digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada mengerjakan pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-
orang yang saleh.” Q.S. Ali Imran: 113-114.
26
Jadi, gunakanlah waktu malammu dengan sebaik mungkin. Daripada menghabiskan malam dengan bergosip dan memperbanyak tidur,
lebih baik memperbanyak membaca Al Qur’an terutama setelah melaksanakan sholat.
4. Hikmah Tadarus Al Qur’an
Cahaya Al Qur ’an tidak akan merasuk ke dalam hati manusia,
kecuali orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya. Tadarus Al Quran memberi hikmah kepada manusia termasuk orang yang
mendapat rahmat dari Allah SWT.
27
Dan diantara hikmah tadarus Al Qur’an adalah sebagai berikut:
a. Memahami segala sesuatu baik ketauhidan, hukum, kisah,
akhlak, ilmu pengetahuan, janji, peringatan dan lain-lain. Seperti Firman Allah dalam surat al-
A’raf ayat 52:
َنوُنِمْؤُ ي ٍمْوَقّل ًةََْْرَو ىًدُ ٍمْلِع ٰىَلَع ُهٰنْلصَف ٍبٰتِكِب مُهٰ نْ ئِج ْدَقَلَو
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab Al Quran kepada mereka yang Kami telah
menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi
26
Departemen Agama RI, Al Qur’an Tajwid Terjemah, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2014, , h. 190.
27
Ahmad Yaman Syamsudin, Cara Mudah Menghafal Al Quran, Solo: Insan Kamil, 2007, h. 36.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. ”QS.
Al A’raf: 52.
28
b. Mendapatkan ketenangan hati bagi siapapun yang
membacanya c.
Al Qur’an sebagai obat yang manjur.
29
Selain dari pemaparan di atas hikmah Al Qur’an masih banyak lagi
yang lain yang tidak akan ada habisnya jika disebutkan satu-satu, oleh karena itu peneliti hanya memberi tiga hikmah yang sangat penting bagi
pembaca. Jadi janganlah kalian sia-siakan waktu di dunia ini tanpa membaca
Al Qur’an.
B. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar Al Qur’an
1. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki nama akar dari bahasa Latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak.
30
Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
28 Departemen Agama RI, Al Qur’an Tajwid Terjemah, Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2014, , h. 223
29
Ahmad Abtokhi, Akankah Al Qur’an yang Ku Baca Menolongku? Suatu Kajian
Tasawuf Modern dalam Perspektif Fisika, Malang: UIN Malang Press, 2007, h. 71-76.
30
Purwa atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2014, h. 319.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Menurut Sumadi Suryabrata motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.
31
Banyak teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan. Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat
memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.
32
Perilaku seseorang pada hakikatnya dirancang untuk mencapai satu tujuan. Dengan kata lain, motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan. Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari
timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akulturasi.
33
a. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi seperti, sandang, pangan dan papan b.
Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan seseorang untuk memperoleh
keselamatan, keamanan,
jaminan atau
perlindungan dari
ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidupnya.
31
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, h. 101
32
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 5
33
Djaali, Psikologi Pendidikan, h. 102