UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS IV SDN 6 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS IV SDN 6 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Oleh Tati Afriantini

Masalah dalam penelitian ini bagaimanakah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Jigsaw di kelas IV SD Negeri 6 Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015?

Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Jigsaw di kelas IV SD Negeri 6 Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini ditunjukan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 70% yaitu 14 siswa dinyatakan aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 75,21 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 90% yaitu 18 siswa dinyatakan aktif. Pada hasil belajar siswa diperoleh rata-rata hasil belajar siswa mencapai 65,25 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 65% siswa yaitu 13 siswa dinyatakan tuntas belajar. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 73,5 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 85% siswa yaitu 17 siswa dinyatakan tuntas belajar.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 02 April 1968. Penulis adalah anak dari pasangan Bapak (Purn) Peltu Tahul Rifin (alm) dan Ibu Kamaliah. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 20/ IV Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Propinsi Jambi lulus tahun 1981, SMP Negeri Tanjung Enim di Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan lulus tahun 1984, SPG PGRI 2 Tanjung Karang di Tanjung Karang, Propinsi Lampung lulus tahun 1987, Diploma II Universitas Terbuka diselesaikan pada tahun 2001.

Tahun 2013 penulis mengikuti Program Pendidikan S-1 dalam Jabatan di FKIP Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 5 Desember 2014 Penulis,


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta, kasih sayang dan perwujudan rasa hormat dan baktiku yang tulus kepada:

Ayahanda dan Ibunda, yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang yang tak pernah lekang oleh waktu, yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bimbingan dan kasih sayang dengan tulus ikhlas, serta selalu mendukung dan menuntun setiap langkahku.

Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

FKIP Universitas Lampung, Almamater tercinta, kampus tempat kutimba aneka ilmu. Semua pihak yang terkait


(8)

MOTO

“PENDIDIKAN MERUPAKAN PERLENGKAPAN PALING BAIK

UNTUK HARI TUA”


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penelitian Tindakan Kelas di SDN 6 Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan, Tahun Ajaran 2014/2015. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

5. Bapak Drs. M.Coesamin, M.Pd, selaku Dosen Pembahas yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Bapak Sutarman, S.Pd,SD. selaku Kepala Sekolah SDN 6 Jatimulyo. 8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN 6 Jatimulyo

9. Suamiku dan anak-anaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi keberhasilan penulis.


(10)

10.Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral. 11.Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal yang baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 5 Desember 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

2.1.1. Belajar ... 6

2.1.2. Pembelajaran ... 6

2.2. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ... 7

2.2.1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 7

2.2.2. Pengertian Hasil Belajar ... 8

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengahuri Hasil Belajar ... 9

2.3. Kurikulum 2013 ... 10

2.4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD ... 11

2.4.1. Pengertian IPA ... 11

2.4.2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 12

2.4.3. Ruang Lingkup IPA ... 13

2.5. Model Pemelajaran JIGSAW ... 13

2.5.1. Pengertian Model Pembelajaran JIGSAW ... 13

2.5.2. Langkah – langkah Model Pembelajaran JIGSAW ... 14

2.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pemelajaran IOC.. 16

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17

2.7. Kerangka Pikir Penelitian ... 18

2.8. Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian ... 20

3.1.1 Waktu Penelitian ... 20

3.1.2 Tempat Penelitian ... 20

3.2. Subjek Penelitian ... 20

3.3. Rancanagan Penelitian ... 20


(12)

3.4.1. Siklus I ... 21

3.4.2. Siklus II ... 23

3.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 24

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3.2 Alat Pengumpulan Data ... 25

3.6. Analisis Data ... 26

3.4.1 Analisis Kualitatif ... 26

3.4.2 Analisis Kuantitatif ... 26

3.7. Indikator Keberhasilan ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

4.2. Deskripsi Kondisi Awal ... 28

4.3. Deskripsi Siklus I ... 29

4.4. Deskripsi Siklus II ... 38

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.5.1. Aktivitas Siswa ... 47

4.5.2. Kinerja Guru ... 50

4.5.3. Hasil Belajar Siswa ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal ... 29

4.2. Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Pertama ... 34

4.3. Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Kedua ... 34

4.4. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 35

4.5. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 35

4.6. Hasil Belajar Siklus I pada Pertemuan Pertama ... 36

4.7. Hasil Belajar Siklus I pada Pertemuan Kedua ... 37

4.8. Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Pertama ... 42

4.9. Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Kedua ... 43

4.10. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 44

4.11. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 44

4.12. Hasil Belajar Siklus II pada Pertemuan Pertama ... 45

4.13. Hasil Belajar Siklus II pada Pertemuan Kedua ... 46

4.14. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 48

4.15. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 49

4.16. Kinerja Guru Siklus I ... 50

4.17. Kinerja Guru Siklus II ... 50

4.18. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran Siklus I ... 59

2. Silabus Pembelajaran Siklus II... 65

3. RPP Siklus I ... 73

4. RPP Siklus II ... 86

5. Lembar Kinerja Guru Siklus I ... 98

6. Lembar Kinerja Guru Siklus II ... 102

7. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 106

8. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 110

9. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 114


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan dan manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.

Dari segi guru, Kompetensi Dasar, indikator dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar. Tujuan pembelajaran dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah. Tujuan pembelajaran sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional yang terumus di dalam Undang-Undang Pendidikan yang berlaku. Acuan pada tujuan pembelajaran yang berlaku tersebut, berarti juga mengaitkan pada bahan belajar yang harus diajarkan oleh guru.

Secara ideal pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan untuk melatih siswa memiliki sikap ilmiah. Hal itu dapat dilakukan jika siswa mengalami


(17)

2

langsung untuk memahami tentang dirinya sendiri dan alam lingkungannya. Jika anak terbiasa sejak dini memiliki jiwa peneliti tentang alam sekitarnya, maka ia dapat menemukan sendiri prinsip-prinsip, teori-teori, konsep dan fakta-fakta. Hal itu semua dapat terwujud jika guru menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses. Pelaksanaan pembelajaran belum dapat dilaksanakan secara baik.

Pada kenyataannya guru di sekolah masih menerapkan pembelajaran konvensional, kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan tugas. Pembelajaran berpusat pada guru, siswa hanya sebagai obyek pembelajaran. Guru hanya mentransfer informasi, pengetahuan kepada anak didik. Pemahaman yang diperoleh anak hanya berupa ingatan, sehingga ia mudah lupa karena pengetahuan yang diperolehnya bersifat ingatan jangka pendek atau STM ( Short term memory). Karena pemilihan metode yang monoton itu siswa dalam pembelajaran kurang bersemangat dan hanya duduk, dengar dan catat saja. siswa kurang aktif baik aktif secara fisik, emosional dan psikisnya. Dengan demikian akibat rendahnya aktivitas siswa, hasil belajar siswa pun menjadi rendah. Hal ini terbukti dari persentase keaktifan siswa yang terdapat 15 siswa ( 75% ) yang masih belum aktif dalam proses pembelajaran dan hanya terdapat 5 siswa (25%) yang aktif dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa IPA kelas IV juga masih rendah. Terbukti dari KKM yang ditetapkan adalah 62, siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo hanya 7 siswa (35%) yang diatas KKM. Sedangkan 13 siswa (65%) masih dibawah KKM. Melihat kondisi yang terjadi, maka perlu diadakan perubahan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang cukup efektif


(18)

3

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan cara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk menemukan cara peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dapa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar bekang masalah maka dapat disimpulkan indentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran masih bersifat konvensional. 2. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

3. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya berupa ingatan saja, sehingga siswa mudah melupakan materi yang didapat.

4. Kurangnya aktivitas belajar siswa, yang menyebabkan kreativitas siswa sangat rendah.

5. Pelakasanaan pembelajaran sangat monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, Indentifikasi masalah tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan memanfaatkan model pembelajaran JIGSAW dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan?


(19)

4

2. Bagaimana model pembelajaran JIGSAW dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan?

3. Bagaimanakah kinerja guru dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Jigsaw di kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan?

1.4.Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

2. Untuk meningkatkan meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

3. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam memperbaiki aktivitas belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

1.5.Manfaat / Keguanaan Penelitian

1.5.1. Manfaat Bagi Siswa

1. Meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.

2. Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat. 3. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas meningkat. 1.5.2. Manfaat Bagi Guru


(20)

5

1.5.3. Manfaat Bagi Sekolah

1. Ikut memajukan sekolah demi tercapainya proses belajar mengajar yang efektif.

2. Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

3. Mengembangkan fungsi lembaga pendidikan dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah sebagai amanat Kurikulum 2013.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006 : 18) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif, dalam matra afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial.

Djamarah dan Zain (2010 : 28) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Begitu hal juga menurut Sardiman (2008 : 7 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek mengalami dan melakukannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan suatu kegiatan yang dapat membawa perubahan tingkah laku.

2.1.2 Pembelajaran

Menurut Kunandar ( 2009 : 287 ), pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik dalam suasana belajar mengajar sehingga


(22)

7

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik untuk menjadi lebih baik.

Sedangkan menurut Hamalik (2003:57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya menurut Ahmad (2007:31), pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Menurut Depdiknas (2003: 2), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar mengajar pada suatu lingkungan belajar sebagai proses belajar yang di bangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar

2.2.1 Aktivitas Belajar

Trinandita (dalam Yasa, 2008:1) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa atau pun siswa dengan


(23)

8

siswa. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas belajar yang timbul dari siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Dimyati (dalam Adijaya, 2004:12) menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Siswa memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri prilaku sebagai berikut.

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Interaksi siswa dengan guru.

3. Interaksi siswa dengan siswa. 4. Kerjasama kelompok.

5. Aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok. 6. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. 7. Aktivitas belajar siswa dalam menggunakan alat peraga. 8. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah serangkaian indikator pembelajaran yang dilakukan siswa secara jasmani dan rohani dalam proses belajar mengajar yang berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan


(24)

9

pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya,

Menurut Hamalik (2006: 155), hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Slameto (2010 : 54 ), dalam pencapaian hasil belajar siswa, ada faktor-faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor internal terdiri dari:


(25)

10

2. Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan

3. Faktor kelelahan.

Anak didik selain sebagai obyek, juga merupakan sebagai subyek dalam proses pendidikan Oleh karena itu rendahnya prestasi belajar yang dicapai dapat pula disebabkan oleh faktor anak tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa anak masing-masing memiliki perbedaan indvidual, baik dalam bidang kemampuan, kematangan, maupun tempo/irama perkembangannya. Kondisi semacam itu menyebabkan terjadinya perbedaan dalam menerima informasi dari luar, termasuk informasi dari guru dalam pembelajarn di kelas.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 2.3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.


(26)

11

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

2.4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.4.1 Pengertian IPA

IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan prosesdan sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori.

Carin (dalam Yusuf, 2007:1) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan.


(27)

12

Menurut Nash (dalam Usman, 2006:2) IPA adalah “ Suatu cara atau

metode untuk mengamati alam yang bersifat analisi ,lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya

membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amati”. Nokes (dalam Abdullah, 2003:18) IPA adalah “Pengetahuan teoritis yang

di peroleh dengan metode khusus”. Dari pendapat diatas dapat di artikan IPA adalah pengetahuan teoritis diperoleh dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil observasi dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan melestarikan lingkungan .

Berdasarkan pengertian-pengertian tentang ipa menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang diungkap secara ilmiah dengan menggunakan metode-metode ilmiah pula.

2.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah Untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif .

Menuruit BNSP (2006:484) mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahamankonsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat di tetrapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(28)

13

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs

2.4.3 Ruang Lingkup IPA

Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA di SD menurut BSNP (2006:485) meliputi aspek-aspek :

1. Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan

gas,

3. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana,

4. Bumi dan alam semesta meliputi : tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup IPA di SD adalah mahkluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.

2.5. Model Pembelajaran JIGSAW

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran JIGSAW

Menurut Anita Lie ( 1993: 73), menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

Menurut Rusman (2008.203), dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan


(29)

14

mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.

Johnson (1991 : 27) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran Kooperatif

Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik

pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”.

Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

2.4.2 Langkah –Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Menurut Abd. Kodir (2014:105) Model pembelajaran jigsaw mempunyai langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

1. Membagi topik dalam beberapa bagian (sub topik).

2. Membentuk kelompok asal, Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 orang per kelompok-kelompok dengan cara heterogen. Menugaskan setiap siswa dalam kelompok asal untuk mempelajari satu sub topik pelajaran. Memberi siswa waktu untuk mempelajari apa yang menjadi bagiannya.

3. Membentuk kelompok ahli (expert) sementara, yaitu siswa yang memiliki bagian sub topik yang sama membentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi waktu kepada kelompok ahli ini untuk mendiskusikan konsep-konsep utama yang ada dalam topik bagiannya dan berlatih menyajikan topik yang dipelajari tersebut kepada temannya dalam kelompok asal.


(30)

15

4. Meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan meminta setiap siswa untuk mempresentasikan topik hasil diskusi dari kelompok ahli secara bergantian kepada anggota kelompok asal. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebagai klarifikasi. Guru mengelilingi satu kelompok ke kelompok lain untuk mengamati proses. Guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompoknya dan menyuruh perwakilan kelompok untuk menyampaikan kesimpulan diskusi.

5. Pada akhir pelajaran, Guru mengadakan kuis secara individual. hasil nilai yang diperoleh tiap anggota kelompok dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok untuk menentukan predikat kelompok. dalam menjawab kuis, anggota tidak boleh saling membantu . Perubahan skor awal (base score) individu dengan skor hasil kuis disebut skor perkembangan

6. Memberikan penghargaan kelompok seperti pada teknik STAD. Berdasarkan skor penghitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata. 7. Evaluasi oleh guru, Setelah dilakukan penghitungan skor dan

penghargaan kelompok dilakukan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus diterapkan agar diperoleh hasil tes yang lebih baik lagi.

Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli yang mempunyai langkah-langkah pembelajaran antara lain :

1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik - topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut.

2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran topik permasalahan tersebut. 3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.

4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.

5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok. Sedangkan menurut Stepen, Sikes and Snapp (dalam Rusman 2008:217) mengemukakan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang sisiwa. 2. Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda

3. Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.


(31)

16

5. Setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memberi evaluasi.

8. Penutup

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw yang diungkapkan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok asal, yang diambil dari siswa dengan kemampuan yang berbeda, dan membagi sub topik kepada masing-masing siswa anggota kelompok.

2. Berdasarkan sub topik yang telah dibagi, setiap siswa anggota kelompok yang mempunyai sub topik sama dengan siswa kelompok lain membentuk kelompok ahli.

3. Kelompok ahli mendiskusikan sub topik sesuai dengan sub topik yang telah dibagi.

4. Siswa pada kelompok ahli setelah berdiskusi, kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusi kepada kelompok asal.

5. Kelompok ahli melakukan presentasi.

6. Guru memberikan tugas baik individual maupun kelompok. 7. Penutup.

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Jigsaw

Menurut Suyatna (2008:104), model pembelaran jigsaw mempunyai beberapa kelebihan dan keunggulan, yaitu antara lain :


(32)

17

1. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

2. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.

3. Menerima keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar

4. Meningkatkan berkerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

b. Kekurangan Model Jigsaw

1. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

2. Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah. 3. Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang

belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Yunita Feddiyanti (2012) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ipa Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw Dikelas IV Sdn 1 Kebon Jeruk

2. Tonni Hutagalung (2012) Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Jigsaw di Kelas IV SDN 1 Branti Jaya TP 2011/2012

3. Siti Maryatun (2012) Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Dengan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V Semester 1 SDN 3 Wonodadi Gadingrejo Pringsewu.


(33)

18

2.7. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori-teori yang telah diungkapkan, bahwa hal yang mendasar dari pencapaian hasil belajar yang optimal adalah keaktifan siswa. Maka dari itu hasil belajar mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan aktivitas belajar.

Mengacu pada teori-teori yang ada, maka diperlukan pembelajaran yang memacu keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada penelitian ini dipilih salah satu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pada siklus 1 dalam proses pembelajaran diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi jigsaw. Dari perlakuan tersebut kemudian siswa di berikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Dari evaluasi tersebut nantinya dapat dilihat sampai dimana kemampuan siswa.. Proses perlakuan pembelajaran tersebut disertai dengan pengamatan agar kelemahan-kelemahan yang ada dapat ditemukan.

Jika hasil nilai masih kurang seperti yang ditargetkan dapat dimungkinkan penerapan model jigsaw dalam siklus 1 memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penerapan model jigsaw disempurnakan pada perlakuan siklus 2, begitu selanjutnya sampai didapatkan hasil evaluasi yang sesuai target atau sikulus tersebut tidak perlu dilanjutkan kembali.


(34)

19

2.8. Hipotesis Tindakan

1. Model Pembelajaran JIGSAW dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

2. Model Pembelajaran JIGSAW dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

3. Kinerja guru akan lebih baik jika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw.


(35)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Setting Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

3.1.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV SDN 6 Jatimulyo yang beralamat di Jl. Dipenogoro RT.15 RW.05 Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

3.2.Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan. Dengan jumlah siswa adalah 25 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki.

3.3.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. (Arikunto, dkk,


(36)

21

2009:58). Arikunto menegaskan PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto, dkk, 2009:3).

3.4.Siklus Penelitian

Model Penelitian Tindakan terdiri dari 4 tahap (Arikunto dkk, 2009:16) seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Skema PTK menurut Arikunto dkk

3.4.1 Siklus I

1. Perencanaan

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam siklus I pada penelitian ini, peneliti membuat RPP Kurikulum 2013, Tema 3, Subtema 3, Pembelajaran III, IV, dan V


(37)

22

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi siswa dan observasi guru.

c. Menyiapkan alat evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam penerapan kurikulum 2013 pada Tema 3, Subtema 3, Pembelajaran III, IV, dan V. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Observasi

Pada pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk melakukan kegiatan pengamatan pada proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan pada penelitian ini dibatasi hanya pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti menelaah kembali pembelajaran yang telah berlangsung dengan melihat hasil pengamatan aktivitas siswa, pengamatan kinerja guru dan hasil belajar siswa. Tujuan kegiatan refleksi untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran menggunakan model pembelaajaran Jigsaw. Kemudian melakukan perbaikan dengan tindak lanjut pada siklus II.


(38)

23

3.4.2 Siklus II

1. Perencanaan

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam siklus II pada penelitian ini, peneliti membuat RPP Kurikulum 2013, Tema 3, Subtema 4, Pembelajaran I, II, dan III

d. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi siswa dan observasi guru.

e. Menyiapkan alat evaluasi 2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam penerapan kurikulum 2013 pada Tema 3, Subtema 4, Pembelajaran I, II, dan III. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Observasi

Pada pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk melakukan kegiatan pengamatan pada proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan pada penelitian ini dibatasi hanya pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti menelaah kembali pembelajaran yang telah berlangsung dengan melihat hasil pengamatan aktivitas siswa, pengamatan kinerja guru dan hasil belajar siswa. Tujuan kegiatan


(39)

24

refleksi untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran menggunakan model pembelaajaran Jigsaw. 3.5.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1. Observasi

Menurut Ngalim Purwanto (2010:149) “Observasi ialah metode

atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

individu atau kelompok secara langsung.” Cara atau metode

tersebut pada umumnya ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati. 2. Tes

Menurut Arikunto (2008:53) “tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah tentukan.” Data tes yang dihasilkan berupa rata-rata skor pretes postes kemampuan kemampuan hasil belajar.

Tes yang dibuat berupa soal essai yang dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan. Tes bentuk essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.


(40)

25

Soal yang digunakan pada tes awal sama dengan soal yang digunakan pada tes akhir. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada pengaruh perbedaan instrumen terhadap perubahan keterampilan proses sains dan hasil belajar fisika yang terjadi.

3.5.2. Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dipergunakan untuk mencatat atau mengukur aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran JIGSAW.

LEMBAR OBSERVASI Kelas : ... Tema : ... Hari / tanggal : ... N

o Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Siswa aktif bekerja sama dalam

kelompok

Siwa mendiskusikan setiap sub topik

pelajaran

Siswa menyajikan topik yang dipelajari kepada temannya Siswa menyampaikan hasil diskusinya dengan kelompok

KA C A KA C A KA C A KA C A

1 2 3 4 5 6 Keterangan: A = 3 = Aktif C = 2 = Cukup KA = 1 = Kurang Aktif


(41)

26

2. Tes Subyektif

Pada penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes subjektif. Tes subjektif tersebut berupa tes berbentuk essay dan berbentuk uraian. Soal tes tersebut diambil dari materi IPS kelas IV setelah penerapan model pembelajaran Jigsaw.

3.6.Analisis Data

3.4.1 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif dipergunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran Jigsaw.

Menurut Sugiyono (2010 : 26) menyatakan bahwa data kualitatif dapat diubah menggunakan penghitungan kuantitatif dengan rumus :

=

100%

Keterangan :

At : Persentase aktivitas siswa

Ns : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan siswa N : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

3.4.2 Analisis Kuantitaif

Analisi Kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa yang berbentuk kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010 : 24), menyatakan bahwa data kuantitatif hasil belajar dihitung dengan rumus :


(42)

27

��= � � � ℎ

� � � ℎ� � 100%

NA = Nilai Akhir 3.7.Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam PTK ini adalah peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya sehingga mencapai 75% dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan disekolah.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 70% yaitu 14 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 30% yaitu 6 siswa yang dinyatakan kurang aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 75,21 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 90% yaitu 18 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 10% yaitu 2 siswa yang dinyatakan kurang aktif.

5.1.2 Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari rata-rata hasil belajar siswa mencapai 65,25 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 65% siswa yaitu 13 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 35% siswa yaitu 7 siswa dinyatakan belum tuntas belajar. rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II


(44)

55

mencapai 73,5 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 85% siswa yaitu 17 siswa dinyatakan tuntas belajar dan hanya terdapat 15% siswa yaitu 3 siswa yang dinyatakan belum tuntas belajar.

5.1.3 Adanya peningkatan kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari nilai kinerja guru pada siklus I mencapai 72,73 dan siklus II nilai kinerja guru mencapai 83,18. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw pada siklus II tergolong sangat baik.

5.2.Saran

5.2.1 Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan usaha belajarnya sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal.

5.2.2 Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya.

5.2.3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir . 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta : Raja Grafindo Persada Anita Lie, 2008, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas.2003.Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Gaung Persada Pers. Kunandar.2009.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto.2010.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurlaili.2013.Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Alat Peraga pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Merak Batin Tahun Pelajaran 2013/2014. Bandar Lampung : PTK FKIP Unila.

Oemar Hamalik.2003.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara Rusman. 2011.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada


(46)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sri Anita W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sardirman.2008.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

2. Tes Subyektif

Pada penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes subjektif. Tes subjektif tersebut berupa tes berbentuk essay dan berbentuk uraian. Soal tes tersebut diambil dari materi IPS kelas IV setelah penerapan model pembelajaran Jigsaw.

3.6.Analisis Data

3.4.1 Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif dipergunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran Jigsaw.

Menurut Sugiyono (2010 : 26) menyatakan bahwa data kualitatif dapat diubah menggunakan penghitungan kuantitatif dengan rumus :

=

100%

Keterangan :

At : Persentase aktivitas siswa

Ns : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan siswa N : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

3.4.2 Analisis Kuantitaif

Analisi Kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa yang berbentuk kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010 : 24), menyatakan bahwa data kuantitatif hasil belajar dihitung dengan rumus :


(2)

27

��= � � � ℎ

� � � ℎ� � 100%

NA = Nilai Akhir 3.7.Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam PTK ini adalah peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya sehingga mencapai 75% dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan disekolah.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 67 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 70% yaitu 14 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 30% yaitu 6 siswa yang dinyatakan kurang aktif. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa mencapai 75,21 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 90% yaitu 18 siswa dinyatakan aktif. Sedangan hanya terdapat 10% yaitu 2 siswa yang dinyatakan kurang aktif.

5.1.2 Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari rata-rata hasil belajar siswa mencapai 65,25 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 65% siswa yaitu 13 siswa dinyatakan tuntas belajar dan 35% siswa yaitu 7 siswa dinyatakan belum tuntas belajar. rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II


(4)

55

mencapai 73,5 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 85% siswa yaitu 17 siswa dinyatakan tuntas belajar dan hanya terdapat 15% siswa yaitu 3 siswa yang dinyatakan belum tuntas belajar.

5.1.3 Adanya peningkatan kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw dari siklus I sampai siklus II. Hal ini ditunjukan dari nilai kinerja guru pada siklus I mencapai 72,73 dan siklus II nilai kinerja guru mencapai 83,18. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran Jigsaw pada siklus II tergolong sangat baik.

5.2.Saran

5.2.1 Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan usaha belajarnya sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal.

5.2.2 Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya.

5.2.3 Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir . 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta : Raja Grafindo Persada Anita Lie, 2008, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas.2003.Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta

Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Gaung Persada Pers.

Kunandar.2009.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto.2010.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurlaili.2013.Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Alat Peraga pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Merak Batin Tahun Pelajaran 2013/2014. Bandar Lampung : PTK FKIP Unila.

Oemar Hamalik.2003.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara Rusman. 2011.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada


(6)

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sri Anita W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sardirman.2008.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN 1 BALEKENCONO KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 44

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

0 21 48

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 2REJOMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 6 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA REALIA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN I CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) DI KELAS III SDN 1 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

1 9 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

0 9 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

0 11 108

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS IV SDN 6 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

0 42 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V A SEKOLAH DASAR NEGERI BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

1 15 57