PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN SUKARAJA RAJABASA LAMPUNG SELATAN

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN
SUKARAJA RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Oleh
AL KHAIRIYAH
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan peningkatan aktivitas siswa dan
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Matematika dan pada siswa
kelas IV Semester II SDN Sukaraja Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Provinsi
Lampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas pada siswa
kelas IV dengan tiga siklus, Siklus I dua kali pertemuan, Siklus II dan III satu kali
pertemuan.Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi.Data
dianalisis secara deskriftif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode demontrasi dapat
meningkatkan: 1). Aktivitas siswa, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar
51,67 %, siklus II 61,11 %, dan siklus III 77,78 % dan 2). Rata-rata prestasi
belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 52,17 %, siklus II 70 %, dan siklus
III 80,94 %

Kata Kunci : peningkatan aktivitas, prestasi belajar, metode demontrasi

HALAMAN RIWAYAT HIDUP

Penulis Lahir di Sukau Desa Canti Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung
Selatan Provinsi lampung,pada tanggal: 10 September 1966 , anak Ke delapan
dari: Hi.Jafar dan Hj.Aisyah.menikah dengan: Bahruddin dan dikaruniai2 orang
anak , yaitu: 1). Nurul Azizah. 2). Subhan Fadhiil.
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan yang pernah Penulis tempuh :
1. MI Nurul Awal Canti di Canti Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung
Selatan.
Tamat Tahun 1982.
2. MTs Way Lahudi Desa Tanjung iman Kecamatan Kalianda Lampung Selatan.
Tamat Tahun 1985.
3. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Muhammadiyah di Kalianda Kec.Kalianda
Lampung Selatan,Tamat Tahun 1988.
4. Pada Tahun 2010 ,Penulis melanjutkan Pendidikan

Pada Program Studi


PGSD Strata 1 dalam Jabatan,Jurusan Ilmu Pendidikan,di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan di Bandar Lampung, Sampai sekarang.
Riwayat Pekerjaan :
Penulis menjadi Guru Tidak Tetap/Guru Honor di SDN Sukaraja Kecamatan
Rajabasa Lampung Selatan,Sejak tanggal 01 Juli 2003 Sampai dengan 31
Desember 2006.
Penulis menjadi Guru Tetap (PNS) di SDN Sukaraja Kecamatan Rajabasa
Lampung Selatan,Sejak tanggal 01 Januari 2007 Sampai Sekarang.

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini, Kupersembahkan Kepada :
1.

Ayahnda Hi.Jafar (Alm) ,Ibunda Hj.Aisyah (Alm) orang tua kandungku.

2.

Ibunda Aisyah dan Ayahndaku Ismail ( Mertuaku ) yang selalu mendo’akan

keberhasilanku.

3.

Suamiku tercinta Bahruddin, yang telah banyak membimbing dan
mendukungku selama ini.

4.

Anak-anakku tersayang :1). Nurul Azizah, 2. Subhan Fadhiil.

5.

Yang telah memberikan semangat dan selalu mendambakan keberhasilanku.

6.

Seluruh Rekan Guru-guru di SDN Sukaraja,yang banyak membantu selama
ini.


7.

Almamaterku Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung,Sebagai tempatku
menintut Ilmu.

MOTO

“Kemudian apabila Kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada
Allah Sesungguhnya, Allah menyukai orang- orang yang bertawakal kepada Nya”
( Terjemahan Qs.Al.Imran : 159 ).

Gantungkanlah Cita-citamu setinggi bintang di langit .
( Ir.Soekarno ).

KATA PENGANTAR

Peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,atas limpahan Taufik dan
Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan dalam penyusunan Kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dalam bentuk sebuah Karya ilmiah,Yang

berjudul “Upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan
metode demontrasi siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung
Selatan” walaupun masih banyak terdapat kesalahan

baik dalam Penulisan

maupun isinya.Karya ilmiah ini disusun Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi PGSD Strata 1 dalam
Jabatan,Jurusan Ilmu Pendidikan.

Pada kesempatan ini Peneliti mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya ilmiah ini,Peneliti
menyadari bahwa Karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
nya, dengan harapan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
yang sangat saya harapkan.

Semoga semua bantuan dari,Bapak,Ibu,Saudara-saudari dan rekan-rekan kepada
kami akan menjadi amal yang baik serta senantiasa akan mendapatkan imbalan
yang lebih dari Allah SWT, Amin.


Lampung Selatan, 20 Februari 2014
Penyusun

Al Khairiyah
NIM.1013079178.

DAFTAR ISI

Daftar isi

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah

..............…….………………

1

1.2.Indentifikasi masalah


..............…….………………

4

1.3.Pembatasan masalah

..............…….………………

5

1.4.Rumusan masalah

..............…….………………

5

1.5.Tujuan penelitian

..............…….………………


6

1.6.Manfaat penelitian

..............…….………………

6

1.7.Ruang Lingkup penelitian

..............…….………………

7

2.1. Aktivitas belajar

..............…….………………

8


2.2. Prestasi belajar

..............…….………………

11

2.3. Media pembelajaran

..............…….………………

16

2.4. Metode demontrasi

..............…….………………

18

2.5. Hasil Penelitian yang relevan


..............…….………………

24

2.6. Kerangka pikir

..............…….………………

25

2.7. Hipotesis tindakan

..............…….………………

26

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode penelitian

..............…….………………

27

3.2.Tempat dan waktu penelitian

..............…….………………

27

3.3. Tahapan tindakan

..............…….………………

29

3.4.Tehnik pengumpulan data

..............…….………………

33

3.5. Tekhnik analisis data

..............…….………………

34

3.6. Indikator Keberhasilan

..............…….………………

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian

..............…….………………

35

4.1.1. Siklus I

..............…….………………

35

4.1.2. Siklus II

..............…….………………

4.1.3 Siklus III

..............…….………………

45
50

4.2. Pembahasan

..............…….………………

57

A. Kesimpulan

..............…….………………

59

A. Saran

..............…….………………

59

DAFTAR PUSTAKA

..............…….………………

61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

..............…….………………

62

BAB V PENUTUP

DAFTAR TABEL

Tabel

hal

1. Prestasi belajar matematika siswa kelas IV Semester II

…………….

2. Aktivitas belajar siswa, siklus I pertemuan ke 1

…………….

3. Aktivitas belajar siswa, siklus I pertemuan ke 2

…………….

4. Nilai pertemuan 1 dan 2 siklus I

…………….

5. Kinerja Guru siklus I

…………….

6. Aktivitas belajar siswa, Siklus II

…………….

7. Nilai pertemuan, siklus II

…………….

8. Kinerja Guru siklus II

…………….

9. Aktivitas belajar siswa, Siklus III

…………….

10. Hasil belajar siswa, Siklus III

…………….

11. Kinerja Guru, siklus III

…………….

2
37
39
41
42
46
47
48
52
54
55

12. Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran pertemuan I,II , IIIdan IV

…………….

57

DAFTAR GAMBAR

Gambar

hal

1. Kerangka pikir

………………………………………….……….

2. Diagram Penelitian

………………………………………….……….

25
28

LAMPIRAN- LAMPIRAN

halaman
1

Surat izin Penelitia

…………………………………………..

2

Surat Keterangan Penelitian

3

Surat Penyataan

4

Pemetaan SK – KD

5

Silabus (Berkarakter)

64

………………………………….

65

……………………………………………..

66

………………………………………….

67

……………………………………….

68

6

RPP ( 3 Siklus dengan 4 x Pertemuan) ………………………..

69

7

IPKG Guru ……………………………………………………

80

8

Poto Kegiatan Penelitian

86

…………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Program Pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan semakin terlihat nyata
dengan

perkembangan

pengetahuan

dan

teknologi

yang

mendukung

perkembangan budaya dan kehidupan manusia sejak masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang.Oleh karena itu wajar apabila pada materi pembelajaran
disekolah melalui mata pelajaran matematika melekat pada berbagai pembelajaran
yang lainnya.

Kebutuhan akan alat bantu pembelajaran,terutama pada mata pelajaran
matematika sangat dibutuhkan bahkan guru mampu membimbing siswa dalam
cara penggunaannya,Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran Matematika relatif rendah sehingga sangat jarang ditemukan siswa
yang mampu memperoleh nilai yang memuaskan.

Guru sebagai pendidik harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan cara berpikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif. Cara guru
menciptakan kondisi dan suasana di kelas berpengaruh pada reaksi yang
ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.Apabila guru berhasil meciptakan
suasana yang membuat siswa termotivasi dan lebih aktif dalam belajar,
kemungkinan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang
diharapkan.

2

Seorang guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat, yang dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Begitu juga dengan
metode pembelajaran yang akan digunakan seperti diskusi, kerja kelompok
demontraswi,secara bersambung, akan membuat siswa tertantang dalam belajar.
Seorang guru harus bisa mengayomi anak didik nya selagi dapat mengarah kepada
hal-hal yang positif.

Berdasarkan pengamatan awal prestasi belajar pada siswa kelas IV di
SDNegeriSukaraja masih belum mencapai KKM (daftar yang terdapat pada
tebel1.1berikut ).

Tabel.1.1 Prestasi belajar matematika siswa kelas IV Semester II SD Negeri
Sukaraja Tahun Pelajaran :2013-2014
Prestasi
Hasil belajar
Jumlah
No
Nilai
Siswa
Tinggi
Rendah
KKM
1
10
v
60
30
2
14
v
60
40
3
1
v
60
60
4
5
v
60
80
Jumlah
30
6
24
Sumber :Tes awal kegiatan Mahasiswa, Belajar matematika siswa kelas IV
Semester II SD Negeri Sukaraja Tahun Pelajaran : 2013-2014

Dari Tabel.1.1. di atas, terlihat bahwa belajar matematika pada siswa kelas IV
hasil belajarmatematika masih belum mencapai KKM ± 70 %.
Rata-rata kelas 5,0 siswa kurang menguasai teknik menindentifikasi sifat-sifat
operasi hitung,Siswa pada dasarnya dalam Menindentifikasi sifat-sifat operasi
hitung sering lupa dan tidak dapat membedakan antara komulatif (pertukaran),
asosiatif (pengelompokan) dan distributif (penyebaran), sehingga hasilnya sering
salah.

3

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas peneliti ingin menanamkan konsep.
Rendahnya nilai Matematika pada siswa kelas IV SDNegeriSukaraja Rajabasa
Lampung SelatanTahun Pelajaran 2013-2014 dalam pembelajaran disebabkan
karena

proses

pembelajaran

selama

ini

Kurang

menggunakan

metode

pembelajaran yang benar mengaktifkan anak, sehingga siswa sulit untuk
memahami materi dalam pelajaran Matematika.

Proses pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV yang dilakukan oleh guru
SDNegeriSukaraja

Rajabasa

sampai

saat

ini

menggunakan

kelompok

pembelajaran yang berpusat pada guru semata, yaitu guru menjelaskan materi
pelajaran di depan kelas, memberikan contoh soal, memberikan soal- soal latihan,
dan diakhiri dengan memberikan Pekerjaan Rumah (PR). Pada saat proses
pembelajaran berlangsung, kegiatan hanya didominasi oleh guru dan siswa yaitu
mencatat materi pelajaran, hanya siswa tertentu saja yang aktif mengerjakan soal
latihan. Sehingga sebagian besar siswa lainnya bersifat pasif.

Sebaiknya

pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mengutamakan keaktifan
belajar siswa karena dengan adanya aktivitas maka pembelajaran akan berlansung
dengan baik. Berbagai upaya yang dilakukan untuk lebih meningkatkan
keberhasilan belajar siswa diantaranya adalah dengan memperbaiki proses
pembelajaran

yang harus diarahkan pada keaktifan belajar siswa. Dalam

memperbaiki proses pembelajaran ini peran guru sangat penting, oleh karena itu
guru diharapkan mampu mencari Metode pembelajaran yang tepat agar prestasi
belajar meningkat. Cara belajar terbaik adalah secaraaktif sehingga siswa dapat
menguasai materi dan menyerap

bahan pelajaran secara bermakna yang

4

mengutamakan pengertian dari pada hafalan. Jadi, siswa bukan sekedar mengetahui
namun ia harus mengalami apa yang dipelajarinya. Tugas seorang guru adalah
membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan dan menerapkan ide atau gagasan sendiri dalam belajar.
Dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa tidak merasa
kesulitan untuk menerapkan hasil Pembelajaran Matematika ke dalam situasi
kehidupan nyata.Strategi pembelajaran Matematika yang berorientasi pada realitas
kehidupan nyata yaitu dengen meningkatkan aktifitas belajar siswa.Hal ini
bertujuan agar siswa dapat melakukan eksperimen terhadap konsep dasar
Pembelajaran Matematika yang terwujud dalam bentuk kegiatan siswa yaitu
bekerja

dan

mengalami,

bukan

transfer

pengetahuan

dari

guru

ke

siswa.Berdasarkan uraian di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas IV SDNegeriSukaraja Rajabasa,karena Kuranggnya
penggunaan metode pembelajaran kurang tepat.
Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan metode demontrasi
pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan.

1.2. Identifikasi Masalah.
Indentifikasi masalah adalah : Kegiatan yang dilakukan untuk menemukan
masalah nyata yang terjadi,dari kegiatan indentifikasi yang dilakukan guru akan
menghasilkan daftar masalah yang terjadi di kelas,masalah yang ditemukan dari
proses indentifikasi sering kali masih bersifat samar-samar atau kabur,masalah
yang kabur perlu diperjelas agar dapat diuji

5

Faktor

penyebabnya

dan

dimungkinkan

untuk

menemui

cara

mengatasinya,misalnya :
1. Masih Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
2. Masih Terbatas buku pebelajaran Matematika yang dimiliki siswa
3.Rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
4.Rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan Alat pembelajaran.
5. Rendahnya tingkat Profesionalitas guru dalam mengajar di Kelas IV
SDNegeriSukaraja
6. Masih Rendahnya Penguasaan guru terhadap materi ajar yang belum dikuasai
pada mata pelajaran Matematika.

1.3. Pembatasan Masalah.
Penelitian ini dibatasi pada masalah ranah kognitif yaitu mengukur penguasaan
atau pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran Matematika.ranah afektif yaitu
perilaku siswa misalnya dalam aktivitas dan ketekunan dalam belajar serta
tanggung jawab, sedangkan ranah psikomotor yaitu keterampilan dalam
menggunakan alat peraga.

1.4. Rumusan Masalah.
Berdasarkan pembetasan masalah di atas, permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat peningkatan aktivitassiswa dalam belajar matematika Pokok
bahasan: mengindentifikasi sifat-sifat operasi hitung dengan metode

6

demontrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung
Selatan ?
2.Apakah terdapatpeningkatan prestasi belajar matematika Pokok bahasan:
mengindentifikasi sifat-sifat operasi hitung dengan metode demontrasi pada
siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan ?

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam pokok bahasan operasi hitung bilangan.
2. Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam pokok bahasan operasi hitung bilangan.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kinerja pembelajaran
dikelas ,meningkatkan relevansi pendidikan,meningkatkan mutu hasil pendidikan
dan meningkatkan

efesiensi

pengelolaan pendidikan disekolah.Penelitian

tindakan kelas (PTK) mempunyai manfaat baik bagi sekolah ,bagi Guru maupun
bagi siswa.
Manfaat bagi Sekolah: Akan menumbuhkan inofasi baru,memacu tumbuhnya
semangat kalaborasi antar komponen pendidikan di sekolah.
berbagai strategi tehnik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah.untuk
disebarkan kesekolah lain.

7

Manfaat bagi guru: Akan meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan
profesionalisme

,tumbuhnya

hubungan

kolegal

yang

sehat,rasa

saling

membutuhkan dan bekerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.
Manfaat bagi siswa: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan memberikan
pengaruh bagi peningkatan hasil belajar mereka.
Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih berperan aktif dalam
belajar, membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar, juga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa agar menjadi lebih baik.
Penerapan pembelajaran dengan peningkatan aktivitas dan prestasi

belajar

matematika dengan metode demontrasipada siswa Kelas IV SD Negeri
SukarajaRajabasa Lampung Selatan,dalam usaha untuk memberikan peluang
kepada siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian
1.7.1 Objek Penelitian
Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan metode demontrasi
pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan
Tahun Pelajaran 2013-2014

1.7.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang
siswa, pada siswa kelas IV SDNegeriSukaraja Rajabasa lampung selatan Tahun
Pelajaran 2013-2014.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Aktivitas Belajar.

Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, berfikir, melaksanakan
Penjumlahan dan

Pengurangan serta segala kegiatan yang dilakukan dapat

menunjang prestasi belajar, Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya
diklasifikasikan menjadi kerja kelompok,yaitu:

Kegiatan-kegiatan medengarkan: Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan instrument musik,
mendengarkan siaran radio.
Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, memeriksa karangan, laporan, mengisi
angket, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes.
Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

Kegiatan-kegiatan mental: Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah,
menganalisa factor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
Kegiatan-kegiatan Emosional: Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
Hamalik (2001:33) belajar dengan minat akan mendorog siswa belajar lebih baik
dari pada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu

9

karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan dan bermakna bagi dirinya.

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi dengan
aktivitas belajar. Dalam belajar diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar
ini tidak
mungkin berlangsung dengan baik. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip
yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan
modern.Menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Hamalik (2001:172) aktivitas belajar dapat di golongkan menjadi beberapajenis :
Visual activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
percobaan.
Listening activities, seperti: mendengarkan penyajian bahan, percakapan, diskusi,
pidato.
Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket.
Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, bermain, berkebun, berternak.
Mental activities, misalnya: mengingat, merenung, memecahkan masalah,
menganalisis.
Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, gugup.
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan siswa yang dialami siswa dapat diketahui berdasarkan penilaian
yang dilakukan oleh guru. Bagi siswa penilaian dapat memberikan informasi
tentang sejauh mana materi ekonomi yang telah disajikan. Bagi guru, penilaian

10

dapat digunakan sebagai penunjuk mengenai keadaan siswa, materi yang
diajarkan, metode yang tepat dan umpan balik untuk proses belajar mengajar
selanjutnya. Nilai yang di peroleh setelah proses belajar mengajar ini di sebut
sebagai hasil belajar.

Slamet (1991:2) belajarkan merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sacara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Biasanya
aktivitas anak didik akan berkurang apabila bahan pelajaran yang guru berikan
tidak atau kurang menarik perhatiannya disebabkan dengan cara mengajar dan
mengabaikan prinsip-prinsip mengajar.
Berdasarkan bebrapa defenisi di atas ,maka dapat disimpulkan adalah: Belajar
sebagai aktivitas fisik berarti belajar dengan mendayagunakan semua kekuatan
fisik berupa kemampuan badan maupun perlengkapan belajar fisik lainnya.
Sedangkan belajar sebagai aktivitas psikis merupakan proses yang selain
diwujudkan juga benar-benar harus duhayati dan diresapi oleh pihak yang belajar
dengan suasana hati yang kondusif.

Dengan demikian Upaya ini diharapkan siswa terbiasa terlibat dari aktif mengikuti
pembelajaran sehingga aktifitas siswa meningkat dan berujung pada peningkatan
hasil belajar.
Beberapa defenisi di atas,maka dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar adalah
: aktivitas diatas menunjukan bahwa aktivitas didalam kelas cukup kompleks dan
bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan didalam

11

kelas, tentu kelas tersebut akan lebih dinamis, tidak membosankan, dan benarbenar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. Dalam upaya meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar pun diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang
dapat merangsang timbulnya aktivitas dan hasil belajar siswa.

Biasa nya aktivitas anak didik akan berkurang apabila bahan belajar yang guru
berikan tidak atau kurang menarik perhatiannya disebabkan dengan cara
mengajarnya dan mengabaikan prinsip-prinsip mengajar. Pembelajaran tidak
hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua
peristiwayang mempunyaipengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi:
Kegiatan yang diturunkan dari bahan-bahan buku cetak, gambar, radio, televise,
film maupun dari bahan-bahan lainnya. Hal ini maksudkan agar siswa tidak bosan
dalam belajar, dan aktivitas belajar siswa pun akan keluar dengan sendirinya agar
prestasi belajar meningkat. Dengan demikian minat belajar dari dalam diri siswa,
diharapkan

aktivitas

pembelajaran

yang

berlangsung

akan

menunjukan

kecenderungan belajar yang baik.

Siswa yang memiliki minat dalam belajar akan merasa senang dalam belajar,
belajar terus memahami suatu ilmu pengetahuan sehingga pikirannya akan banyak
tercurah untuk mempelajari hal baru tersebut. Dengan dilakukannya aktivitas
pembelajaran yang maksimal diharapkan hasil yang diperoleh dari proses belajar
juga akan semakin baik berupa prestasi belajar.

12

2.2 Prestasibelajar.
Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara
terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai
bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.Dalam kegiatan pendidikan formal
tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan, tes formatif, tes sumatif, bahkan
ebtanas dan ujian-ujian.

Menurut Bloom dalam Arikunto bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Tiga aspek kategori ranah (domain) yang dikenal dengan sebutan “Taaksonomi
Bloom”. Ketiga kategori prestasi belajar itu mempunyai beberapa aspek masingmasing yaitu:
Kognitif, aspek-aspek dari domain ini terdiri dari: pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, dan evaluasi.
Afektif, domain terdiri dari aspek-aspek: penerimaan penanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pengarahan.
Psikomotor, terdiri beberapa aspek: kemampuan gerak refleks, kemampuan gerak
dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, kemampuan gerak terampil, dan
kemampuan gerak komunikatif.

Dalyono (2003:49) mengemukakan berberapa prinsip yang berkaitan dengan
belajar, yaitu: Belajar pada hakikatnya potensi manusia dan perilakunya

13

Pada kesempatan yang baik ini,kami selalu mengarahkan kepada para siswa agar
dapat mengikuti proses pembelajaran denganmelakukan cara belajar yang
sungguh-sungguh dan siswa harus mampu mengerjakan berbagai tugas dari guru,
baik secara kelompok ataupun secara individu dengan aktivitas yang baik, mantap
dan afektif sehingga hasil yang akan di capai oleh siswa akan maksimal sesuai
dengan yang diharapkan.

Prinsip-prinsip tersebut akan mudah dipahami untuk dapat memberikan
penjelasan tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi
belajar yang afektif. Dan akan menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini
bukan

disebabkan

oleh

proses

pertumbuhan

fisiologis

atau

perubahan

kematangan.Perubahan yang terjadi karena belajar dapat perubahan-perubahan
pengetahuan, kebiasaan, kecakapan, istilah aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotor, Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2002:141) secara
garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di klasifikasikan
menjadi dua yaitu: Faktor luar lingkungan dan Faktor dalam lingkungan.
Faktor luar lingkungan, adalah: merupakan bagian dari kehidupan anak didik yang
di luar

lingkungannya,anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai

kehidupan .
Faktor dalam lingkungan, adalah: merupakan bagian dari kehidupan anak didik
yang dialam lingkungannya, anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan yang disebut ekosistem: 1) lingkungan alami, 2)lingkungan sosial
budaya dan 3)faktor Instrumental

14

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai yaitu: Tujuan tentu saja pada
tingkat kelembagaan.
Dalam rangka melicinkan kearah itu di perlakukan seperangkat kelengkapan
dalam berbagai bentuk dan jenis Sbb: 1) kurikulum, 2) program-program, 3)
sarana,guru dan 4) fasilitas.
Kondisi fiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang yang keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang tidak berkurang
gizi,Mereka lekas lelah, mudah ngantuk dan sukar menerima pelajaran.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan penilaian penguasaan, baik
yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga merupakan
pencerminan adanya perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar yang
telah diikutinya melalui program pembelajaran di sekolah.

Menurut Muhibin (2003:213) prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar
yang berdimensi cipta (kognitif), rasa (afektif), maupun karsa (Psikomotor) yang
dinyatakan kedalam ukuran dan data hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa yaitu :Faktor dari dalam diri sendiri, yakni: keadaan atau
kondisi jasmaniah dan rohaniah siswa. Meliputi tingkat kesehatan, tingkat
kecerdasan, sikap siswa, motivasi siswa, minat siswa, dan bakat siswa sedangkan,
Faktor dari luar diri sendiri, yakni: kondisi lingkungan di sekitar siswa, Meliputi
lingkungan sosial dan non sosial budaya.

15

Faktor-faktor pendekatan belajar, yakni: jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategis dan metode yang digunakan sisswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa berbeda-beda karena setiap siswa
mempunyai perbedaan dalam hal kecerdasan, kelengkapan sarana belajar, minta
belajar serta dukungan dari orang tua.
Menurut Sardiman (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari
luar individu dalam belajar”.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat
atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini
setelah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemempuan nyata (actual ability)
yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Berdasarkan penjelasan diatas, yang dimaksud belajar adalah proses perubahan
tingkahlaku individu yang berlangsung selama satu masa tertentu, meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap pengalaman yang
didapatkan nya dilingkungan situasi belajar itu berlangsung. Adapun batasan
prestasi belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut pandang masingmasing ahli.
Pada proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari
pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan
tingkah laku yang dapat diukur dengan tes objektif maupun tes uraian.

16

Dengan demikian hasil belajar Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
matematika dengan metode demontrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja
Rajabasa Lampung Selatan

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Maka prestasi belajar merupakan
hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.
Berdasarkan pendapatan diatas, prestasi dapat diartikan

sebagai perubahan

tingkah laku atau proses dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak menegrti menjadi
mengerti setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh
siswa akan terlihat dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui suatu tes.

Adanya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor tersebut bisa dari
luar siswa maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan metode demontrasi
pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan
Dapat disimpulkan bahwa agar terjadi proses belajar sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa atau pengalaman
tersebut harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Salah satu tugas guru
dalam merencanakan kegiatan belajar

mengajar adalah merencanakan dan

menetukan saran atau media yang akan digunakan didalam kegiatan belajar
mengajar menyangkut pengadaan dan penggunaannya.

17

Rusminiarti (2007:3) ada dua fungsi media pembelajaran. Fungsi pertama adalah
sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai sumber belajar.

2.3 Media pembelajaran .
Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal.
Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.Dari
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
peserta didik.

Media pembelajaran yang kami gunakan berupa tulisan pada kertas karton
tentang:sifat-sifat

operasi

hitung

bilangan

,komulatif(pertukaran)

,asosiatif(pengelompokan) dan distributif(penyebaran).
penggunaan media pembelajarn tersebut tidak monoton, tetapi diavariasikan
dengan media yang lainnya secara bervariasi. Dalan hal ini diharapkan dapat
membantu siswa untuk lebih berminat dalam mengikuti pelajaran, karena dengan
penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa
dalam menerima pelajaran sehingga siswa mendapat nilai yang lebih.
Materi ajar dengan tingkat kesukaran tinggi tentu sulit dipahami oleh siswa.
Tanpa bantuan media, maka materi ajar akan menjadi sukar dipahami oleh setiap

18

siswa. Sebagai alat bantu media atau alat peraga mempunyai fungsi untuk
mempermudah jalannya tujuan pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
bahan pembelajaran untuk belajar.
Ada5 macam sumber belajar, yaitu:
1. Manusia.
2. Buku perpustakaan.
3. Media masa.
4. Alam lingkungan .
5. Alat pendidikan.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar dan dapat membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa.

2.4 MetodeDemontrasi.
Mengenai definisi atau pengertian Metode demontrasi, Metode demontrasi adalah
metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu.definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contohcontoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya
jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara
cermat.Penggunaan

metode

demontrasi

merupakan

metode

pembelajaran

mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Pada metode ini, setelah guru beberapa saat memberikan informasi (ceramah)
guru

mulai

dengan

menerangkan

suatu

konsep

mendemonstrasikan

19

keterampilannya mengenai pola/aturan/dalil tentang konsep itu, siswa bertanya,
guru memeriksa (mengecek) apakah siswa sudah mengerti atau belum.
Kegiatan selanjutnya ialah guru memberikan contoh-contoh soal aplikasi konsep
selanjutnya merninta murid untuk menyelesaikan soal-soal di papan tulis atau di
mejanya. Siswa mungkin bekerja individual atau bekerja sama dengan teman yang
duduk disampingnya, dan sedikit ada tanya jawab. Dan kegiatan terakhir ialah
siswa mencatat materi yang telah diterangkan yang mungkin dilengkapi dengan
soal-soal pekerjaan rumah. Jadi metode demontrasi ini sama dengan cara
mengajar yang biasa (tradisional) kita pakai pada pengajaran matematika.

Para ahli memberikan definisi yang agak sedikit berbeda meskipun pada intinya
definisi-definisi tersebut sama.Menurut: David P.Ausubel ( 2006 : 18) bahwa
metode demontrasi yang baik adalah cara mengajar yang paling efektif daan
efisien dalam menanamkan belajar bermakna.
Pada tahun lima puluhan banyak pendidik matematika berpendapat bahwa metode
demontrasi itu hanya menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak
makna (tanpa banyak mengerti). Karena pengajaran matematika (modern)
mengutamakan antara lain kepada pengertian daripada cara menyelesaikan soal,
maka pada tahun enam puluhan metode itu diganti sebagian oleh metode baru
misalnya dengan laboraturium, penemuan dan permainan.
Tetapi D.P. Ausubel percaya bahwa carademontrasi itu tidak sejelek seperti yang
dituduhkan orang. Malahan sebaliknya ia percaya bahwa cara ceramah itu
merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien yang dapat
menyebabkan siswa belajar secara bermakna. Sebaiknya.metode baru seperti

20

laboratorium, penemuan, permainan dan semacamnya itu : dapat menyebabkan
pengajaran tidak efektif, tidak efisien, dan bila tidak hati-hati dapat ngawur.
Karena itu ia berperdapat cara-cara ini supaya jarang dipakai. Meskipun demikian
ia menyetujui pengajaran yang menggunakan metode: pemecahan masalah,
inkuiri, dan metode belajar yang dapat menumbuhkan berfikir kreatif dan kritis;
mengajarkan materi yang berguna bagi menghadapi kehidupan, Peningkatan
kebudayaan dan ketrampilan dasar pada umumnya.
Ausubel membedakan :
a)

Belajar menerima (reception learning),materi yang disajikan kepada siswa
ada dalam bentuk akhir,dan

b) Belajar menemukan (discovery learning): pola, dalil atau aturan harus
ditemukan siswa.
Ia juga membedakan antara :
a)

Belajar menghafal (rote learning),dan

b)

Belajar dengan bermakna (meaningful lerning): disini yang diutamakan
prosesnya,hasilnya nomor dua.

Menurut Roestiyah( 2002 : 61) ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai
suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
Menurut Abdul Majid (2006 : 72 ) suatu rencana menyeluruh tentang penyajian
materi secarasistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara

21

latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai
sepenuhnya oleh peserta didik.
Kelebihan dan kelemahan metode demontrasi
1. Kelebihanmetode demontrasi
Strategi pembelajaran demontrasi merupakan strategi pembelajaran yang banyak
dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya:
1) Dengan metode pembelajaran demontrasi guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Metode pembelajaran demontrasi dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
untuk belajar terbatas.
3) Melalui metode pembelajaran demontrasi selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa
bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

2. Kelemahan Metode demontrasi
Di samping memiliki kelebihan, metode demontrasi juga memiliki kelemahan, di
antaranya:
1) Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa
yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk

22

siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi
lain.
2) Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3) Karena metode lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan metode pembelajaran demontrasi sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
semangat,

antusiasme,

motivasi,

dan

berbagai

kemampuan

seperti

kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas.
Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin
berhasil.

Alasan guru memakai metode demontrasi adalah: Pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Dalam Metode ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh
guru. Karena Metodedemontrasi lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan strategi "chalk and talk".dapat memacu siswa untuk kerja
lebih aktif belajar,dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan kerja sama
yang kuat antar anggotanya.

23

Tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar diluar kelas bahkan
dikeluar sekolah yang bervariasi, seperti wawancara, cari sumber bukti di
perpustakaan dan lain-lain.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Demontrasidan

harus mengikuti

Langkah-langkah pembelajaran metode demontrasi.
Ada beberapa langkah dalam penerapan metodedemontrasi, yaitu:

Persiapan :
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran.Dalam Metode demontrasi, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting.Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
Metode demontrasi.
sangat tergantung pada langkah persiapan. beberapa hal yang harus dilakukan
dalam
langkah persiapan di antaranya, adalah:
1)

Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2)

Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3)

Bukalah filedalam otak siswa.

Penyajian
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan, guru harus memikirkan dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa.

24

Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan gurusebelum langkahlangkah pelaksanaan penyampaian materi pembelajaran disjikan,yaitu:
1)

penggunaan bahasa,

2)

intonasi suara,

3)

menjaga kontak mata dengan siswa,dan

4)

menggunakan trik-trik yang menyenagkan

Korelasi
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap

keterkaitannya

dalam

struktur

pengetahuan

yang

telah

dimilikinya.Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap
materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.

Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core)dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat
penting dalam
Metode Demontrasi, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat
mengambil inti sari dari proses penyajian.

25

Mengaplikasikan
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran Demontrasi, sebab melalui langkah ini guru akan
dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi
pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
1.dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
2.dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.

2.5 Hasil penelitian yang relevan.
Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan metode demontrasi
pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan
Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri,membantu siswa memahami bahan
belajar secara lebih mudah dan Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang
lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.

26

Kebenaran empirik (kebenaran secara teoritik berupa hepotesis),Secara teoritik
kebenaran diperoleh dari pengembangan kajian teori,kerangka pikirdan pinalnya
pengajuan hepotesis dan Secara empirik kebenaran diperoleh dari hasil analisis
data,Sehingga hasil penelitian merupakan kebenaran secara empirik.

2.6 Kerangka pikir.
Dengan adanya Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika dengan
metode demontrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung
Selatan
Dalam Peningkatan aktivitas belajar merupaka salah satu tugas dan fungsi Guru
yang wajib di lakukan dalam pengelolaan Pembelajaran ,dalam hal ini
memberikan

partisipasi

dan

bimbingan

kepada

Siswa

Kelas

IVdi

SDNegeriSukaraja dalam menigkatkan pelaksanaan pembelajaran.
Demontrasi

Gambar : 2.1. digambarkan secara sistematis

2.7 Hipotesis Tindakan.
1. Melalui metode demontrasimampu meningkatkan aktivitas belajar matematika.
2. Melalui metode demontrasimampu meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian.

Pembelajaran ini menggunakan PTK, PTK didefenisikan sebagai suatu bentuk
penelaahan penelitian yang bersifat relatip dengan melakukan tindakan.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

a. Tempat penelitia :
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDNegeri Sukaraja Rajabasa Lampung
selatan.

b. Waktu Penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) Tahun Pelajaran 2013-2014.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus, dalam setiap siklus terdiri dari
satu pokok bahasan dalam 3 kali pertemuan dan setiap siklus diadakan tes
formatif untuk

mengetahui

tingkat

pemahaman

siswa terhadap

materi

pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan kelas yang dimodifikasi oleh
kemmis dan Taggart, yaitu rencana penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

28

Gambar :3.2.diagram Penelitian (Arikunto, 2007:16)

Arikunto (2007:62) PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan
penilaian lain.
Berkait dengan cirri khusus tersebut, ada beberapa karakteristik PTK, antara lain:
Adanya tindakan nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan
untuk

menyelesaikan

masalah,Menambahkan

wawasan

keilmiahan

dan

keilmuan,Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam

29

pembelajaran, Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan
penting. Adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,Adanya tujuan penting
dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan perfosinalisme guru, ada keputusan
kelompok, ketujuan untuk meningkatkan dan nambah pengetahuan.

3.3. Tahapan Tindakan
A. Perencanaan.
Menyusun silabus, rencana pembelajaran, dan media untuk menunjang
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pokok,Menentukan kelas penelitian
dan menetapkan materi pembelajaran,Menyusun soal-soal untuk melakukan
latihan. Menetapkan cara pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Menyusun lembar observasi untuk melihat aktifitas, efektifitas dan psikomotor
siswa selama pembelajaran berlangsung,Merefleksikan setiap akhir tindakan pada
setiap siklus

B. Pelaksanaan Tindakan
Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
Kompetensi dasar:
1.1. Mengindentifikasi sifat-sifat operasi hitung.
Berdasarkan scenario pembelajaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan
dilakukan untuk setiap tahap tatap muka sesuai dengan rencana pembelajaran
yaitu sebagai berikut:

30

a. Perencanaan siklus pertama ( I).
-Pertemuan pertama (1):
Materi pelajaran Matematika “ Pada operasi hitung bilangan dengan metode
demontrasi pada siswa Kelas IV SD Negeri SukarajaRajabasa Lampung Selatan “
Tahun Pelajaran 2013-2014.
Guru menyajikan pengantar materi pelajaran Matematika tentang Peningkatan
aktivitas hasil belajar matematika operasi hitung bilangan dengan metode
demontrasi
pada

siswa

siswa

kelas

IV

SD

Negeri

SukarajaRajabasa

Lampung

Selatan,membentuk kelompok latihan siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok
sesuai perintah guru,Siswa menggunakan media pembelajaran dari sumber
informasi lainnya.
Guru pembimbingan siswa untuk mendemonstrasikan didepan kelas,Memberikan
tes pada akhir pelajaran.
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan
dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

-Pertumuan kedua (2) :
Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua sama seperti pada pertemuan pertama.
Pada pertemuan kedua, guru hanya memberikan asuhan dan berperan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran, siswa menemukan
penyelesaian sendiri dalam memecahkan masalah.Pada akhir siklus diadakan
refleksi,

mengkaji

hasil

belajar

yang

diperoleh

siswa

selama

31

pembelajaran.Diharapkan pada siklus kedua ini ada peningkatan pencapaian hasil
belajar siswa secara optimal.
b. Perencanaan siklus Kedua ( II ).
Materi pelajaran matematika dengan Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
matematika dengan metode demontrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja
Rajabasa Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
Langkah-langkah scenario pembelajaran sebagai berikut:
Mengadakan apresiasi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
Guru menyajikan pengantar materi pelajaran matematika operasi hitung bilangan
dengan Metode demontrasi pada siswa Kelas IV SD Negeri SukarajaRajabasa
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
Membentuk kelompok siswa, untuk melaksanakan tugas kelompok sesuai
perintah guru, Pembelajaran matematika dengan metode demontrasi siswa kelas
IV SD Negeri Sukaraja Rajabasa Lampung Selatan
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mempresentasikan didepan
kelas.
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan
dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan siklus ke
III,Diharapkan pada siklus ketiga ini ada peningkatan pencapaian hasil belajar
siswa secara optimal.

32

c. Perencanaan siklus Kedua ( III ).
Materi pelajaran Matematika “Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
matematika dengan metode demontrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukaraja
Rajabasa Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
Langkah-langkah scenario pembelajaran sebagai berikut:
Mengadakan apresiasi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
Guru menyajikan pengantar materi pelajaran matematika operasi hitung bilangan
dengan Metode demontrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri SukarajaRajabasa
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
Membentuk kelompok siswa, untuk melaksanakan tugas kelompok sesuai
perintah guru, Siswa melaksanakan tugas menerima dan mengerjakan berbagai
soal

pembelajaran

yang

mampu

diselesaikan

dengan

cara

kerja

kelompok,sehingga hasil yang diharapkan mampu mengadakan peningkatan dari
sebelumnya
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mempresentasikan didepan
kelas,Memberikan tes pada akhir pelajaran.
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan
dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

C. Obsevasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi untuk aktifitas siswa, afektif dan psikomotor.

33

D. Refleksi.
Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

3 13 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 TALANG TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

1 16 17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

1 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKARAJA KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 16

PENINGKATAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PRINGSEWU SELATAN TAHUN 2012/2013

0 5 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TALANG BANDAR LAMPUNG

1 6 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 5 SUKARAJA BANDAR LAMPUNG

0 10 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PAIKEM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKARAJA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 10 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN I PANJANG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 18