PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PAIKEM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKARAJA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PAIKEM PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 SUKARAJA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh LELI OKFIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2013


(2)

ii

TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Oleh

LELI OKFIANI NPM : 1013069067

Berdasarkan data observasi awal yang diperoleh di SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung yaitu aktivitas dan prestasi hasil belajar siswa masih rendah khususnya mata pelajaran matematika, 15 siswa yang mendapatkan nilai diatas nilai 65 (KKM) dan dinyatakan tuntas atau hanya 50%, dan 15 yang nilainya dibawah 65 (KKM) atau 50% dan dinyatakan belum tuntas, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa tersebut.

Berdasarkan kenyataan di atas peneliti menerapkan model pembelajaran PAIKEM yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pada materi menerapkan atau mengurutkan bilangan bulat positif dan negatif. Penelitian ini melibatkan 30 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuaan, kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung pada semester I tahun Pelajaran 2013- 2014.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar disetiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran PAIKEM dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung dapat meningkatkan aktivitas dan hasil prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 54,2 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 74,0. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 62,0 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,2. Ketuntasan siswa pada siklus I hanya mencapai 26,6% (8 siswa) dan meningkat pada siklus II menjadi 100% (30 siswa).


(3)

(4)

(5)

(6)

xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran dan Belajar ... 7

1. Pengertian Pembelajaran ... 7

2. Pengertian Belajar ... 8

3. Aktivitas Belajar ... 11

4. Hasil Belajar ... 15

5. Pengertian Matematika ... 16

6. Bilangan Bulat ... 17

B. Model PAIKEM ... 19

1. Pengertian PAIKEM ... 19

2. Model Pembelajaran PAIKEM ... 20

C. Kerangka Pikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 23

1. Subyek Penelitian ... 23

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Prosedur Penelitian ... 24

D. Pelaksanaan Tindakan ... 27

1. Siklus I ... 27

a. Tahap Perencanaan ... 27

b. Tahap Melakukan Tindakan ... 28

c. Tahap Mengamati (Observasi) ... 28

d. Tahap Refleksi ... 28


(7)

xii

a. Tahap Perencanaan ... 29

b. Tahap Melakukan Tindakan ... 29

c. Tahap Mengamati (Observasi) ... 29

d. Tahap Refleksi ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 30

1. Lembar Aktivitas ... 31

2. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran ... 32

3. Soal Test / Penilaian ... 32

F. Sumber Data ... 32

1. Data Primer ... 33

2. Data Sekunder ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Lembar Instrumen Observasi ... 33

2. Tes Hasil Belajar ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34

I. Indikator Keberhasilan PTK ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 37

1. Visi Sekolah ... 37

2. Misi Sekolah ... 37

B. Hasil Penelitian ... 38

C. Persiapan Pembelajaran ... 39

D. Deskripsi Per Siklus ... 40

1. Siklus I ... 41

a. Perencanaan ... 41

b. Pelaksanaan ... 42

c. Hasil Observasi Siklus I ... 44

1. Aktivitas Belajar Siklus I ... 45

2. Data Hasil Belajar Siklus I ... 46

d. Data Observasi ... 48

e. Refleksi ... 48

2. Siklus II ... 49

a. Perencanaan ... 49

b. Pelaksanaan ... 50

c. Hasil Observasi Siklus II ... 52

1. Aktivitas Belajar Siklus II ... 52

2. Data Hasil Belajar Siklus II ... 55

d. Data Observasi ... 57

e. Refleksi ... 57

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

1. Siklus I ... 58


(8)

xiii DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pendidikan sangat penting bagi semua manusia, dengan pendidikan kita dapat menjadikan diri kita menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas diri kita agar kita tidak mudah dibodohi orang lain. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola pikir masyarakat. Program pendidikan yang ada pada saat ini diharapkan mampu menyediakan sumber daya manusia yang mampu menjawab dan memecahkan masalah sesuai dengan tuntutan zaman.

Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 2003 No. 20 BAB XI pasal 40 ayat 2 halaman 15 tertulis Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :

a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.


(10)

Dari pernyataan di atas mengisyaratkan konsekuensinya profesi seorang guru bertanggung jawab atas tugasnya sebagai tenaga pendidik yang berkualitas serta profesional. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pembaharuan dunia pendidikan serta penekanan-penekanan pada hal-hal yang masih kurang diminati siswa. Perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata-mata ditentukan oleh sekolah. Keluarga dan masyarakat juga akan sangat berpengaruh. Maka sekolah, keluaraga, dan masyarakat perlu bekerja sama agar pendidikan dapat berhasil dengan baik.

Matematika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep dan operasi serta prinsip. Kesemua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi tertentu dalam matematika bisa merupakan prasyarat untuk menguasai materi matematika yang lain, bahkan untuk pelajaran yang lain seperti fisika, keuangan dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pengembangan dan pembaruan dibidang pendidikan antara lain pembahasan model atau meningkatkan relevansi model mengajar. Model mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantar siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Guru menyadari bahwa matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang diminati, ditakuti dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Siswa efisien yang menjadi ciri utama matematika. Matematika diberikan kepada siswa dari tiap tingkatan yang lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lainnya.


(11)

3

Rendahnya perolehan hasil belajar matematika khususnya materi menjumlakan dan mengurangkan bilangan bulat belum mencapai ketuntasan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja. Hal ini menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Proses pembelajaran jadi terhambat yang berakibat aktivitas belajar siswa kurang optimal. Guru dalam menyampaikan materi kurang memberikan contoh yang konkret yang mudah dipahami siswa. Selain itu sebagian besar siswa sulit menangkap penjelasan guru. Hal lain juga terlihat dari hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah yaitu 65.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penerapan model pembelajaran PAIKEM menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa juga akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan model ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru. Penerapan model PAIKEM siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan


(12)

guru bertugas sebagai monitoring dan fasilitator. Di bawah ini data nilai hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sukaraja.

Tabel 1.1 Nilai Ujian Tengah Semester Matematika Siswa Kelas IV SDN 2 Sukaraja Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 65 – 100 5 16,6 % Tuntas

2 50 - 60 10 33,3 % Tuntas

3 ≤ 50 15 50 % Tidak Tuntas

Jumlah 30 100 % Tuntas

Tabel 1.1 di atas menjelaskan tentang nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja pada ujian tengah semester tahun pelajaran 2013/2014 dari 30 siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah 25 siswa (83,3%) sedangkan seharusnya ketuntasan dicapai oleh ≥ 70%. Kurikulum di sekolah telah menetapkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pelajaran matematika adalah 65 sedangkan dari data tersebut hasil belajar siswa masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Model PAIKEM Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.


(13)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukan diatas maka identifikasi masalah pada penelitian tindakan kelas ini antara lain :

1. Hasil belajar matematika yang rendah.

2. Proses pembelajaran jadi terhambat yang berakibat aktivitas belajar siswa kurang optimal.

3. Guru dalam menyampaikan materi kurang memberikan contoh yang konkret yang mudah dipahami siswa.

4. Sebagian besar siswa sulit menangkap penjelasan guru.

5. Hasil belajar matematika siswa kelas IV rendah dibawah nilai KKM (< 65)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah maka rumusan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui model PAIKEM bagi siswa kelas IV SDN 2 Sukaraja Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk :

1. Untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan model PAIKEM pada siswa kelas IV SDN 2 Sukaraja Tahun Pelajaran 2013/2014.


(14)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan untuk : 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika.

b. Memperoleh kemudahan dalam belajar matematika dengan model PAIKEM.

2. Bagi Guru

a. Mendapatkan model dan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan pelajaran matematika.

b. Meningkatkan kualitas keterampilan dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu bagi pembelajaran di sekolah.

b. Memiliki guru yang dapat mengajar dengan professional.

c. Memiliki kepercayaan dari masyarakat karena kualitas hasil pendidikan yang baik.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam perbaikan pembelajaran matematika, khususnya upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model PAIKEM.


(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran dan Belajar

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa. Guru bertugas sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai penerima pelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran menurut Sukintaka (2004:55) bahwa, “Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. Sejalan pendapat di atas Gino (2008:32) menyatakan, “Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga kejadian secara bersama yaitu :

1) Ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru.

2) Pihak lain yang menerima yaitu, perserta didik atau siswa. 3) Tujuan yaitu perubahan yang lebih baik pada diri siswa.


(16)

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diripeserta didik. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar.


(17)

9

Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.

Menurut Ernest R. Hinggard dalam Sumardi Suyabrata (1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Moh.Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan diri seseorang.

Belajar diharapkan dapat mempengaruhi daya pikir seseorang yang bertujuan pada perubahan tingkah laku, untuk menetapkan penguasaan konsep sesuatu materi perlu alat atau sarana belajar yang memadai, diantaranya adalah buku penunjang yang relevan, baik dari buku paket maupun buku penunjang lain.


(18)

Menurut Slameto (2008:2) bahwa belajar merpakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ssesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan. Rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2), dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakum (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tesebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses belajar.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman belajar adalah suatu proses memahami segala bentuk pembelajaran dalam rangka untuk perubahan


(19)

11

tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.

3. Aktivitas Belajar

Proses pembelajaran di kelas banyak sekali aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik, diantaranya adalah keaktifan peserta didik dalam kelas. Aktivitas peserta didik dalam kelas amat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada setiap akhir pembelajaran.

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik agar peserta didik belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar peserta didik berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka pendidik hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut peserta didik banyak melakukan aktivitas belajar. Sten (Dimyati, 2006:62) berpendapat bahwa pendidik harus berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing peserta didik, artinya mengubah peran pendidik dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Thomas M. Risk (Rohani, 2004:6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut : mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.


(20)

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000:67) bahwa : “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi peserta didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh peserta didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak peserta didik”. Senada dengan hal diatas, Gie (1985:6) mengatakan bahwa :

”Keberhasilan peserta didik dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau ke mahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan”.

Sedangkan John (Dimyati, 2006:44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan peserta didik untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari peserta didik sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Hamalik (2001:171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau (Sardirman, 1994:96) yang memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknisis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi.


(21)

13

Rohani (2004:96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya. Selanjutnya Hamalik (2001:175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, peserta didik dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan peserta didik, peserta didik dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau peserta didik harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman


(22)

(1994:93) bahwa : ”pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas. Penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan dengan orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep matematika dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dibatasi pada ruang lingkup.

Jika peserta didik melakukan aktivitas belajar maka kegiatan mengajar akan berjalan efektif. Sadirman (1994:95) mengatakan “Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar,


(23)

15

berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar”.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu pembelajaran yang telah dilakukan siswa. Hasil belajar yang diharapkan adalah hasil belajar yang baik dan sesuai KKM atau bahkan melebihi KKM yang telah ditentukan. Namun tidak semua siswa mendapat hasil belajar yang baik. Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut Sardirman (2001:46) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.

Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pendidik yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar dapat dilhat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester dan nilai ulangan semester.


(24)

Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar yang mengakibatkan perubahan yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol atau kalimat.

5. Pengertian Matematika

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Menurut BSNP (2006:416) “Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Dengan memperhatikan definisi matematika di atas, maka menurut Asep Jihad (2011:33-34) dapat diidentifikasi bahwa matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain dalam beberapa hal berikut, yaitu :

a. Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah anak diajarkan benda kongkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi; b. Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian

dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang logis;

c. Pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistennya;


(25)

17

d. Melibatkan perhitungan (operasi);

e. Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.

Di bawah ini disajikan standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas IV Semester 2 BSNP (2006:424-426) yaitu :

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

5.Menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan bulat

5.1 Mengurutkan bilangan bulat 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat 5.4 Melakukan operasi hitung campuran

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan.

6. Bilangan Bulat

Pembelajaran matematika sangat erat kaitannya pada kehidupan manusia. Materi matematika kelas IV yang dipakai dalam penelitian ini yakni mengurutkan dan menggunakan operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan model PAIKEM. Menurut M. Khafid dan Restu prasetyo (2002:95) bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri mulai dari 0 sampai tak terhingga. Anggota bilangan bulat ada 3 yaitu :


(26)

1. Bilangan yang bertanda – (negative) yaitu : -3, -2, -1, … yang disebut bilangan bulat negative.

2. Bilangan nol, dan

3. Bilangan 1, 2, 3, … yang disebut bilangan bulat positif (bilangan asli).

Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan. Jika ditinjau dari segi nama, bilangan bulat pasti sesuatu yang bulat. Maksudnya bilangan ini adalah bilangan utuh. Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan “Z”, berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk “bilangan”).

Himpunan Z tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya, jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.

Contoh : 2 x 3 akan menghasilkan 6 dimana 2 adalah bilangan bulat, 3 adalah bilangan bulat dan 6 adalah bilangan bulat. 2 – 3 akan menghasilkan -1 dengan -1 adalah bilangan bulat negatif. 2 + 3 akan menghasilkan 5 dengan 5 adalah bilangan bulat positif. Sedangkan 2 / 3 akan menghasilkan 0,67 dimana 0,67 (pembulatan) adalah bilangan riil / bilangan asli. Bisa juga bilangan bulat dibagi bilangan bulat menghasilkan bilangan bulat. Sebagai contoh : 4 / 2 akan menghasilkan 2 dengan 2 adalah bilangan bulat.


(27)

19

B. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan

1. Pengertian PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Model pembelajaran PAIKEM merupakan salah satu usaha mendorong terus ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-benar berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Adapun maksud dari masing-masing kata tersebut menurut Eko Susilo (2007:2) yaitu :

1) Aktif yaitu guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan pendapat/gagasan.

2) Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan dan perkembangan pendidikan.

3) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

4) Efektif yaitu pembelajaran harus dapat mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan.

5) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada apa yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, Pembelajaran PAIKEM merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk


(28)

mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru bertugas sebagai monitoring dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru, dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa memberi solusi atau jalan keluar.

2. Model Pembelajaran PAIKEM

Ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif (active learning) PAIKEM. Keselurahannya dapat dijadikan alternatif model pembelajaran dan dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat terjadi proses pembelajaran.

Namun demikian, hendaknya guru melakukan upaya pengembangan, improvisasi, modifikasi, dan model yang dipandang sesuai dan tepat. Guru juga hendaknya memahami bahwa diantara sekian banyak model pembelajaran aktif (active learning) PAIKEM, tidak ada yang benar-benar ideal. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan atau kekurangannya sendiri. Satu model pembelajaran sangat mungkin cocok dan pas untuk sebuah situasi proses pembelajaran, namun belum tentu cocok untuk situasi dan materi serta kelas yang berbeda.

Dalam menerapkan model pembelajaran, guru hendaknya menerapkannya secara variatif. Artinya, guru tidak selalu menerapkan model pembelajaran PAIKEM secara monoton dan itu-itu saja. Mengkombinasikan dua atau lebih model pembelajaran aktif (active learning) sangatlah tepat. Pengkombinasian dua model


(29)

21

tersebut dalam satu proses pembelajaran akan sangat menunjang optimalisasi pencapaian tujuan.

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menentukan model pembelajaran aktif (active learning) maka ketika memilih model mana yang hendak diterapkan, seorang guru harus memperhatikan dan mencermati Kompetensi dasar yang hendak disampaikan.

Penggunaan dua model pembelajaran aktif (active learning) adalah sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yaitu pembelajaran variatif. Dalam proses pembelajaran harus diterapkan variasi metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, pada kondisi awal guru / peneliti belum menggunakan model PAIKEM sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Pada tahap tindakan guru memanfaatkan model PAIKEM yang didemonstrasikan oleh guru sedangkan siswa melihat, mendengarkan, dan menemukan sendiri hasil yang didemonstrasikan guru dalam pembelajaran matematika, sehingga pada kondisi akhir melalui model PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 sukaraja tahun 2013/2014. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bagan kerangka pikir Menurut Usman (2006:04) seperti di bawah ini :


(30)

Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian Dari Usman (2006:04)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian adalah “ jika dalam pembelajaran menggunakan metode PAIKEM dengan langkah-langkah yang tepat dan benar maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Sukaraja Tahun Pelajaran 2013/2014.”

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Diduga melalui model PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas

IV SDN 2 Sukaraja

Memanfaatkan model PAIKEM Guru/peneliti belum menggunakan model PAIKEM Siswa/yang diteliti:hasil belajar rendah Siklus I Memanfaatkan model PAIKEM yang didemonstrasikan guru dan siswa melihat, mendengarkan

dan menemukan sendiri

Siklus II Memanfaatkan model PAIKEM yang didemonstrasikan guru, siswa mengikuti yang didemonstrasikan


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian

Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung pada metode yang digunakan oleh penelitian.

Menurut Jabrohim (2003:01) penelitian adalah aktivitas atau proses sistematik untuk mengatasi masalah berdasarkan data yang ada untuk membuat kesimpulan. Ini maksudnya adalah penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian untuk membuat kesimpulan berdasarkan masalah.

B. Setting Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV (empat) semester 1 (satu) yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 14 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki tahun 2013/2014. Dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV masih sangat memerlukan model PAIKEM pada materi bilangan positif dan negatif sehingga siswa dapat cepat dalam menangkap pelajaran.


(32)

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian sebagai berikut : a. Tempat

Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Sukaraja Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

b. Waktu

Penelitian ini berlangsung pada semester 1 (satu) yang dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ada.

C. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan penulis didalam melakukan penelitian, maka dirancang dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penyusunan tiap tahapan pada tiap siklus dirancang sesuai dengan yang akan dicapai.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dalam mengikuti pelajaran matematika bilangan bulat positif dan negative. Untuk memperjelas siklus tindakan tersebut maka dibuatlah gambar alur siklus I dan II yang menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Mc. Taggart (2002:83) yaitu berbentuk spiral.


(33)

25

Bagan 2. Model penelitian tindakan dari Kemmis dan Mc. Taggart (2002:83)

Penjelasan bagan atau gambar di atas menurut Kemmis dan Mc. Taggart adalah : 1. Perencanaan yaitu Rencana awal sebelum mengadakan penelitian terlebih

dahulu membuat rencana tindakan termasuk didalamnya instrumen dan perangkat pembelajaran.

2. Tindakan (pelaksanaan) meliputi tindakan yang dilakukan oleh penelitian sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.

Siklus 1 Perencanaan

Refleksi

Tindakan dan Pengamatan

Siklus 2 Perencanaan

Refleksi

Tindakan dan Pengamatan

dst Refleksi

Perencanaan Tindakan dan


(34)

3. Pengamatan (observasi) dibagi 3 (tiga) putaran yaitu putaran 1, 2, 3 dimana masing-masing putaran dikenai peralakuan yang sama (alur kegiatan yang sama). Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, baik terhadap peserta didik dan pendidik dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Observasi dilakukan secara kolaborasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran menggunakan metode PAIKEM, yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik maupun pendidik sebagai peneliti. Setelah data diperoleh dari uji coba model PAIKEM untuk menentukan bilangan bulat positif dan negatif, maka peneliti melakukan diskusi dengan pengamat tentang data yang didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih yang benar-benar dibutuhkan dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun laporan hasil penelitian. Setelah mendapatkan gambaran tentang permasalahan dan hambatan yang dijumpai, maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran yang mengacu pada kekurangan, sehingga memperoleh hasil lebih baik pada siklus berikutnya.

5. Rekomendasi, pada rekomendasi diharapkan observer, dalam hal ini kepala sekolah ataupun teman sejawat yang mendampingi peneliti dalam


(35)

27

melaksanakan semua proses penelitian, memberikan masukan (rekomendasi) yang akan dapat digunakan oleh peneliti untuk dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan siklus yang selanjutnya ataupun dalam langkah menarik kesimpulan dalam proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan peneliti dapat melakukan perbaikan jika memang dalam langkah awal penelitian, peneliti melakukan hal-hal yang dianggap kurang baik dan dapat meningkatkan hal-hal positif yang menunjang berlangsungnya proses penelitian, sehingga dapat menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan oleh semua pihak, baik peneliti, observer, peserta didik dan juga sekolah.

D. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dibagi dalam dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Menentukan jadwal kegiatan penelitian.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar evaluasi, dan lembar penilaian.

3) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.


(36)

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action)

Tahap melakukan tindakan pada siklus ke I mengikuti skenario pembelajaran menggunakan model PAIKEM, yaitu :

1) Apersepsi. 2) Penjelasan.

3) Pembagian kelompok. 4) Pengerjaan tugas. 5) Evaluasi.

c. Tahap Mengamati (Observasi)

Tahap mengamati (observasi) pada siklus I, yaitu : 1) Lembar observasi harus terlampir.

2) Tes tertulis (isian dan pilihan ganda) terlampir dan tes lisan. 3) Menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan I.

4) Membuat rencana perbaikan untuk tindakan atau siklus selanjutnya.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

1) Tahap refleksi Pada siklus ke I ini akan menilai dan membahas evaluasi dan observasi tindakan yang telah dilakukan.

2) Menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan I.


(37)

29

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. 3) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi I.

4) Tahap perencanaan pada siklus II mengikuti perencanaan siklus I ditambah hasil refleksi siklus I.

b. Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1) Melakukan analisis pemecahan masalah.

2) Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model pembelajaran PAIKEM.

3) Tahap melakukan tindakan pada siklus II mengikuti tahap melakukan tindakan siklus I ditambah hasil refleksi siklus I.

c. Tahap Mengamati (Observasi)

1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajran PAIKEM.

2) Mencatat perubahan yang terjadi.

3) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan.

4) Tahap pengamatan (observasi) pada siklus II mengikuti tahap pengamatan (observasi) siklus I ditambah hasil refleksi siklus I.


(38)

d. Tahap Refleksi (Reflection)

1) Merefleksi proses pembelajaran interaktif.

2) Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM.

3) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian. 4) Rekomendasi.

5) Tahap Refleksi pada siklus ke II ini akan ditemukan kelebihan dan kekurangan.

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan adalah :

1. Siswa memiliki kemampuan dan kreatifitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika.

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran PAIKEM pada pembelajaran matematika.

3. Terjadi peningkatan kinerja dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:149) bahwa alat pengumpul data berfungsi sebagai menentukan sejauh mana siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, menentukan apakah tujuan telah tercapai, memperoleh suatu nilai. Sedangkan tujuan tes adalah untuk mengetahui ketuntasan siswa secara individu maupun kelompok.


(39)

31

1. Lembar Aktivitas

Hal - hal yang dinilai dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika dalam proses diskusi, aktivitas siswa dan aktivitas guru. Aspek aktivitas siswa meliputi perhatian, kerjasama dalam diskusi, menghargai pendapat teman, dan kecakapan siswa dalam menentukan bilangan bulat positif dan bilangn bulat negatif. Aspek aktivitas guru meliputi penyajian dan pembimbingan.

Tabel 3.1 Aspek Aktivitas Siswa

NO Nama Siswa Aktivitas siswa dalam kelompok Partisipasi siswa Motivasi dan Semangat Interaksi antar sesama siswa Interaksi siswa dengan guru

Tabel 3.2 Rentang Nilai Lembar Aktifitas Siswa

NO Aspek Kriteria SKOR

1.

2.

3.

4.

5.

Aktivitas siswa dalam kelompok

Partisipasi siswa

Motivasi dan Semangat

Interaksi antar sesama siswa

Interaksi siswa dengan guru

- Aktif

- Kadang-kadang aktif - Kurang aktif - Tidak aktif - Aktif saat praktik - Kadang-kadang aktif - Kurang aktif - Tidak aktif - Perhatian

- Kadang-kadang perhatian - Kurang perhatian - Tidak perhatian - Cakap

- Kadang-kadang cakap - Kurang cakap - Tidak cakap - Cakap

- Kadang-kadang cakap - Kurang cakap - Tidak cakap

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1


(40)

2. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran

Pada tahap ini menggunakan satu lembar pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkat atau kategori aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada setiap siklus. Pengamatan ini dilakukan oleh guru (peneliti) pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada setiap siklus pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung dengan lembar pengamatan.

3. Soal Test / Penilaian

Soal test tertulis berbentuk isian atau essay dengan jumlah soal sebanyak 10 butir. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tabel 3.3

Tolok Ukur Penilaian Pembelajaran Matematika

(Menentukan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif)

Nilai Tingkat Kemampuan

86 - 100 71 - 85 56 - 70 41 - 55 0 - 40

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

F. Sumber Data

Untuk mendapatkan sumber data selama penelitian, maka digunakan beberapa sumber data, yaitu :


(41)

33

1. Data Primer

Data primer yang digunakan peneliti adalah siswa kelas IV SDN 2 Sukaraja yang berjumlah 30 siswa, jumlah guru keseluruhan 20 orang dengan rincian 14 guru PNS, 4 guru honorer, 1 orang TU, dan 1 orang penjaga perpustakaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yangt digunakan peneliti adalah lingkungan sekolah, buku pelajaran matematika kelas IV SD semester I.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan beberapa instrumen, yaitu :

1. Lembar Instrumen Observasi

Lembar instrumen observasi ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru atau observer. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama berlangsungnya Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode PAIKEM.

2. Tes Hasil Belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mengenai penguasan terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode PAIKEM. Tes hasil belajar yang digunakan


(42)

adalah tes tertulis, tes lisan, dan butir soal-soal yang diberikan setelah materi selesai dijelaskan.

H. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini mulai dari siklus I dan II berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah kemampuan penguasaan materi matematika yang diperoleh dari hasil tes formatif siklus. Data kualitatif yaitu aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan (Observasi).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik data angka. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis perhitungan ini menggunakan statistik sederhana, yaitu :

1. Hasil Tes Formatif

Peneliti melakukan rekapitulasi hasil tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, diterapkan pembelajaran menggunakan model PAIKEM diambil dari rata-rata tes yang diperoleh diakhir siklus. Penilaian hasil belajar siswa (Khotimah, 2009:73) sebagai berikut :

̅

=


(43)

35

Keterangan :

̅

= Nilai Rata-rata

ΣX = Jumlah semua nilai siswa ΣN = Jumlah siswa

2. Ketuntasan Belajar

Menghitung jumlah skor dan persentasenya, untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang tedapat dalam buku petunjuk pelaksanaan teknis penilaian belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu seorang siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal 65 dan dicapai oleh 70% siswa. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P =

3. Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

̅̅

̅


(44)

Dimana : % = Presentase pengamatan

̅

= Rata-rata

∑̅ = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

I. Indikator Keberhasilan PTK

Indikator keberhasilan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Siswa dapat dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa kelas IV pada materi

pokok bilangan positif dan negatif dengan model PAIKEM di SD N 2 Sukaraja telah mencapai KKM yaitu 65, dan dicapai oleh > 70 % siswa. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa.

3. Kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan hipotesa.

4. Setiap tahapan siklus menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa dapat terlaksana dengan baik.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah penelitian selesai dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung. Maka dengan ini disimpulkan bahwa :

1. Dengan menggunakan metode pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika maka peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 54,2 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 74,0.

2. Penggunaan metode pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata prestasi hasil belajar siswa adalah 62,0 dan pada siklus II rata-rata prestasi hasil belajar siswa meningkat menjadi 85,2.

B. Saran

Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran tindakan berikutnya dan meningkatkan mut pembelajaran melalui metode PAIKEM di sekolah dasar, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :


(46)

1. Bagi siswa, sebelum pemberian materi siswa agar mempersiapkan berbagai hal tentang alat pendukung pembelajaran.

2. Bagi guru, model pmbelajaran dengan pendekatan PAIKEM dapat digunakan apabila guru menyiapkan berbagai hal termasuk RPP dan penerapannya yang tepat.

3. Bagi sekolah, memfasilitasi berbagai peralatan pendukung untuk pelaksanaan pembelajaran.

4. Bagi peneliti, penelitian hanya menerapkan model PAIKEM pada mata pelajaran matematika, untuk itu disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menerapkan model pembelajaran yang lainnya.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto S. 2002:149. Alat Pengumpul data. http//www.google.com. (25 November 2012).

Asep Jihad. 2011:33-34. Pengertian Matematika. http//www.google.com. (25 Juli 2013).

BSNP. 2006:416. Arti Matematika. http//www.google.com. (25 November 2012). ---. 2006:424-426. Standar Isi. http//www.google.com. (25 November 2012). Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah. 2000. Belajar Sambil Melakukan Aktivitas. Jakarta : Rineka Cipta. Gino. 2008:32.Pembelajaran PAIKEM. http//www.google.com.

(25 November 2012).

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Jabrohim. 2003. Pengertian Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Kemmis dan Taggart. 2002:83. Spiral. http//www.google.com.

(28 November 2012).

Khafid, M dan Restu prasetyo. 2002:95. Bilangan Bulat. Jakarta : Erlangga. Khotimah. 2009:73. Penilaian. http//www.google.com. (28 November 2012). Ratna, Kutha I Nyoman. 2004:34. Teori Metode dan Teknik Penelitian.

Yogyakarta Pustaka Pelajar.


(48)

Sardirman. 2001:46. Hasil Belajar. http//www.google.com. (2 Desember 2012). ---, AM.1994. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakara : Raja

Grafindo Persada.

---. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Groindo Persada.

Slamento.2008. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kridit Semester. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukintaka. 2004:55. Pembelajaran. http//www.google.com. (2 Desember 2012). Suryabrata, Sumardi.1984. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Susilo Eko. 2007:2. PAIKEM. http//www.google.com. (25 November 2012). Tirtonegoro. 2001:43. Hasil Belajar. http//www.google.com. (2 Desember 2012). Thursan Hakum ,2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta : PT Puspa Swara.

Udin S.Winataputra ( 2008 ).Materi dan Pembelajaran IPS SD. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Usman. 2006:04. Kerangka Pikir. http//www.google.com. (30 Juni 2013).

UUSPN. 2003:2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban.


(1)

Keterangan :

̅

= Nilai Rata-rata

ΣX = Jumlah semua nilai siswa ΣN = Jumlah siswa

2. Ketuntasan Belajar

Menghitung jumlah skor dan persentasenya, untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang tedapat dalam buku petunjuk pelaksanaan teknis penilaian belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu seorang siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal 65 dan dicapai oleh 70% siswa. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P =

3. Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

̅̅

̅


(2)

36

Dimana : % = Presentase pengamatan

̅

= Rata-rata

∑̅ = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

I. Indikator Keberhasilan PTK

Indikator keberhasilan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Siswa dapat dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa kelas IV pada materi

pokok bilangan positif dan negatif dengan model PAIKEM di SD N 2 Sukaraja telah mencapai KKM yaitu 65, dan dicapai oleh > 70 % siswa. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa.

3. Kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan hipotesa.

4. Setiap tahapan siklus menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa dapat terlaksana dengan baik.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penelitian selesai dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Sukaraja Bandar Lampung. Maka dengan ini disimpulkan bahwa :

1. Dengan menggunakan metode pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika maka peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 54,2 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 74,0.

2. Penggunaan metode pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata prestasi hasil belajar siswa adalah 62,0 dan pada siklus II rata-rata prestasi hasil belajar siswa meningkat menjadi 85,2.

B. Saran

Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran tindakan berikutnya dan meningkatkan mut pembelajaran melalui metode PAIKEM di sekolah dasar, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :


(4)

68

1. Bagi siswa, sebelum pemberian materi siswa agar mempersiapkan berbagai hal tentang alat pendukung pembelajaran.

2. Bagi guru, model pmbelajaran dengan pendekatan PAIKEM dapat digunakan apabila guru menyiapkan berbagai hal termasuk RPP dan penerapannya yang tepat.

3. Bagi sekolah, memfasilitasi berbagai peralatan pendukung untuk pelaksanaan pembelajaran.

4. Bagi peneliti, penelitian hanya menerapkan model PAIKEM pada mata pelajaran matematika, untuk itu disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menerapkan model pembelajaran yang lainnya.


(5)

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto S. 2002:149. Alat Pengumpul data. http//www.google.com. (25 November 2012).

Asep Jihad. 2011:33-34. Pengertian Matematika. http//www.google.com. (25 Juli 2013).

BSNP. 2006:416. Arti Matematika. http//www.google.com. (25 November 2012). ---. 2006:424-426. Standar Isi. http//www.google.com. (25 November 2012). Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah. 2000. Belajar Sambil Melakukan Aktivitas. Jakarta : Rineka Cipta. Gino. 2008:32.Pembelajaran PAIKEM. http//www.google.com.

(25 November 2012).

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Jabrohim. 2003. Pengertian Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Kemmis dan Taggart. 2002:83. Spiral. http//www.google.com. (28 November 2012).

Khafid, M dan Restu prasetyo. 2002:95. Bilangan Bulat. Jakarta : Erlangga. Khotimah. 2009:73. Penilaian. http//www.google.com. (28 November 2012). Ratna, Kutha I Nyoman. 2004:34. Teori Metode dan Teknik Penelitian.

Yogyakarta Pustaka Pelajar.


(6)

70

Sardirman. 2001:46. Hasil Belajar. http//www.google.com. (2 Desember 2012). ---, AM.1994. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakara : Raja

Grafindo Persada.

---. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Groindo Persada.

Slamento.2008. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kridit Semester. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukintaka. 2004:55. Pembelajaran. http//www.google.com. (2 Desember 2012). Suryabrata, Sumardi.1984. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Susilo Eko. 2007:2. PAIKEM. http//www.google.com. (25 November 2012). Tirtonegoro. 2001:43. Hasil Belajar. http//www.google.com. (2 Desember 2012). Thursan Hakum ,2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta : PT Puspa Swara.

Udin S.Winataputra ( 2008 ).Materi dan Pembelajaran IPS SD. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Usman. 2006:04. Kerangka Pikir. http//www.google.com. (30 Juni 2013).

UUSPN. 2003:2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SUKARAJA

1 15 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI 3 KEMILING PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 4 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PAIKEM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKARAJA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 10 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PALAPA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN SUKARAJA RAJABASA LAMPUNG SELATAN

0 16 51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD KARUNIA IMANUEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 33 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SDN 2 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 2 81

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUPANG TEBA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 38