PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V

SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

Oleh SITI FATIMAH

Pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh aktivitas siswa pasif dan ketuntasan hasil belajar siswa masih rendah yaitu 32,1%. Tujuan peneliti adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas III siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan tes untuk hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa, pada siklus I mencapai 64,3% berkategori cukup aktif dan pada siklus II meningkat menjadi 71,4% berkategori aktif serta pada siklus III meningkat menjadi 78,6% berkategori sangat aktif. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I memiliki persentase ketuntasan yang mencapai 60,7%, dengan rata-rata nilai adalah 65,7, pada siklus II memiliki persentase ketuntasan yang meningkat menjadi 78,6% dengan rata-rata nilai adalah 71,8 dan pada akhir siklus III persentase ketuntasan mencapai 85,7% dengan rata-rat nilai 76,4.

Kata kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT, aktivitas dan hasil belajar IPA


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V

SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

Oleh SITI FATIMAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V

SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

(Skripsi)

OLEH SITI FATIMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 24 4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar siklus I... 45 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar siklus II... 54


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 1

2. Pemetaan Standar Isi ... 3

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 4

4. Kartu Soal Games Siklus I ... 7

5. Kartu Soal Tournament Siklus I ... 9

6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus I ... 10

7. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 11

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 12

9. Perolehan Nilai Siklus I ... 13

10.Distribusi Perolehan Nilai Siklus I ... 14

11.Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 15

12.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 17

13.Kartu Soal Games Siklus II ... 20

14.Kartu Soal Tournament Siklus II ... 24

15.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus II ... 26

16.Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 27

17.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 28

18.Perolehan Nilai Siklus II ... 29

19.Distribusi Perolehan Nilai Siklus II ... 30

20.Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 31

21.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 33

22.Kartu Soal Games Siklus III ... 38

23.Kartu Soal Tournament Siklus III ... 39

24.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus III ... 39

25.Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 40

26.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 41

27.Perolehan Nilai Siklus III ... 42

28.Distribusi Perolehan Nilai Siklus III ... 43


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan... iv

Daftar Isi... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Belajar ... 9

B. Pengertian Pembelajaran ... 10

C. Aktivitas Belajar... 11

D. Hasil Belajar ... 12

E. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

F. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 13

G. Kelebihan dan kelemahan TGT ... 15

H. Langkah-Langkah TGT ... 18

I. Pengertian IPA ... 21

J. Penelitian Yang Relevan ... 22

K. Kerangka Pikir ... 23

L. Hipotesis Tindakan... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Pendekatan Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 25

C. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data ... 26

D. Teknik Analisis Data ... 26

E. Prosedur Penelitian... 30


(7)

B. DeskripsiPersiklus ... 38

1. Siklus I ... 38

2. Perencanaan... 38

3.Pelaksanaan ... 39

4.Hasil Observasi Siklus I ... 42

1) Aktivitas Belajar Siswa ... 42

2) Kinerja Guru... 43

3) Hasil Belajar Siswa ... 44

5.Siklus II ... 47

6. Perencanaan... 47

7.Pelaksanaan ... 48

8.Hasil Observasi Siklus II ... 51

1) Aktivitas Belajar Siswa ... 51

2) Kinerja Guru... 52

3) Hasil Belajar Siswa ... 53

9. Siklus III ... 56

10. Perencanaan... 56

11.Pelaksanaan ... 57

12.Hasil Observasi Siklus III ... 60

1) Aktivitas Belajar Siswa ... 60

2) Kinerja Guru... 61

3) Hasil Belajar Siswa ... 62

C. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ……. ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1Hasil Aktivitas Belajar Siklus I ... 39

4.2Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siklus I ... 40

4.3Hasil Obsevasi Kinerja Guru Siklus I ... 41

4.4 Hasil Perolehan Nilai Siklus I ... 43

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes IPA Siklus I ... 44

4.6Hasil Aktivitas Belajar Siklus II ... 49

4.7Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siklus II ... 50

4.8Hasil Obsevasi Kinerja Guru Siklus II ... 51

4.9Hasil Perolehan Nilai Siklus II ... 52

4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes IPA Siklus II ... 53


(9)

(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Tahun Pelajaran 2013/2014. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini, baik berupa moril maupun materil kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, sebagai Dekan FKIP Unila yang telah memfasilitasi serta kemudahan selama penelitian

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Unila yang telah memberikan arahan berbagai urusan dalam penyusunan penelitian ini.

3. Bapak Dr. Darsono, M. Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan arahan berbagai urusan dalam penyusunan penelitian ini

4. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd, selaku pembimbing dalam penelitian ini, yang telah membimbing, mengarahkan, membantu dan memberikan masukan berarti bagi penulis.

5. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd, selaku Dosen Penguji/Pembahas penelitian ini yang telah banyak memberikan masukan berarti bagi penulis


(12)

Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Ibu Yuliati sebagai guru kelas V SDN 6 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan penelitian ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang.

Peneliti berharap semoga penelitian ini ada manfaatnya bagi kemajuan pendidikan, khususnya bagi mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Atas partisipasi yang telah diberikan, peneliti mengucapkan terimakasih, semoga hasil ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

Bandar Lampung, 2014 Peneliti,

SITI FATIMAH NPM 1013079280


(13)

MOTO

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman

dan orang-orang yang berilmu itu beberapa derajat

.”

(QS. Al Mujadilah : 11)


(14)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak Ahmad Sanusi dan Ibu Salamah yang selalu

mendo’akanku dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku.

2. Ayah mertuaku Munir Hasan (Alm) dan Ibunda Mertuaku Nayati, yang selalu memberikan perhatian untuk keberhasilanku.

3. Untuk suamiku Marwan dan anakku Nabila Ramadhani yang selalu menjadi motivasiku dan memberikan semangat dalam menyelesaikan studiku

4. Untuk Adik-adikku yang selalu memberikan dorongan serta do’a serta teman-teman seperjuanganku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu 5. Almamaterku Universitas lampung yang telah mendewasakanku dalam


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Siti Fatimah lahir di Wana Lampung Timur, pada tanggal 15 Oktober 1981. Penulis adalah anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Sanusi dengan Ibu Salamah.

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan Penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 1 Wana Lampung Timur, tamat dan berijazah tahun 1994.

2. Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Wana Lampung Timur, tamat dan berijazah tahun 1997.

3. Sekolah Menengah Umum SMU Negeri 1 Labuhan Maringgai Lampung Timur, tamat dan berijazah tahun 2000.

4. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan S1 PGSD SKGJ FKIP Universitas Lampung sampai terselesaikannya skripsi ini.


(16)

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah menghantarkan para siswa menuju suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku, intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial sesuai dengan kemampuan masing-masing. Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan harus ditunjang oleh tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan isi Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danberilmu, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab, Trianto (2009:1)

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan itu, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah


(18)

lemahnya proses pembelajaran.

Salah satunya yang terjadi pada materi pembelajaran IPA di Pendidikan dasar khususnya pendidikan dasar di SDN 6 Jatimulyo semakin lama semakin mengalami penurunan, dibandingkan dengan mata pelajaran lainya seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS, PKN, dan lainya. Kesenjangan nilai secara umum pada mata pelajaran IPA juga dapat diihat dari hasil observasi peneliti terhadap nilai hasil ulangan siswa, dalam rekapitulasi nilai ulangan harian tersebut nilai mata pelajaran IPA terlihat masih rendah. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA ini, karena jika dibiarkan tanpa adanya kegiatan yang mendorong kearah yang lebih baik dalam pembelajaran, kemungkinan besar nilai pada mata pelajaran ini akan berangsur-angsur terus menurun, maka itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT) dengan harapan nilai mata pelajaran IPA dapat mengalami peningkatan.

Menurut Syaifuddin (2007:24) salah satu kelemahan sistem pendidikan di Indonesia adalah selalu berorientasi pada input dan output, kurang memperhatikan aspek proses. Padahal proses dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan hasil pendidikan.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan kehidupanya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk (Nursidik, 2007: 18).


(19)

Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Didalam kelas guru selalu dihadapkan dengan siswa yang beranekaragam baik dari tingkat kecerdasanya, kecepatan belajar bakatnya, kepribadianya, perhatianya, dan lain-lain. Ada sebagian siswa yang cepat menguasai bahan pelajaran, ada yang mempunyai kemampuan sedang dan ada juga yang mempunyai kemampuan rendah.

Tingkat kemampuan yang bervariasi pada siswa membuat terjadi perbedaan terhadap hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar yang didapat. Rendahnya hasil belajar pada siswa untuk mata pelajaran IPA, menunjukan bahwa mata pelajaran IPA masih dirasakan sulit.

Berdasarakan hasil belajar di kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo diperoleh keterangan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA masih rendah yaitu masih dibawah KKM yaitu <65. Dengan jumlah siswa keseluruhan 28 orang, ada sebanyak 9 orang yang telah tuntas belajar dengan persentase sebesar 32,1% mendapat nilai ≥65, sedangkan 19 orang belum tuntas dalam belajar dengan persentase 67,9% mendapat nilai <65.


(20)

Tabel 1.1 Hasil belajar siswa pada semester I Mata pelajaran IPA NO NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

1 0-64 19 orang 67,9% Belum Tuntas

2 65-74 6 orang 21,4% Tuntas

3 75-100 3 orang 10,7% Tuntas

(Sumber : Dokumen Sekolah Kelas V Semester I Thn 2013/2014)

Kegiatan penyampaian materi oleh guru kurang tepat, dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga kurang aktif. Siswa masih banyak yang berbicara sendiri dengan temanya, dan bersikap kurang serius dalam mendengarkan materi. Oleh karena itu dalam pembelajarannya dibutuhkan suatu model yang bervariasi, yang dapat meningkatkan gairah belajar dan juga menggali pengetahuan kita seperti model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament

(TGT).

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.


(21)

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang dirumuskan dengan judul : “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V SDN 6 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan beberapa identifikasi masalah antara lain :

1. Aktivitas belajar IPA masih rendah

2. Hasil belajar IPA yang belum memuaskan dan belum memenuhi KKM 3. Minat siswa terhadap pelajaran IPA masih kurang.

4. Sistem pembelajaran di kelas masih cenderung berpusat pada guru. 5. Belum diterapkanya model pembelajaran yang bervariatif dalam

pembelajaran IPA C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan yang diteliti dalam PTK ini adalah :

l. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V


(22)

3. Bagaimanakah aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas V

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V

3. Untuk meningkatkan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas V

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari pelaksnaan penelitian tindakan kelas ini dapat diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

a. Siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pembelajaran yang disajikan khususnya kelas V


(23)

pembelajaran kooperatif tipe TGT

2. Guru

a. Dapat berkembang secara profesional.

b. Mendapatkan motivasi serta inovasi dalam pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam pembelajaran anak.

c. Dapat mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran IPA sebagai alat untuk meningkatkan aktivitas dan hasi belajar siswa.

3. Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, kualitas lulusan, dan eksitensi sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki serta dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk peserta didik dimasa yang akan datang.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 6 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan.khususnya pada siswa


(24)

kelas V, dengan jumlah siswa 28 orang yaitu 16 orang perempuan dan 12 orang laki-laki.

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan topik Energi dan Perubahannya .

3. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah Model pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

4. Aktivitas belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan penilaian.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi.

Menurut Hamalik (2004:38) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi tingkah laku seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya.

Menurut Daryanto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.


(26)

Dimyati dan Mudjiono (2004: 9), belajar adalah proses interaksi antara suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seorang secara sengaja ataupun tidak melalui interaksi dengan sumber belajar.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Rumusan itu menunjukan bahwa tidak bisa dikatakan telah belajar karena berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Ada hal penting yang agar terjadi kegiatan belajar, hal itu adalah adanya interaksi antara pelajar dengan sumber belajar. Tanpa terpenuhi syarat itu, mustahil kegiatan belajar akan terjadi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2004: 23) kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi, antara siswa dengan guru berorentasi pada sasaran belajar berakhir dengan evaluasi merupakan bagian integral dari kegiatan pembelajaran/pendidikan.

Dengan demikian, istilah pembelajaran dalam pengertian ini adalah menciptakan situasi dan kondisi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif, bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses belajar yaitu siswa, guru, kurikulum, metode, sarana prasarana, serta lingkungan saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.


(27)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan interaksi belajar-mengajar, guru membelajarkan dengan harapan siswa belajar. Siswa belajar berarti memperbaiki kemampuankemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotorik. Dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan tersebut maka keinginan, kemampuan-kemampuan atau perhatian pada lingkungan sekitarnya makin bertambah.

C. Aktivitas Belajar

Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.

Menurut Susilo (2010:29) berpendapat bahwa aktivitas belajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar, aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses bertanya. Mengajukan pendapat , mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta bertanggung jawab terhadap tugas yang di berikan.

Sedangkan menurut Siddiq (2008:42) aktivitas belajar adalah aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku lebih maju. Penilaian Aktivitas belajar yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penilaian secara kelompok dengan menggunakan model TGT. Adapun indikator dalam penilaian tersebut meliputi beberapa indikator yaitu : tanggung jawab, kerjasama, unjuk kerja dan presentasi kelompok.

Menurut Djamarah (2003:55) aktivitas belajar adalah semua kegiatan yang terjadi dalam proses belajar mengajar baik dari latihan atau praktek, dan segala proses yang terjadi dalam pembelajaran yang terlaksana dalam jangka waktu tertentu.


(28)

Menurut pendapat penulis aktivitas belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. Hasil Belajar

Pengertian Hasil belajar menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar, perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Sudjana (2002:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2004:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan penilaian.

E. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok yang heterogen dengan keberhasilan belajar ditentukan oleh kerja sama dalam kelompok.


(29)

Menurut Nurhadi (2003:60) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang didasarkan pada alasan bahwa manusia sebagai mahluk individu yang berbeda satu sama lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi mahluk yang sosial mahluk yang berinteraksi dengan sesama.

Rusman (2011:202) menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerjadalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanyaterdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yangbersifat heterogen.

Trianto (2009:56) juga mengemukakan tujuan dibentuknya kelompok dalam model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam prosesberpikir dan kegiatan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan pengertian model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dapat belajar dan bekerja dalam kelompok kecil serta dapat berinteraksi satu sama lain demi mencapai tujuan belajar bersama.

F. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Teams Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwards. Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok, di dalamnya terdapat diskusi kelompok dan diakhiri suatu game atau tournament. Dalam Teams Games Tournament (TGT) setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 orang yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Menurut Saco (2006:62) TGT adalah pembelajaran dimana siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk


(30)

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.

Nur dan Wikandari (2000:43), menjelaskan bahwa TGT adalah tipe pembelajaran yang telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dan paling cocok digunakan untuk mengajar pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar seperti penerapan konsep IPA.

Kurniasari (2006:42), model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model ini adalah adanya

game dan turnamen akademik.

Menurut Slavin (2008:84) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.

Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta).

Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Saptono (2009:28) menyatakan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan,


(31)

melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

G. Kelebihan dan Kelemahan Teams Games Tournament (TGT) :

Kelebihan Model Pembelajaran TGT Menurut Slavin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan pembelajaran TGT, sebagai berikut :

1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.

2. Dengan model pembelajaran ini,akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.

3. Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran . Karena dalam pelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.

4. Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen Kelemahan Model Pembelajaran :

1. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang relativ lama.

2. Guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.


(32)

Misalnya membuat soal untuk setiap meja tournamen, dan guru harus tau urutan akademis siswa dari yang tertinggi hingga terendah.

Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah :

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas 2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam 4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa 5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain 6. Motivasi belajar lebih tinggi

7. Hasil belajar lebih baik

8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah :

1. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.

2. Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.

Sudibyo (2002:54) berpendapat Kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah :

Kelebihan model pembelajaran tipe TGT :

1. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

2. TGT meningkatkan rasa percaya diri siswa.

3. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain.

4. Tingkat keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran tinggi. 5. Dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, sportifitas, dan tanggung jawab. 6. Siswa tidak merasa bosan karena dapat belajar sekaligus bermain.

7. Meningkatkan pamahaman dan keterampilan siswa dalam mengaplikasikan rumus yang tepat untuk permasalahan tertentu.


(33)

Kekurangan model pembelajaran tipe TGT :

1. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan model pembelajaran TGT.

2. Suasana kelas akan cenderung gaduh dan tidak terkendali.

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menurut penulis, diantaranya:

1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran,tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompokanya. 2. Dengan model pembelajaran ini membuat rasa kebersaan dan saling

menghargai sesame anggota kelompoknya.

3. Dalam model pembelajaran ini membuat siswa kebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran,karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.

4. Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan turnamen dalam model ini

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menurut penulis, diantaranya:

1. Dalam model pembelajaran ini,harus menggunakan waktu yang sangat lama

2. Guru menggunakan model pembelajaran ini guru harus pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini


(34)

H. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) :

Menurut Slavin (2008) Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), diantaranya:

1. Kelompok (Team)

a. Membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang anggotanya heterogen

b. Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok

2. Presentasi kelas (class Presentation)

a. Menyampaikan tujuan pemmbelajaran yang hendak dicapai

b. Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna ada saat game dan menentukan skor kelompok

c. Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran didalam kelas

3. Permainan (games)

a. Memberikan games dalam bentuk pertanyan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi b. Memberikan materi games dalam dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

dalam bentuk kartu indek

c. Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar

4. Kompetisi (Turnamen)

a. Membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen tiga siswa tertinggi presentasinya pada meja 1, tiga siswa selanjutnya pada meja kedua dan seterusnya


(35)

5. Penghargaan ( Team recognize )

a. Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen

b. Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

Sudibyo (2002:65) berpendapat Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT):

model pembelajaran TGT ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain : 1. Penyajian kelas

Pada tahap ini, guru menyajikan garis besar materi dengan model ceramah maupun diskusi di depan kelas sebelum kelas dbagi ke dalam beberapa kelompok.

2. Kelompok

Setelah guru menyampaikan garis besar materi di depan kelas, kemudian siswa dibagi menjadi beberapa yang beranggotakan 4 – 6 orang dengan kemampuan masing – masing anggotanya yang beragam.

3. Game

Setelah kelompok terbentuk, siswa diberikan beberapa soal untuk dikerjakan dan didiskusikan dalam kelompoknya. Di sini, siswa yang telah memahami materi harus memberikan penjelasan kepada teman mereka yang sekiranya masih belum paham sebelum mereka bertanya kepada guru. Kemudian masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. 4. Turnamen

Setelah tahap game selesai, masing – masing kelompok menyiapkan anggotanya untuk bertanding dalam satu turnamen dengan anggota dari kelompok lainnya yang kemampuannya setara. Satu kelompok hanya mengirimkan satu anggota untuk bertanding dalam turnamen tersebut. Dalam turnamen, setiap siswa berkompetisi dengan siswa lainnya untuk mendapatkan skor sebanyak mungkin. Di sini, mereka akan dihadapkan dengan beberapa soal yang harus dikerjakan secara individu sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah dientukan sebelumnya.


(36)

5. Pemberian skor

Setelah semua anggota berkompetisi dalam turnamen dan mendapatkan skor, guru mengakumulasikan skor tersebut sesuai dengan kelompok mereka masing – masing.

6. Pemberian penghargaan

Setelah skor diakumulasikan, guru kemudian memberikan penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan skor yang mereka peroleh.

Menurut Ilham (2009:30) Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT):

1. Tahap model pembelajaran TGT meliputi Penyajian kelas yang dilakukan oleh guru dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Pada saat penyajian kelas, peserta didik terbentuk dalam satu kelompok yang terdiri dari 5 sampai 7 orang, diperoleh dari anggota heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.

2. Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, guru mengadakan game (permainan) dengan sistem turnament. Game yang disajikan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Sesuai dengan sistem Turnamentyaitu sebuah struktur di mana game

berlangsung.

3. Bagi tim yang telah menyelesaikan soal-soal game terlebih dahulu, mempresentasikan hasil penyelesaian soal-soal game dengan diwakili oleh ketua kelompok.

4. Tahap akhir pembelajaran dengan Teams Games Tournament (TGT) tim yang memperoleh nilai rata-rata terbaik dan memenuhi kriteria yang ditentukan akan memperoleh hadiah yang sudah dipersiapkan.

Menurut Penulis langkah-langkah penggunaan model kooperatif tipe TGT adalah : 1. Membentuk Tim/kelompok


(37)

3. Melaksanakan Tournament 4. Rekognisi tim (penghargaan tim)

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok. Penghargaan kelompok diberikan sesuai kriteria berikut.

Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan 40

45 50

Tim baik Tim sangat baik Tim super

I. Pengertian IPA

Pengertian IPA menurut Fowler (dalam Usman, 2006:29) menyatakan IPA adalah Ilmu yang sistematis dan di rumuskan, ilmu ini berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama di dasarkan atas pengarnatan dan induksi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP Depdiknas (2010: 105) bahwa IPA berhubungan dengan mencari cara, mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta dan gejala alam.

Menurut Carin yang dikutip dalam Hakikat (2009: 4) menyatakan sains adalah suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan rahasia alam. Menurut Carin yang dikutip dari Kapita selekta (2007: 35) sains adalah suatu sistemuntuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen terkontrol.

Dari pendapat diatas dapat di artikan IPA adalah teoritis diperoleh dengan metode khusus untuk mendapatkan suatu konsep berdasarkan hasil observasi


(38)

dan eksperimen tentang gejala alam dan berusaha mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam serta berperan dalam memecahkan menjaga dan melestarikan lingkungan.

J. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh : 1) Rica Sri Astuti (2012) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

siswa Mata Pelajaran Kooperatif IPA Melalui Metode TGT Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan”. Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada aktivitas dan hasil belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 72,4% dan hasil belajar siswa mencapai 76,8%.

2) Batiningsih (2011) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe TGT Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Surabaya Kec. Kedaton Bandar Lampung”. Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada aktivitas dan hasil belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 84,5% dan hasil belajar siswa mencapai 85,5%.

3) Larasati (2011) “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe TGT Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Way Kandis Kec. Tanjung Senang Bandar Lampung”. Penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan pada aktivitas dan hasil


(39)

belajarnya dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu aktivitas dalam belajar IPA mencapai 83,2% dan hasil belajar siswa mencapai 83,8%.

K. Kerangka Berpikir

Dari diagram kerangka pikir dapat diketahui secara ringkas kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti. Dimulai dari observasi awal, kondisi awal sebelum penelitian berlangsung belum ada kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Tindakan penelitian dimulai dengan penggunaan metode jigsaw, kegiatan terdiri dari siklus I, II dan siklus III. Setelah siklus III dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo.

Kondisi awal

Peneliti : Kegiatan pembelajaran belum menggunakan metode

Siswa yang diteliti : aktivitas dan hasil belajar yang rendah

Tindakan penelitian

Menggunakan Model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dalam proses pembelajaran

Siklus 1: Memanfaatkan Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT

Kondisi akhir

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran

IPA pada siswa kelas V SDN 6 JATIMULYO

Siklus 2: Memanfaatkan Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT

Siklus 3: Memanfaatkan Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT


(40)

L. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut "Apabila pembelajaran IPA menggunakan model cooperative learning tipe TGT dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo dapat meningkat.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipusatkan pada situasi dan kondisi kelas. Pendekatan ini dipilih di dasarkan atas pertimbangan bahwa:

1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan"siklus"

2. Kajian dan tindakan secara kolaboratif, dan partipatif berdasarkan situasi alamiyah yang terjadi dalam pembelajaran Hopkins (1993).

Prosedur penelitian yang digunakan adalah siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi berlangsung dalam beberapa siklus sehingga tercapai tujuan. Dalam sebuah siklus terdapat 4 tahap yaitu perencanan

(planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan reflektif

(reflect) (Hopkins dalam Aqib, 2006: 31). Adapun alur penelitiannya adalah sebagai berikut:


(42)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto 2006:16) B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek tindakan dalam penelitian ini adalah 28 orang, terdiri dari 16 orang putri dan 12 orang putra kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Negeri 6 Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan

3. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret. Sebelum pelaksanaan penelitian peneliti harus membuat (silabus dan pemetaan,

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

SIKLUS III PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN


(43)

penyususnan RRP, LKS) sampai tahap pelaksanaan (pelaksanaan dikelas) dan tahap pelaporan.

C. Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Sumber data yang akan diambil merupakan data kuantitatif yang berupa hasil tes tertulis pembelajaran IPA materi Gaya pada siswa kelas V SD Negeri 6 Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan dan data kualitatif yang berupa hasil penilaian aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus.

2. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan Observasi, instrumen dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar IPKG ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan aktivitas kinerja guru selama Penelitian Tindakan Kelas dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menggunakan model kooperative tipe TGT.

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data hasil belajar IPA melalui model kooperative tipe TGT.

D. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yaitu data tentang kinerja guru, dan aktivitas siswa. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan hasil belajar


(44)

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Analis data model kooperative tipe TGT dengan data kuantitatif digunakan untuk mendreskripsikan hasil belajar siswa.

1. Kualitatif a. Aktivitas siswa

3.1 Tabel Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran :

No. Aspek yang diamati Jumlah

siswa

%

1. Memperhatikan penjelasan guru berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

2. Merespon aktif pertanyaan lisan yang diajukan guru

3. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas dan dalam menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan

4. Aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam mengerjakan tugas

5. Menampakan sikap penuh semangat selama proses pembelajaran

Rata-rata

Cara penghitungan aktivitas siswa dapat menggunakan rumus dibawah ini : Rumus:

��= Jumlah siswa yang melakukan aktivitas

Jumlah seluruh siswa x100%

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar siswa

NO Rentang Nilai Kategori

1. >80 Aktif

2. 60-79 Cukup aktif

3. 40-59 Kurang aktif


(45)

b. Lembar Observasi Kinerja Guru

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

0 1

I PRA PEMBELAJARAN

1 Menyiapkan ruang, alat pembelajaran, dan media 2 Memeriksa kesiapan siswa

II MEMBUKA PEMBELAJARAN

1 Melakukan kegiatan apersepsi

2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pelajaran

1 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas

4 Melaksanakan pembelajaran bersifat konstektual 5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif

6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

7 Melatih keterampilan berbahasa/bersastra secara terpadu 8 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan

bernalar

9 Menguasai model pembelajaran kooperatif tipe TGT C. Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa dan sumber belajar

2 Merespon positif partisipasi siswa

3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar

D Penilaian Proses Dan Hasil Belajar 1 Memantau kemajuan belajar

2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi E Penggunaan Bahasa

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar


(46)

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR 0 1 3 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

IV PENUTUP

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan Skor Total IPKG

Sumber : dimodifikasi dari Sunyono (2009:18)

Cara penghitungan aktivitas kinerja guru dapat menggunakan rumus dibawah ini : Rumus:

����� =Skor perolehan

Skor maksimal x100%

Tabel 3.4 Kategori Kinerja Guru

NO Rentang Nilai Kategori

2. 29 s/d 21 Baik

3. 20 s/d 11 Cukup baik

4. 10 s/d 0 Kurang baik

Sumber : dimodifikasi dari Sunyono (2009:25) 2. Kuantitatif

a. Penilaian hasil belajar siswa

Data ini diperoleh dari hasil tes formatif, data yang berbentuk nilai yang digunakan untuk mengetahui tingkat pernahaman siswa dengan menggunakan rumus :

Nilai siswa = Skor perolehan

Skor maksimal x100

Cara penghitungan ketuntasan klasikal :

Ketuntasan (%) =∑Siswa tuntas


(47)

E. Prosedur Penelitian Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini adalah menyusun Silabus, dan pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), mempersiapkan materi untuk siklus I yaitu materi Gaya.

2. Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus Iadalah : Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dan Berdo'a

2. Guru mengecek kehadiran peserta didiknya

3. Apersepsi memberikan umpan balik terhadap pelajaran yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya

4. Guru mempersiapkan siswa dalam memulai pelajaran.

Kegiatan Inti Eksplorasi

1. Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

2. Guru menjelaskan tentang gaya, yang meliputi gaya magnet

3. Guru membentuk kelompok baru dalam siklus kedua ini agar siswa dapat bekerjasama dengan semua temanya, yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang anggotanya heterogen

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

5. Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna ada saat game dan menentukan skor kelompok

6. Memberikan games dalam bentuk pertanyan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi 7. Memberikan materi games dalam dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan


(48)

dalam bentuk kartu indek

8. Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar

9. Membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen 5 siswa tertinggi presentasinya pada meja 1, 5 siswa selanjutnya pada meja kedua dan seterusnya

10. Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan

11.Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen

12.Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

Elaborasi

- Dalam kegiatan elaborasi :

- Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

- Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok - Guru memberikan penghargaan kepada pemenang turnamen

Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru mengevaluasi hasil akhir siswa dengan cara memberikan tes presentasi kedepan kelas kepada setiap kelompok yang mencakup semua materi kelompok tersebut .

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa serta kegiatan siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Pengumpulan data diambil dari kegiatan penutup yang dilakukan di akhir siklus.


(49)

4. Refleksi

Berdasarkan proses kajian pembelajaran dan hasil belajar dari silklus I. Guru dan siswa mengadakan refleksi bersama untuk membahas hasil evaluasi. Refleksi terhadap rencana dan tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran disimpulkan dan diharapkan memperoleh hasil yang maksimal

Siklus I I 1. Perencanaan

Pada tahap ini sama yang dilakukan pada Siklus I adalah menyusun Silabus, dan pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), mempersiapkan materi untuk siklus II.

2. Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus II adalah : Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dan Berdo'a

2. Guru mengecek kesiapan peserta didik, dan perlengkapan belajar kelas 3. Guru juga mempersiapkan materi pembelajaran yang dapat diajarkan

menggunakan model TGT

4. Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Dalam kegiatan eksplorasi:

2. Guru menjelaskan tentang gaya, yang meliputi gaya gravitasi dan gaya gesek


(50)

3. Membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang anggotanya heterogen

4. Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

6. Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna ada saat game dan menentukan skor kelompok

7. Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran didalam kelas

8. Memberikan games dalam bentuk pertanyan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi 9. Memberikan materi games dalam dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

dalam bentuk kartu indek

10.Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar

11. Membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen 5 siswa tertinggi presentasinya pada meja 1, 5 siswa selanjutnya pada meja kedua dan seterusnya

12. Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan

13.Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen

14.Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

Elaborasi

1. Dalam kegiatan elaborasi :

2. Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

3. Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok 4. Guru memberikan penghargaan kepada pemenang turnamen

Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

2. Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan


(51)

Penutup

1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

3. Pengamatan atau Observasi

Tahapan ini dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan sedang berlangsung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan format obsevasi penilaian yang telah disusun.

4. Refleksi

Dalam akhir Siklus II, guru dan siswa mengadakan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada proses pembelajaran dan mengetahui, hasil belajar Siklus II.

Siklus III 1. Perencanaan

Pada tahap ini sama yang dilakukan pada Siklus III adalah menyusun Silabus, dan pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), mempersiapkan materi untuk siklus III.

2. Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus III adalah : Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam dan Berdo'a

2. Guru mengecek kesiapan peserta didik, dan perlengkapan belajar kelas


(52)

3. Guru juga mempersiapkan materi pembelajaran yang dapat diajarkan menggunakan model TGT

4. Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan 2. Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen 3. Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan

oleh individu maupun oleh kelompok.

Elaborasi

1. Dalam kegiatan elaborasi :

2. Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

3. Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok 4. Guru memberikan penghargaan kepada pemenang turnamen

Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

2. Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup


(53)

3. Pengamatan atau Observasi

Tahapan ini dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan sedang berlangsung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan format obsevasi penilaian yang telah disusun.

4. Refleksi

Dalam akhir Siklus III, guru dan siswa mengadakan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada proses pembelajaran dan mengetahui, hasil belajar Siklus III.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan siswa meliputi keberhasilan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Jika terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V dari yang kurang aktif menjadi lebih aktif dan juga dapat kita lihat dari peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA jika nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM ≥ 65 dengan persentase ketuntasan sudah mencapai 70% maka penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :Yrama Widya Arikunto, Suharsmi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta

Batiningsih. 2011. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe TGT. Lampung: Universitas Lampung

Daryanto. 2007. Pendidikan Umum. Jakarta :PT. Nimas Multima

Depdiknas. 2010. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP)Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Djamarah, S.B. 2003. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Hakikat. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan Jakarta: PPPPTKIPA

Hamalik, O. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara

Hopkins, D. 2003. Principle Of Intructional Design. Jakarta : PT. Rineka Cipta Ilham. 2009. Sekolah Life Skills Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press. Kapita Selekta. 2007. Penilaian Buku Nonteks. Jakarta :PT. Nimas Multima Kurniasari. 2006. Faktor Pembelajaran. Bandung : PT. Prestasi Pusta karya

Larasati. 2011. Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif tipe TGT Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Way Kandis. Lampung: Universitas Lampung


(55)

Nur, dan Wikandari. 2000. http//Jurnal. Kepdiknas. Go.id

Nurhadi. 2003. Penelitian Pendidikan SD, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

Nursidik. 2007. Pendidikan. Nursidik.Blogspot.com

Purwanto. 2011. Pengembangan Pendidikan SD,Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta.

Poerwanti. 2008. “Pemantapan Kemampuan Profesional” Jakarta .Universitas Terbuka.

Rica, Sri Astuti. 2012. “ Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran Kooperatif IPA Melalui Metode TGT Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Jatimulyo. Lampung: Universitas Lampung

Rusman. 2011. Materi dan Pembelajaran SD, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta Saco. 2006. Principle Of Intructional Design. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Mudyahardjo. 2000. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung. Saptono. 2009. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung.

Slavin. 2008. Langkah-langkah Model Pembelajaran Teams Games Tournament. http//www.google.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

Siddiq. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :Yrama Widya

Suarjana. 2000. Model belajar dan pembelajaran berorientasi kompetensi siswa. Jurnal pendidikan dan budaya edisi I, hlm. Jakarta : Departemen Pendidikan. Tersedia http://jurnal.garuda.kepdiknas.go.id// (07/01/2012)

Sudjana, N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


(56)

Sudibyo, Elok. 2002. Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Belajar dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sunyono. 2009. Model Pembelajaran tipe TGT. Bandung : PT. Indeks

Susilo. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.

Wordpres.Com/2010/09/28/hakikat-prestasi-belajaraktivitas -belajar. Diakses 18 Desember 2011.

Syaifuddin, M , Ibrahim, Hamalik, O. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya :Gramedia Usman samatowo. 2006,.Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD. Jakarta: Universitas


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data hasil pelaksanaan tindakan, Analisis dan refleksi atas penerapan model TGT dalam pelajaran IPA dikelas V SD Negeri 6 Jatimulyo Kec. Jatiagung Kab. Lampung Selatan, dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada siklus I secara keseluruhan mencapai rata-rata 64,3% berkategori cukup aktif, pada siklus II meningkat sehingga mencapai rata-rata 71,4% berkategori aktif. Dan pada siklus III meningkat sehingga mencapai rata-rata 78,6% berkategori aktif.

2. Pada siklus I, kinerja guru cukup baik dengan jumlah persentase 68,9%. Pada siklus II terjadi peningkatan kinerja guru menjadi lebih baik dengan jumlah persentase 79,3%. Dan pada siklus III kinerja guru meningkat lagi menjadi 86,2%.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dari tes hasil formatif pada siklus I, siklus II dan siklus III ditemukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 65,7 meningkat pada siklus II menjadi 71,8 dan pada siklus III adalah 76,4. Dengan definisi hasil belajar


(58)

siklus I = 60,7% meningkat pada siklus II = 78,6% dan pada siklus ke III mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 85,7%

B. Saran

Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil kesimpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran menggunakan. model pembelajaran kooperatif tipe TGT Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah :

1. Bagi guru, untuk menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penulisan, kekompakan menjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

2. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran IPA yang cenderung tidak disukai oleh siswa maka sebagai alternative penyelesaiannya adalah menerapkan model pembelajaran ini.

3. Bagi peneliti, yang ingin melakukan penelitian lanjutan siswa dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna dalam mempersiapkan instrument pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan pembelajaran.


(59)

(60)

(61)

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Program : V

Semester : 2 (dua)

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumbe r/ Bahan/ Alat Jenis Tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 5.1 endeskripsik an hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) Energi dan Perubahannya A. Gaya gravitasi B. Gaya gesekan C. Gaya magnet o Kerja keras o Kreatif o Mandiri o Rasa ingin tahu

o Memahami peta konsep tentang gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesekan o Memahami istilah magnet o Menyebutkan beberapa

kegunaan dari magnet o Memahami cara pembutan

magnet dengan cara :

- Induksi - Gosokan - Aliran listrik

o Memahami gerak jatuh berbagai benda akibat pegaruh gaya gravitasi o Memahami apa yang

- Menunjukkan

kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan. - Memprediksi

seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi. - Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan. - Menjelaskan manfaat dan Tugas Individu dan Kelompok Laporan dan unjuk kerja Uraian Objektif Apakah yang dimaksud dengan gaya gravitasi ? 12 x pertemuan Buku IPA Kelas V


(62)

Materi Karakter

Bangsa Tagihan Instrumen Instrumen Alat

terjadi jika tidak ada gaya gravitasi

o Memahami bahwa ada gaya lain selain gaya gravitasi yaitru gaya gesek yang mempengaruhi gerak benda.

o Memahami definisi gaya gesek yaitu hambatan yang terjadi ketika dua

permukan saling bersentuhan,.

o Menyebutkan kegunaan dari gaya gesek

o Menyebutkan benda yang dapat memperbesar gaya gesekan :

o Menyebutkan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesek

o Mampu mengatasi kerugian akibat gaya gesekan

kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.

- Menunjukkan

kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

- Membuat magnet.

- Mengelompokkan

benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

- Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. - Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi


(63)

Materi Karakter

Bangsa Tagihan Instrumen Instrumen Alat

menyebabkan benda bergerak ke bawah.

Mengetahui,

Kepala Sekolah SDN 6 Jatimulyo

YUHANA, S.Pd NIP. 196505151987052001

Jatimulyo,...2014 Praktikan

SITI FATIMAH NPM. 1013079280


(64)

NO STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

THP INDIKATOR THP MATERI

POKOK

RUANG LINGKUP

1 2 3 4

1. 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya,

gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

C3 - Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

- Memprediksi seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi.

- Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan.

- Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.

- Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

- Membuat magnet.

- Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis. - Memberi contoh penggunaan gaya magnet

dalam kehidupan sehari-hari.

- Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah.

C1 C1 C1 C1 C2 C2 C3 C3 C3 gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet √


(65)

(66)

( RPP )

Sekolah : SD NEGERI 6 JATIMULYO

Mata Pelajaran : SAINS

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Kelas/Semester : V/ 2

A. Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

B. Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

C. Indikator

- Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan. - Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam

kehidupan sehari-hari.

- Memprediksi seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi.

- Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus) - Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah.

D. Tujuan Pembelajaran:

a. Siswa dapat menyebutkan pengertian tentang gaya

b. Siswa dapat menjelaskan pengertian tentang gaya gravitasi dan gaya gesek c. Siswa dapat memberikan contoh tentang gaya gravitasi dan gaya gesek d. Siswa dapat memberikan contoh tentang gaya gravitasi dan gaya gesek

E. Karakter siswa yang diharapkan :

 Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

F. Materi Pokok

Gaya Gravitasi Gaya gesekan

G. Media Belajar

1. Buku SAINS SD Relevan Kelas V

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Kegiatan Awal


(67)

menggunakan model TGT

- Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Dalam kegiatan eksplorasi:

- Guru menjelaskan tentang gaya, yang meliputi gaya gravitasi dan gaya gesek - Membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang anggotanya

heterogen

- Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok - Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

- Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna ada saat game dan menentukan skor kelompok

- Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran didalam kelas

- Memberikan games dalam bentuk pertanyan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi

- Memberikan materi games dalam dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kartu indek

- Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar

- Membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen 5 siswa tertinggi presentasinya pada meja 1, 5 siswa selanjutnya pada meja kedua dan seterusnya

- Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan

- Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen

- Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

Elaborasi


(68)

- Guru memberikan penghargaan kepada pemenang turnamen

Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup

- Menyimpulkan materi yang telah disampaikan

I. Penilaian:

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.


(69)

SIKLUS II KARTU GAMES BABAK

PENYISIHAN

1.

Jelaskan pengertian dari

gaya?...

...

...

2.

Jelaskan pengertian dari gaya

gravitasi?...

...

...

3. Bagaimana jika dibumi ini jika tidak ada

gaya

gravitasi?...

...

...

4. Jelaskan pengertian dari gaya

gesek?...

...

...

...

...


(70)

8. Kemukakan pendapatmu apa penyebab

manusia dapat menapak

ditanah?...

...

...

5. Saat Pesawat terbang di udara , apakah

terjadi

gesekan?...

...

...

7. Berikan beberapa contoh adanya gaya

gravitasi?...

...

...

...

6. Saat layangan terbang di udara , apakah

terjadi

gesekan?...

...


(71)

9. apa yang terjadi pada ban mobil dan

aspal saat mobil

berjalan?...

...

...

...

10. Saat berjalan sepulang sekolah tanpa kita

sadari apa yang terjadi pada sepatu kita

?...

...

...

...

.


(72)

Kunci jawaban : 1. Gaya adalah tarikan atau dorongan

2. Gaya gravitasi adalah gaya tarik bumi

3. Semua benda yang ada di bumi akan melayang

4. Gaya yang mengakibatkatkan dua buah benda saling bergesekan 5. Pesawat terbang akan bergesekan dengan udara

6. Ya, layangan juga bergesekan dengan udara 7. Buah jatuh ke tanah, manusia menapak di tanah

8. Adanya gaya gravitasi yang menyebabkan kita selalu menapak di tanah 9. Gesekan, agar mobil tidak mudah tergelincir saat melewati jalanan yang licin 10.Sepatu kita bergesekan dengan jalanan sehingga semakin hari semakin tipis dan

rusak

Skor Penilaian :

Nilai siswa =Skor perolehan Skor maksimal x100


(73)

Siklus II Soal

Tournament

Kunci Jawaban : Nama kelompok :

1. ………..

2. ………..

3. ………..

4. ………..

5. ………..

6. ………..

Jawablah dengan benar pertanyaan dibawah ini bersama anggota kelompokmu!

Soal :

Jelaskan pengertian tentang gaya gravitasi, apa pengaruh gaya gravitasi terhadap kehidupan kita sehari-hari, dan berikan contoh kegiatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi?

Jawaban :

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………..


(74)

keadaan melayang. Contoh akibat gaya gravitasi adalah, buah jatuh menuju bumi, kita menapak dibumi, dll

Skor Penilaian :

Penilaian sesuai dengan kebijakan guru dengan mengacu pada kebenaran materi yang diajarkan

Siklus II Soal

Tournament

Kunci Jawaban :

Gaya gesek adalah gaya yang terjadi akibat adanya gesekan dari kedua benda, gaya gesek berpengaruh pada kehidupan kita sehari –hari yaitu membuat kita tidak

Nama kelompok :

1) ………..

2) ………..

3) ………..

4) ………..

5) ………..

6) ………..

Jawablah dengan benar pertanyaan dibawah ini bersama anggota kelompokmu!

Soal :

Jelaskan pengertian tentang gaya gesek, apa pengaruh gaya gesek terhadap kehidupan kita sehari-hari, dan berikan contoh kegiatan yang disebabkan oleh gaya gesek?

Jawaban :

……… ……… ……… ……… ………..


(75)

Skor Penilaian :

Penilaian sesuai dengan kebijakan guru dengan mengacu pada kebenaran materi yang diajarkan

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SD NEGERI 6 JATIMULYO

Mata Pelajaran : SAINS

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Kelas/Semester : V/ 2

A. Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

B. Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

C. Indikator

- Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

- Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.

- Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. - Membuat magnet.

D. Tujuan Pembelajaran:

 Siswa dapat Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.


(76)

 Siswa dapat Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

 Siswa dapat Membuat magnet.

E. Karakter siswa yang diharapkan :

 Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

F. Materi Pokok

Gaya magnet

1. Magnet menarik benda-benda tertentu 2. Kekuatan gaya magnet

3. Magnet meiliki dua kutub 4. Kegunaan magnet

G. Media Belajar

Buku SAINS SD Relevan Kelas V

H. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Kegiatan Awal

- Mengucapkan salam dan Berdo'a

- Guru mengecek kehadiran peserta didiknya

- Apersepsi memberikan umpan balik terhadap pelajaran yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya

- Guru mempersiapkan siswa dalam memulai pelajaran.

Kegiatan IntiEksplorasi

- Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

- Guru menjelaskan tentang gaya, yang meliputi gaya magnet

- Guru membentuk kelompok baru dalam siklus kedua ini agar siswa dapat bekerjasama dengan semua temanya, yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang anggotanya heterogen


(77)

- Memberikan games dalam bentuk pertanyan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi

- Memberikan materi games dalam dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kartu indek

- Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar

- Membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen 5 siswa tertinggi presentasinya pada meja 1, 5 siswa selanjutnya pada meja kedua dan seterusnya

- Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan

- Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen

- Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.

Elaborasi

- Dalam kegiatan elaborasi :

- Siswa kelompok lain memberikan pendapat dan komentar

- Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi dari setiap kelompok - Guru memberikan penghargaan kepada pemenang turnamen

Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

- Guru mengevaluasi hasil akhir siswa dengan cara memberikan tes presentasi kedepan kelas kepada setiap kelompok yang mencakup semua materi kelompok tersebut .

I. Penutup : Menyimpulkan materi yang telah disampaikan


(78)

(79)

1. Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh adanya magnet 2. Ada dua kutub yaitu Kutub utara dan Kutub Selatan

3. Medan magnet adalah daerah yang berada sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet

4. Magnet akan saling tarik menarik 5. Paku, jarum, besi, dll.

Skor Penilaian :

Nilai siswa =Skor perolehan Skor maksimal x100


(80)

Tournament

Kunci Jawaban:

Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh adanya magnet, magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan selatan, disekitar magnet terdapat medan magnet yang masih dipengaruhi oelh gaya magnet, contoh kegunaan gaya magnet pada kehidupan sehari-hari adalah penggunaan magnet pada pintu kulkas, pada kotak pensil dan banyak lagi lainya. Ada beberapa cara pembuatan magnet yaitu dengan cara menggosok, aliran listik, induksi dll.

Skor Penilaian :

Penilaian sesuai dengan kebijakan guru dengan mengacu pada kebenaran materi yang diajarkan

Nama kelompok :

1. ………..

2. ………..

3. ………..

4. ………..

5. ………..

6. ………..

Jawablah dengan benar pertanyaan dibawah ini bersama anggota kelompokmu!

Soal :

Jelaskan pengertian tentang gaya magnet, apa kegunaan gaya magnet terhadap kehidupan kita sehari-hari, sebutkan cara pembuatan magnet?

Jawaban :

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………..


(81)

SIKLUS I KARTU GAMES BABAK

PENYISIHAN

Jelaskan pengertian gaya magnet

?...

...

...

Sebutkan ada berapa kutub yang dimiliki oleh

magnet?...

...

...

Apa yang terjadi saat magnet kutub utara di dekatkan

pada kutub magnet selatan

?...

...

...

Sebutkan benda-benda yang dapat ditarik oleh

magnet?...

...

...

Jelaskan pengertian medan

magnet?...

...

...


(82)

SIKLUS III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SD NEGERI 6 JATIMULYO

Mata Pelajaran : SAINS

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Kelas/Semester : V/ 2

K. Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

L. Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

M. Indikator

- Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan. - Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam

kehidupan sehari-hari.

- Memprediksi seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi.

- Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus) - Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah.

N. Tujuan Pembelajaran:

e. Siswa dapat menyebutkan pengertian tentang gaya

f. Siswa dapat menjelaskan pengertian tentang gaya gravitasi dan gaya gesek g. Siswa dapat memberikan contoh tentang gaya gravitasi dan gaya gesek h. Siswa dapat memberikan contoh tentang gaya gravitasi dan gaya gesek

O. Karakter siswa yang diharapkan :

 Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.


(1)

Tabel 4.15 Daftar distribusi frekuensi perolehan nilai pada siklus 3

NO NILAI FREKUENSI ∑ % KRITERIA

1 10 - - - -

2 20 - - - -

3 30 - - - -

4 40 - - - -

5 50 - - - -

6 60 4 240 14,3 BELUM TUNTAS

7 70 7 490 25,0 TUNTAS

8 80 12 960 42,8 TUNTAS

9 90 5 450 17,9 TUNTAS

10 100 - - - -

JUMLAH 28 2140 100 TUNTAS

Grafik 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III

85,7% 14,3% 0 20 40 60 80 100

Grafik Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas


(2)

Foto pelaksanaan pembelajaran siklus I 1. Guru menjelaskan materi pelajaran gaya


(3)

3. Siswa mencatat penjelasan guru

4. siswa menyampaikan pendapatnya di depan kelas


(4)

1. Guru menjelaskan materi menggunakan model THT


(5)

(6)

Foto pelaksanaan pembelajaran siklus III 1. Penilaian oleh teman sejawat


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

0 13 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 2 FAJAR BARU KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 28 83

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 2REJOMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 6 59

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 4 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

0 9 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GROUP TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN 6 JATIMULYO KEC. JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TP 2013/2014

0 11 108

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 5 BAGELEN KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 44

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS IV SDN 6 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

0 42 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)SISWA KELAS IV SDN 1 MARGODADI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55