Metode Penelitian TERAPI REALITAS UNTUK MENINGKATKAN KONTROL DIRI SEORANG TAHANAN ANAK DI RUTAN MEDAENG SURABAYA.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Memilih lapangan penelitian Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di Rutan Klas I Surabaya Rutan Medaeng Surabaya. 3 Mengurus perizinan Surat izin untuk penelitian dibuat secara tertulis dan ditujukan kepada Kanwil Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Depkumham Jawa Timur dan Rumah Tahanan Klas I Surabaya Rutan Medaeng. 4 Menjajaki dan menilai keadaan lapangan Peneliti akan mengenali keadaan yang sesuai dengan keadaan di lapangan serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan. 5 Memilih dan memanfaatkan informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah GRP yang merupakan tahanan anak kasus narkoba di blok I Rutan. 6 Menyiapkan perlengkapan penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan. Seperti pedoman wawancara, alat tulis, buku, perlengkapan fisik atau media, izin penelitian, dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id semua yang berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data lapangan. b. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap pekerjaan lapangan, di tahap awal peneliti memahami situasi dan kondisi lapangan penelitian. Menyesuaikan penampilan fisik serta cara berperilaku peneliti dengan norma-norma, nilai-nilai, kebiasaan, dan adat istiadat tempat penelitian. Saat memasuki lapangan, peneliti menjalin hubungan baik dengan subjek- subjek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data. c. Tahap Analisis Data Peneliti mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data. 5. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui 3 tiga cara yaitu, melalui observasi, wawancara dan studi dokumetansi yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa yang dapat dilihat mata, dapat didengar dan dihitung serta diukur. 25 Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan, dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Peneliti hanya melakukan aktivitas observasi atau pengamatan selama berjalannya proses pertemuan dengan subjek penelitian. Adapun data-data yang diambil dari metode observasi adalah : 1 Usaha pengendalian diri konseli untuk menjadi orang yang lebih baik 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kontrol diri konseli b. Wawancara Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden. 26 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dalam. 27 Wawancara secara global dibagi menjadi dua macam yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam 25 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, Hal. 131-132 26 Joko Subagyo, Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Hal. 39 27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hal: 231. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak berstruktur, dengan tujuan agar tidak kaku dalam memperoleh informasi dengan mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti mengamati kenyataan dan mengajukan pertanyaan dalam wawancara hingga berkembang secara wajar berdasarkan ucapan dan buah pikiran yang dicetuskan oleh orang yang diwawancarai. Dalam metode ini penulis mengadakan wawancara langsung baik dengan sumber data primer, yaitu GRP maupun sumber data sekunder yaitu dengan wali blok yang bertanggung jawab atas semua kegiatan di dalam blok tersebut dan tahanan pendamping serta teman- teman subjek yang mengetahui kehidupan sehari-hari subjek selama tinggal di Rutan guna mendapatkan data yang berkaitan dengan terapi realitas dengan teknik WDEP untuk meningkatkan kontrol diri subjek. Adapun data-data yang diambil dari metode interview atau wawancara adalah sebagai berikut : 1 Identitas dan latar belakang konseli 2 Hasil proses konseling dengan teknik WDEP 3 Semua data yang terkait dengan subjek penelitian c. Studi dokumen Yaitu meneliti berbagai dokumen serta bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Dokumen tersebut bisa berupa bentuk tulisan dan gambar atau karya-karya monumental dari digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seseorang. Dokumen yang berupa tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan semacamnya. Dokumen yang berbentuk gambar dapat berupa foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 28 Studi dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen berupa tulisan mengenai riwayat hukum subjek penelitian yang bersangkutan dan dokumen atau arsip objek penelitian. 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh. Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan untuk melakukan intelektual yang tinggi. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif RD, Hal. 240 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. 29 Berikut adalah tahapan-tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman : a. Tahap pertama yaitu tahap pengumpulan data yang berisi tentang serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminary. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data yang telah diperoleh selama penelitian menjadi satu. b. Tahap kedua yaitu tahap reduksi data yang berisi tentang proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan script yang akan dianalisis. Data yang telah peneliti peroleh dikumpulkan untuk dikelompokkan menjadi satu sesuai jenis atau bentuk data. c. Tahap ketiga yaitu tahap display data yang berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema yang sudah dikelompokkan, memecah tema tersebut menjadi bentuk lebih konkrit dan sederhana yang disebut 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif RD, Hal. 244 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan subtema yang diakhiri dengan pemberian kode sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. d. Tahap terakhir yaitu tahap verifikasi atau kesimpulan yang berisi jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut. 30 7. Teknik Keabsahan Data Menurut Moleong untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam hal ini digunakan teknik: a. Keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang, dalam penelitian ini untuk menguji kepercayaan terhadap data yang telah dikumpulkan dari informan utama, maka perlu mengadakan keikutsertaan dalam rentang waktu yang panjang. Adapun maksud utama adanya perpanjangan di lapangan ini untuk mengecek kebenaran data yang diberikan baik dari informan utama maupun informan penunjang. b. Triangulasi, untuk keabsahan data yang telah dikumpulkan agar memperoleh kepercayaan dan kepastian data, maka peneliti melaksanakan pemeriksaan dengan teknik mencari informasi dari sumber lain. Menurut Patton dalam Moleong triangulasi dengan sumber lain berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat 30 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Hal. 76 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1 Membandingkan data informasi hasil observasi dengan informasi dari hasil wawancara kemudian menyimpulkan hasilnya. 2 Membandingkan data hasil dari informan utama primer dengan informasi yang diperoleh dari informan lainnya sekunder. 3 Membandingkan hasil wawancara dari informan dengan didukung dokumentasi sewaktu penelitian berlangsung, sehingga informasi yang diberikan oleh informan utama pada penelitian dapat mewakili validitas dan mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi. 31

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah-langkah pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub-bab antara lain: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan, Jadwal Penelitian dan Pedoman Wawancara. 31 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 173 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari dua sub-bab, yakni Kajian Teoritik menjelaskan tentang teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian, dan Penelitian Terdahulu yang Relevan menyajikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan.

BAB III PENYAJIAN DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi Umum Objek Penelitian, dan Deskripsi Hasil Penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Temuan Penelitian, bagaimana data yang ada itu digali dan ditemukan beberapa hal yang mendukung penelitian, dan Konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan penelitian tadi dikaji dengan teori yang ada.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi, yang menjelaskan hasil simpulan dari data yang dipaparkan dan rekomendasi hasil penelitian itu dapat dipraktikkan terhadap situasi tertentu. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzakiry, bimbingan dan konseling islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan dan pedoman kepada klien dengan keterampilan khusus yang dimiliki pembimbing dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien mengembangkan potensi akal fikirannya, jiwa, dan keimanan, serta dapat menanggulangi masalah dengan baik dan benar secara mandiri yang berlandaskan Al-Q ur‟an dan As-Sunnah. 32 Menurut H. Isep Zainal Arifin, bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar dapat keluar dari berbagai kesulitan untuk mewujudkan kehidupan yang senantiasa diridhoi Allah SWT di dunia dan akhirat. 33 Sedangkan dalam karya Samsul Munir dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinyu, dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang 32 M. Hamdani bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pus taka baru, 2001, Hal. 137 33 Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, Hal. 10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terkandung di dalam Al- Qur‟an dan Hadits Rasulullah SAW kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al- Qur‟an dan Hadits. 34

b. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling

Islam Adapun prinsip-prinsip dasar pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam akan dijelaskan sebagai berikut : 1 Setiap individu adalah makhluk yang dinamis dengan kelainan- kelainan kepribadian yang bersifat individual serta masing- masing mempunyai kemungkinan untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan situasi sekitar. 2 Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk dari faktor dan pengaruh dari dalam dan luar. 3 Setiap individu adalah organisasi yang berkembang atau tumbuh dalam keadaan selalu berubah, perkembangannya dapat dibimbing ke arah pola hidup yang menguntungkan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar. 4 Setiap individu harus diberi hak yang sama serta kesempatan yang sama dalam mengembangkan kepribadiannya masing- masing tanpa mamandang perbedaan suku bangsa dan agama. 5 Setiap individu memiliki fitrah beragama yang dapat berkembang dengan baik bila melalui bimbingan yang baik. 34 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, Hal. 23. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6 Perkembangan atau pertumbuhan setiap induvidu adalah perkembangan atau pertumbuhan yang bersifat menyeluruh, tidak hanya dalam hal yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan melainkan melalui kepribadian serta perkembangan menuju masa dewasa yang penuh. 7 Bahwa nasehat adalah pilar agama, seperti yang terdapat dalam Hadist, bahwa agama itu nasehat. 8 Bahwa konseling kejiwaan merupakan pekerjaan yang mulia, karena bernilai membantu orang lain mengalami kesulitan. 9 Konseling agama harus dilakukan sebagai pekerjaan ibadah yang semata-mata karena mengharapkan ridho Allah. 10 Pada dasarnya manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatan baik yang akan dipilih, dan bahkan memiliki kebebasan untuk melakukan perbuatan maksiat secara sembunyi- sembunyi.

c. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Islam

1 Tujuan umum : Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. 2 Tujuan khusus a Membantu individu agar tidak menghadapi masalah b Membantu individu dalam menghadapi masalah yang dialami