Fungsi Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengandung muatan persuasif dalam arti pembicara ingin pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui. Bahkan komunikasi yang sifatnya menghiburpun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka. 5 Jalaluddin Rakhmat meyakini bahwa komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal, konsep diri, dan hubungan interpersonal. 1. Persepsi Interpersonal Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang komunikan, yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi antar pribadi. Seorang pelaku komunikasi antar pribadi yang salah dalam memberikan makna terhadap pesan, akan mengakibatkan kegagalan dalam berkomunikasi. 2. Konsep Diri 5 Abdullah Sattar dan Samsul Arifin, Komunikasi Antar Pribadi, UIN SA Press, Surabaya, 2014, hlm. 9-12 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif ditandai oleh lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. b. Merasa setara dengan orang lain. c. Menerima pujian tanpa rasa malu. d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat. e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha untuk mengubahnya. Konsep diri merupakan faktor yang sangat memnentukan dalam komunikasi antar pribadi, karena: a. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, maka ia akan berusaha untuk menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, memperlajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik. b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi antar pribadi, dan pada saat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, maka kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman dan gagasan baru. c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi antar pribadi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri, maka menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi sangat penting. d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi antar pribadi kita, karena konsep diri berpengaruh kapada pesan apa kita bersedia membuka diri terpaan selektif, bagaimana kita mempersepsi pesan persepsi selektif, dan apa yang kita ingat ingatan selektif. Selain itu, konsep diri juga sangat berpengaruh dalam penyandian pesan penyandian selektif. 3. Hubungan Interpersonal digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseroang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin sama persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga semakin efektif komunikasi antar pribadi yang berlangsung diantara peserta komunikasi pengaruh kesamaan persepsi. Dalam membedakan komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok adalah terletak pada kadar spontanitas, strukturalisasi, kesadaran akan sasaran kelompok, ukuran kelompok, relativitas sifat permanen dari kelompok serta identitas diri. Dalam hubungan antar pribadi, komunikasi yang efektif dapat ditandai dengan hubungan antar pribadi yang baik. Secara sederhana, komunikasi antar pribadi yang efektif adalah bila seseorang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi antar pribadi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Biasanya, dalam komunikasi antar pribadi yang efektif, akan tercipta kenyamanan untuk penyingkapan diri atau keterbukaan seseorang kepada orang lain perihal digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id masalahnya, yang biasanya lazim disebut dengan istilah self disclosure. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan komunikasi antar pribadi dengan orang lain, baik secara pribadi antara dua orang, dengan beberapa orang, dengan sejumlah kecil orang, atau dengan sejumlah besar orang. Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka. Hubungan kita dengan orang lain berbeda tingkat keeratan dan rasa keterikatannya. Diantara orang-orang lain itu, ada yang sekedar menjadi orang lain bagi kita. Mereka menjadi orang asing yang tidak kita kenal. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Dalam pergaulan antar manusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran dan penciptaan simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. 6

e. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi bersifat dialogis, dalam arti arus balik antara komunikator dengan komunikan terjadi secara langsung, sehingga pada saat itu juga komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan, dan secara pasti akan mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif, dan 6 Yoyon Mudjiono, Komunikasi Antar Pribadi, UIN SA Press, Suarabya, 2014, hlm. 28-31 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berhasil atau tidak. Apabila tidak berhasil, maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Berikut ini merupakan ciri-ciri komunikasi antar pribadi menurut Joseph A. Devito, yaitu: 1. Keterbukaan Openes Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antar pribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini. Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antar pribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri. Jalaluddin Rakhmat mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut: a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika. b. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya. c. Mencari informasi dari berbagai sumber. d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Empati Empathy Komunikasi antar pribadi dapat berlangsung kondusif apabila komunikator pengirim pesan menunjukkan rasa empati pada komunikan penerima pesan. Empati dapat diartikan sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna, baik yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran, dan keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu tersebut dapat berempati. Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antar pribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan. 3. Dukungan Supportiveness Dalam komunikasi antar pribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan bersedia berpartisipasi dalam komunikasi. Jalaluddin Rakhmat mengemukakan bahwa sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif. Orang yang defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya di dalam situasi komunikan dari pada memehami pesan orang lain. Dukungan merupakan pemberian dorongan atau pengobaran semangat kepada orang lain dalam suasan hubungan komunikasi. Sehingga dengan adanya dukungan dalam situasi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut, komunikasi antar pribadi akan bertahan lama karena tercipta suasana yang mendukung. Jack R. Gibb, yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, menyebutkan tentang beberapa perilaku yang dapat menimbulkan perilaku suportif, yaitu: a. Deskrpsi, yaitu menyampaikan perasaan dan persepsi kepada orang lain tanpa menilai, tidak menguji atau mengecam, mengevaluasi pada gagasan, bukan pada pribadi orang lain, orang tersebut “merasa” bahwa kita menghargai diri mereka. b. Orientasi masalah, yaitu mengajak untuk bekerja sama mencara pemecahan masalah, tidak mendikte oranglain, tetapi secara bersama-sama menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana cara mencapainya. c. Spontanitas, yaitu sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam. d. Provisionalisme, yaitu kesediaan untuk meninjau kembali pendapat diri sendiri, mengakui bahwa manusia tidak luput dari kesalahan sehingga wajar kalau pendapat dan keyakinan diri sendiri dapat berubah. 4. Rasa Positif Positiveness Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kemampuannya untuk mengatasi persoalan, dan peka terhadap kebutuhan orang lain pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Rasa positif juga bisa diterjemahkan sebagai adanya kecenderungan bertindak pada diri komuniktor untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi hendaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Sukses komunikasi antar pribadi banyak bergantung pada kualitas pandangan dan perasaan diri, positif atau negatif. 5. Kesetaraan Equality Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendak, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya. Persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak menggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat, yang

Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA KEPADA ANAK DALAM MEMAHAMI DAMPAK BERMAIN GAME ONLINE Pengalaman Komunikasi Interpersonal Orangtua Dan Anak Usia 8-10 Tahun Dalam Memahami Dampak Bermain Game Online Terhadap Prestasi Di Sekolah (Studi Deskriptif Kualita

0 4 14

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

6 27 87

Komunikasi Interpersonal orang tua dan anak remaja pecandu narkoba di Gresik.

0 0 108

Partisipasi masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa: studi kasus di Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.

0 16 113

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANGTUA DENGAN PENDERITA LUPUS.

0 2 116

POLA KOMUNIKASI GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM MEMBANGUN PRESTASI ANAK-ANAK DI TK PGRI DESA PRUPUH KEC PANCENG KAB GRESIK.

1 1 100

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS RUMAH TANGGA DI DESA BOLO UJUNGPANGKAH GRESIK.

0 0 149

PRAKTIK AKAD MUKHABARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK : KAJIAN TENTANG REALITAS HUKUM ISLAM.

1 4 91

Membangun melalui Komunikasi Interpersonal denga

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA-ANAK DALAM PROSES STUDI DI PERGURUAN TINGGI (STUDI DESKRIPTIF POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA-ANAK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA) - UMBY

0 0 23