Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen view dan disimpan di dalam sebuah shapefile file .shp. Oleh karena itu, proses digitasi didahului dengan
pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi selanjutnya dapat digunakan dalam proses overlay.
Digitasi peta dilakukan melalui beberapa proses:
a data raster gambar peta dasar yaitu menambah data gambar ke dalam
Arcview, File Add Data di toolbar menu, kemudian memilih gambar
yang akan di digitasi. b Meregistrasi data raster yaitu dilakukan setelah peta tampil, tujuannya
untuk memberikan skala yang benar pada citra dengan jalan memberikan koordinat bumi kepada citra.
c Membuat shapefile file .shp y aitu dengan mengidentifikasi terlebih
dahulu objek-objek yang akan didigitasi. Setelah objek teridentifikasi, buatlah shapefile untuk masing-masing kategori objek.
d Melakukan proses digitasi yaitu dilakukan setelah shapefile dibuat,
selanjutnya tambahkan shapefile-shapefile yang akan didigitasi, mengunakan tombol add data.
e Memasukkan data atribut. Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi
berkaitan dengan fitur peta atau coverage SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun karakter. Pada Sistem Informasi
Geografis di ArcView, data atribut dihubungkan dengan data spasial melalui identifier atau sering disingkat ID yang terkait di fitur.
f Menghasilkan data vektor yang akan digunakan untuk overlay. Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam
kumpulan garis, area daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, titik dan nodes merupakan titik
perpotongan antara dua buah garis.
2.7 Metode Overlay
Universitas Sumatera Utara
Overlay merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu memiliki informasidatabase yang
spesifik. Overlay peta dilakukan minimal dengan 2 jenis peta yang berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang terbentuk dari 2 jenis peta yang
dioverlaykan. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentukya Prahasta, Eddy. 2006, contohnya, melakukan overlay peta
tofografi dengan peta penggunaan lahan, maka di peta barunya akan menghasilkan polygon baru berisi atribut topografi dan penggunaan lahan. Agregat dari
kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut peta komposit, mampu memberikan informasi yang lebih luas dan bervariasi. Masing-masing peta
tranparansi memberikan informasi tentang komponen lingkungan dan sosial. Peta komposit yang terbentuk akan memberikan gambaran tentang konflik antara
proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin akan mengakomodir semua dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak potensial pada spasial
tertentu Prahasta. 2005.
2.8 Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM
Fuzzy Multiple Atribut Decision Making FMADM adalah suatu metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,
kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang menyeleksi alternatif yang sudah diberikan Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo. 2006. Dalam
FMADM terdapat beberapa komponen umum yang digunakan yaitu : a Alternatif yaitu objek-objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. b Atribut yang sering disebut sebagai karakteristik, komponen atau kriteria
keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub-kriteria yang berhubungan
dengan kriteria yang telah diberikan.
Universitas Sumatera Utara
c Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya memiliki konflik antara satu dengan yang lainnya.
d Bobot keputusan W, bobot keputusan ini menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria.
e Matriks keputusan, suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen x
ij
, yang merepresentasikan rating dari alternatif A
i
i=1,2,…,m m adalah banyaknya jumlah alternatif, terhadap kriteria C
j
j=1,2,…,n n adalah jumlah kriteria Kusumadewi, Harjoko, dan Wardoyo. 2006.
2.8.1 Tahapan FMADM Menurut Rudholpi 2000, Proses dari FMADM ini dilakukan melalui 3
tahapan yaitu: 1 Pada tahapan penyusunan komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran
yang berisi indentifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut.
2 Pada tahapan analisis dilakukan melalui 2 langkah yaitu: a Mendatangkan taksiran dari besaran potensial, kemungkinan, dan
ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif.
b Melakukan pemilihan dari preferensi pengambilan keputusan untuk setiap nilai dan ketidakpedulian pada setiap resiko yang timbul.
3 Dan kemudian dilakukan tahap sintesis informasi.
Secara umum, pendekatan FMADM dilakukan dengan 2 langkah yaitu : 1 Melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap
semua tujuan pada setiap alternatif. 2 Melakukan perankingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan
hasil agregasi keputusan. Dengan demikian dikatakan bahwa masalah multi-attribute decision making
adalah mengevaluasi m alternatif A
i
i=1,2,...,m terhadap sekumpulan attribut
Universitas Sumatera Utara
atau kriteria C
j
j= 1,2,…,n. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X, sebagai berikut:
X = �
x11 x12 … x1n x21 x22 … x2n
⋮ ⋮
⋮ xm1 xm2 … xmn
�
Dimana X merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j.
Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai W, dimana W merupakan bobot keputusan yang telah
ditentukan dari W
1
hingga W
n
yaitu jumlah bobot keputusan yang diberikan. Rating kinerja X dan nilai bobot W merupakan nilai utama yang
merepresentasikan preferensi absolute dari pengambilan keputusan. Kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan untuk mendapat
alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan, gambar struktur hirarki FMADM dijelaskan pada gambar
Gambar 2.8.
Gambar 2.8 struktur hirarki FMADM
Kriteria-1 C1
Kriteria-2 C2
Kriteria-m
Masalah
Alternatif-1 A1
Alternatif-3m Am
Alternatif-2 A2
…
...
Universitas Sumatera Utara
2.9 Metode Simple Additive Weighting SAW.