16 renstra sendiri dari awal sampai akhir. Sekolah
masih berpedoman renstra sekolah lain dengan beberapa penyesuaian. Maka dari itu seyogiyanya
sekolah untuk segera mempersiapkan diri untuk menyusun renstra yang disusun sendiri sehingga
nantinya akan lebih dimengerti dan mudah dijalankan oleh segenap semua warga sekolah.
Selain itu hal tersebut resntra sekolah akan benar- benar berdasarkan situasi dan kondisi nyata
sekolah. Berkaitan
hal tersebut
diatas penulis
menawarkan sebuah draft renstra dengan harapan sekolah akan lebih memahami proses penyusunan
renstra menggunakan analisis SWOT.
II. VISI, MISI DAN TUJUAN SMPN 1 BAWEN
SMPN 1 Bawen memiliki visi dan misi yang tertuang dalam dokumen sekolah yaitu:
I. Visi
Visi dari SMP Negeri 1 Bawen adalah unggul dalam prestasi, berwawasan IPTEK berdasarkan
IMTAQ.
2. Misi
a. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara
efektif untuk mewujudkan pengembangan isi.
17 b.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk menunjang peningkatan kinerja guru dan
karyawan. c.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dinamika dan kualitas proses
pembelajaran pelatihan dan bimbingan. d.
Mengupayakan pengadaan, pemanfaatan dan memelihara fasilitas pendidikan secara
optimal. e.
Melaksanakan kegiatan
pencapaian ketuntasan
kompetensi kelulusan
baik pengetahuan,
keterampilan, sikap,
dan perilaku.
f. Mengupayakan pengembangan pembiayaan
untuk mendukung kegiatan sekolah secara menyeluruh.
g. Melaksanakan penilaian secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
3. Tujuan
Tujuan SMP Negeri 1 Bawen adalah : a.
Meningkatkan mengembangkan isi kurikulum
18
Sekolah mengembangkan silabus untuk semua mata pelajaran dan jenjang
sekolah
Sekolah mengembangkan
rencana pembelajaran
untuk semua
mata pelajaran dan jenjang kelas
Sekolah mengembangkan sistem penilaian
Sekolah mencapai standar isi secara
lengkap b.
Meningkatkan mengembangkan
tenaga kependidikan
Sekolah mengadakan pelatihan komputer
dan multimedia
Sekolah mengadakan workshoplokakarya pendidikan
Sekolah mendukung guru dan tenaga
kependidikan untuk studi lanjut
Sekolah mendukung
guru untuk
mengikuti MGMP di berbagai tingkat
Sekolah mendukung tenaga kependidikan untuk mengikuti penataran, pelatihan
berbagai bidang dan tingkatan.
Sekolah memiliki standar guru dan kependidikan mengacu SPM.
c. Meningkatkan Mengembangkan Proses
19
Sekolah mengembangkan dan sumber dan bahan pembelajaran.
Sekolah melaksanakan pembelajaran
untuk semua mata pelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Sekolah melaksanakan kegiatan pelatihan
dan pembinaan akademik, keagamaan, kesenian, keolahragaan dan ketrampilan.
Sekolah
melaksanakan kegiatan
pemantapan materi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
Sekolah
mencapai standar
proses pembelajaran, pelatihan dan bimbingan
secara mantap. d.
Meningkatkan mengembangkan fasilitas pendidikan.
Sekolah
melaksanakan pengadaan,
pemanfaatn dan pemeliharaan fasilitas pendidikan memenuhi SPM.
Sekolah mencapai standar pengelolaan
fasilitas pendidikan secara mantap. e.
Meningkatkan mengembangkan kelulusan.
Sekolah mempunyai tim akademis yang handal
Sekolah memiliki tim kesenian yang
handal
20
Sekolah meningkatkan standar minimal pencapaian ketuntasan belajar.
f. Meningkatkanmengembangkan manajemen
kelembagaan.
Sekoah memiliki administrasi yang baik.
Sekolah melaksanakan MBS secara mantap.
Sekolah melaksanakan monitoring dan
evaluasi secara mantap.
Sekolah mengagendakan rapat dengan guru, karyawan, komite sekolah dan
orang tua wali peserta didik. g.
Meningkatkan mengembangkan
pembiayaan.
Sekolah mengadakan penggalangan dana dari berbagai sumber.
Sekolah mengadakan usaha-usaha yang
produktif.
Sekolah mendayagunakan
potensi fasilitas sekolah.
Sekolah mengadakan jaringan kerja
terhadap stake
holder yang
peduli terhadap pendidikan.
h. Meningkatkan mengembangkan penilaian.
Sekolah
mengembangkan pedoman-
pedoman penilaian.
21
Sekolah mengembangkan
perangkat model-model penilaian.
Sekolah mengembangkan instrumen soal
untuk ulangan harian, tengah semester, akhir semester dan ulangan kenaikan
kelas.
Sekolah mengembangkan
instrumen perbaikan dan pengayaan.
Sekolah mencapai standar penilaian
secara mantap. Tujuan sekolah kami, secara bertahap akan
dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai standar kompetensi
lulusan SKL Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bawen yang dibakukan secara nasional, sebagai berikut :
1. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran
agama yang diyakini dalam kehidupan. 2.
Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan
secara bertanggung jawab. 3.
Berfikir secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam memecahkan masalah serta berkomunikasi
melalui berbagai media. 4.
Menyenangi dan menghargai berbagai karya seni. 5.
Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat.
22 6.
Berpartisipasi dalam kehidupan sebagi cermin rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
Selanjutnya, atas keputusan bersama guru, karyawan dan komite sekolah, SKL tersebut telah kami rinci sebagai
profil peserta didik SMP Negeri 1 Bawen sebagai berikut : 1.
Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan
iman taqwa. 2.
Mampu berbahasa Inggris secara aktif. 3.
Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olahraga, sesuai pilihannya.
4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang
dipilih. 5.
Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft word, excel, dan desain grafis.
6. Mampu melanjutkan ke SMASMK terbaik sesuai
pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.
7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai
kompetisi akademik dan non akademik di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, dan nasional.
8. Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial,
environmental dan pra-vocasional.
23
III. GAMBARAN SMPN 1 BAWEN
1. Data Peserta didik
SMPN 1 Bawen hampir tidak pernah kekurangan
peserta didik,
bahkan kecenderungannya menolak peserta didik ketika
penerimaan peserta didik baru. Jumlah nilai UN peserta didik yang diterima berkisar antara antara
22 s.d. 23, atau jika dirata-rata 7,3 s.d. 7,6. Sesungguhnya input atau kemampuan dasar
peserta didik di SMPN 1 Bawen bisa dikatakan cukup bagus jika dibandingkan dengan sekolah
menengah di sub rayon 02. Jumlah peserta didik dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan
yang dikarena adanya penambahan rombongan belajar rombel. Yang biasanya hanya 21 robel
menjadi 27 rombel. Berikut ini tabel jumlah peserta didik 4 tahun terakhir:
24
Jumlah Peserta didik 4 Tahun Terakhir No
Th Kelas
VII VIII
IX
1 2010 2011
L 116
119 126
P 158
122 126
Jumlah 274
241 252
Total 767
2 2011 2012
L 164
121 90
P 129
138 159
Jumlah 293
259 249
Total 801
3 2012 2013
L 157
121 89
P 130
139 158
Jumlah 287
260 247
Total
749
4 2013 2014
L 154
162 113
P 138
129 138
Jumlah 298
291 251
Total 840
Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah
25
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMPN 1 Bawen
No Jabatan
PNS WB
Jml Keterangan
L P
L P
1 Kepsek
1 -
- -
1 Guru :
1 Agama
3 2
- -
5 3 guru berasal
dari sekolah lain.
2 Pkn
- 3
- -
3 1 guru dari
sekolah lain 3
B. Indonesia -
5 -
- 5
1 guru dari sekolah lain
4 IPA
2 5
- -
7 5
Matematika -
4 -
- 4
6 IPS
- 5
- -
5 7
B. Inggris 3
1 1
5 8
B. Jawa 2
- -
- 2
9 BK
- 2
1 3
1 guru dari sekolah lain.
10 Penjasorkes
2 -
1 -
3 1 guru dari
sekolah lain 11
Tatabusana -
2 -
- 2
12 TIK
- 2
- -
2 13
Kesenian 2
- -
- 2
1 guru dari sekolah lain
14 Satpam
- -
2 -
2 15
Penjaga dan tukang kebun
1 -
2 -
3 16
Tatausaha 2
1 1
1 5
17 Tenaga Perpustakaan
- -
- 1
1 18
Teknisi computer -
- 1
- 1
Jumlah 18
32 8
2 60
Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah
26 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
jumlah guru yang mengajar di SMPN 1 Bawen adalah sebanyak 48 guru. Ditambah dengan 1
kepala sekolah, 2 petugas keamanan, 3 penjaga dan petugas kebersihan, 5 petugas tatausaha, 1 tenaga
perpustakaan dan 1 teknisi komputer. SMPN 1 Bawen terdiri dari 27 rombel dengan 27 wali kelas.
Sementara itu ada beberapa guru yang berasal dari sekolah lain penambahan beban mengajar 24 jam,
seperti: 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru agama katholik, 1 guru kesenian, 1 guru
bahasa indonesia, 2 guru olah raga, dan 1 guru BK. Dari 48 guru ada sebanyak 45 PNS dan 3 guru
wiyata bhakti WB.
Kualifikasi Akademik Guru SMPN 1 Bawen
No Jabatan
PNS WB
Jml S2
S1 D3
D2 SMA
S2 S1
D3 D2
SMA
1 Kepala
Sekolah 1
- -
- -
- -
- -
- 1
2 Tenaga
Pendidik 1
44 -
1 -
- 2
- -
- 48
3 Tenaga
Kependidikan -
- 1
- 2
- 2
- -
6 11
Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah Tenaga pendidik guru SMPN 1 Bawen
hampir semua berkualifikasi S1, hanya tinggal 1 guru yang berijazah D2. Dari guru PNS maupun
27 wiyata bhakti semuanya ada 98 yang sudah
memenuhi kualifikasi pendidikan S1.
2. Sarana Prasarana
a. Sarana
Berdasarkan hasil pengamatan dan studi dokumen dapat dijelaskan bahwa SMPN 1
Bawen memiliki sarana pembelajaran yang yang sudah cukup lengkap. Adapun sarana yang
dimaksudkan adalah: buku teks pelajaran, alat peraga globe, atlas, alat peraga matematika, alat
peraga IPA, alat peraga kesenian, alat peraga olah raga, dan lain-lain, media yang berkaitan
dengan TIK 8 LCD proyektor, 6 Laptop, Komputer, TV, pengeras suara, VCD, dan lain
sebagainya, sarana kegiatan ektrakurikuler 1 set alat musik band, matras dan perlengkapan
pencak silat, 1 set alat musik perskusi rebana, peralatan olah raga: bola voli, basket, sepak bola,
bulu tangkis, tolak peluru, atletik. Selain itu sekolah juga memiliki fasilitas keterampilan
menjahit yang cukup memadahi, yaitu sejumlah 35 mesin jahit dan beberapa alat obras kain.
b. Prasarana
Prasarana SMPN 1 Bawen sudah cukup lengkap meskipun masih ada yang kurang
28 atupun rusak, diantaranya: 6 jamban peserta
didik rusak berat, ruang UKS yang masih kurang luas. Untuk melihat lebih jelas dari
kondisi prasarana SMPN 1 Bawen dapat diamati melalui Tabel dibawah ini:
29
Keadaan Prasarana Pendidikan SMPN 1 Bawen
Sumber: Data sekolah, diolah
No Jenis Ruang
Kedaan Ukuran Jml.
Ket. Baik Rusak
1 Kelas
26 7 x 9
26 Proses
penambahan. 2
Lab. IPA 1
8 x 12 1
3 R.keterampilan
1 10 x 12
1 4
Lab. Kompt 1
8 x 12 1
5 Perpustakaan
1 7 x 9
1 6
Kantor Guru 1
7 x 17 1
7 Kantor KS
1 6 x 7
1 8
Kantor Pimpinan
1 6 x 7
1 9
Aula Dalam proses
membangun 10
Mushola 1
10x10 1
Proses perluasan
11 UKS
1 5 x 4
1 12
Koperasi 1
5 x 6 1
13 Kantin
2 4 x 5
2 14
Jamban Guru 3
2 x 2 3
15 Jamban
Peserta didik 15
6 2 x 2
21 16
Gudang 1
4 x 5 1
17 Ruang BK.
1 4 x 6
1 18
Ruang OSIS 1
6 x 7 1
19 Ruang Band
1 3 x 7
1 20
Ruang TU 1
7 x 9 1
21 Lapangan
sepak bola 1
60x40 1
22 Lap. Basket
1 2 x 14
1 23
Lap. Bola Voli 1
9 x 8 1
24 Pos Keamanan
1 3 x 3
1 25
Tempat parker 2
5 x 7 2
30
IV. ANALISIS SWOT
Kompone n Aspek
STRENGTH Kekuatan
WEAKNESS Kelemahan
OPPORTUNITY Peluang
THREAT Ancaman
Visi, Misi, Sasaran
dan Tujuan
Telah dirumuskan
dengan baik,
meskipun masih ada fihak yang berkaitan
belum memahaminya
dengan baik. Belum tersedia
mekanisme organisasional baku
untuk menerjemah kan visi, misi,
sasaran dan tujuan ke dalam kinerja
komponen SMPN 1 Bawen.
Perkembangan SDM yang sangat
memungkingkan sekolah dapat
menyusun ataupun meneterjemahkannya.
Rutinitas dan beban kerja
yang tinggi
potensial menumbuhkan
disorientasi kerja
antara money
oriented atau
mewujudkan visi
misi.
31
Input
1. Lokasi sekolah
sangat trategis. 2.
98 guru berpendidikan S1.
3. Kemampuan dasar
peserta didik baik. 4.
Jumlah buku ajar untuk guru dan
peserta didik mencukupi
5. Kemampun
manajemen kepala sekolah sudah baik
6. Dana untuk operasi
sekolah mencukupi. 7.
Fasilitas cukup lengkap.
1.
Supervisi dan evaluasi yang
dilakukan oleh tim dan kepala sekolah
masih belum optimal.
2.
Guru belum memahami visi, misi
sekolah
3.
Kurang optimalnya pembimbingan
pembinaan kegiatan
ekstrakurikuler dalam mencapai
target yang diharapkan.
4.
Kompetensi staf sekolah Tata Usaha
dan Keuangan belum optimal.
5.
Belum memadahi ruang untuk kegiatan
ekstrakurikuler.
6.
Pemanfaatan laboratorium Bahasa,
IPA dan Komputer masih kurang optimal.
7.
Lingkungan sekolah kurang hijau, bersih
dan nyaman. 1.
Minat tinggi orang tua untuk menyekolahkan
anaknya di SMPN 1 Bawen.
2. Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi yang
pesat dan
semakin mudah
untuk didapatkan diakses.
3. Hubungan
yang sangat baik dengan
dinas pendidikan
kabupaten. 4.
Semakin meningkatnya
peran komite sekolah.
5. Banyak
fihak instansi
luar yang
tertarik untuk
bekerjasama dengan
sekolah. 1.
Beberapa guru
kurang siap dengan perubahan
baik yang dilakukan oleh
pemerintah ataupun oleh kepala sekolah.
2. Beberapa
guru masih
beroientasi pada uang dalam
menjalankan tugas pokok
fungsingya money oriented.
3. Persaingan
antar sekolah
menengah pertama
semakin tinggi.
4. Banyak
sekolah menengah pertama
memiliki fasilitas
yang lebih baik dan lengkap.
5. Maraknya pengaruh
negatif dari
penggunaan peralatan
TIK handpone,
game online, dan internet
32
Proses
1. Kualifikasi pendidikan
guru sesuai dengan pelajaran
yang diampu
2. KKM sekolah minimal
75 3.
Adanya banyak
kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah
band, pramuka,
silat, karate, rebana, bola
voli, renang, basket, PMR, paduan suara,
seni lukis, baca tulis alquran.
4. Kemampuan
manajemen kepala
sekolah cukup baik. 5.
Adanya jam pelajaran tambahan untuk kelas
IX. 6.
Guru mengikuti
kegiatan pengembangan profesi
MGMP, Workshop,
Seminar, Pelatihan. 1.
Kedisiplinan guru yang masih kurang,
khususnya dalam menjalankan tugas
pokok fungsinya.
2. Masih banyak guru
menggunakan metode konvensional dalam
proses pembelajaran, serta belum
mengoptimalkan media pembelajaran.
3. Guru kurang
memberikan motivasi kepada peserta didik.
4. Kerjasama team work
antar guru dan lembaga dalam
internal sekolah masih belum optimal.
5. Pelaksanaan supervisi
belum tuntas dan optimal.
6. Fasilitas pembelajaran
yang masih belum optimal
1. Semakin meningkatnya
kesadaran orang
tua pentingnya
kualitas pendidikan.
2. Sekolah
berada di
wilayah industri, pasar, perkantoran
sehingga memungkinkan
untuk menjalin
kerjasama pembelajaran
kontektual, beapeserta
didik, penggalian dana. 3.
Semakin banyaknya
kegiatan pengembangan kompetensi guru, baik itu
workshop, MGMP,
Seminar, ToT, dll.. 4.
Semakin melimpahnya
media pembelajaran. 5.
Adanya perhatian khusus dari
pemerintah kabupaten
terhadap sekolah.
6. Adanya beasiswa bagi
guru untuk studi lanjut baik ke universitas dalam
negeri maupun
luar negeri
1. Semakin
kritisnya masyarakat
terhadap kualitas guru
2. Proses
Belajar Mengajar
PBM sekolah
favorit lain
yang sudah ditunjang dengan
sarana dan
prasarana yang lebih lengkap.
3. Daya
dukung masyarakat
terhadap sekolah masih belum
optimal. 4.
Beberapa guru
mengajar di sekolah lain untuk menambah
jam mengajar minimal 24 jam.
5. Masih
lemahnya pengawasan
dan evaluasi
pemerintah terhadap guru.
6. Intervensi pemerintah
pusat dalam
penentuan nilai
sekolah NS sebagai syarat kelulusan.
33
Output
1. Pencapaian
prestasi beberapa kegiatan
non- akademis
ekstrakurikler semakin
baik. Seperti;
pencak silat, band, sepak
bola, keagamaan. 2.
Peringkat sekolah dari
tahun ke
tahun mulai
mengalami peningkatan
3. Prosentase
jumlah kelulusan meningkat
dari tahun ketahun.
4. Banyak
peserta didik
yang diterima
di sekolah favorit.
1. Prestasi akademis
dan non-akademis belum optimal.
2. Sekolah
belum mengupdate
secara rutin data output
peserta didik
yang melanjutkan
ke jenjang yang lebih
tinggi atau tidak melanjutkan.
3. Belum
memiliki jaringan
alumni yang kuat.
4. Bebarapa lulusan
kurang memiliki
karakter yang
kuat seperi:
menghormati orang
lain, tanggung
jawab, disiplin,
dan mandiri.
1. Kepercayaan
masyarakat terhadap
sekolah tinggi.
2. Harapan orang tua
agar lulusan bukan hanya
berprestasi dalam
bidang akademis saja tetapi
juga bidang
non akademis
ekstrakurikuler 3.
Lulusan memiliki
karakter kuat, dalam aspek kemandirian,
tanggung jawab,
kedisiplinan, kerohanian,
dan menghormati orang
lain. 4.
Peluang menjalin
hubungan kerjasama yang lebih
erat dengan
masyarakat dan
alumni. 1.
Semakin meningkatnya
syarat kualifikasi lulusan
dari stakeholder.
2. Semakin
kompleknya tuntutan
masyarakat terhadap
mutu sekolah.
3. Masyarakat yang
menilai keberhasilan
peserta didik dari sisi
hasil nilainya,
bukan dilihat dari sisi
proses. 4.
Kekhawatiran masyarakat
terhadap sulitnya mencari sekolah
favorit.
34
V. ISU STRATEGIS DAN KEY FACTORS OF SUCCES