Pengukuran Konsep Diri Konsep Diri

19 Demikian pula bila individu memiliki label-label atau simbol-simbol yang kurang baik pada dirinya, maka penilaian tersebut akan diinternalisasikannya dan membentuk penghargaan diri yang kurang baik pada dirinya sendiri. c. Integrasi diri kesempurnaan atau keseluruhan self integration. Kesempurnaan diri menunjukkan pada derajat kesempurna antara bagian- bagian dari diri self. Semakin sempurna bagian-bagian diri atau semakin terintegrasi dari seorang individu, maka akan semakin baik pula ia akan menjalankan fungsinya. d. Kepercayaan diri self confidence. Kepercayaan diri seorang individu berasal dari tingkat kepuasannya pada dirinya sendiri. Semakin baik penilaian seorang individu terhadap dirinya, maka semakin percaya ia akan kemampuan dirinya. Dengan kepercayaan diri yang baik, maka seorang individu akan semakin percaya diri di dalam menghadapi lingkungannya.

2.2.3. Pengukuran Konsep Diri

Adapun alat pengukuran konsep diri ada beberapa macam diantaranya : a. Skala konsep diri a Skala Inferred Konsep Diri The Inferred Self-Concept Scale adalah 30 item skala di mana orang tua, guru, atau dimensi tingkat konselor menunjukkan konsep diri perilaku individu. 20 b The Piers-Harris Children‟s Self-Concept Scale mengukur dimensi konsep diri seperti evaluasi status perilaku, sekolah dan intelektual, penampilan fisik dan atribut, kecemasan, popularity, dan kepuasan. c Skala TSCS mengukur skala identitas, kepuasan diri, perilaku, diri fisik, moral-etika diri, diri pribadi, diri keluarga, dan diri sosial. b. Checklist sifat konsep diri adalah tes 114 item tes konsep diri. Mengevaluasi cirri fisik, nilai-nilai social, dan kemampuan intelektual. Pada t ingkatan 3 adalah “I am,,,,”. Pada tingkatan 4 sampai 8 ada tambahan kata yang dapat digunakan : “Saya ingin menjadi,,,”. c. Inventori konsep diri dan motivasi SCAMIN menilai konsep diri dalam setting akademis, mengukur kebutuhan prestasi, prestasi investasi, harapan peran, dan self-kecukupan. Ke empat tingkatan adalah pre sekolah taman kanak- kanak, awal SD kelas 1 sampai 3 kemudian SD kelas 3 sampai 6 dan sekunder kelas 7 sampai 12. d. Teknik penyortiran Q Sorting Teknik penyortiran Q Sorting dikembangkan Stevenson 1953 yang digunakan sangat luas untuk pemberian indeks konsep diri adalah kelompok 100 item rujukan diri yang berasal dari protokol-protokol penyembuhan. Item-item yang menjelaskan kepribadian ini cenderung menjadi pernyataan-pernyataan tegas yang umum dan tidak spesifik menurut keadaannya, misalnya „Saya malu‟, disortir oleh subyek ke dalam 21 sembilan tumpukan yang disusun pada sebuah kontinum sesuai dengan derajat kepada makna subyek mengklaim tumpukan-tumpukan kartu tersebut merupakan karakteristik dirinya sendiri. Subjek tersebut dipaksa oleh intruksi untuk menempatkan sejumlah item yang spesifik dan ke dalam masing-masing tumpukan agar menghasilkan suatu distribusi kuasi normal dari item-item. Item ini dapat disortir lagi ke dalam sembilan tumpukan karakteristik idealnya bagi dirinya, atau tentang bagaimana dia meyakini orang-orang lain memandangnya. e. Metode respons yang tidak berstruktur dan bebas Dalam metode-metode ini subyek diminta untuk menyediakan bahan- bahan mengenai dirinya sendiri, biasanya dengan melengkapi kalimat- kalimat atau membuat sebuah esai. Pada hal yang pertama subjek dipresentasikan dengan sejumlah pernyataan yang tidak lengkap yang dia diminta untuk melengkapinya. Nilai dari respons yang bebas atau teknik- teknik yang tidak berstruktur terletak di dalam penyingkiran pembatasan yang diadakan oleh teknik skala penilaian di mana subyek dipaksakan untuk memilih di antara alternatif-alternatif yang terbatas pada pertanyaan- pertanyaan membatasi yang menyebabkan subjek tersebut memberikan respons menimbulkan akibat wajar terhadapnya yaitu bahwa klasifikasi respons-respons menjadi sangat sulit. Kualitas proyektif dari respon- respon yang diperoleh berarti bahwa prosedur penghitungan skor terletak untuk sebagian besar kepada penilaian subjektif dari orang yang mengadakan penghitungan skor itu sendiri meskipun penerapan kategori- 22 kategori yang diseleksi lebih dulu . Orang yang penghitungan skor masih harus memutuskan jika respon-respon cocok kedalam sebuah kategori atau ke dalam yang lainnya. Validitas sukar untuk diketahui dengan pasti dan validitas permukaan sering-sering merupakan satu-satunya bentuk yang didahulukan f. Teknik proyektif Teknik proyektif digunakan untuk mengukur konsep diri yang tidak sadar uncounsious self concept. Fiedman, 1995; Mussen dan Jones, 1957; Linton dan Graham, 1959. Mereka menggunakan pendekatan ini karena mereka yakin aspek-aspek tidak sadar dengan teori-teori diri. Mereka memberikan alasan bahwa sejumlah pengukuran dari lapangan fenomenologi memberikan sebuah inventori variabel-variabel yang tidak lengkap di mana tingkah laku subjek didasarkan dan beberapa karakteristik subjek yang penting tidak tersedia bagi kesadarannya. Para teoris menunjukkan bahwa proses belakar yang paling penting terjadi dengan pra-verbal, dan kebutuhan untuk mempertahankan sebuah konsep diri yang positif mungkin membawa kepada penolakan dan represi. g. Daftar Check – List Dengan metode ini individu semata-mata mengecek kata-kata sifat ataupun pernyataan-pernyataan yang sesuai yang menjelaskan dirinya sendiri. Hanya item-item tersebut dicek yang berlaku pada subyek tersebut. Pada hakikatnya suatu skala respons yatidak. Pengecekan semuanya atau tidak ada pengecekan mencegah setiap penentuan derajat 23 keterlibatan dari item-item terhadap individu. Jadi skala penilaian tipe Likert lebih disukai karena memberikan lebih banyak data. Instrument yang digunakan untuk mengukur konsep diri adalah The Tensessee Self Concept Scale instrument ini disusun oleh William H. Fitts pada tahun 1965 menggunakan pendekatan yang rasional. TSCS secara luas digunakan untuk konseling dan tujuan diagnosis. TSCS berisi 100 item yang mengukur responden dengan delapan dimensi konsep diri. Ke delapan dimensi konsep diri yang di ukur adalah a Fisik, b Moral Etika, c Pribadi, d Keluarga, e Sosial, f Identitas, g Kepuasan, h Perilaku. Untuk mengukur ke delapan elemen, yang terdiri dari 90 item dan yang 10 item untuk mengukur kritik diri. Dari 90 item, 45 adalah item positif dan sisanya adalah negative, sementara itu 10 item untuk kritik diri adalah item positif. Jumlah item untuk Fisik ada 18 item, Moral Etika 18 item, Pribadi 18 item, Keluatga 18 item, Sosial 18 item, Identitas 30 Item, Kepuasan 30 item, dan Perilaku 30 item.

2.2.4. Dimensi Konsep Diri

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Saraswati Salatiga T1 132008068 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Saraswati Salatiga T1 132008068 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Konsep diri dengan Kematangan Karier Siswa Kelas X SMK T & I Kristen Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Konsep diri dengan Kematangan Karier Siswa Kelas X SMK T & I Kristen Salatiga T1 132007058 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Konsep diri dengan Kematangan Karier Siswa Kelas X SMK T & I Kristen Salatiga T1 132007058 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Konsep diri dengan Kematangan Karier Siswa Kelas X SMK T & I Kristen Salatiga T1 132007058 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Konsep diri dengan Kematangan Karier Siswa Kelas X SMK T & I Kristen Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kebutuhan Bimbingan Pribadi dengan Konsep Diri Siswa Kelas XI di SMK Teknolgi dan Industri Kristen Salatiga T1 132007006 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB II

0 0 10