HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TAHUN KE-4 PADA BLOK EMERGENCY FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION WITH STUDENT ACHIEVEMENT AT FOURTH YEAR MEDICAL STUDENT

ON EMERGENCY BLOCK MEDICAL FACULTY UNIVERSITY OF LAMPUNG

By

MUHAMMAD FADLILAH

Motivation is one factor that influence student achievement. The purpose of this study was to investigated the relationship of motivation with student achievement at fourth year medical student on emergency block Medical Faculty University of Lampung.

This study was a descriptive-analytic cross-sectional study. The sample consisted of 139 fourth- year students in Medical Faculty University of Lampung. The instrument that used to determine motivation was Motivated Strategies for Learning Quetionnaire (MSLQ).

The result showed that from 111 students, there were 88 (79,3%) students with high motivation and 23 (20,7%) students with low motivation. The mean value of final block examination result of students with high motivation was 54,35 and mean value of final block examination result of students with low motivation was 39,52. Data was statistically tested using Mann-Whitney test and result of p value was 0,00. The conclusion of this study there was significant relationship of motivation with student achievement at fourth year medical student on emergency block in Medical Faculty University of Lampung.


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TAHUN KE-4 PADA BLOK EMERGENCY FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

MUHAMMAD FADLILAH

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan studi potong lintang. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ke empat (angkatan 2011) yang terdiri dari 139 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar adalah lembar kuesioner Motivated Strategies for Learning Quetionnaire (MSLQ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 111 orang mahasiswa, terdapat 88 (79,3%) mahasiswa dengan motivasi tinggi dan terdapat 23 (20,7%) mahasiswa dengan motivasi rendah. Mahasiswa yang motivasi belajarnya tinggi memiliki nilai rerata ujian akhir blok sebesar 54,35 dan pada mahasiswa yang motivasi belajarnya rendah memiliki nilai rerata sebesar 39,52. Data diuji secara statistik dengan uji Mann-Whitney dan didapatkan nilai p 0,00. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(3)

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TAHUN KE-4 PADA BLOK EMERGENCY FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Muhammad Fadlilah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori ... 9 2. Kerangka Konsep ... 10 3. Diagram Alur Penelitian ... 36


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Penelitian ... 7

1.6 Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Belajar ... 11

2.2 Hasil Belajar ... 20

2.3 Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar ... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.4 Metode Pengambilan Data ... 35

3.5 Instrumen Penelitian ... 35

3.6 Alur Penelitian ... 36

3.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 37

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 38


(7)

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 40 4.2 Pembahasan... 45 V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 51 5.2 Saran ... 51


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Etika Penelitian

2. Lembar Informed Consent 3. Kuesioner Motivasi Belajar 4. Data Penelitian


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrumen Penelitian ... 36

2. Definisi Operasional ... 37

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

4. Kategori Nilai MSLQ ... 42

5. Data Nilai MSLQ ... 42

6. Data Nilai UAB ... 42

7. Data Kategori Nilai Ujian Akhir Blok ... 43

8. Data Nilai Rerata UAB ... 43

9. Data Rerata Skor MSLQ Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

10. Tabulasi Motivasi terhadap Hasil Belajar ... 44


(10)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Mahasiswa Tahun ke-4 pada Blok Emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

3. dr. Rika Lisiswanti, MMedEd., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. Beliau adalah orang yang paling berjasa terwujudnya penelitian pada skripsi ini;


(11)

4. dr. Fitria Saftarina, M.Sc, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. Beliau juga adalah orang yang paling berjasa terwujudnya penelitian pada skripsi ini;

5. dr. Oktadoni Saputra, MMedEd., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi atas masukan, ilmu, dan saran-saran yang telah diberikan. Beliau juga adalah orang yang paling berjasa terwujudnya penelitian pada skripsi ini;

6. dr. Dewi Nur Fiana., selaku Pembimbing Akademik saya sejak semester 1 hingga semester 5, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;

7. dr. Rika Lisiswanti, MMedEd., selaku Pembimbing Akademik saya sejak semester 6 hingga semester 7, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini;

8. Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita; 9. Seluruh Staf TU, Administrasi, dan Akademik FK Unila, serta pegawai yang

turut membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

10.Ayah dan Mama tercinta yang selalu menyebut nama saya dalam doanya, membimbing, mendukung, dan memberikan yang terbaik;

11.Keluarga besar saya yang berada di Kulon Progo, Yogyakarta. Terima kasih atas dukungan doa dan semangatnya selama ini;


(12)

14.Teman-teman FK UNILA angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, atas kebersamaan dan dukungannya selama ini;

15.Riska Wulandari beserta keluarganya terima kasih telah memberikan doa dan semangatnya sampai saat ini;

16.Teman-teman Kos Sumber Jaya (Dika, Erot, Fila, Gede Saputra, Kak Topan, Kak Zaky, Reza, Yudi, Tito, Firza, Fadel, Hanif, Elan, Mahendra, Gusti, Stevan, Gede, Yudo, Topaz, Eko, Bang Nurdin, Mas Tikno, dan Juned) yang sudah menemani dan membuat kehidupan ngekos jadi lebih meriah;

17.Teman seperjuangan dari propti (Dika, Baji, Satria) yang selalu memberikan dukungan dan masukkan selama ini;

18.Teman – teman cherry (Erot, Dika,Wayan, Filla, Robby, Vandy, Tegar, Diano, Ate, Ibor, Ahong, Anwar, Adit, Rozi, Desta, Yogi, Danar, Baji, Tagor, Baji,Topaz, Budiman, Ario) atas dukungan dan kebersamaanya selama ini; 19.Teman – Teman Tutor 5 semester 7 (Vandy, Syafiq, Novita, Fini, Dea, Yusi,

dan Jihan) terimakasih atas kerjasama dan dukungannya;

20. Semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas doa serta dukungannya.


(13)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Desember 2014

Penulis


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 26 Agustus 1993, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Darhim Arief dan Ibu Astutiningsih.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Muhammadiyah Pringsewu, Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pringsewu, Lampung selesai pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Pringsewu, Lampung selesai pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan. Selama jadi mahasiswa, penulis pernah aktif sebagai anggota Gen-C Fakultas Kedokteran Universitas Lampung periode 2012-2013.


(15)

(16)

(17)

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat modern, baik dari segi politik maupun dari segi ekonomi. Pendidikan juga salah satu hal yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kedokteran (dokter dan dokter gigi) mempunyai peran yang sangat strategis dalam mencetak tenaga dokter yang berkualitas. Dokter yang berkualitas akan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada masyarakat, dokter tersebut merupakan hasil didikan dari institusi pendidikan kedokteran yang berkualitas (Lestari, 2012).

Strategi dan sistem belajar di perguruan tinggi jelas sangat berbeda dengan cara belajar di sekolah menengah umum. Sebagai seorang mahasiswa diwajibkan untuk mempunyai kemampuan dan daya belajar yang lebih dari seorang siswa biasa, karena metode belajar di perguruan tinggi menuntut setiap mahasiswa untuk memiliki kemandirian dan disiplin. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu, faktor eksternal adalah faktor


(19)

2

yang ada di luar individu. Belajar dimulai dari faktor dalam diri sendiri, lalu didukung faktor dari luar (Slameto, 2010).

Kegiatan belajar oleh manusia itu akan berhasil jika dilatarbelakangi oleh dorongan dari dalam diri manusia tersebut yang umumnya dikatakan sebagai motivasi. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar, hal ini disebabkan karena tanpa motivasi, hasil belajar siswa tidak akan optimal dan stimulus belajar tidak akan berarti (Purwanto, 2004).

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada mahasiswa. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir mahasiswa terhadap berbagai aspek perilaku (Sofa, 2008).

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian hasil belajar. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan hasil yang baik. Motivasi seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2012).


(20)

3

Motivasi belajar memiliki dua bentuk, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam motivasi intrinsik, kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu dorongan atau kebutuhan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu. Berbeda dengan motivasi intrinsik, pada motivasi ekstrinsik aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya seorang siswa rajin belajar demi mendapat hadiah bila ia mendapat hasil yang baik (Winkel, 2007).

Hasil belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai mahasiswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu institusi pendidikan, hasil belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya hasil belajar banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pembelajaran itu sendiri (Arikunto, 1993). Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar mahasiswa, pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat, yang ada pada diri mahasiswa. Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif (Djamarah, 2005).


(21)

4

Hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil (Keller dalam Nashar, 2004). Masukan itu berupa rancangan dan pengelolaan motivasional yang tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar. Perubahan itu terjadi pada seseorang dalam

disposisi atau kecakapan manusia yang berupa penguasaan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dalam satu waktu tertentu atau dalam waktu yang relatif lama.

Penelitian mengenai hubungan motivasi belajar dan hasil belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Lisiswanti (2014) pada blok MBS 3, namun hanya memiliki hubungan yang lemah. Peneliti ingin membuktikan bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Berdasarkan penleitian yang dilakukan Handayani (2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar.

Perawatan gawat darurat (emergency) senantiasa berkembang. Berbagai teknik mutakhir telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan hidup (survival rate), dan pemahaman fisiologi yang lebih baik telah membawa pada pengobatan yang baru dan lebih baik. Kegawatdaruratan membutuhkan pemikiran dan tindakan yang cepat dan luas. Setiap dokter umum harus terlatih dan siap secara intelektual maupun emosi untuk berhadapan dengan


(22)

5

setiap kegawatdaruratan. Pada blok ini mahasiswa akan belajar tentang tanda kegawatdaruratan (Emergency Sign), tanda prioritas (Priority Sign), penanganan terhadap kegawatdaruratan serta obat-obat kegawatdaruratan. (Sukohar, 2014).

Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, kasus emergency ada pada tingkatan 3B yang artinya mahasiswa harus mampu menangani kasus emergency sampai penatalaksanaan awal dan mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Berbagai contoh kasus emergency seperti luka bakar berat, meningitis, flu burung, angina pektoris, gagal jantung akut, dan lain sebagainya (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).

Blok emergency di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK UNILA) diberikan di tahun ke empat atau semester 7. Blok ini merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu klinik seperti penyakit dalam, bedah, ilmu kesehatan anak dan lain-lain. Blok emergency termasuk blok yang cukup rumit, mahasiswa diharapkan belajar dengan maksimal dan tentunya dengan motivasi yang tinggi maka nilai mahasiswa juga tinggi.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui hubungan motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(23)

6

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat rumusan masalah yang diteliti adalah: Apakah terdapat hubungan motivasi dengan hasil belajar blok emergency pada mahasiswa angkatan ke-4 fakultas kedokteran Universitas Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran motivasi mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2. Mengetahui gambaran hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Mengetahui hubungan tingkat motivasi belajar terhadap hasil

belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, melalui dua jenis motivasi yaitu motivasi tinggi dan motivasi rendah.


(24)

7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Bagi peneliti, sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan ilmu peneliti. 1.4.2 Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi tentang hubungan

antara motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4.3 Bagi institusi, dapat sebagai masukkan untuk sistem pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4.4 Bagi ilmu pengetahuan, dapat membuka penelitian lanjutan mengenai motivasi belajar pada mahasiswa kedokteran dan diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang penting bagi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.

1.5 Kerangka Penelitian

1.5.1 Kerangka Teori

Motivasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif


(25)

8

yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Islamuddin, 2012).

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal

1. Faktor jasmaniah (fisiologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh).

2. Faktor psikologi, terdiri atas :

a. Faktor intelektif : faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat. Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b. Faktor non-intelektif yaitu unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor eksternal

1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah/kampus, masyarakat, dan kelompok.


(26)

9

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

= Variabel yang tidak diteliti = Variabel yang diteliti

Gambar 1. Kerangka teori (Islamuddin, 2012; Ahmadi dan Supriyono, 2004)

Motivasi Belajar

Motivasi Rendah Motivasi Tinggi

Faktor internal :  Jasmaniah  Psikologis  Kematangan

fisik maupun psikis

Faktor eksternal :  Sosial

 Budaya

 Lingkungan fisik  Lingkungan

spiritual Hasil Belajar


(27)

10

1.5.2 Kerangka Konsep

Variabel independen dari penelitian ini adalah motivasi belajar dan variabel dependen adalah hasil belajar. Kerangka konsep dari peneltian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Kerangka konsep

1.6 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Motivasi Belajar Hasil Belajar


(28)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar

2.1.1 Pengertian motivasi

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, aktif pada saat-saat tertentu untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendekat/ terdesak (Sardiman, 2012). Terry (2003) menyatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai.

Hamalik (2003) menyatakan bahwa manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Motivasi adalah suatu perubahan energi


(29)

12

di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Fungsi motivasi belajar

Menurut Sardiman (2012) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat

Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan

Motivasi menentukan arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan

Motivasi menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.

Hamalik (2003) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan


(30)

13

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah

Artinya menggerakkan perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang di inginkan.

c. Motivasi berfungsi penggerak

Motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan. Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2.1.3 Unsur – unsur motivasi belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a. Cita-cita atau aspirasi mahasiswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita mahasiswa untuk menjadi seseorang yang suskes akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.


(31)

14

b. Kemampuan belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Mahasiswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan mahasiswa yang berpikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi mahasiswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena mahasiswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

c. Kondisi jasmani dan rohani mahasiswa

Mahasiswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya mahasiswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.


(32)

15

d. Kondisi lingkungan kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri mahasiswa. Lingkungan mahasiswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, kampus dan masyarakat. Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu mahasiswa termotivasi dalam belajar.

e. Unsur-unsur dinamis belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

f. Upaya guru membelajarkan mahasiswa

Upaya guru membelajarkan mahasiswa adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan mahasiswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian mahasiswa dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan mahasiswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar mahasiswa menjadi melemah atau hilang.


(33)

16

2.1.4 Bentuk – bentuk motivasi belajar

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

a. Motif-motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari (Uno, 2008).

2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah.

Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan (Iskandar, 2009).

3. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi instrinsik merupakan suatu bentuk motivasi yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu tetapi tidak meminta imbalan. Di sisi lain, motivasi ekstrinsik berarti suatu bentuk motivasi yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan mengharapkan suatu imbalan.

Selanjutnya kedua jenis motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(34)

17

a. Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik (Islamuddin, 2012).

2.1.5 Penilaian motivasi belajar

Pada asalnya, Kuesioner Motivasi Belajar atau Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) ini digunakan sebagai alat


(35)

18

dalam usaha mengevaluasi “learning to learn” course di Universitas Michigan. “Learning to learn” ini menekankan konsep-konsep psikologi kognitif dan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diaplikasikan pada strategi belajar. Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) adalah instrumen laporan diri (self-report) yang didesain untuk menilai orientasi motivasi mahasiswa dan penggunaan strategi belajar yang berbeda. Strategi ini didasarkan pada pandangan kognitif sosial umum terhadap motivasi dan strategi belajar. Dalam pengembangan MSLQ, pembelajaran dianggap menjadi suatu prosesor aktif informasi yang kepercayaan dan kognisinya merupakan mediator penting input pembelajaran dan karakteristik tugas. Instrumen ini menjawab hubungan antara motivasi dan kognisi. Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) tersusun pada dua bagian utama, yaitu bagian motivasi dan bagian strategi belajar (Mukhid, 2008).

Bagian motivasi meliputi komponen nilai (value component), komponen harapan (expectancy component), dan komponen afektif (afective component). Terdapat 3 (tiga) subskala yang digunakan untuk mengukur value component, yaitu: 1)intrinsic goal orientation, 2)extrinsic goal orientation, dan 3)task value. Selain itu terdapat 2 subskala untuk mengukur expectancy component, yaitu : 1)control of learning beliefs 2)self-efficacy for learning and


(36)

19

performance. Dan terdapat 1 skala untuk menilai afective

component, yaitu task value (Mukhid, 2008).

Bagian strategi belajar meliputi penggunaan strategi metakognitif dan strategi kognitif serta manajemen sumber-sumber belajar yang berbeda. Subskala metakognisi meliputi perencanaan, monitoring, dan pengaturan (regulating). Adapun strategi kognitif yang digunakan pebelajar dinilai dengan tiga subskala pula, yaitu: 1) latihan/ulangan (rehearsal); 2) perluasan (elaboration); dan 3) strategi pengaturan (organization). Item manajemen menggabungkan strategi pengaturan, seperti manajemen waktu, pembangunan lingkungan, usaha, belajar teman sebaya (peer learning), dan pencarian bantuan (help seeking). Pengukuran dengan MSLQ ini menggunakan skala Likert dengan nilai 1-7. Wigfield & Eccles bersama Pintrich membuat 81 item alat laporan diri (self- reporting) yang didasarkan pada model motivasi nilai waktu harapan (expectancy) dengan tujuan pengukuran komponen motivasional yang berbeda dan penggunaan strategi belajar dalam pelajaran atau bahan pelajaran (Mukhid, 2008).

Di Amerika Serikat, MSLQ ini digunakan secara luas dalam kajian berkenaan motivasi dan strategi belajar. Bidang penelitian ini mencakup motivasi dan performa, motivasi, strategi belajar dan prestasi, pembelajaran pengaturan diri dan pembelajaran berbasis


(37)

20

web. Salah satu keuntungan instrumen ini adalah dapat diterapkan pada tingkat pendidikan yang berbeda, baik universitas maupun non universitas (Mukhid, 2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lisiswanti (2014) di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung didapatkan validitas dari setiap dimensi kuesioner MSLQ sebesar 0,5-0,7 dan nilai reliabilitas sebesar 0,918. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner MSLQ valid dan reliabel untuk digunakan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

2.2 Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004). Hasil belajar menurut Gagne & Briggs adalah kemampuan-kemampuan yang dimilikki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance) (Suprihatiningrum, 2013).


(38)

21

Menurut Sukmadinata (2009) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa hampir sebagian terbesar dari perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Perilaku ini dapat berupa perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Tingkat penguasaan hasil belajar biasanya dilambangkan dengan angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah serta huruf A, B, C, D, E pada pendidikan tinggi.

Dimyati dan Mudjiono (2009) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Beliau menuliskan bahwa dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka peserta didik (siswa/mahasiswa) akan memperoleh suatu hasil belajar. Dari sisi guru (pengajar), tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berkahirnya penggal dan puncak tugas.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa adalah segala sesuatu yang didapatkan mahasiswa setelah mengalami proses belajar. Segala sesuatu yang dimaksudkan seperti perubahan tingkah laku, pemahaman,


(39)

22

keterampilan, sikap, dan sebagainya yang relatif menetap pada diri mahasiswa.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal

1. Faktor jasmaniah (fisiologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh).

2. Faktor psikologi, terdiri atas :

a. Faktor intelektif: faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat. Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b. Faktor non-intelektif yaitu unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lain-lain.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor eksternal

1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah/kampus, masyarakat, dan kelompok. 2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,


(40)

23

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Tu’u (2004) menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:

a. Faktor kecerdasan

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki mahasiswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada pada dirinya.

b. Faktor bakat

Bakat-bakat yang dimiliki mahasiswa apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

c. Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Apabila mahasiswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar mahasiswa.


(41)

24

d. Faktor motif

Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan mahasiswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, mahasiswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

e. Faktor cara belajar

Keberhasilan belajar mahasiswa dipengaruhi oleh cara belajar mahasiswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.

f. Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi belajar mahasiswa. Terutama dalam hal mendorong, memberi semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.

g. Faktor sekolah

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan mahasiswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi


(42)

25

kelancaran proses belajar mengajar. Keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan dosen. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar.

2.2.3 Klasifikasi hasil belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Ani (2006) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan


(43)

26

yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

c. Ranah psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

2.2.4 Aspek – aspek di dalam hasil belajar

Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek, yaitu (Suprihatiningrum, 2013):

a. Aspek kognitif

Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komperehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi (Suprihatiningrum, 2013).


(44)

27

b. Aspek afektif

Menurut Uno (2008), ada lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks, yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian. Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu. Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu. Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Penerapan berkarya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Ketekunan dan ketelitian yaitu individu yang sudah memilikki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Winkel (2007) mengemukakan salah satu ciri belajar afektif adalah belajar menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi melalui alam perasaan, bisa saja objek tersebut berupa orang, benda atau kejadian/ peristiwa, ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.


(45)

28

c. Aspek Psikomotorik

Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik dan mempunyai berbagai tingkatan (Suprihatiningrum, 2013). Urutan paling sederhana ke yang kompleks, yaitu persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi. Persepsi berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Kesiapan berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan, termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan. Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, dan melakukan kegiatan coba-coba (trial and error). Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh, yang dipertunjukkan cepat dengan hasil yang baik tetapi menggunakan sedikit tenaga. Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai situasi dan kondisi tertentu. Organisasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Hal ini dapat


(46)

29

dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi (Suprihatiningrum, 2013).

Menurut klasifikasi Simpon dalam (Winkel, 2007), ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan yang bersifat manual atau motorik dan juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkat yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks, sebagai berikut: 1. Perception (persepsi)

Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan untuk dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada.

2. Set (kesiapan)

Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.

3. Guided response (gerakan terbimbing)

Gerakan terbimbing mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang


(47)

30

diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.

4. Mechanical response (gerakan yang terbiasa)

Gerakan yang terbiasa mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memerhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh/ bagian tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat.

5. Complex response (gerakan yang kompleks)

Gerakan yang kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketerampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur.

6. Adjustment (penyesuaian pada gerakan)

Penyesuaian pada gerakan mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi di tempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.


(48)

31

7. Creativity (kreativitas)

Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani berfikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini.

2.3 Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang tercermin dalam semangat untuk menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai atau sikap yang relatif konstan (belajar). Motivasi belajar memiliki peranan penting terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa (Ahmadi dan Uhbiyati, 2007).

Sanjaya (2008) berpendapat bahwa anak didik (mahasiswa) yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Sanjaya mengatakan bahwa mahasiswa/ orang yang memiliki IQ tinggi belum tentu akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yang begitu penting yakni motivasi.

Menurut Iskandar (2009) peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi berhubungan dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak


(49)

32

akan ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut. Pada akhirnya Dalyono (2009) mengatakan bahwa kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.


(50)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus dalam satu waktu (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 – Desember 2014 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(51)

34

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ke empat (angkatan 2011) yang terdiri dari 139 orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling, dengan demikian sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ke empat (angkatan 2011) yang terdiri dari 139 orang.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2011 yang mengikuti blok emergency.

b. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2011 yang mengikuti ujian akhir blok emergency.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Menolak menjadi subjek penelitian dengan tidak menandatangani lembar infomed consent.

b. Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang ikut mengulang blok emergency pada tahun perkuliahan keempat (angkatan 2011). c. Mahasiswa yang tidak hadir saat penelitian berlangsung.


(52)

35

3.4 Metode Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, pengambilan data primer akan dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Kemudian responden mengisi kuesioner ketika peneliti melakukan kunjungan tersebut sehingga didapatkan respons rate yang tinggi. Pada saat responden akan mengisi kuesioner, peneliti sebelumnya menjelaskan secara menyeluruh sampai benar-benar dimengerti dan dapat diisi secara benar oleh responden. Data sekunder didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung berupa data nilai ujian akhir blok emergency.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner

Motivated Strategies for Learning Quetionnaire (MSLQ). Bentuk tes

motivasi belajar ini menggunakan skala ordinal, dengan keterangan poin 1 sangat tidak sesuai dan poin 7 sangat sesuai dengan diri responden. Berikut ini kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dalam tabel di bawah ini :


(53)

36

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar (Paul R. Pintrich, David A.F Smith, et all. 1991)

DIMENSI INDIKATOR NOMOR BUTIR

SOAL Komponen Nilai (Value Component) Intrinsic Goal Orientation Extrinsic Goal Orientation Task value

1, 2, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 23, 26, 30

Komponen Harapan (Expectancy Component)

Control of Learning Beliefs

Self-Efficacy for Learning

and Performance

3, 4, 6, 7, 10, 11, 17, 18, 22, 25, 29, 31

Komponen Afektif (Afective Component)

Test Anxiety 19, 21, 24, 27, 28

3.6 Alur Penelitian

Gambar 1. Bagan alur Penelitian 1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Pengolahan Data

Penyusunan proposal penelitian, perizinan, koordinasi

Pengisian lembar informed consent

Pengisian kuesioner MSLQ secara terpadu

Pengambilan nilai hasil belajar blok emergency

Input data dan analisis data Pencatatan hasil


(54)

37

3.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.7.1 Identifikasi variabel a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar. b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar blok emergency.

3.7.2 Definisi operasional variabel

Tabel 2. Definisi operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Motivasi

Belajar

Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2003)

Kuesioner MSLQ

1 = Motivasi tinggi 2 = Motivasi

rendah

Kategorik

2 Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Gagne & Briggs adalah kemampuan-kemampuan yang dimilikki siswa sebagai akibat

perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance) (Suprihatiningrum, 2013) Data mahasiswa

Skor antara 0-100


(55)

38

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program statistik. Selanjutnya, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah :

a. Coding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama

penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

b. Data entry, memasukan data kedalam komputer.

c. Verifying, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukan kedalam komputer.

d. Computer output, hasil analisis yang telah dilakukan oleh komputer kemudian dicetak.

3.8.2 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian lembar kuesionare

Motivated Strategies for Learning Quetionnaire (MSLQ) diuji

analisis statistik menggunakan program analisis statistika. Analisis diawali dengan melakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui terdistribusi normal atau tidak, uji Kolmogorov-Smirnov dipilih karena jumlah sampel dalam penelitian ini > 50. Dikatakan normal apabila nilai p>0,05. Jika data


(56)

39

terdistribusi normal dan homogen akan dilakukan uji t tidak berpasangan. Jika tidak memenuhi syarat (data tidak berdistribusi normal) dilakukan transformasi data terlebih dahulu. Apabila variabel baru hasil dari transformasi berdistribusi normal, maka dipakai uji t tidak berpasangan. Jika variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal, maka dipilih uji Mann-Whitney (Dahlan, 2013). Jika hasil uji hipotesis menghasilkan nilai p<0,05, hipotesis dalam penelitian ini dianggap bermakna.

3.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta izin mengenai etika penelitian kepada Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan telah disetujui dengan nomor registrasi 2398/UN26/8/DT/2014. Dalam pengambilan data penelitian, responden terlebih dahulu diberi penjelasan mengenai kuesioner yang diberikan dan diminta untuk menandatangani menjadi responden penelitian. Selain itu peneliti meminta izin kepada penanggung jawab blok emergency untuk meminta data nilai ujian akhir blok emergency.


(57)

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 111 orang responden, terdapat 88 (79,3%) responden dengan motivasi tinggi dan terdapat 23 (20,7%) responden dengan motivasi rendah.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 111 orang responden, rerata hasil belajar blok emergency adalah 51,28 yang hanya berada di kategori nilai D.

3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah terhadap hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5.2 Saran

1. Peneliti menyarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar pada mahasiswa kedokteran dengan metode atau desain penelitian lain.


(58)

52

2. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang menghubungkan motivasi belajar dengan hasil belajar pada mahasiswa kedokteran bukan hanya pada blok emergency saja, bisa pada blok lainnya yang terdapat pada fakultas kedokteran.

3. Peneliti juga menyarankan untuk dilakukan penelitian menggunakan kuesioner yang berbeda, untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil penelitian dengan menggunakan instrumen yang berbeda pula.

4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi pemegang kebijakan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengenai pentingnya motivasi belajar terhadap hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dosen juga dapat memegang peranan dengan membuat lingkungan pembelajaran yang tidak membosankan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar dengan mandiri.

5. Mahasiswa kedokteran juga seharusnya sadar dan mampu untuk memotivasi diri agar menjadi seorang dokter yang berkompeten. Hal ini juga dapat dicapai dengan meningkatkan hubungan baik antara dosen dengan mahasiswa, dengan cara curah pendapat antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa bimbingannya.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., Uhbiyati, N. 2007. Ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahmadi, A., Widodo, S. 2004. Psikologi belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Anni, C. 2006. Psikologi belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Arikunto, S. 1993. Manajemen pengajaran secara manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Artino A.R. 2008. A riview motivated strategy for learning questionnaire.

University of Connectitus. Available from:

www.sp.uconn.edu/~aja05001/documents/cv docs/Artino CV.pdf [20 Januari 2013].

Dahlan, S. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dalyono. 2009. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Darmawati, A. 2009. Analisis motivasi dan pengaturan diri untuk belajar mahasiswa jurusan manajemen fakultas ilmu sosial dan ekonomi universitas negeri yogyakarta. [Thesis] Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Dimyati., Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, B. 2005. Guru dan anak didik dalam interaktif edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(60)

Handayani, S. 2008. Hubungan pengetahuan, sikap, minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah kdm i pada mahasiswa semester i akper giri satria husada wonogiri. [Thesis]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hurlock, Elizabeth, B. 2006. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga

Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Islamuddin, H. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar kompetensi dokter indonesia.

Jakarta: KKI.

Kumala, Citra .S, Ruspawan, Rindjani. I.A. Hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa semester viii program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas udayana. Universitas Udayana. Bali.

Lestari, T. 2012. Kebijakan pendidikan kedokteran di indonesia. Available from: <http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-8-II-P3DI-April-2012-27.pdf.> [18 September 2014].

Lisiswanti, R., Sanusi, R., Prihatiningsih, T.S. 2014. The construct validity and reliability of motivated strategies learning questionnaire. World Association of Lesson Studies. pp. 3-5.

Lisiswanti, R., Sanusi, R., Prihatiningsih, T.S. 2014. Hubungan skor mind map rubric (MMR) dan hasil belajar mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Lampung. [Thesis]. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Mukhid, A. 2008. Strategi self regulated learning. [Skripsi]. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Pamekasan. Madura.

Nashar. 2004. Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia Press.


(61)

Nugraheni, F. 2009. Hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa fakultas ekonomi umk). Available from: <http://eprints.umk.ac.id/144/1/HUBUNGAN_MOTIVASI_BELAJAR.pdf> [12 Desember 2014]

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Pintrich, P., Smith, D., Garcia, T., & McKeachie, W. 1991. A manual for the use

of the motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ). Ann Arbor, MI: University of Michigan, National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning.

Purwanto, M. 2004. Psikologi pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sanjaya, W. 2007. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sofa, P. 2008. Pendekatan inquiry dalam mengajar. Available from: <http://massofa.wordpress.com> [20 September 2014].

Suharto, D. 2009. Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Motivasi Untuk Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Transfer Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sukmadinata, N. 2009. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukohar. 2014. Buku panduan mahasiswa emergency medicine. Lampung: FK UNILA.


(62)

Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi pembelajaran, teori & aplikasi. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Terry, G. R. 2003. Prinsip-prinsip manajemen. Terjemahan J mith D. F. M. Jakarta: Bumi Aksara.

Tu’u, T. 2004. Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta: Grasindo.

Uno, H. 2008. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Rochayati, A.S. 1991. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar di SPK Dep. Kes. Cirebon, Jawa Barat. [Thesis].Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang.


(1)

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 111 orang responden, terdapat 88 (79,3%) responden dengan motivasi tinggi dan terdapat 23 (20,7%) responden dengan motivasi rendah.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 111 orang responden, rerata hasil belajar blok emergency adalah 51,28 yang hanya berada di kategori nilai D.

3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah terhadap hasil belajar mahasiswa tahun ke-4 pada blok emergency Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

5.2 Saran

1. Peneliti menyarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar pada mahasiswa kedokteran dengan metode atau desain penelitian lain.


(2)

52

2. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang menghubungkan motivasi belajar dengan hasil belajar pada mahasiswa kedokteran bukan hanya pada blok emergency saja, bisa pada blok lainnya yang terdapat pada fakultas kedokteran.

3. Peneliti juga menyarankan untuk dilakukan penelitian menggunakan kuesioner yang berbeda, untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil penelitian dengan menggunakan instrumen yang berbeda pula.

4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi pemegang kebijakan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengenai pentingnya motivasi belajar terhadap hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa. Dosen juga dapat memegang peranan dengan membuat lingkungan pembelajaran yang tidak membosankan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar dengan mandiri.

5. Mahasiswa kedokteran juga seharusnya sadar dan mampu untuk memotivasi diri agar menjadi seorang dokter yang berkompeten. Hal ini juga dapat dicapai dengan meningkatkan hubungan baik antara dosen dengan mahasiswa, dengan cara curah pendapat antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa bimbingannya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., Uhbiyati, N. 2007. Ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ahmadi, A., Widodo, S. 2004. Psikologi belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anni, C. 2006. Psikologi belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Arikunto, S. 1993. Manajemen pengajaran secara manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Artino A.R. 2008. A riview motivated strategy for learning questionnaire.

University of Connectitus. Available from:

www.sp.uconn.edu/~aja05001/documents/cv docs/Artino CV.pdf [20 Januari 2013].

Dahlan, S. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dalyono. 2009. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Darmawati, A. 2009. Analisis motivasi dan pengaturan diri untuk belajar mahasiswa jurusan manajemen fakultas ilmu sosial dan ekonomi universitas negeri yogyakarta. [Thesis] Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Dimyati., Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, B. 2005. Guru dan anak didik dalam interaktif edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(4)

Handayani, S. 2008. Hubungan pengetahuan, sikap, minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah kdm i pada mahasiswa semester i akper giri satria husada wonogiri. [Thesis]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hurlock, Elizabeth, B. 2006. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga

Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Islamuddin, H. 2012. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar kompetensi dokter indonesia. Jakarta: KKI.

Kumala, Citra .S, Ruspawan, Rindjani. I.A. Hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa semester viii program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas udayana. Universitas Udayana. Bali.

Lestari, T. 2012. Kebijakan pendidikan kedokteran di indonesia. Available from: <http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-8-II-P3DI-April-2012-27.pdf.> [18 September 2014].

Lisiswanti, R., Sanusi, R., Prihatiningsih, T.S. 2014. The construct validity and reliability of motivated strategies learning questionnaire. World Association of Lesson Studies. pp. 3-5.

Lisiswanti, R., Sanusi, R., Prihatiningsih, T.S. 2014. Hubungan skor mind map rubric (MMR) dan hasil belajar mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Lampung. [Thesis]. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Mukhid, A. 2008. Strategi self regulated learning. [Skripsi]. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Pamekasan. Madura.

Nashar. 2004. Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia Press.


(5)

Nugraheni, F. 2009. Hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa fakultas ekonomi umk). Available from: <http://eprints.umk.ac.id/144/1/HUBUNGAN_MOTIVASI_BELAJAR.pdf> [12 Desember 2014]

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Pintrich, P., Smith, D., Garcia, T., & McKeachie, W. 1991. A manual for the use of the motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ). Ann Arbor, MI: University of Michigan, National Center for Research to Improve Postsecondary Teaching and Learning.

Purwanto, M. 2004. Psikologi pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. 2007. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sofa, P. 2008. Pendekatan inquiry dalam mengajar. Available from: <http://massofa.wordpress.com> [20 September 2014].

Suharto, D. 2009. Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Motivasi Untuk Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Transfer Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sukmadinata, N. 2009. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukohar. 2014. Buku panduan mahasiswa emergency medicine. Lampung: FK UNILA.


(6)

Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi pembelajaran, teori & aplikasi. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Terry, G. R. 2003. Prinsip-prinsip manajemen. Terjemahan J mith D. F. M. Jakarta: Bumi Aksara.

Tu’u, T. 2004. Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta: Grasindo.

Uno, H. 2008. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Rochayati, A.S. 1991. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar di SPK Dep. Kes. Cirebon, Jawa Barat. [Thesis].Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang.