sakit biasanya pengalaman yang menegangkan dan menggelisahkan serta dapat menimbulkan kesulitan terhadap emosi dan perilaku anak dan biasanya berlangsung lama dan setelah kejadiannya sendiri. Beberapa ancaman yang biasanya di akibatkan oleh rumah sakit antara lain trauma atas penyakit dan lukanya, perasaan terpisah dari orang tua, perasaan


(30)

hilangnya kendali dan kemandirian, tidak hadir dalam acara harian keluarga dan lingkungan dan prosedur pemeriksaan medis Menurut (Nursalam, 2005).

3. Orientasi rumah sakit

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia orientasi rumah sakit adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah dan tempat yang tepat dan benar di gedung atau tempat yang merawat orang sakit atau gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Dengan kata lain orientasi rumah sakit adalah pengenalan ruangan yang ada di rumah sakit.


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2005).

Kerangka konseptual penelitian ini untuk mengidentifikasi efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di rumah sakit. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode quasi-eksperimen menggunakan desain pre test-post test pada kedua kelompok yaitu kelompok intervensi dengan dilakukan orientasi rumah sakit pada responden dan kelompok kontrol tanpa dilakukan orientasi rumah sakit.

Penelitian ini terdiri dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu kecemasan pada orang tua dan variabel independen yaitu orientasi rumah sakit pada orang tua selama anak dirawat inap.


(32)

Skema : kerangka konsep efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan

Orang tua yang mempunyai anak dirawat inap Di RSUP. H. Adam Malik Medan

Dipilih dengan menggunakan teknik Purposive sampling untuk

menjadi sample

kelompok kontrol kelompok kontrol

dilakukan orientasi rumah sakit Tidak dilakukan orientasi rumah sakit


(33)

2. Defenisi Operasional.

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

Orientasi rumah sakit

kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat terhadap pasien yang akan dirawat inap di rumah sakit dalam rangka pengenalan lingkungan sekitar ruang rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Orientasi Lingkungan terbagi atas dua, yaitu : 1.internal lingkungan :

kamar mandi, pispot, bel, jam berjenguk

2.ruangan lain selain ruang rawat inap : ruang perawat, kamar dokter jaga, poliklinik, UGD, instalasi gizi, mesjid, apotik, laboratorium radiologi, administrasi, ICU, ruang operasi

- - 0 = tidak

dilakukan orientasi rumah sakit 1 = dilakukan orientasi rumah sakit Nominal Kecemasan Orang tua

Rasa khawatir yang dialami oleh orang tua (ayah atau ibu) yang anaknya mengalami rawat inap di ruang RB4 rsup. H. Adam Malik Medan

Lembar Kuesioner mengenai tingkat kecemasan sebanyak 30 pertanyaan mengguna-kan skala guttman Peneliti memberi-kan kuesioner pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol kecemasan yang dialami orang tua Rasio


(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen pre test-post test. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Intervensi X1 I X2

Kontrol X1 O X2

Keterangan : X1 :

X

tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan intervensi

2 :

I : dilakuk an orientasi rumah sakit

tingkat kecemasan responden setelah dilakukan intervensi

O : tidak dilakuk an orientasi rumah sakit

Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok Intervensi yang dilakukan orientasi rumah sakit oleh peneliti dan kelompok kontrol yang tidak di lakukan orientasi rumah sakit. Pada kedua kelompok diawali dengan pretest yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan dan melakukan observasi yang menyangkut kecemasan selama anak dirawat inap dirumah sakit. Kemudian kelompok intervensi dilakukan rumah sakit dan kelompok kontrol dibagikan leaflet tentang tujuan, manfaat dan efek dari orientasi rumah sakit.


(35)

Setelah peneliti melakukan orientasi rumah sakit maka akan dilakukan identifikasi kembali post test pada kedua kelompok yaitu dengan menggunakan instrumen yang sama pada pre test sebelumnya.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang diteliti menurut kriteria yang telah ditetapkan (Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak yang dirawat inap di RB4 anak di RSUP. H. Adam Malik Medan sebanyak 1096 orang (diperoleh dari buku rawatan ruang rawat inap RB4 mulai April 2009 sampai dengan Maret 2010).

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Jumlah sampel dalam pengambilan data diperoleh dari Power Analysis dengan menggunakan dengan level of

significant (α = 0,05), koefisien korelasi (effect size) 0,70 dan γ (power of test) = 0,80. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh sampel minimal 17 orang, untuk mengantisipasi kemungkinan ada responden yang droupout atau keluar dari penelitian maka jumlah sampel di tambah 20% yang digenapkan menjadi 20 orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang tua untuk kelompok intervensi dan untuk kelompok kontrol 20 orang tua juga.


(36)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. orang tua yang mempunyai anak yang menjalani rawat inap dan anaknya sama sekali belum pernah dirawat inap dirumah sakit, baik di rumah sakit lain ataupun di RSUP. H. Adam Malik Medan untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol (untuk kelompok intervensi dilakukan di RB4 dan kelompok kontrol dilakukan di RB2).

b. orang tua yang menjaga anaknya selama dirawat inap

c. orang tua yang berusia 20-55 tahun

d. orang tua yang secara fisik kondisi kesehatannya dalam keadaan sadar; bersedia dan mempunyai kemampuan untuk mengikuti kegiatan orientasi rumah sakit selama 20 menit mendapatkan informasi tentang rumah sakit dan melihat/orientasi lingkungan sekitar rumah sakit.

4. Tempat dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap terpadu B4 anak (ruang non infeksi) di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dipilih sebagai lokasi penelitian karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit tipe A yang menjadi rumah sakit rujukan wilayah Sumatera Utara dan juga merupakan rumah sakit


(37)

pendidikan sehingga dengan demikian meyakinkan untuk terpenuhinya jumlah sampel sesuai kriteria yang diharapkan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2010.

5. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi Dekan melalui administrasi pendidikan akademik fakultas keperawatan USU, selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin ke RSUP. H. Adam Malik Medan melalui Badan Diklat dan Litbang lalu ke ruangan perawatan yang telah ditetapkan. Setelah mendapat izin dari kepala ruangan pengumpulan data dapat dilaksanakan. Kemudian peneliti mulai melakukan pengumpulan data dan memberikan lembar persetujuan (Informed Consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, manfaat dan efek serta prosedur penelitian. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan dapat dinyatakan secara lisan. Responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini, atau menarik kesediaannya pada proses pengumpulan data, dan tidak ada efek yang merugikan terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit.


(38)

pada masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian. Selama proses pengambilan data, penelitian ini tidak akan menimbulkan rasa sakit secara fisik dan tekanan psikologis pada responden yang akan diteliti dan tidak ada efek yang merugikan bagi tindakan keperawatan.

6. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner tingkat kecemasan.

Instrument penelitian tentang pengumpulan data demografi orang tua anak. Data demografi pada orang tua adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, agama. Instrument penelitian tentang tingkat kecemasan orang tua menggunakan Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) yang telah dimodifikasi yang terdiri dari 30 pertanyaan. Penilaian menggunakan lembar kuesioner dengan cara menetapkan penilaian derajat kecemasan dengan penilaian kecemasan ringan (skor 0-6), kecemasan sedang (skor 7-16), dan kecemasan berat (skor 17-30). Semakin rendah skor maka semakin baik, tidak ada kecemasan pada orang tua.


(39)

7. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002)

Uji validitas adalah suatu instrument dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner tingkat kecemasan, peneliti menggunakan tekhnik content validity yang membuktikan instrumen lebih sahih yang akan dilakukan oleh orang yang ahli dalam keperawatan anak dari fakultas keperawatan universitas sumatera utara yaitu ibu Farida L. Siregar, S,Kep, Ns, M.Kep dengan content validity index (CVI) adalah 0,803.

8. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003).

Uji reabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur sasaran yang akan diukur, sehingga dapat digunakan untuk penelitian dalam lingkup yang sama. Uji reliabilitas untuk kuesioner pengaruh efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap


(40)

Uji reliabilitas dilakukan pada 20 orang tua diluar dari responden yang sudah ditetapkan di RB2 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan rumus KR-21 karena instrument penelitian memiliki jumlah pertanyaan genap. Dari hasil uji KR-21 diperoleh bahwa hasil reliabel pertanyaan adalah r = 0,559 lebih besar dari harga r product moment r = 0,361, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliabel.

9. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan permohonan izin kepada dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur RSUP. H. Adam Malik Medan, setelah mendapat izin dari direktur RSUP. H. Adam Malik Medan yang melalui Badan Diklat dan Litbang lalu ke ruangan. Kemudian izin dari kepala ruangan dan responden untuk selanjutnya dilaksanakan pengumpulan data penelitian.

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pengumpulan data pada calon responden. Peneliti


(41)

memberikan lembar informed consent dan kuesioner kepada responden pada kelompok kontrol dan kelopok intervensi. Keesokan harinya peneliti melakukan intervensi kepada kelompok intervensi. Setelah 7 hari responden memberikan kuesioner dengan pertanyaan yang sama pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh responden.

Kenyataan yang ditemukan peneliti dilapangan, peneliti mengelompokkan responden yakni 20 orang orang tua yg anaknya dirawat di ruang RB4 untuk kelompok intervensi dan 20 orang tua yg anaknya dirawat di ruang RB2 untuk kelompok kontrol. Peneliti memberikan informed consent kepada responden, menjelaskan jadwal kontrak orientasi rumah sakit, memberi kuesioner data demografi dan kuesioner kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada hari pertama pengumpulan data diperoleh sembilan orang responden yang dilakukan orientasi rumah sakit langsung pada hari itu juga setelah mengisi informed consent dan kuesioner. Pada hari kedua diperoleh enam orang responden yang dilakukan orientasi rumah sakit setelah diberikan

informed consent dan kuesioner. Pada hari ketiga diperoleh lima orang

responden dan dilakukan orientasi rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh orang tua yang akan menjadi sampel mengatakan tidak punya banyak waktu untuk melakukan orientasi rumah sakit dengan alasan tidak ada yang menjaga anaknya di rumah sakit selama dilakukan orientasi rumah sakit.


(42)

kuesioner yang sama pada kelompok kontrol untuk mengetahui tingkat kecemasan responden pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan orientasi rumah sakit. Jadi seluruh data terkumpul baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol selama 2 bulan mulai Juni sampai Agustus 2010.

10. Analisa Data.

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua kuesioner satu persatu yakni identitas serta data responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai dengan petunjuk. Kemudian peneliti memberi kode terhadap semua pertanyaan yang telah diajukan dengan tujuan mempermudah peneliti untuk melakukan tabulasi.

Analisa data dibedakan menjadi dua analisa yaitu data univariat dan bivariat. Analisa data univariat meliputi data demografi berupa jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan terakhir, agama dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan analisis bivariat untuk menguji pengaruh efektifitas orientasi rumah sakit terhadap kecemasan karena anak dirawat inap digunakan rumus uji t dependen digunakan untuk membandingkan tingkat kecemasan pada kedua kelompok sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan (orientasi rumah sakit) dan uji t independent digunakan untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.


(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian melalui pengumpulan data yang dilaksanakan mulai tanggal 23 Juni 2010 sampai tanggal 14 Agustus 2010 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.

Dari hasil penelitian ini tergambar tentang karakteristik responden, pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan sebelum dan sesudah di orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol serta perbedaan tingkat kecemasan responden sebelum dan sesudah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

1. Hasil Penelitian 1.1 Analisa Univariat

Analisa univariat untuk mengetahui deskripsi karakteristik responden yang terdiri atas jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan agama pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi di RSUP. H. Adam


(44)

1.1.1 Karakteristik kelompok kontrol dan kelompok intervensi

Hasil penelitian pada kelompok menunjukkan bahwa seluruh responden (100%) berjenis kelamin wanita yaitu 20 orang, kelompok umur mayoritas berusia 41-50 tahun sebanyak 9 orang (45%). Sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 13 orang (65%). Sebagian besar responden (40%) berpendidikan SMU dan sebagian besar responden (65%) beragama Islam.

Hasil penelitian pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa responden (100%) berjenis kelamin wanita yaitu 20 orang, kelompok umur mayoritas berusia 41-50 tahun sebanyak 10 orang (50%). Sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 10 orang (50%). Sebagian besar responden (40%) berpendidikan SMU 8 orang dan mayoritas responden (70%) beragama Islam berjumlah 14 orang.


(45)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden pada kelompok kontrol dan intervensi di RSUP. H. Adam Malik Medan (n=20)

No Karakteristik Demografi Responden

Kelompok kontrol Kelompok Intervensi

F % F %

1 Jenis kelamin

• Perempuan 20 100 20 100

Total 20 100 20 100

2 Usia

• 20-30 tahun • 31-40 tahun • 41-50 tahun 5 6 9 25 30 45 4 6 10 20 30 50

Total 20 100 20 100

3 Pekerjaan

• Pegawai negeri • Pegawai swasta • Wiraswasta • Ibu rumah tangga • Dan lain-lain 1 0 1 13 5 5 0 5 65 25 1 2 1 10 5 5 10 5 50 25

Total 20 100 20 100

4 Pendidikan terakhir

• SD

• SMP

• SMU

• Perguruan Tinggi Total 5 6 8 1 25 30 40 5 4 6 8 2 20 30 40 10

Total 20 100 20 100

5 Agama

• Islam • Kristen 13 7 65 35 14 6 70 30


(46)

1.2 Uji t - Dependen

1.2.1 Tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tingkat kecemasan karena anak dirawat inap sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi mempunyai nilai rata-rata 20,60 dan nilai SD 3,136 (95% CI= 19,13 - 22,07). Sedangkan pengaruh orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata 19,05 dan nilai SD = 2,564 ( 95% CI = 17,85 - 20,25).

Tabel 5.2 Tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (n=20)

No Variabel Mean S D Min Max

95 % Confidence

Interval Lower Upper

1. 2. Tingkat kecemasan responden : Kelompok intervensi Kelompok kontrol 20,60 19,05 3,136 2,564 13 14 26 23 19,13 17,85 22,07 20,25


(47)

1.2.2 Tingkat kecemasan responden setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tingkat kecemasan karena anak dirawat inap dirumah sakit pada kelompok intervensi setelah dilakukan orientasi rumah sakit mempunyai nilai rata-rata 8,45 dan nilai SD = 2,605, (95% CI = 7,23 - 9,67). Sedangkan tingkat kecemasan karena anak dirawat inap setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata 19,45, nilai SD 2,819 (95% CI = 18,13 - 20,77).

Tabel 5.3. Tingkat kecemasan responden setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok control (n=20)

No Variabel Mean SD Min Max

95 % Confidence

Interval Lower Upper

1 2 Tingkat kecemasan responden: Kelompok intervensi Kelompok kontrol 8,45 19,45 2,605 2,819 6 14 14 24 7,23 18,13 9,67 20,77

1.2.3 Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok intervensi


(48)

perbedaan nilai rata-rata 12,150 Dari hasil uji statistik nilai P yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi.

Tabel 5.4. Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok intervensi

Variabel Nilai

rata-rata SD

Perbedaan

Mean Nilai P n

Pengaruh orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi:

Pre test 20,60 3,136 12,150 0,000 20

Post test 8,45 2,605

1.2.4 Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok kontrol

Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata 19,05, nilai SD = 2,564, dan perbedaan nilai rata-rata 0,400. Dari hasil uji statistik perbedaan nilai rata-rata 0,400 dengan nilai P yaitu 0,088 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan pada kelompok kontrol.


(49)

Tabel 5.5. Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok kontrol

Variabel Nilai

rata-rata SD

Perbedaan

Mean Nilai P n

Pengaruh orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol:

Pre test 19,05 2,564

0,400 0,088 20

Post test 19,45 2,819

1.3 Uji t - Independen

1.3.1 Perbedaan tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit

Pengaruh orientasi rumah sakit terhadap tingkat kecemasan setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, pada kelompok intervensi diperoleh nilai rata-rata 8,45, dan nilai SD = 2,605. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-ratanya yaitu 19,45, dan nilai SD yaitu 2,819. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.


(50)

Tabel 5.6. Perbedaan tingkat kecemasan pada orang tua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit

Variabel Mean SD SE P N

Tingkat kecemasan responden pada kelompok intervensi

8,45 2,605 0,583

0,000

20

Tingkat kecemasan responden pada kelompok kontrol

19,45 2,819 0,630 20

2. Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa orientasi rumah sakit pada orang tua yang memiliki anak yang dirawat inap dirumah sakit dapat menurunkan tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Nursalam (2005) yang menyatakan bahwa orientasi ruangan kepada pasien anak dan keluarga harus dilaksanakan oleh perawat untuk menghindari sesuatu yang mencemaskan dan menakutkan bagi pasien anak dan keluarga.

Hasil dari penelitian pada uji t-dependen untuk kelompok intervensi sebelum dilakukan orientasi rumah sakit menunjukkan nilai rata-rata 20,60 dan nilai SD 3,136, setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi mempunyai nilai rata-rata 8,45 dan nilai SD 2,605 . Dari uji statistik nilai P yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya perbedaan tingkat kecemasan yang mendapat orientasi rumah sakit sebelum dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi.


(51)

Menurut Wong (2008) pemberian informasi tentang respons perilaku normal dan dapat diperkirakan tersebut kepada orang tua dapat mengurangi kecemasan orang tua selama awal hospitalisasi. Alasan mempersiapkan anak menghadapi pengalaman rumah sakit dan prosedur yang terkait dibuat berdasarkan prinsip bahwa ketakutan akan ketidaktahuan (fantasi) lebih besar daripada ketakutan yang diketahui. Oleh karena itu, mengurangi unsur ketidaktahuan dapat mengurangi ketakutan tersebut. Meskipun persiapan untuk hospitalisasi merupakan praktik yang umum, tidak ada standar atau program universal yang dianjurkan untuk semua tempat. Proses persiapan dapat dilakukan dengan tur, pertunjukan boneka, dan waktu bermain dengan miniature peralatan rumah sakit; persiapan tersebut dapat melibatkan penggunaan buku-buku, video atau film; atau terbatas pada deskripsi singkat aspek utama tentang dirawat dirumah sakit. Tidak ada kesepakatan yang tegas tentang waktu persiapan tersebut. Tanpa memedulikan jenis program yang spesifik, semua anak, bahkan mereka yang sudah pernah dihospitalisasi sebelumnya, memperoleh manfaat dari pengenalan terhadap lingkungan dan rutinitas di unit tersebut.

Hasil dari penelitian pada uji t-dependen untuk kelompok kontrol sebelum dilakukan orientasi rumah sakit mempunyai nilai rata-rata 19,05 dan nilai SD 2,564, setelah dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata 19,45 dan nilai SD 2,819 . Dari uji statistik didapat


(52)

perbedaan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol yang tidak mendapat orientasi rumah sakit.

Menurut Supartini (2004) persiapan anak sebelum dirawat dirumah sakit didasarkan pada adanya asumsi bahwa ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui akan menjadi ketakutan yang nyata. Pemberian informasi tentang respons perilaku normal dan dapat diperkirakan tersebut kepada orang tua dapat mengurangi kecemasan orang tua selama awal hospitalisasi. Keluarga yang tidak tahu tentang peraturan rumah sakit seringkali bertambah bingung dan cemas. Oleh karena itu keluarga memerlukan penjelasan yang rinci tentang apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari mereka (Wong, 2008).

Hasil dari penelitian pada uji independen perbedaan tingkat kecemasan orang tua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit didapat nilai P yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dilakukan orientasi rumah sakit terhadap penurunan tingkat kecemasan.

Menurut Supartini (2004) pada hari pertama dirawat lakukan tindakan kenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya, orientasikan anak dan orang tua pada ruangan rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat digunakan dan jelaskan aturan rumah sakit yang berlakuu dan jadwal kegiatan yang akan diikuti .

Keadaan sakit dan hospitalisasi merupakan krisis utama bagi anak usia toddler dan keluarga (Nursalam, 2005). Dampak sakit dapat terjadi pada


(53)

individu yang mengalami sakit baik yang dirawat di rumah maupun yang dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga, atau masyarakat (Hidayat, 2004). Menurut Sukoco (2002) respon kecemasan merupakan perasaan yang paling umum yang dialami oleh orang tua ketika ada masalah kesehatan pada anaknya Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa sebab, seperti penyakit kronis, perawatan (caring) yang kurang menyenangkan, tingkat ekonomi keluarga, yang semua itu dapat berdampak pada proses penyembuhan. Kecemasan ini dapat meningkat apabila orang tua merasa kurang informasi terhadap penyakit anaknya dari rumah sakit terkait, sehingga dapat menimbulkan reaksi tidak percaya apabila mengetahui tiba-tiba penyakit anaknya serius. Reaksi-reaksi cemas yang timbul akibat hospitalisasi berbeda pada setiap orang, karena tinggal di rumah sakit bukanlah suatu pengalaman yang menyenangkan, dimana klien harus mengikuti peraturan serta rutinitas ruangan.

Menurut Hidayat (2009) keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak.

Kecemasan merupakan salah satu akibat yang dialami oleh anak ketika mengalami perawatan di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit adalah suatu


(54)

tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas yang dapat membuat orang tua tertekan dan sedih sehingga anak juga mengalami hal yang sama, dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya (Mahyudin, 2007).

Orientasi ruangan kepada pasien anak dan keluarga harus dilaksanakan oleh perawat untuk menghindari sesuatu yang mencemaskan dan menakutkan bagi pasien anak dan keluarga. Orientasi ruangan yang harus dilakukan oleh perawat meliputi pengenalan kepada perawat atau petugas yang jaga, pengenalan pada ruangan perawatan dan alat-alat yang ada di ruangan, memperkenalkan dengan teman sekamar, menjelaskan mengenai peraturan-peraturan yang ada, pelaksanaan pemeriksaan rutin, dan peran orang tua dalam perawatan (Nursalam, 2005).

Anak juga harus diperkenalkan dengan lingkungan rumah sakit yang dapat mempersiapkan anak dan keluarga secara mental dan menghilangkan perasaan asing terhadap lingkungannya yang baru (Sacharin, 1996). Kesan pertama masuk rumah sakit penting terhadap anak dan keluarga. Petugas harus memperlakukan mereka dengan sopan dan professional. Disinilah awal pelayanan terhadap konsumen, sehingga jika seorang perawat menunjukkan


(55)

sikap yang tidak peduli maka klien akan menganggap semua petugas sebagai orang yang tidak professional (Perry & Potter, 2005).

Kondisi kenyataan yang ada dari hasil penelitian, bahwasanya perawat tidak pernah melakukan orientasi rumah sakit kepada pasien yang baru masuk di rumah sakit untuk dirawat inap, hal ini disebabkan karena perawat sibuk dengan pasien yang lain yang harus mendapatkan tindakan. Perawat kurang memperhatikan dalam proses keperawatan anak terutama dalam masalah kecemasan yang dialami oleh orang tua karena anaknya dirawat inap di rumah sakit.


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Bab 5 dapat disimpulkan bahwa umur terbanyak adalah berusia 41-50 tahun (45%), seluruh responden berjenis kelamin perempuan (100%),, mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (65%), dengan pendidikan terakhir terbanyak SMU (40%) dan mayoritas responden beragama Islam (70%).

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 20 orang responden pada kelompok intervensi dan 20 orang responden pada kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit di rumah sakit H. Adam Malik Medan, menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan efektifitas orientasi rumah sakit terhadap kecemasan orang tua selama anak dirawat inap di rumah sakit.

2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian diberikan rekomendasi kepada berbagai pihak antara lain:

2.1 Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap


(57)

menjadi suatu cerminan orang tua di masyarakat sebagai bagian dari lingkup asuhan keperawatan anak dengan masih banyaknya orang tua yang mengalami kecemasan karena dampak rawat inap di rumah sakit. Ini membuktikan bahwa pelayanan keperawatan belum maksimal, maka dalam pendidikan keperawatan hendaknya lebih menekankan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk diimplementasikan pada asuhan keperawatan anak.

2.2 Bagi pelayanan keperawatan

Saat ini orientasi rumah sakit pada pasien yang baru datang untuk rawat inap tidak pernah dilakukan oleh perawat yang bekerja di rumah sakit oleh karena itu perawat diharapkan dapat melakukan orientasi rumah sakit pada orang tua yang mempunyai anak yang dirawat inap di rumah sakit untuk mengurangi kecemasan orang tua.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan tenaga perawat dipelayanan kesehatan khususnya perawat ruang anak lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan yang mencakup pemberian orientasi rumah sakit pada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit yang sama sekali belum pernah dirawat inap di rumah sakit khususnya rumah sakit H. Adam Malik Medan untuk mengurangi kecemasan.

2.3 Pada penelitian selanjutnya

Pada penelitian ini pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti belum maksimal dan kriteria sampel yang digunakan peneliti juga belum sempurna.


(58)

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk melakukan pengambilan data dan penentuan kriteria sampel yang maksimal sehingga bias nya lebih kecil.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Basford & Oliver, S. (2006). Teori dan praktik keperawatan pendekatan integral

pada asuhan pasien. Jakarta: EGC

Dempsey & Dempsey, A, (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Edisi 4. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn, E. (2006). Rencana asuhan keperawatan psikiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC

Hawari, Dadang. (2001). Manajemen stres cemas dan depresi. Jakarta: Gaya Baru

Hidayat , A.A.A. (2009). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis

data. Jakarta: Salemba Medika

Isaac, Ann. (2004). Keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. Jakarta: EGC Kaplan, Harold., M., D. (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta: Widya

Medika

Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo. S. (2005). Metodologi peneliti kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Salemba Medika

Polit, D. F & Hungler, B. P. (1999). Nursing Research Principles And Methods, 5th

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

edition. Philadelphia: Lippincott

Stevens. (2000). Ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC


(60)

Thomson, DE. (1995). Maternity and Pediatric Nursing. 5 th

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Edisi 3., Jakarta: Balai Pustaka

edition. America, WB Powder Komponi

Tomb, David., A. (2003). Buku saku psikiatri. Edisi 6., Jakarta: EGC

Wong. (2003). Nursing care of infants and children. Edition VI. St. Louise: Mosby year book

Wong. (2003). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Volume 2., Jakarta: EGC


(61)

Lampiran 1 No Responden :………

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan

Saya mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan

Saya mengharapkan dalam penelitian ini Bapak/Ibu berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner yang telah diberikan, saya berharap Bapak/Ibu memberikan jawaban atau tanggapan menurut Bapak/Ibu benar tanpa ada pengaruh dari orang lain.

Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.

Bapak/Ibu bebas berpartisipasi atau tidak, karena penelitian ini bersifat sukarela. Bapak/Ibu dapat menandatangani surat persetujuan dibawah ini apabila bersedia menjadi peserta penelitian. Atas kesediaan dan partisipasinya dalam penelitian saya ucapkan terima kasih.

Medan,Juni 2010

Peneliti, Responden


(62)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner 1 : Data Demografi Petunjuk penelitian

1. Orang tua diharapkan : menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list (√)

2. Tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban

3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan pada peneliti Kode (diisi oleh peneliti) :

1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2. Umur

20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun Diatas 50 tahun 3. Pekerjaan

Pegawai negeri Pegawai swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Dan lain-lain

4. Pendidikan : SD / SMP / SMU / Perguruan Tinggi 5. Agama

Islam Kristen Hindu Budha


(63)

Kuesioner 2 : Tingkat kecemasan orang tua Petunjuk penelitian

1. Orang tua diharapkan : menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list (√)

2. Tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban

3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat dinyatakan pada peneliti Penilaian

0 = tidak 1 = ya

NO Pernyataan-pernyataan Ya Tidak

1 Apakah anak anda pernah dirawat dirumah sakit?

2 Saya merasa cemas karena anak saya dirawat inap dirumah sakit 3 Saya merasa perasaan saya lebih tenang bila anak saya masuk

dirawat inap rumah sakit daripada tidak dirawat inap

4 Saya merasa sakit kepala selama anak saya dirawat di rumah sakit

5 Nafsu makan saya berkurang pada waktu menjaga anak saya sakit

6 Saya mengalami kesukaran untuk melakukan konsentrasi ketika sedang menanggapi suatu masalah

7 Saya risau bila memikirkan masalah keuangan dan masalah pekerjaan pada saat anak saya dirawat inap dirumah sakit 8 Tangan saya sering terasa gemetar bila mengerjakan sesuatu 9 Saya merasa mudah lelah dan capek

10 Saya mengalami diare sekali atau lebih dalam sehari selama anak saya dirawat inap di rumah sakit

11 Saya khawatir akan terjadi kesulitan yang menimpa anak saya selama dirawat inap

12 Saya sering mengalami mimpi yang menakutkan pada waktu tidur malam hari karena penyakit yang diderita anak saya 13 Saya merasa tangan dan kaki saya hangat ketika anak saya

masuk rumah sakit

14 Ketika anak saya masuk rumah sakit saya mengalami keringat dingin

15 Saya merasa jantung berdebar-debar dan sesak nafas ketika anak saya menjalani perawatan di rumah sakit


(64)

17 Saya jarang mengalami sakit perut selama menjaga anak saya di rumah sakit

18 Saya tidak mengalami gangguan tidur

19 Tidur saya terganggu dan tidak nyenyak karena penyakit yang diderita anak saya

20 Saya merasa gagal merawat anak saya 21 Saya mengalami gangguan tidur

22 Saya lebih sensitive (peka) dari sebelum anak saya dirawat inap 23 Saya mudah menangis bila melihat anak saya berbaring lemah di

tempat tidur

24 Saya mengkhawatirkan anak saya dan saya merasa gagal dalam menjaga anak saya

25 Saya menginginkan kesembuhan anak saya seperti anak-anak sehat lainnya

26 Saya mencemaskan sesuatu ataupun orang lain pada saat anak saya dirawat inap di rumah sakit

27 Saya merasa gembira setiap anak saya diberi perawatan dan pengobatan oleh pihak rumah sakit

28 Saya merasa gelisah dan tidak tenang pada saat anak saya dirawat inap

29 Saya merasa bahwa saya mendapat banyak kesulitan yang tidak dapat saya selesaikan


(65)

Lampiran 3

Protokol Panduan Orientasi Rumah Sakit

Pengertian : Orientasi rumah sakit adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah dan tempat yang tepat dan benar di gedung atau tempat yang merawat orang sakit atau gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.

Manfaat :

1. mengenal lingkungan sekitar rumah sakit

2. mengurangi kecemasan karena telah mengenal lingkungan rumah sakit 3. mengetahui ruangan yang ada di rumah sakit

Tujuan : Orientasi rumah sakit bertujuan untuk mengenal ruangan dan lingkungan di rumah sakit.

Prinsip : Orientasi rumah sakit dilakukan pada orang tua yang mempunyai anak dirawat inap di ruang RB4 RSUP H. Adam Malik Medan, yang baru pertama kali masuk rumah sakit. Orientasi rumah sakit dilakukan selama 20 menit.


(66)

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. orientasi rumah sakit dihentikan jika mengganggu kegiatan pengobatan dan perawatan anak, serta jika tidak bersedia

2. selama dilakukan orientasi rumah sakit, responden harus mengetahui benar lingkungan rumah sakit dan sudah mengenal letak ruangan yang ada di rumah sakit

3. setelah dilakukan orientasi rumah sakit esponden diharapkan untuk berusaha mengingat dan menunjuk kembali ruangan yang ada di rumah sakit

alat : lembar kuesioner dan informed consent

Prosedur tindakan : Persiapan

• peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

• peneliti dan responden melakukan orientasi rumah sakit dengan mengelilingi ruangan yang ada dirumah sakit kecuali ruangan infeksi Pelaksanaan

• orientasi rumah sakit dilakukan jika sudah mendapat persetujuan dari responden

• waktu pelaksanaan orientasi rumah sakit sesuai dengan kontrak yang telah disetujui oleh responden

• orientasi rumah sakit dilakukan selama 20 menit dengan mengelilingi ruangan disekitar rumah sakit dan membagikan denah RSUP. H. Adam Malik Medan

• orientasi lingkungan yang dilakukan terbagi atas dua, yaitu : internal lingkungan (kamar mandi, pispot, dan jam berjenguk) dan ruangan lain


(67)

selain ruang rawat inap (ruang perawat, kamar dokter jaga, poloklinik, UGD, instalasi gizi, mesjid, apot ik, laboratorium radiologi, administrasi, ICU dan ruang operasi)

Penutup

• setelah melakukan orientasi rumah sakit peneliti memberikan kembali lembar kuesioner untuk membandingkan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan orientasi rumah sakit

Kriteria hasil

• responden setelah dilakukan orientasi rumah sakit tingkat kecemasan berkurang


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

Uji Reliabilitas

Tabel Daftar Jawaban Kuesioner Efektifitas Orientasi Rumah Sakit Pada Orang Tua Terhadap Kecemasan Karena Anak Di Rawat Inap Di RSUP. H. Adam Malik Medan

No Jumlah Item Jawaban Kuesioner X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 17 289

2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 576

3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 14 196

4 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324

6 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

7 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 17 289

8 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 16 256

9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784

10 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 361

Jumlah Total 189 3725 Keterangan :


(76)

UJI RELIABILITAS

Uji reliabilitas yang digunakan untuk efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di RSUP HAM adalah

Uji KR 21 yaitu:

r

11

=

dimana

M

=

dan

Vt =

Keterangan:

r

11 = reliabilitas instrument

k = banyak nya butir pertanyaan (30)

M = Skor rata-rata (18,9)

Vt = varietas total

N = jumlah responden (10)

∑X = 189


(77)

maka:

Vt =

dan

M

=

= 15,29

=

18,9

Dan:

r

11

=


(78)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Tingkat kecemasan pre

test-intervensi

20.60 20 3.136 .701

Tingkat kecemasan post test-intervensi

8.45 20 2.605 .583

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-intervensi

& Tingkat kecemasan post test-intervensi

20 .390 .089

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tingkat kecemasan

pre test-intervensi - Tingkat kecemasan post test-intervensi


(79)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-kontrol 19.05 20 2.564 .573

Tingkat kecemasan post test-kontrol 19.45 20 2.819 .630

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-kontrol &

Tingkat kecemasan post test-kontrol

20 .936 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tingkat

kecemasan pre test-kontrol - Tingkat kecemasan post test-kontrol


(80)

T-Test

Group Statistics Tingkat

kecemasan

pre test N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tingkat kecemasan post test dilakukan 20 8.45 2.605 .583

tidak 20 19.45 2.819 .630

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Tk kecemasa n post test

Equal variances assumed

.360 .552 -12.817 38 .000 -11.000 .858 -12.737 -9.263

Equal variances not assumed


(81)

Lampiran 9

Rencana Anggaran Biaya Penelitian 1. Persiapan Skripsi

a. Biaya tinta dan kertas print proposal : Rp. 100.000

b. Foto copy sumber pustaka : Rp. 12.000

c. Perbanyak skripsi : Rp. 100.000

d. Beli buku : Rp. 202.000

e. Konsumsi pada saat sidang skripsi : Rp. 100.000

2. Pengumpulan data

a. Izin pengambilan data awal : Rp. 42.000

b. Perbanyak kuesioner : Rp. 20.000

c. Konsumsi responden : Rp. 100.000

d. Transportasi : Rp. 60.000

3. Analisa data dan penyusunan

a. Biaya kertas dan tinta print : Rp. 100.000

b. Sidang hasil penelitian : Rp. 300.000

c. Penjilidan : Rp. 50.000

d. Perbanyak laporan penelitian : Rp. 200.000

e. Biaya lain-lain : Rp. 500.000


(82)

Lampiran 10

JADWAL PENELITIAN

Nama : Yusnita Mandasary

Nim : 091121016

Judul penelitian : Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Dosen pembimbing : 1. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M. Kep 2. Evi Karota Bukit, S.Kp. MNS

No AKTIFITAS

PENELITIAN JUNI 2010 JULI 2010 AGUSTUS 2010 SEPT 2010 OKT’ 2010 NOV’ 2010 DES’ 2010 JANUARI 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengajukan judul penelitian /

2 Acc judul proposal

3 Survey Awal

4 Menyusun BAB 1, 2, 3 4

5 Menyerahkan proposal penelitian

6 Sidang proposal penelitian

7 Revisi proposal penelitian

8 Pengumpulan data responden

9 Analisa data

10 Penyusunan laporan/skripsi

11 Pengajuan sidang skripsi

12 Ujian sidang skripsi

13 Revisi skripsi


(83)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yusnita Mandasary

Tempat/tanggal lahir : Medan, 2 Juni 1985 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kopra 2 No. 76 P. Simalingkar Medan

Riwayat pendidikan

1. SD Al-Azhar Medan (1991-1997)

2. SLTP Negeri 10 Medan (1997-2000)

3. SMU SUTOMO 1 Medan (2000-2003)

4. Akademi Keperawatan Gleneagles Medan (2003-2006) 5. S1 Fakultas Keperawatan USU Medan (2009-Sekarang)


(1)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Tingkat kecemasan pre

test-intervensi

20.60 20 3.136 .701

Tingkat kecemasan post test-intervensi

8.45 20 2.605 .583

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-intervensi & Tingkat kecemasan post test-intervensi

20 .390 .089

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tingkat kecemasan

pre test-intervensi - Tingkat kecemasan post test-intervensi


(2)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-kontrol 19.05 20 2.564 .573

Tingkat kecemasan post test-kontrol 19.45 20 2.819 .630

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tingkat kecemasan pre test-kontrol & Tingkat kecemasan post test-kontrol

20 .936 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tingkat

kecemasan pre test-kontrol - Tingkat kecemasan post test-kontrol


(3)

T-Test

Group Statistics

Tingkat kecemasan

pre test N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tingkat kecemasan post test dilakukan 20 8.45 2.605 .583

tidak 20 19.45 2.819 .630

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Tk kecemasa n post test

Equal variances assumed

.360 .552 -12.817 38 .000 -11.000 .858 -12.737 -9.263

Equal variances not assumed


(4)

Lampiran 9

Rencana Anggaran Biaya Penelitian

1. Persiapan Skripsi

a. Biaya tinta dan kertas print proposal : Rp. 100.000 b. Foto copy sumber pustaka : Rp. 12.000 c. Perbanyak skripsi : Rp. 100.000

d. Beli buku : Rp. 202.000

e. Konsumsi pada saat sidang skripsi : Rp. 100.000

2. Pengumpulan data

a. Izin pengambilan data awal : Rp. 42.000 b. Perbanyak kuesioner : Rp. 20.000 c. Konsumsi responden : Rp. 100.000

d. Transportasi : Rp. 60.000

3. Analisa data dan penyusunan

a. Biaya kertas dan tinta print : Rp. 100.000 b. Sidang hasil penelitian : Rp. 300.000

c. Penjilidan : Rp. 50.000

d. Perbanyak laporan penelitian : Rp. 200.000 e. Biaya lain-lain : Rp. 500.000


(5)

Lampiran 10

JADWAL PENELITIAN Nama : Yusnita Mandasary

Nim : 091121016

Judul penelitian : Efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Dosen pembimbing : 1. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M. Kep 2. Evi Karota Bukit, S.Kp. MNS

No AKTIFITAS

PENELITIAN

JUNI 2010

JULI 2010

AGUSTUS 2010

SEPT 2010

OKT’ 2010

NOV’ 2010

DES’ 2010

JANUARI 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengajukan judul penelitian /

2 Acc judul proposal

3 Survey Awal

4 Menyusun BAB 1, 2, 3 4

5 Menyerahkan proposal penelitian

6 Sidang proposal penelitian

7 Revisi proposal penelitian

8 Pengumpulan data responden

9 Analisa data

10 Penyusunan laporan/skripsi

11 Pengajuan sidang skripsi

12 Ujian sidang skripsi


(6)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yusnita Mandasary Tempat/tanggal lahir : Medan, 2 Juni 1985 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kopra 2 No. 76 P. Simalingkar Medan

Riwayat pendidikan

1. SD Al-Azhar Medan (1991-1997) 2. SLTP Negeri 10 Medan (1997-2000) 3. SMU SUTOMO 1 Medan (2000-2003) 4. Akademi Keperawatan Gleneagles Medan (2003-2006) 5. S1 Fakultas Keperawatan USU Medan (2009-Sekarang)