7
mulai mengintrepretasikan Iklan tersebut sebagai iklan produk parfum yang menampilkan sisi eksotis perempuan secara berlebih . Dari adegan-adegan yang
ada pada iklan tersebut mengingatkan beliau akan suatu hal ketika anak dari beliau menanyakan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa didalam film yang
sempat ditonton oleh anak beliau misalnya berciuman, beliau merasa kebingungan dalam menjelaskan kepada anaknya untuk apa hal tersebut karena memang belum
pantas juga dibicarakan oleh anak dibawa umur, hal yang sama bisa saja terjadi ketika anak-anak melihat iklan tersebut. Dari ketiga tahap tersebut Bapak
H.Tayinul Biri Bagus Nugroho mempersepsikan Iklan Axe sebagai Iklan yang tidak layak dilihat oleh masyarakat, selain karena adegan yang cukup vulgar, Iklan
tersebut menampilkan sisi eksotis perempuan secara berlebihan, dimana hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama yang di anut beliau selama ini. Ketika
beliau mengutarakan bahwa Iklan tersebut mengingatkan beliau akan suatu hal, beliau masuk dalam proses memori, dimana beliau mengingat kembali apa yang
sudah pernah dialami dimasa lalu.
C. Pemuka Agama Khatolik
Narasumber ke tiga yaitu bapak diungkapkan oleh Bapak Rufinus Sabtian Herlambang selaku Biarawan biasa disebut Frater di Gereja Santo Paulus Miki
Salatiga dalam wawancara pada tanggal 242013 : ‘Kita sebagai masyarakat perlu melihat dari sisi budaya. Jika kita melihat
gunung, kita praktis hanya akan melihat sisi bagian tertentu saja, tidak mungkin secara keseluruhan lingkarannya pada saat yang sama. Seperti
halnya ketika melihat iklan axe tersebut kita harus lihat dari segi keseluruhan. Iklan tersebut sah-sah saja jika ingin menggunakan peran
malaikat, tapi perlu diingat Indonesia kental dengan budaya ketimuran’.
8
Dalam hal ini Bapak Rufinus Sabtian Herlambang memandang Iklan tersebut dengan melihat dari banyak sisi. Bahwa dalam dunia periklanan untuk
adegan-adegan yang terdapat dalam iklan itu merupakan hal yang biasa karena pada umumnya suatu hal vulgar lebih cenderung efektif dalam menarik perhatian,
begitu juga dengan menanggapi permasalahan Iklan Axe versi barat yang melarang tayangnya iklan tersebut di Afrika karena sosok perempuan bersayap
yang di anggap malaikat, itu merupakan hal yang dapat menyingung umat Kristiani disana, kita perlu mengetahui latar belakang dimana permasalahan
tersebut terjadi. Seperti yang diungkapkan kembali oleh Bapak Rufinus Sabtian Herlambang dalam wawancara pada tanggal 242013 :
‘Perlu diketahui bahwa Afrika termasuk menjadi tempat penyebaran Injil pertama oleh orang-orang di benua Eropa setelah terjadinya perang salib.
Dengan kenyataan sejarah ini, bisa dikatakan bahwa Afrika termasuk fanatik akan kekristenan mereka. Kefanatikan mereka muncul secara
frontal jika ada sedikit saja penyelewengan terhadap agama mereka. Ini merupakan sebuah hal yang wajar dan normal, sebab kefanatikan
sekelompok orang akan agama tertentu akan cepat sekali memicu aksi protes, jika mereka merasa di lecehkan dan itu merupakan sebuah hal yang
penting.’ Jika dilihat dari tiga tahapan persepsi yang diungkapkan oleh Kenneth K.
Soreno dan Edward M. Bodaken yang diantaranya adalah seleksi, organisasi dan interpretasi dimana disana mencakup atensi, sensasi, dan intrepretasi. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Rufinus Sabtian Herlambang yang pertama adalah tahap sensasi, tahap sensasi yang diperlihatkan adalah ketika beliau menyatakan
itu sebagai iklan parfum pria yang menarik dan kreatif. Kemudian untuk tahap atensi yang didapatkan dari beliau terletak pada pada adegan-adegan para wanita
bersayap yang datang satu-persatu dan terlihat berusaha mendekati pria yang
9
menggunakan parfum Axe. Kemudian beliau juga bertanya-tanya pada bagian akhir, ketika Luna Maya memainkan sponge sabun dimana hal tersebut membuat
beliau merasa penasaran kejadian apa yang akan terjadi setelah itu. Untuk intrepretasinya, beliau menyatakan Iklan tersebut sebagai Iklan yang cukup kreatif
untuk sebuah parfum pria, namun beliau menyatakan jika Iklan tersebut ditayangkan ditelevisi Indonesia kemungkinan akan mendapat penolakan karena
banyak adegan yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sehingga beliau memiliki persepsi bahwa Iklan tersebut kreatif jika dilihat dari sisi periklanan,
namun untuk ditayangkan ditelevisi Indonesia tidak cukup layak karena tidak sesuai dengan budaya ketimuran yang dimiliki Indonesia. Sebuah Iklan perlu
dilihat dari berbagai sisi, untuk adegan-adegan yang cukup vulgar, didaerah barat mungkin adalah suatu hal yang biasa, berbeda ketika Iklan itu di hadapkan dengan
budaya Indonesia yang masih ketimuran dimana hal yang terlihat vulgar masih sangat tabu. Ketika beliau menyampaikan tentang pengetahuannya mengenai latar
belakang Afrika sebagai menjadi tempat penyebaran Injil pertama oleh orang- orang di benua Eropa setelah terjadinya perang salib beliau menunjukan sebuah
memori mengenai suatu hal yang pernah diterima sebelumnya.
d. Pemuka Agama Budha