UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR

LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Oleh

Dewi Sapitri

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS di kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran TGT di kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian ini adalah terdapat rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 70,83. Persentase keaktifan siswa mencapai 84% siswa atau 21 siswa dinyatakan aktif. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 78,50. Persentase keaktifan siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa dinyatakan aktif. rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 67,8. Persentase keaktifian siswa mencapai 80% siswa atau 20 siswa dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Dewi Sapitri, lahir di Tanjung Karang, 10 Juli 1984. Putri keenam dari Bapak Hi. Fachruddin Menawie dan Ibu Hj. Baiti. Menyelesaikan pendidikan SD Negeri 3 Kampung Baru Bandar Lampung tahun 1997, SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2000, SMA Negeri 6 Bandar Lampung tahun 2003, kemudian melanjutkan studi di Diploma 2 PGSD FKIP Universitas Lampung tahun 2008. Pada tahun 2013 melanjutkan studi S1 PGSD Dalam Jabatan di FKIP Universitas Lampung. Sejak tahun 2011 sampai bulan Juni 2014 bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Guru di SDN 1 Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. Pada bulan Juli 2014 hingga saat ini aktif bekerja di SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Menikah dengan Gandhi Irawan (Staf administrasi pada UPT Bahasa Universitas Lampung) tahun 2012 dan dikaruniai satu putri, Zakiyah Nursyafa Irawan.

Bandar Lampung, 17 Desember 2014 Penulis,


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta, kasih sayang dan perwujudan rasa hormat dan baktiku yang tulus kepada:

Ayahanda dan Ibunda, yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang yang tak pernah lekang oleh waktu, yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bimbingan dan kasih sayang dengan tulus ikhlas, serta selalu mendukung dan menuntun setiap langkahku.

Suamiku tercinta dan anakku tersayang yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

FKIP Universitas Lampung, Almamater tercinta, kampus tempat kutimba aneka ilmu. Semua pihak yang terkait


(8)

MOTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat

dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Beringin Raya kecamatan Kemiling kota Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2014/2015.

Dalam penulisan skirpsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Pembimbing dan Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd, selaku Dosen Pembahas yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

4. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Ibu Dra. Zubaidah, selaku Kepala Sekolah SDN 2 Beringin Raya. 6. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN 2 Beringin Raya.

7. Suamiku dan anaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi keberhasilan penulis.

8. Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral. 9. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal yang baik dari Allah SWT.


(10)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 17 Desember 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran ... 7

B. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8

C. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar ... 8

1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 8

2. Pengertian Hasil Belajar ... 9

D. Pembelajaran IPS ... 10

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 10

2. Pembelajaran IPS SD ... 11

3. Karakteristik Pendidikan IPS ... 13

4. Tujuan Pembelajaran IPS ... 14

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 15

E. Model Pembelajaran TGT ... 15

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

G. Hipotesi Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Setting Penelitian ... 23

1. Waktu Penelitian ... 23

2. Tempat Penelitian ... 23

C. Subjek Penelitian ... 23

D. Sumber Data ... 23

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 23

1. Teknik Pengumpulan Data ... 23


(12)

F. Analisis Data ... 25

1. Analisis Kuantitatif ... 25

2. Analisis Kualitatif ... 25

G. Prosedur Penelitian ... 26

H. Langkah Tindakan Penelitian ... 26

I. Indikator Keberhasilan ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokaasi Penelitian ... 30

B. Deskripsi Kondisi Awal ... 30

C. Deskripsi Siklus I ... 31

D. Deskripsi Siklus II ... 41

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1.Hasil Belajar Kondisi Awal dalam Pembelajaran IPS di kelas IV ... 31

4.2.Data Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 37

4.3.Data Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 37

4.4.Data Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 38

4.5.Data Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 38

4.6.Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 39

4.7.Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 40

4.8.Data Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 45

4.9.Data Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 46

4.10. Data Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 47

4.11. Data Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 47

4.12. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 48

4.13. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 49

4.14. Data Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 50

4.15. Data Nilai Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 52

4.16. Data Nilai Kinerja Guru Siklus I ... 53

4.17. Data Nilai Kinerja Guru Siklus II ... 53

4.18. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 54


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP Siklus I Pertemuan Pertama ... 62

2. RPP Siklus I Pertemuan Kedua ... 69

3. RPP Siklus II Pertemuan Pertama ... 74

4. RPP Siklus II Pertemuan Kedua ... 79

5. Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 83

6. Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ... 85

7. Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ... 87

8. Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ... 89

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertamuan Pertama ... 91

10.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertamuan Kedua ... 93

11.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertamuan Pertama ... 95

12.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertamuan Kedua ... 97

13.Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 99

14.Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua .... 101

15.Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama .. 103


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang tetap tidak pernah berhenti, melainkan selalu aktif. Dinamika manusialah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dinamika manusia merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan sebagai makhluk sosial. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut terdiri dari interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, serta sikap. Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan sosial, seperti ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi. Sebagian dari ilmu pengetahuan tersebut berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan masyarakat dewasa ini.

Sebagai guru SD, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, obyek yang dipelajari, maupun metode/pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai konsep-konsep IPS yang


(17)

2

bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam. Oleh sebab itu dalam mata pelajaran IPS maka seharusnya pembelajarannya di sekolah-sekolah merupakan suatu kegaiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik. Kegaiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.

Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran IPS mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini (usia SD). Namun untuk mewujudkan semua itu pada kenyataanya di lapangan, masih banyak ditemui kendala dalam pembelajaran IPS. Seperti halnya di SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Masih banyak kendala dalam penerapan pembelajaran Ilmu IPS, yang salah satunya adalah siswa belum bisa memahami konsep-konsep IPS yang diajarkan oleh guru. Hal ini disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran IPS dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi IPS apa adanya (konvensional), sehingga pembelajaran IPS cenderung membosankan dan kurang menarik. Hal itu pun menjadikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. Situasi ini mengakibatkan hasil belajar IPS belum tercapai sehingga hasil belajar belum memenuhi harapan. Hal ini terlihat dari data yang ada, dari jumlah 25 siswa kelas IV,


(18)

3

terpadat 20 siswa atau 80% yang mengalami kesulitan dalam hasil belajar IPS, dan hanya 5 siswa atau 20% siswa tidak mengalami kesulitan dalam hasil belajar IPS. Tentunya dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS di kelas IV SDN 2 Beringin Raya masih rendah.

Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya tindakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS di kelas IV SDN 2 Beringin Raya. Satunya dengna model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitarnya yaitu salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk menganalisis model pembelajaran TGT dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya kecamatan Kemiling kota Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa kelas IV masih rendah.

2. Kurang dikemasnya pembelajaran IPS dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan.

3. Guru sering kali menyampaikan materi IPS apa adanya. 4. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.


(19)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?

2. Apakah model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV menggunakan model pembelajaran TGT di SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?

2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV menggunakan model pembelajaran TGT di SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Siswa

a. Membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa b. Membantu siswa dalam hasil belajar IPS.


(20)

5

2. Guru

Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam peningkatan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran TGT.

3. Sekolah


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Slameto (1999 : 21) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

Syaiful Bahri (1999 : 45) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan.

Berdasarkan pengertian-pengerian belajar menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah Serangkaian kegiatan dengan tujuan


(22)

7

memperoleh perubahan tingkah laku secara menyeluruh, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik pada suasana proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.


(23)

8

B. Teori Belajar dan Pembelajaran Teori Konstruktivistik

Toeri belajar konstruktivistik disumbangkan oleh Jean Piaget. Menurut Piaget belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.

Pada penelelitian ini, teori konstrutivistik sebagai acuan menerapkan pendekatan ilmiah dalam meningkatkan hasil belajar IPS di SDN 2 Beringin Raya. Pada teori konstruvistik, belajar tidak sekedar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Tentunya hal ini sesuai dengan pendekatan ilmiah yang menekankan pada proses belajar ilmiah.

C. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar 1. Aktivitas Belajar

Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas


(24)

9

kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.

Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang membawa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.


(25)

10

Menurut Oemar Hamalik (2003:52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan/perbuatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.

D. Pembelajaran IPS

1. Pengertian Pembelajaran IPS

Menurut Nasution (Isjoni, 2007: 21) mengemukakan bahwa: “Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya”. Bahan ajarnya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti, geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Sedangkan menurut Hasan (Isjoni,

2007: 22) “Pendidikan IPS dapat diartikan sebagai pendidikan

memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial”.

Pendidikan IPS merupakan program pendidikan yang banyak mengandung muatan nilai sebagai salah satu karakteristiknya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana (Rudy gunawan, 2011: 23), bahwa : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Humaniora merupakan dua bidang kajian yang potensial bagi pengembangan tugas-tugas pembelajaran yang kaya nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitanya dengan kehidupan manusia dan banyak membahas tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan harmonis dengan sesama, lingkungan dan Tuhan, membuat dua bidang kajian ini sangat kaya dengan sikap, nilai, moral, etika, dan perilaku.


(26)

11

Sedangkan menurut Somantri (Sapriya, 2009: 11) “Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Sementara Djahiri dan Ma’mun (Rudy gunawan, 2011: 17) berpendapat bahwa: “IPS atau studi sosial konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan siswa”.

Menurut Sapriya (2009: 7) mengatakan bahwa : Ciri khas IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu, serta memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial. IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

2. Pembelajaran IPS di SD

Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,


(27)

12

dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Menurut Rudy Gunawan (2011: 39) menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial”. Ilmu pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan bangsanya dengan berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di SD bertolak dari kondisi nyata di masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia (siswa) melalui hubungan seluruh aspek manusia agar mereka tidak merasa asing dilingkungan masyarakatnya sendiri. Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Sistem pengajarannya menelaah dan mengkaji gejala atau masalah sosial dan berbagai aspek kehidupan soial, serta pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.


(28)

13

3. Karakteristik Pendidikan IPS

Menurut Sapriya (2009: 7), mengemukakan bahwa: “Salah satu karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19) adalah sebagi berikut:

a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja melainkan bersifat komrehensif (meluas) dari berbagai ilmu sosial dan lainnya sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis. d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun budayanya.

e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat.

f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya.

h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa

melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS itu sendiri.


(29)

14

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

4. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Rudy Gunawan (2011: 37) mengemukakan bahwa: Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial.

Djahiri dan Ma’mun (Rudy gunawan, 2011: 20) menyatakan bahwa tujuan

IPS sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi (konsep dasar) dan teori-teori kepada situasi data yang baru.

2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.

3. Mengetahui teknik-teknik penyelidikan dan metode-metode penjelasan yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi. 4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan

tujuan dan tugas yang didapatnya.

5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan (Problem Solving).

6. Memiliki self concept (konsep atau prinsip sendiri) yang positif. 7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.

9. Adanya keinginan untuk belajar dan berpikir secara rasional.

10.Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap


(30)

15

Sementara menurut Wahab (Rudy gunawan, 2011: 21) menyatakan bahwa: Tujuan Pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah membantu tumbuhnya warga negara yang baik dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.

5. Ruang lingkup Pembelajaran IPS

Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam kurikulum KTSP 2006 (2011: 17) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Manusia, tempat, dan lingkungan b) Keberlanjutan dan perubahan c) Sistem Sosial dan budaya

d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

E. Model Pembelajaran TGT

1. Pengertian Team Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,


(31)

16

melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Teams games tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams games tournament (TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu.

2. Pendekatan Kelompok Kecil dalam Teams Games Tournament Pendekatan yang digunakan dalam Teams games tournament adalah pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok-kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari segi.

1) Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil

Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu; (a) member kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, (b) mengembangkan sikap


(32)

17

social dan semangat bergotong royong (c) mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan (d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut (Dimyati dan Mundjiono, 2006).

2) Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil

Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam pembelajaran diharapkan; (a) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, (b) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, (c) setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya semangat tim, dan (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak (Dimyati dan Mundjiono, 2006).

3) Guru dalam Pembelajaran Kelompok

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu; (a) pembentukan kelompok (c) perencanaan tugas kelompok, (d) pelaksanaan, dan (d) evalusi hasil belajar kelompok.

3. Komponen dan Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran

Ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu: 1. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok ( team )

Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama


(33)

18

teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

4. Turnamen

Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1, terbesar kedua sebagai chalennger 1, terbesar ketiga sebagai chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger 3. Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader2. Reader 1 tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger 1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader1 apabila menurut chalenger 1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader1, chalenger 1, chalenger 2 menurut chalenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban . Permainan dilanjutkan pada soal


(34)

19

nomor dua. Posisi peserta berubah searah jarum jam. Yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader1, chalenger 2 menjadi chalenger 1, chalenger3 menjadi chalenger 2, reader 2 menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.

5. Penghargaan kelompok (team recognise)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.

Kriteria ( Rerata Kelompok )

Predikat

≥ 45 Super Team

40 – 45 Great Team

30 – 40 Good Team

4. Implementasi Model Pembelajaran TGT

Dalam pengimplementasian yang hal yang harus diperhatikan yaitu. a. Pembelajaran terpusat pada siswa

b. Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi

c. Pembelajaran bersifat aktif ( siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan persoalan)

d. Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim

e. Dalam kompetisi diterapkan system point

f. Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam kinerja akademik


(35)

20

g. Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang diterbitkan secara mingguan

h. Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal

i. Adanya system penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak

5. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran TGT

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:

a. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas b. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu

c. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam d. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa e. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain f. Motivasi belajar lebih tinggi

g. Hasil belajar lebih baik

h. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Kelemahan model pembelajaran TGT

1. Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

2. Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 2 Beringin Raya, masih terbilang belum mengalami keberhasilan. Hal ini dikarenakan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV masih rendah. Penyebab hasil belajar IPS masih rendah adalah


(36)

21

kurang dikemasnya pembelajaran IPS dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi IPS apa adanya (konvensional).

Siswa lebih banyak mengandalkan informasi datang dari guru sehingga siswa masih sulit untuk menemukan konsep sendiri pada pembelajaran IPS. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan kurangnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap rendahya penguasaan konsep siswa.

Dengan model pembelajaran TGT, mencakup semua aspek dari hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sangat ditekankan. Oleh sebab itu dengan menggunakan pendekatan ilmiah, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Melalui pemanfaatan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

2. Melalui pemanfaatan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggambarkan suatu model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Proses penelitian tindakan kelas ini dijabarkan dalam siklus yang tahapannya meliputi perncanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambar 3. Alur PTK (Aqib, 2007:13) Refleksi Awal

Tindakan dan Observasi

Rencana Refleksi I

Rencana Tindakan dan

Observasi Refleksi II dan


(38)

23

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Dengan jumlah siswa adalah 25 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki.

D. Sumber Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes yaitu hasil evaluasi siswa dan observasi

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan observasi


(39)

24

Menurut Ngalim Purwanto ( 2010: 39) tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.

Pada penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data-data nilai siswa guna mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran pemahaman konsep IPS menggunakan pendekatan ilmiah di kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

Pada penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan data-data aktivitas belajar siswa pada pemahaman konsep IPS menggunakan pendekatan ilmiah di kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

2. Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi, maka alat pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :


(40)

25

Menurut M. Ngalim Purwanto (2010:110), tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati segalah aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

F. Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah bentuk analisis yang berupa angka atau bilangan yang diambil dari data hasil tes. Analisis kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pemahaman konsep IPS menggunakan pendekatan ilmiah.

Rumus analisis kuantitatif yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

NA = Nilai Akhir

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif diambil dari hasil lembar pengamatan pada proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan ilmiah.


(41)

26

Untuk mengetahui persentase hasil dari aktivitas siswa, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

p : Persentase aktivitas siswa

Ns : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan siswa N : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

G. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka peneliti menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins (1993:48) dalam Aqib (2007:31), yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi reflection (refleksi), planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Siklus ini akan berhenti jika hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kenerja yang telah ditatapkan.

H. Langkah Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sampai berhasil dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus I


(42)

27

a. Merancanag rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, serta alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pendahuluan

a. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

b. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan pembelajaran yang akan dipelajari

c. Guru menyampaikan tujuan pembejaran. 2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar, dan mendiskusikan jenis pekerjaan yang ada digambar. Siswa menganalisis hubungan antara pekerjaan dan tempat kerja. Kemudian siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan yang ada dibuku.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas individu kepada siswa. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

3. Observasi

Pada kegiatan ini, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.


(43)

28

4. Reflekasi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Merancanag rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, serta alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pendahuluan

a. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

b. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan pembelajaran yang akan dipelajari

c. Guru menyampaikan tujuan pembejaran. 2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar makanan dan gambar jenis profesi yang ada dibuku. Siswa mencocokan antara profesi dan benda yang dihasilkan. Kemudian siswa membaca materi tentang luas bangun datar yang ada dibuku. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian siswa dalam kelompok melakukan eksplorasi untuk memahami konsep dasar luas.


(44)

29

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas individu kepada siswa. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

3. Observasi

Pada kegiatan ini, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

4. Reflekasi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam PTK ini adalah

1. Apabila sekurang-kurangnya 70% dari jumlah siswa kelas IV mengalami peningkatan aktivitas belajar pada pembelajaran IPS.

2. Apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa kelas IV mengalami peningkatan dalam pemahaman konsep IPS.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya dengan pencapaian rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 70,83. Persentase keaktifan siswa mencapai 84% siswa atau 21 siswa dinyatakan aktif. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 78,50. Persentase keaktifan siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa dinyatakan aktif.

2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya dengan pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 67,8. Persentase keaktifian siswa mencapai 80% siswa atau 20 siswa dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.


(46)

58

3. Kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya pada siklus I mencapai nilai 72,73. Hal ini dinyatakan kinerja guru tergolong baik. Pada siklus II kinerja guru mencapai nilai 83.18. Hal ini dinyatakan kinerja guru tergolong sangat baik.

B. Saran

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan meningkatkan usaha belajarnya sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, media pembelajaran, dan karakterisitik anak didiknya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah. Selain itu, sekolah hendaknya mengupayakan media pembelajaran sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Sri W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Ayrama Widya. Bahri, Syaiful. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta.

Hamalik.2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara .

Herry, Asep Hernawan, dkk. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.


(48)

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo :


(1)

4. Reflekasi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Merancanag rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, serta alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pendahuluan

a. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

b. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan pembelajaran yang akan dipelajari

c. Guru menyampaikan tujuan pembejaran. 2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar makanan dan gambar jenis profesi yang ada dibuku. Siswa mencocokan antara profesi dan benda yang dihasilkan. Kemudian siswa membaca materi tentang luas bangun datar yang ada dibuku. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian siswa dalam kelompok melakukan eksplorasi untuk memahami konsep dasar luas.


(2)

29

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas individu kepada siswa. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

3. Observasi

Pada kegiatan ini, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

4. Reflekasi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam PTK ini adalah

1. Apabila sekurang-kurangnya 70% dari jumlah siswa kelas IV mengalami peningkatan aktivitas belajar pada pembelajaran IPS.

2. Apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa kelas IV mengalami peningkatan dalam pemahaman konsep IPS.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya dengan pencapaian rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 70,83. Persentase keaktifan siswa mencapai 84% siswa atau 21 siswa dinyatakan aktif. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 78,50. Persentase keaktifan siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa dinyatakan aktif.

2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya dengan pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 67,8. Persentase keaktifian siswa mencapai 80% siswa atau 20 siswa dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II pencapaian rata-rata aktivitas siswa mencapai 92% siswa atau 23 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.


(4)

58

3. Kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya pada siklus I mencapai nilai 72,73. Hal ini dinyatakan kinerja guru tergolong baik. Pada siklus II kinerja guru mencapai nilai 83.18. Hal ini dinyatakan kinerja guru tergolong sangat baik.

B. Saran

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan meningkatkan usaha belajarnya sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. 2. Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, media pembelajaran, dan karakterisitik anak didiknya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih memahami banyaknya metode pembelajaran, sehingga kompetensi guru akan lebih baik, yang akhirnya nanti akan berakibat pada kelancaran pembelajaran di sekolah. Selain itu, sekolah hendaknya mengupayakan media pembelajaran sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Sri W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Ayrama Widya. Bahri, Syaiful. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta.

Hamalik.2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara .

Herry, Asep Hernawan, dkk. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.


(6)

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo :


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS 3 DI SMA NEGERI 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 12 68

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

0 21 48

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN DRIBLE DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 63

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO KEMILING BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 29

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 85

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) DI KELAS III SDN 1 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

1 9 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS IV SDN 6 JATIMULYO KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

0 42 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKABUMI KECAMATAN SUKABUMI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN. 2014 2015 Sarifah SD Nege

0 0 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI 05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 15