peraturan tertentu. Audit kepatuhan ini biasanya banyak dilaksanakan di pemerintahan.
3 Audit Operasional Operational Audit Audit operasional adalah review secara sistematik kegiatan
organisasi yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan membuat
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak
ketiga.
c. Tipe Auditor
Orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu Mulyadi, 2013: 28-30:
1 Auditor Independen Auditor independen adalah auditor profesional yang yang
mengaudit laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Auditor independen mendapat honorarium dari kliennya dalam
menjalankan keahliannya, namun auditor independen tidak memihak kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor
independen adalah pihak selain kliennya, oleh karena itu independensi auditor dalam melaksanakan pekerjaannya
merupakan hal sangat penting, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya.
Untuk berpraktik sebagai auditor independen, seseorang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada. Auditor
independen harus lulus dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapat
gelar akuntan dari Pantia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan, dan mendapat izin praktik dari Menteri Keuangan.
2 Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja
di instansi milik pemerintah yang tugasnya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit
organisasi atau entitas pemerintahan. Umumnya auditor yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK, serta instansi pajak.
3 Auditor Intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja di perusahaan
yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian orgnisasi.
d. Standar Auditing
Standar Auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oeh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Peryataan Standar Auditing PSA No.01
SA Seksi 150
2
disajikan berikut ini Mulyadi, 2013: 16-17: a. Standar Umum
1 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2 Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor. 3 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Umum 1 Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2 Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3 Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat, c. Standar Pelaporan
1 Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. 2 Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika
ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor. 4 Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang diaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
9. Laporan Keuangan