PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Oleh Heryati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Canti yang selama ini cenderung monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk belajar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terutama dalam kegiatan membaca pantun.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif melalui siklus berdaur ulang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan lembar observasi dan tes tertulis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis peningkatan aktivitas dan hasi belajar. Aktivitas belajar siswa pada siklus setiap pertemuan diperoleh persentase siklus I 55%, dan siklus II 84,28% atau meningkat 29,28% dari siklus I. Hasil belajar siswa pun meningkat di siklus pertemuan 1 mencapai 67,85% kemudian pada siklus II pertemuan dua meningkat menjadi 89,28%)atau menunjukkan peningkatan sebesar 21,43%.

Berdasarkan hasil temuan, disarankan pada guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar meningkat.


(2)

(3)

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian dari kegiatan guru dalam menyampaikan informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien. Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia untuk menjalin hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Bertutur sapa, telepon, wawancara, berdiskusi, dan surat menyurat itu semua termasuk dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia menggunakan bahasa sebagai sarana penyampaian. Bahasa sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sehari-hari, sejak manusia lahir dan selama hidupnya manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi.

Menurut Hartati (2006: 34), bahasa adalah simbol verbal yang merupakan sistem lambang baik lisan maupun tulis dan digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi. Jadi, tanpa bahasa komuniiasi seorang akan tertutup dari berbagai informasi. Apabila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi, maka orang tersebut tidak akan dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya orang tersebut tidak dapat belajar.

Di jenjang sekolah dasar, penanaman konsep keterampilan berbahasa terutama membaca dan menulis sangat penting, karena khususnya di sekolah dasar merupakan pondasi ilmu kebahasaan siswa (Resmini dkk, 2006: 232). Jika di sekolah dasar diajarkan konsep kebahasaan yaitu keterampilan


(4)

4

membaca dan menulis dengan benar, maka siswa akan mudah untuk berkomunikasi dan dapat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia serta mata pelajaran lain di jenjang selanjutnya dengan baik.

Sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan mendidik siswa agar menjadi masyarakat Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa, memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa siswa hendaknya mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis dan memiliki kegemaran menulis (Depdiknas, 2003: 20-21).

Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi membaca pantun kurang diminati siswa. Karena dalam proses pembelajaran guru belum mengembangkan metode yang bervariasi, sehingga minat siswa untuk mengikuti pembelajaran menjadi berkurang, merasa jenuh dan kurang berminat pada pembelajaran bahasa Indonesia. Akibat kejenuhan tersebut suasana kelas menjadi pasif, banyak diam, siswa kurang berminat untuk membaca. Kejenuhan belajar membuat siswa tidak terfokus pada materi pembelajaran.


(5)

5

Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan bahwa ulangan harian dengan materi pokok membaca pantun masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang

Tabel 1.1 Ketuntasan ulangan harian Bahasa Indonesia No Jumlah siswa Jumlah siswa yang

belum tuntas <70 Nilai rata-rata

1 9 19 56

2 32,15% 67,85%

(Sumber data ulangan harian kelas IV 2011)

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 19 siswa atau 67,85% yang belum tuntas dan hanya 9 siswa atau 32,15% yang tuntas memenuhi KKM. Permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariatif dan hanya di dominasi oleh metode konvensional (ceramah). Oleh karena itu perlu adanya inovasi yang dapat menyegarkan dalam membelajarkan pantun dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai seorang guru, hendaknya dapat mengembangkan metode pembelajaran yang dapat memberi motivasi tersendiri bagi para siswanya.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah metode pembelajaran demonstrasi. Metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, siswa mengamati prosesnya lalu menuliskan hasilnya dan selanjutnya menerapkan serta mengevaluasinya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan (garis besar), bahwa rendahnya gairah belajar membaca pantun mata pelajaran bahasa


(6)

6

Indonesia dipengaruhi oleh adanya sikap siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran tersebut, serta monotonnya metode pembelajaran yang digunakan guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi permasalahan pada penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Rendahnya keterampilan belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Kota Karang yang masih berada di bawah KKM yaitu terdapat 19 orang siswa atau 67,85%, menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola kelas. 2. Rendahnya keterampilan membaca pantun siswa yang hanya 32,15%

atau 10 orang siswa yang tuntas memenuhi KKM dikarenakan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Dalam mengajar, guru cenderung monoton dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang konvensional (ceramah).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai aktivitas dan keterampilan membaca pantun dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 1 Canti

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.


(7)

7

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membaca pantun melalui metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. 2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pantun melalui

metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa; penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pantun siswa kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.

2. Bagi guru; dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan serta membangkitkan minat belajar siswa. Di samping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Bagi sekolah; penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antarguru dan antara guru dengan kepala sekolah.


(8)

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas, Keterampilan, dan Pembelajaran 1. Aktivitas

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Menurut Rohani (2004: 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) ialah jika daya dan jiwanya bekerja banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.

Sanjaya (2007: 130) mengemukakan belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Sedangkan Hamalik (Susanti, 2009: 28) mengemukakan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengalaman tertentu dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran


(10)

yang diharapkan. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas yang tidak terbatas pada aktivitas fisik tetapi juga aktivitas yang bersifat psikis.

2. Keterampilan

KBBI (2008: 23) mengartikan keterampilan sebagai kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu pekerjaan guna mencapai tujuan tertentu. Jadi dalam melakukan keterampilan terjadi kegiatan oleh individu atau kelompok guna mencapai tujuan tertentu dengan melalui beberapa tahapan yang telah direncanakan. Winkel (Wasty, 2000: 104), menyatakan bahwa keterampilan belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Perubahan yang dicapai setelah mengalami keterampilan belajar akan membawa perubahan kepada siswa dalam menghadapi permasalahannya dalam belajar, sehingga siswa lebih dapat berpikir maju dan dewasa setelah ia mengalami keterampilan belajar.

Abdurrahman (Wasty, 2000: 105), menyatakan bahwa keterampilan belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Dalam belajar tidak hanya keterampilan fisik atau psikis saja yang mengalami kegiatan belajar tetapi keduanya secara bersama mengalami kegiatan. Namun, memang dalam belajar sesuatu hal ada yang lebih ditonjolkan dalam melakukan kegiatan, misalnya dalam olahraga siswa lebih menonjolkan keterampilan fisiknya walau juga membutuhkan keterampilan psikis atau rohani.

Berdasarkan pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan belajar adalah segala kegiatan pembelajaran


(11)

yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam hal kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan semakin banyak keterampilan yang dilakukan oleh siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses belajar yang melibatkan murid, guru dan sumber belajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam KBBI (2008: 17) mengartikan pembelajaran sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan makhluk hidup belajar. Mahkluk hidup dapat belajar dengan baik jika proses belajar yang dialaminya juga baik. Perlu adaya upaya yang harus dilakukan guna membuat proses belajar menjadi baik dan bermutu agar hasil dari proses belajar itu menjadi maksimal. Menurut Dengeng (dalam Suwarjo, 2008: 37), pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dalam situasi terkontrol dan bertujuan, jadi siswalah yang menjadi pusat dalam belajar sehingga guru hanya diposisikan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam suatu proses tentunya dibutuhkan suatu perencanaan, begitu pula dalam proses pembelajaran. Hamzah (2007: 19) mengemukakan istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.


(12)

Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran lebih menekankan bagaimana cara agar dapat tercapainya tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah bagaimana cara mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.

Sejalan dengan beberapa pengertian di atas, dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran demostrasi perlu adanya proses yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi proseslah yang penting, dibandingkan dengan hasil, karena dalam metode pembelajaran demonstrasi siswa harus mengalami proses latihan yang berulang guna membiasakan diri untuk membaca. Dengan demikian perlu adanya perencanaan pembelajaran yang baik dan terstruktur guna memaksimalkan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi agar hasil pembelajaran yang akan dicapai dapat maksimal.

B. Hakikat Membaca

Membaca pada hakikatnya merupakan sebuah interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis yang terwujud dalam bahasa dengan kemampuan bahasa dan kemampuan tentang kemampuan pembaca (Resmini dkk, 2006: 107). Dalam proses membaca itu, pembaca mencoba


(13)

mengkreasikan apa yang dimaksudkan oleh penulis, sehingga membaca tidak hanya sebagai proses yang aktif, tetapi juga suatu interaksi antara penulis dan pembaca. Pembelajaran membaca adalah suatu kegiatan peningkatan kemampuan siswa dalam kemampuan membaca. Resmini, dkk. (2006: 232) membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa, selain menyimak, mewicara, dan menulis.

Dalam membaca, seseorang dituntut untuk berinteraksi melalui teks (tulisan). Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh pesan yang dituliskan dalam sistem tanda baca (graphophonic knowledge). Apabila seseorang tidak memiliki kemampuan membaca yang memadai, hampir dipastikan ia tidak mampu berkomunikasi melalui teks. Apabila itu dihubungkan dengan tuntutan kehidupan saat ini, tentu orang tersebut akan mendapatkan hambatan dalam memperoleh pesan (informasi) yang disampaikan melalui teks/tulisan. Menurut Heilman (dalam Resmini, dkk. 2006: 234) membaca adalah interaksi dengan bahasa yang sudah dialihkodekan dalam tulisan. Apabila seorang dapat berinteraksi dengan bahasa yang sudah dialihkodekan dalam tulisan, orang tersebut dipandang memiliki kemampuan membaca. Apabila itu dihubungkan dengan siswa di sekolah dasar, berarti tujuan pembelajaran membaca adalah agar siswa memiliki kemampuan berinteraksi dengan bahasa yang dialihkodekan dalam tulisan.

Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu dan mencakup beberapa kegiatan seperti mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi serta maknanya lalu menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Anderson (dalam Sabarti, 1993: 23)


(14)

mengemukakan lima ciri-ciri membaca yaitu: (1) membaca adalah proses konstruktif untuk membangun pengetahuan seseorang, (2) membaca harus lancar, (3) membaca harus dilakukan dengan strategi yang tepat, (4) membaca memerlukan motivasi dan (5) membaca harus memahami isi dari bacaan..

C. Proses Membaca

Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia yang melibatkan proses fisik dan mental. Secara teoretis, membaca adalah suatu proses rumit yang melibatkan keterampilan auditif (pendengaran) dan visual (penglihatan), untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata. mengungkapkan keterampilan membaca meliputi 2 proses yaitu: (1) proses membaca teknis yaitu suatu proses pemahaman hubungan antara huruf dengan bunyi atau suara dengan mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi. Proses ini disebut sebagai pengenalan kata. Misalnya anak mengucapkan, baik dalam hati maupun bers

yang tercetak merupakan proses membaca teknis, (2) proses memahami bacaan merupakan kemampuan untuk menangkap makna kata yang tercetak. anak tahu bahwa yang minum bukan ayah, atau adik dalam tulisan itu tidak sedang makan. Penguasaan kosakata sangat penting dalam memahami kata-kata dalam bacaan.

Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks dan menuntut kerja sama antara sejumlah kemampuan baik kemampuan mengenali kata hingga mengerti makna keseluruhan isi kalimat. Anderson (dalam Sabarti, 1993: 22) memandang membaca sebagai suatu proses untuk


(15)

memahami makna suatu tulisan. Resmini, dkk. (2006: 235) mengungkapkan membaca merupakan keterampilan (kegiatan) memahami bahasa tulis (teks). Ada dua keterampilan yang dilakukan oleh pembaca, yakni: (1) membaca sebagai proses dan (2) membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada kegiatan fisik dan mental. Adapun membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari kegiatan yang dilakukan pada saat proses membaca.

Proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan rumit. Ada sejumlah aspek yang dituntut dari pembaca. Resmini, dkk. (2006: 235) menjelaskan aspek yang dituntut dari pembaca yakni: (1) aspek sensori, kemampuan pembaca untuk memahami simbol-simbol teks, (2) aspek perseptual, kemampuan pembaca untuk menginterpretasikan simbol-simbol teks (apa yang dilihat dan apa yang tersirat), (3) aspek skemata, kemampuan pembaca untuk menghubungkan pesan tertulis dengan struktur pengetahuan dan pengalaman yang telah ada, (4) aspek berpikir, kemampuan pembaca untuk membuat inferensi dan evaluasi dari teks, dan (5) aspek afektif, kemampuan pembaca untuk membangkitkan dan menghubungkan minat dan motivasi dengan teks yang dibaca. Kelima aspek tersebut harus menciptakan suatu hubungan yang berimbang (harmonis) pada saat proses membaca, sehingga membentuk interaksi dengan penulis melalui teks yang dibacanya.

Sejalan yang diungkapkan di atas mengenai tahapan proses membaca, membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS juga melalui beberapa tahap dari menganalisis bacaan hingga mensintesiskan bacaan. Tahapan dalam membaca dengan metode SAS tentunya


(16)

menyesuaikan dengan materi ajar membaca permulaan, yang setiap tahapan membaca harus dilakukan secara berulang guna mananamkan konsep membaca agar dapat benar-benar dipahami oleh siswa.

D. Jenis Kegiatan Membaca

Kegiatan membaca dapat dibeda-bedakan berdasarkan tujuan, jenis wacana yang dibaca, cara melakukan kegiatan, dan tempat kegiatan. Sabarti (1993: 29) memaparkan beberapa jenis kegiatan yang bisa dilakukan pada saat membaca baik di sekolah maupun di luar sekolah yaitu: (1) membaca teknik; (2) membaca dalam hati; (3) membaca indah; (4) membaca bahasa; (5) membaca cepat; dan (6) membaca pustaka.

1. Membaca Teknik

Membaca teknik bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tertulis. Melalui kegiatan ini siswa dibiasakan membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, dan lafal yang benar. Di sini guru harus melatih siswa mengucapkan kata-kata dalam kalimat dengan lafal yang baku. Dengan demikian, guru mulai dengan proses pengindonesiaan anak-anak Indonesia yang sebagian besar lahir sebagai anak daerah.

2. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati, ialah cara membaca tanpa suara dengan penekanan kepada pemahaman isi bacaan. Latihan membaca dalam hati dilakukan dengan menggunakan bahan bacaan yang mudah tetapi belum pernah diberikan. Tetapi sebelum kegiatan dimulai, guru menjelaskan


(17)

kata-kata atau kalimat yang diperkirakan belum dikuasai siswa. Selanjutnya bahan bacaan diberikan dan siswa memulai membaca.

3. Membaca Indah

Membaca indah, ialah cara membaca yang menggambarkan penghayatan keindahan dan keharuan yang terdapat pada bacaan. Kegiatan membaca indah lebih bertujuan apresiatif. Siswa diharapkan dapat membaca sebagai ungkapan penghayatannya terhadap karya sastra. Jenis membaca ini dapat dipadukan dengan pokok bahasan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.

4. Membaca bahasa

Membaca bahasa, ialah kegiatan membaca dengan menekankan pada sisi kebahasaan, bukan isinya. Dalam kegiatan ini siswa berlatih mengenai makna dan penggunaan kata, ungkapan, serta kalimat, sesuai dengan bahan yang diberikan.

5. Membaca Cepat

Membaca cepat, ialah membaca yang bertujuan untuk melatih kecepatan gerakan mata para siswa pada saat membaca. Dengan demikian siswa mampu dengan cepat menangkap isi bacaan. Dalam hal ini harus dihindari membaca kata demi kata. Ini berarti bahwa sekali melihat, siswa dapat membaca beberapa kata.

6. Membaca Bebas

Membaca pustaka/bebas, merupakan kegiatan membaca di luar jam pelajaran, tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan dan kegemaran


(18)

anak untuk membaca. Kegiatan membaca pustaka/bebas yang terarah dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pengembangan minat serta kemampuan memahami bacaan.

E. Tujuan Membaca

Tujuan membaca memang sangat beragam, bergantung pada situasi dan berbagai kondisi pembaca. Sabarti (1993: 25) mengungkapkan tujuan membaca secara umum dapat dibedakan sebagai berikut: (1) membaca untuk mendapatkan informasi, (2) meningkatkan citra diri, (3) membaca untuk melepaskan diri dari kenyataan, (4) membaca untuk tujuan rekreatif, (5) membaca tanpa tujuan atau iseng saja, dan (6) membaca untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Membaca untuk mendapatkan informasi yaitu membaca yang mencakup informasi bisa tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan penemuan ilmiah yang canggih. Kegiatan ini mungkin berkaitan dengan keinginan untuk mengembangkan diri. Misalnya membaca koran, buku-buku ilmiah, membaca buku pelajaran dan lain sebagainya.

Membaca untuk meningkatkan citra diri, bertujuan agar citra dirinya meningkat. Mereka ini mungkin membaca karya para penulis kenamaan, bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang lain memberikan nilai positif terhadap diri mereka. Tentu saja kegiatan membaca bagi orang-orang semacam ini sama sekali tidak merupakan kebiasaannya, tetapi hanya dilakukan sekali-kali di depan orang lain. Misalnya membaca


(19)

novel penulis yang sedang tenar atau membaca hasil karya ilmiah yang terbaru.

Membaca untuk melepaskan diri dari kenyataan. Tujuannya untuk melepaskan diri pada saat ia merasa jenuh, sedih, bahkan putus asa. Dalam hal ini membaca dapat merupakan submilasi atau penyaluran yang positif, apalagi jika bacaan yang dipilihnya adalah bacaan yang bermanfaat yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya misalnya membaca komik dan cerpen.

Membaca untuk tujuan rekreatif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan seperti halnya menonton film atau bertamasya. Bacaan yang dipilih untuk tujuan ini adalah bacaan-bacaan ringan atau jenis bacaan yang disukainya, misalnya cerita tentang cinta, detektif, petualangan dan sebagainya.

Membaca tanpa tujuan mengisi waktu senggang, hanya iseng, tidak tahu apa yang akan dilakukan; jadi, hanya sekadar untuk merintang waktu. Dalam situasi iseng itu, orang tidak memilih atau menentukan bacaan; apa saja yang dibaca: iklan, serta cerita pendek, berita keluarga, lelucon pendek dan sebagainya. Kegiatan membaca seperti ini tentu lebih baik dilakukan daripada pekerjaan iseng yang merusak atau bersifat negatif.

Membaca dengan tujuan mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman, merupakan tujuan membaca tingkat tinggi. Dalam hal ini bacaan yang dipilih ialah karya seni yang bernilai sastra.

Tujuan lain yang juga dapat dicapai melalui pembelajaran membaca ialah yang berhubungan dengan pengembangan nilai moral, kemampuan


(20)

bernalar serta kreativitas. Secara garis besar, tujuan-tujuan itu dicapai melalui program pembelajaran membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan di kelas I dan II, sedangkan membaca Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang juga dijumpai pantun yang tertulis.

1. Ciri-ciri Pantun

Ciri-ciri pantun menurut Abdurrahman (2004: 14) antaralain sebagai berikut.

a. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap dan merupakan kesatuan yang disebut bait/kuplet.

b. Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).

c. Bait pertama dan kedua merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun, sedangkan bait selanjutnya merupakan isi (yang hendak disampaikan).

d. Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abc-abcd-abc-abcd atau aa-aa).

e. Beralun dua. 2. Jenis pantun

Hoesnaeni (2010: 2) mengungkapkan pantun berdasarkan isinya dibedakan menjadi lima jenis yaitu:

a. Pantun anak-anak (pantun bersuka cita dan pantun berduka cita). b. Pantun muda-mudi (pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan). c. Pantun tua (pantun nasihat, pantun adat dan pantun agama). d. Pantun jenaka

e. Pantun teka-teki 3. Contoh Pantun


(21)

Hoesnaeni (2010: 4) memberikan contoh-contoh pantun berdasarkan jenisnya sebagai berikut.

a. Pantun Adat

Menanam kelapa di pulau bukum. Tinggi sepeda sudah berubah. Adat bermula dengan hukum. Hukum bersandar di Kitabullah. b. Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan. Tidak semulia bulan puasa. Banyak Tuhan perkara Tuhan.

Tidak semulia Tuhan Yang Maha Esa. c. Pantun Budi

Desa sawah mulai menghijau. Di tengah ada pematang. Apa arti bertindak maju. Kalau tanpa berfikir matang. d. Pantun Jenaka

Orang mudik bawa barang. Pakai kain jatuh terguling. Kamu senang dilirik orang. Setelah sadar ternyata juling. e. Pantun Nasihat

Kayu cendana di atas batu. Sudah diikat dibawa pulang. Adat dunia memang begitu.

Benda yang buruk memang terbuang. f. Pantun Anak-anak

Pagi hari sarapan bubur.

Tambah sedap memakai kecap. Pulang ke rumah menuju dapur. Mencari mangsa untuk disantap. F. Metode Pembelajaran

Secara harfiah, istilah metode menurut Kamus Besar Bahasa

Dalam konteks pembelajaran metode menurut Raka Joni (Abimanyu, 2008: 2.4), diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seorang menggunakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata berwarna


(22)

cokelat akan membuat dunia terlihat kecolekat-cokelatan dan seterusnya. Jadi metode digunakan apabila saling terkait dengan cara-cara umum dan atau asumsi dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah pemecahannya.

Metode pembelajaran sebagai tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran. Menurut Sudrajat (Muhibin, 2007: 145) secara umum terdapat dua metode dalam pembelajaran yaitu : (1) metode pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa, dan (2) metode pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru. Untuk metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa sebagai pusat belajar menuntut siswa untuk aktif membangun pengetahuannya sendiri, aktif mencari dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh tidak mudah untuk hilang atau dilupakan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk membangun pengetahuannya. Sedangkan metode pembelajaran yang berpusat pada guru menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran, seolah-olah guru memiliki pengetahuan penuh tentang apa yang diajarkan, siswa hanya ditempatkan sebagai penerima materi dan diibaratkan sebagai gelas kosong yang siap untuk diisi.

Dari pendapat para ahli di atas peneliti menyipulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara umum untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Cara tersebut dapat ditempuh dengan terlebih dahulu disusun


(23)

rencana secara sistematis agar masalah yang dihadapi dapat terpecahkan secara baik.

G. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Sanjaya (2006: 10) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang ditunjukkan oleh guru atau sumber belajar dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya: proses pengajuan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau mengetahui/melihat kebenaran sesuatu . Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau cara melakukan sesuatu. Guru dituntut menguasai bahan pembelajaran serta mengorganisasikan kelas dan memperhatikan siswa secara menyeluruh.

2. Tujuan Metode Demostrasi

Menurut Sanjaya (2006: 10) tujuan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut.

1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.


(24)

2. Mengkonkretkan informasi kepada siswa.

3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-sama.

3. Alasan Penggunaan Metode Demosntrasi

Alasan penggunaan metode demonstrasi menurut Sanjaya (2006: 10) adalah sebagai berikut.

1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkret melalui penjelasan atau diskusi.

2. Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.

3. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda misalnya ada yang kemampuan visualnya lebih baik dari kemampuan auditif dan motorik atau sebaliknya.

4. Memudahkan mengajarkan sesuatu proses atau cara kerja. 5. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang

masih dalam fase operasional konkret. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Seperti yang dikutip pada situs www.wordpress.com (2008) metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kelemahan seperti yang dipaparkan di bawah ini.

Kelabihan

1. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret sehingga tidak hanya verbalitas saja.

2. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemonstrasikan.

3. Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 4. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya

sendiri.

5. Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain. Kelemahan


(25)

2. Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu. 3. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak

dibandingkan dengan metode ceramah atau tanya jawab.

4. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang.

5. Langkah-langkah penggunaan Metode Demonstrasi

Menurut Sanjaya (2006:14) dalam menerakan metode demonstrasi perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan yaitu sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: a) aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan; b) kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa; c) kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

3. Lakukan uji coba demonstrasi, langkah pelaksanaan demonstrasi. a) mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi; b) ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan; c) yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa; d) berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

4. Langkah penutup atau langkah mengakhiri demonstrasi.Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya


(26)

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis am pembelajaran bahasa Indonesia membaca pantun di kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan guru menggunakan metode demonstrasi dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pantun


(27)

PLAN 1

Observation and Act 1

Reflective 1

Siklus 1

Siklus 2

dst Observation and Act 2

Reflective 2 PLAN 2 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap pertemuan diadakan tes formatif (post-tes). Rincian penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut.

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas dari Stephen Kemmis dan Robin McTaggart (dalam Syamsuddin, 2006: 203)


(28)

Menurut pendapat Kusumah, dkk. (2009: 26) bahwa terdapat empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah siklus I selesai, kemungkinan guru menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, sehingga dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti siklus pertama.

B. Langkah-langkah Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus di mana masing-masing siklus teridi dari dua kali pertemuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.

SIKLUS I

PERTEMUAN 1

a. Perencanaan(planning) 1. Mengidentifikasi masalah.

2. Menganalisis dan merumuskan masalah.

3. Merancang pembelajaran dengan metode demonstrasi dan menyusun perangkat pembelajaran dengan materi pokok

Memahami arti dan ciri-ciri pantun

4. Mendiskusikan penerapan metode pembelajaran demonstrasi. 5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). 6. Menyusun kelompok belajar siswa.

b. Tindakan(action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa lalu.


(29)

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang isinya berupa pantun jenaka yang masih acak, setiap kelompok diminta untuk menyusun pantun tersebut.

4. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi untuk menyusun pantun dengan benar, yaitu antara isi dan sampiran.

5. Setelah selesai melakukan diskusi dan mengisi LTS, semua anggota kelompok dipersilahkan untuk membacakan pantun secara bersahu-sahutan (berbalas pantun)

6. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

7. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

8. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan(observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan demonstrasi dalam pembelajaran membaca pantun. 4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang

kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran.


(30)

d. Refleksi(reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode demonstrasi dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran demonstrasi. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam membaca

pantun.

5. Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan keterampilan membaca siswa.

PERTEMUAN 2

a. Perencanaan(planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. 3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I pertemuan 1

dengan materi pokok .

4. Mendiskusikan penerapan metode pembelajaran demonstrasi. 5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes awal dan akhir). b. Tindakan(action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa lalu.


(31)

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang isinya berupa pantun nasihat yang masih acak, setiap kelompok diminta untuk menyusun pantun tersebut.

4. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian serta fungsi dari pantun nasihat.

5. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi untuk menyusun pantun dengan benar, yaitu antara isi dan sampiran.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dan mengisi LTS, semua anggota kelompok dipersilahkan untuk membacakan pantun secara bersahu-sahutan (berbalas pantun)

7. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

8. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

9. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan(observasion)

1. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan teman sejawat.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan demonstrasi dalam pembelajaran membaca pantun.


(32)

4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran.

5. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

e. Refleksi(reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode demonstrasi dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran demonstrasi. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam membaca

pantun.

5. Melakukan refleksi terhadap keterampilan membaca siswa.

SIKLUS II Pertemuan 1

a. Perencanaan(planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I dengan materi .

b. Tindakan(action)


(33)

2. Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang isinya berupa pantun agama yang masih acak, setiap kelompok diminta untuk menyusun pantun tersebut.

4. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian serta fungsi dari pantun agama.

5. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi untuk menyusun pantun dengan benar, yaitu antara isi dan sampiran.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dan mengisi LTS, semua anggota kelompok dipersilahkan untuk membacakan pantun secara bersahu-sahutan (berbalas pantun)

7. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

8. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

9. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

c. Pengamatan(observasion)

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan teman sejawat.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan demonstrasi dalam pembelajaran membaca pantun.


(34)

3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran.

4. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d. Refleksi(reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode demonstrasi dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran demonstrasi. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam membaca

pantun.

5. Melakukan refleksi terhadap keterampilan membaca siswa.

Pertemuan 2

a. Perencanaan(planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.


(35)

3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I dengan materi .

b. Tindakan(action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.

2. Menerapkan metode pembelajaran demonstrasi yang diawali dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa lalu.

3. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang isinya berupa pantun agama yang masih acak, setiap kelompok diminta untuk menyusun pantun tersebut.

4. Guru mengingkatkan lagi jenis pantun dan hal-hal yang membedakannya.

5. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi untuk menyusun pantun dengan benar, yaitu antara isi dan sampiran lalu menggolongkannya sesuai dengan jenis pantun.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dan mengisi LTS, semua anggota kelompok dipersilahkan untuk membacakan pantun secara bersahu-sahutan (berbalas pantun)

7. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.

8. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

9. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.


(36)

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan teman sejawat.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan demonstrasi dalam pembelajaran membaca pantun.

3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran.

d. Refleksi(reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode demonstrasi dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran demonstrasi. 4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam membaca

pantun.

5. Melakukan refleksi terhadap keterampilan membaca siswa

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah:

1. Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran membacapantun.

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan metode demonstrasi dengan kerja kelompok khusus pada pembelajaran membaca pantun.


(37)

3. Terjadi peningkatan keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

C. Setting Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester I SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Objek penelitian adalah keterampilan membaca pantun melalui penerapan metode demonstrasi.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu empat bulan dimulai dari penyusunan proposal hingga penyusunan laporan penelitian yaitu dari bulan November 2011 hingga bulan Januari 2012.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data yaitu didapat dari hasil belajar siswa dan hasil observasi keterampilan siswa serta kinerja guru. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Rancangan metode pembelajaran demonstrasi dilakukan oleh


(38)

peneliti dan pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru digunakan lembar observasi kinerja guru dan keterampilan belajar siswa serta instrumen berupa tes (post-tes) hasil belajar siswa.

Selama mengadakan pengamatan digunakan beberapa perlengkapan instrumen yaitu:

1. Lembar observasi keterampilan siswa untuk mengumpulkan data tentang peningkatan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dibuat oleh peneliti dengan mencantumkan indikator dan kriteria keberhasilan..

2. Lembar observasi kinerja guru yang digunakan untuk memantau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Lembar observasi ini juga untuk melihat penguasaan guru terhadap penerapan metode demonstrasi yang akan dijadikan bahan refleksi di akhir pembelajaran. Lembar observasi keterampilan dibuat oleh peneliti dengan mencantumkan indikator dan kriteria keberhasilan.

3. Tes hasil belajar disusun berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran khusus. Perangkat tes tersebut dilaksanakan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya.

Jenis dan metode pengumpulan Data

No Jenis Data Instrumen

1 2 3

Keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran Kinerja guru selama kegiatan pembelajaran

Hasil belajar siswa

Lembar observasi Lembar observasi Soal Tes (Formatif)


(39)

Untuk mengetahui keberhasilan metode pembelajaran demonstrasi dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi memiliki kriteria penilaian yang akan dianalisis dan dipersentasekan baik keterampilan siswa maupun kinerja guru. Persesntase keterampilan memiliki kriteria keberhasilan dapat terlihat pada tabel berikut.

Kriteria keberhasilan keterampilan belajar siswa dan guru dalam %

Tingkat Keberhasilan Arti

> 81% sangat baik

71-80% baik

61-70% cukup

51-60% kurang < 50% sangat kurang (Adaptasi: Aqib dkk, 2009: 41)

Untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar siswa pada post-tes. Dari data hasil tes belajar dianalisis berdasarkan nilai rata-rata siswa dan persentase ketuntasan kelas berdasarkan KKM dengan rumus

Xr = Nilai rata-rata

x = Jumlah nilai yang diperoleh n = Jumlah siswa yang mengikuti tes (sumber: Arikunto, 2006: 205)

Untuk menentukan nilai masing-masing kelompok digunakan model penyekoran pantun sebagai berikut.

Model penyekoran pantun

Xr = n


(40)

Unsur Mekanik yang dinilai Tingkatan skala

1. Ketepatan memparafrasekan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2. Lafal dan intonasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3. Kenyaringan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4. Kelancaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Skor Maksimal 40

Jumlah Skor Perolehan ... Adopsi dari Nurgiyantoro, 1987: 280

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan dan hasil belajar keterampilan membaca pantun siswa pada setiap siklusnya. Untuk peningkatan keterampilan siswa didapat dari persentase hasil observasi terfokus, peneliti menargetkan keterampilan siswa berhasil jika telah mendapatkan predikat sangat tinggi atau > 81% dari kriteria keberhasilan yang digunakan berdasarkan pendapat dari Aqip (2009: 41). Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketercapaian KKM

peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan berhasil apabila >75% dari total jumlah siswa telah lulus KKM. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto (2006: 250) bahwa tingkat penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu sekurang-kurangnya menguasai >75%, atau jika < 75% maka tergolong belum tuntas.


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka berikut ini dirumuskan simpulan tentang kemampuan membaca pantun dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester I SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan. Rumusan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran sangat menunjang program pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Dengan menggunakan metode demonstrasi, siswa lebih aktif dan menyenangkan, sehingga selama pembelajaran berlangsung tidak membosankan serta memungkinkan adanya kerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya. Selain itu, terjalin hubungan yang baik antarsiswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, atau siswa dengan peneliti.

3. Tingginya peluang hubungan guru-siswa untuk bertanya jawab secara terbuka. Adanya tugas kelompok membuat siswa menjadi lebih mandiri dan tidak lagi memandang bahwa guru adalah satu-satunya sumber informasi. Ternyata banyak sumber lain yang dapat digali di antaranya memanfaatkan perpustakaan di sekolah secara maksimal.


(42)

4. Pengaruh pembelajaran bahasa dengan metode demonstrasi di SD adalah dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman langsung bidang Bahasa Indonesia yang mencakup kemampuan membaca dan menganalisa makna dari pantun. Hal ini ditunjukan dari terus meningkatnya hasil dan aktivitas belajar siswa serta kinerja guru pada setiap pertemuan disetiap siklusnya rinciannya sebagai berikut.

a. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi diperoleh persentase data peningkatan rata-rata aktivitas siswa berturut-turut dari siklus I pertemuan 1 hingga siklus II pertemuan 2 adalah 55%; 62,85%; 75%; 84,28% terjadi perningkatan sebesar 29,28%.

b. Penggunaan metode demonstrasi dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari peningkatan presentase ketuntasan secara klasikal dan individual maupun nilai rata-rata pada setiap siklusnya. Untuk persentase ketuntasan belajar siswa secara berturut-turut dari siklus I pertemuan 1 hingga siklus II pertemuan 2 yaitu 67,85%; 78,57%; 82,14%; 89,28 terjadi peningkatan sebesar 21,4%, sedangkan untuk nilai rata-rata secara berturut-turut dari siklus I pertemuan 1 hingga II pertemuan 2 adalah 67,64; 70,14; 73,21; 75,07 terjadi peningkatan sebesar 7,43.

c. Selanjutnya penggunaan metode demonstrasi juga dapat meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hasil observasi guru diperoleh persentase data peningkatan kinerja guru berturut-turut dari siklus I pertemuan 1 hingga siklus II pertemuan 2 adalah


(43)

74,28%; 77,14%; 80,95%; 83,80% terjadi peningkatan sebesar 9,52%.

B. Saran (Rekomendasi)

Berdasarkan simpulan di atas, berikut ini disampaikan saran-saran dalam kemampuan membaca pantun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode demonstrasi, yaitu sebagai berikut:

1. Saran untuk Guru

a. Dalam mengembangkan kemampuan membaca pantun hendaknya guru memegang prinsip-prinsip pelaksanaan. Guru juga perlu mengoptimalkan waktu yang digunakan untuk diskusi siswa kelompok. Jam pelajaran yang tersedia untuk merancang pembelajaran, sesuai dengan situasi dan kondisi siswa di sekolah tersebut.

b. Kemampuan penggunaan metode pembelajaran demonstrasi tidak cukup sekali dikuasai. Dengan demikian guru harus berusaha untuk mencoba lagi.

c. Diharapkan guru melakukan diskusi bertukar pikiran serta berbagi pengalaman kemampuan membaca pantun dengan guru lain, untuk meningkatkan dan menyebarluaskan hasil pengembangan proses pembelajaran.

d. Dalam menentukan prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD tidak hanya berorientasi kepada penguasaan hasil belajar akan tetapi juga mempertimbangkan kemampuan proses pembelajaran.


(44)

a. Hendaknya Kepala Sekolah menyediakan alat peraga yang diperlukan oleh guru dalam setiap pembelajaran.

b. Melengkapi perpustakaan dengan buku-buku yang sesuai dengan jumlah siswa dan buku-buku yang diperlukan sesuai kebutuhan tiap-tiap mata pelajaran terutama untuk buku bahasa Indonesia yang jumlahnya sangat terbatas.

c. Menyediakan ruang baca yang tepat agar siswa dapat membaca dengan nyaman dan cepat dalam memperoleh buku-buku yang dibutuhkan. 3. Siswa

a. Untuk siswa kelas IV agar lebih giat lagi dalam belajar bahasa Indonesia dan terus berlatih untuk membaca guna mengimplementasikan materi bahasa Indonesia yang diajarkan di dalam kehidupan sehari-hari.


(45)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

(Elektronik Tugas Akhir)

Oleh Heryati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(46)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Oleh Heryati

Elektronik Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(47)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa siklus I dan II ... 69 4.2 Peningkatan persentase rata-rata aktivitas siswa siklus I dan II ... 70 4.3 Peningkatan persentase kinerja guru siklus I dan II... 71


(48)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GRAFIK ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan Penelitian ... 5 E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Aktivitas, Keterampilan, dan Pembelajaran... 7 B. Hakikat Membaca ... 11 C. Proses Membaca ... 12 D. Jenis Kegiatan Membaca ... 14 E. Pantun ... 18 F. Metode Pemecahan Masalah(Problem Solving) ... 10 G. Metode Pembelajaran... 20 H. Metode Demonstrasi ... 22 I. Hipotesis Tindakan ... 25


(49)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 26 B. Langkah-langkah Tindakan ... 27 C. Setting Penelitian ... 36 1. Subjek dan Obyek Penelitian ... 36 2. Tempat Penelitian ... 36 3. Waktu Penelitian ... 36 D. Instrumen Pengumpulan Data ... 37 E. Teknik Pengumpulan Data ... 38 F. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 41 B. Pembahasan ... 67

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 73 B. Saran (Rekomendasi) ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN LAMPIRAN... 78


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Muzayyin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Bina Aksara. Jakarta.

Abimanyu Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi. Jakarta.

Admiharja, Mintarsih. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.

Artikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud. Semarang.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2006. Pedoman penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. (Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Greg Hotman. 2011. Metide Penemuan IPA. www.banggreg.blogspot.com. Jakarta. (10 November 2011 waktu akses)

Hoesnaeni. 2010. Teknik Membaca Puisi Deklamasi. www.unika.ac.id. (diakses tanggal 21 Januari 2010)

Merianti Ajeng. 2008. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Konsep Perkembang biakan tumbuhan Menggunakan Metode demonstrasi Siswa kelas IX SMP N 2 Kolomadu T.P 2007/2008. Universitas Muhamadiah Surakarta. Surakarta.

Muhibbin Syah. 2007.Psikologi Pendidikan dengan Metode Baru.PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sanjaya, Wina. (2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.PT. Kencana . Jakarta.


(51)

Soekamto. 2009. Panduan E Tugas Akhir PJJ S 1 PGSD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Sutarno Nono. 2005.Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wasty Soemanto. 2000. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

www.wordpres.com. 2008. Langkah-langkah metode demonstrasi. Jakarta. (10 Desember 2011/waktu akses).

Zain Abdullah. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktek (Edisi Revisi v). Rineka Cipta Bandung.


(52)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Ketuntasan ulangan harian Bahasa Indonesia ... 3

4.1 Keadaan guru SD Negeri 1 Canti... 41

4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian ... 42

4.3 Daftar nilai hasil post-tes siklus I pertemuan 1 ... 46

4.4 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 ... 47

4.5 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 ... 48

4.6 Daftar nilai hasil post-tes siklus I pertemuan 2 ... 52

4.7 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 ... 53

4.8 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2 ... 54

4.9 Daftar nilai hasil post-tes siklus II pertemuan 1... 58

4.10 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 ... 60

4.11 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1 ... 61

4.12 Daftar nilai hasil post-tes siklus II pertemuan 2... 65

4.13 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 2 ... 66

4.14 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 2 ... 66

4.15 Rekapitulasi peningkatan nilai post-tes setiap siklus ... 68

4.16 Persentase peningkatan aktivitas siswa di setiap siklus ... 70


(53)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

(Elektronik Tugas Akhir)

Oleh Heryati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(54)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Oleh Heryati

Elektronik Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(55)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Oleh Heryati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Canti yang selama ini cenderung monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa bosan dan malas untuk belajar. Oleh sebab itu, perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terutama dalam kegiatan membaca pantun.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif melalui siklus berdaur ulang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan lembar observasi dan tes tertulis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis peningkatan aktivitas dan hasi belajar. Aktivitas belajar siswa pada siklus setiap pertemuan diperoleh persentase siklus I 55%, dan siklus II 84,28% atau meningkat 29,28% dari siklus I. Hasil belajar siswa pun meningkat di siklus pertemuan 1 mencapai 67,85% kemudian pada siklus II pertemuan dua meningkat menjadi 89,28%)atau menunjukkan peningkatan sebesar 21,43%.

Berdasarkan hasil temuan, disarankan pada guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar meningkat.


(56)

Judul e-TA : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Heryati Nomor Pokok Mahasiswa : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ Berbasis ICT Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Dr. Suwarjo, M. Pd.


(57)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Suwarjo, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Sulistiasih, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Elektronik Tugas Akhir : ...

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:


(58)

Nama : Heryati

NPM : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ-Berbasis ICT Jurusan : Ilmu Pendidikan.

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Judul : Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca

Pantun Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian tindakan kelas pada mata kuliah Elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan bila di kemudian hari terjadi kesalahan saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati

NPM 0813056106


(59)

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat terselesaikan. Elektronik Tugas Akhir ini ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan elektronik Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Si., selaku Rektor Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan. 3. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini. 5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Pengelola S-1 PJJ PGSD FKIP

Unila yang telah memberikan pembinaan dan pengarahan demi terlaksananya penelitian tindakan kelas.

6. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan PTK sampai menyelesaikan laporan e-TA.


(60)

7. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah membimbing penulis dalam penulisan e-TA.

8. Bapak Syaifullah, S.Pd. SD., selaku Kepala SDN 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan yang telah mengizinkan penulis dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

9. Ibu Farida, S.Pd.SD., selaku teman sejawat yang telah memberikan bantuan, kritikan, dan saran serta kerja samanya.

10. Suami dan anak-anakku yang telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

11. Segenap pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terlaksananya penelitian tindakan kelas.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan pada penulis mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati

NPM 0813056106

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GRAFIK ... xiii


(61)

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas, Keterampilan, dan Pembelajaran... 7

B. Hakikat Membaca ... 11

C. Proses Membaca ... 12

D. Jenis Kegiatan Membaca ... 14

E. Pantun ... 18

F. Metode Pemecahan Masalah(Problem Solving) ... 10

G. Metode Pembelajaran... 20

H. Metode Demonstrasi ... 22

I. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26

B. Langkah-langkah Tindakan ... 27

C. Setting Penelitian ... 36

1. Subjek dan Obyek Penelitian ... 36

2. Tempat Penelitian ... 36

3. Waktu Penelitian ... 36

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38 iii


(62)

F. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 67

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 73

B. Saran (Rekomendasi) ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN LAMPIRAN... 78

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Ketuntasan ulangan harian Bahasa Indonesia ... 3

4.1 Keadaan guru SD Negeri 1 Canti... 41

4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian ... 42

4.3 Daftar nilai hasil post-tes siklus I pertemuan 1... 46 iv


(63)

4.4 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 ... 47

4.5 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 ... 48

4.6 Daftar nilai hasil post-tes siklus I pertemuan 2... 52

4.7 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 ... 53

4.8 Hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2 ... 54

4.9 Daftar nilai hasil post-tes siklus II pertemuan 1... 58

4.10 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 ... 60

4.11 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 1 ... 61

4.12 Daftar nilai hasil post-tes siklus II pertemuan 2... 65

4.13 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 2... 66

4.14 Hasil observasi kinerja guru siklus II pertemuan 2 ... 66

4.15 Rekapitulasi peningkatan nilai post-tes setiap siklus ... 68

4.16 Persentase peningkatan aktivitas siswa di setiap siklus ... 70

4.17 Persentase peningkatan kinerja guru ... 71

DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 4.1 Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa siklus I dan II ... 69

4.2 Peningkatan persentase rata-rata aktivitas siswa siklus I dan II ... 70 v


(64)

4.3 Peningkatan persentase kinerja guru siklus I dan II... 71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Unila ... 80 2. Surat keterangan penelitian dari SD... 81 3. Surat pernyataan teman sejawat ... 82


(65)

4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 83

5. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 91

6. Lembar observasi keterampilan belajar siswa... 98

7. Lembar observasi kinerja guru... 102

8. Nilai tes siswa ... 110

9. Jadwal penelitian ... 111

10. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan PTK... 112

viii vii


(66)

Judul e-TA : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Heryati Nomor Pokok Mahasiswa : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ Berbasis ICT Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Dr. Suwarjo, M. Pd.


(67)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Suwarjo, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Sulistiasih, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(68)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat terselesaikan. Elektronik Tugas Akhir ini ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan elektronik Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Si., selaku Rektor Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan. 3. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini. 5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Pengelola S-1 PJJ PGSD FKIP

Unila yang telah memberikan pembinaan dan pengarahan demi terlaksananya penelitian tindakan kelas.


(69)

6. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan PTK sampai menyelesaikan laporan e-TA.

7. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah membimbing penulis dalam penulisan e-TA.

8. Bapak Syaifullah, S.Pd. SD., selaku Kepala SDN 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan yang telah mengizinkan penulis dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

9. Ibu Farida, S.Pd.SD., selaku teman sejawat yang telah memberikan bantuan, kritikan, dan saran serta kerja samanya.

10. Suami dan anak-anakku yang telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

11. Segenap pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terlaksananya penelitian tindakan kelas.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan pada penulis mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati

NPM 0813056106


(70)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heryati

NPM : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ-Berbasis ICT Jurusan : Ilmu Pendidikan.

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Judul : Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca

Pantun Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian tindakan kelas pada mata kuliah Elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan bila di kemudian hari terjadi kesalahan saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati


(1)

4. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 83

5. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 91

6. Lembar observasi keterampilan belajar siswa... 98

7. Lembar observasi kinerja guru... 102

8. Nilai tes siswa ... 110

9. Jadwal penelitian ... 111

10. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan PTK... 112

viii vii


(2)

Judul e-TA : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa : Heryati Nomor Pokok Mahasiswa : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ Berbasis ICT Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Dr. Suwarjo, M. Pd.


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Suwarjo, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Sulistiasih, M. Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat terselesaikan. Elektronik Tugas Akhir ini ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam menyusun laporan elektronik Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Si., selaku Rektor Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan.

2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta jajarannya yang telah memfasilitasi semua urusan yang penulis perlukan. 3. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah memberikan arahan dan berbagai urusan dalam penyusunan PTK ini. 5. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Pengelola S-1 PJJ PGSD FKIP

Unila yang telah memberikan pembinaan dan pengarahan demi terlaksananya penelitian tindakan kelas.


(5)

6. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan PTK sampai menyelesaikan laporan e-TA.

7. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah membimbing penulis dalam penulisan e-TA.

8. Bapak Syaifullah, S.Pd. SD., selaku Kepala SDN 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan yang telah mengizinkan penulis dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

9. Ibu Farida, S.Pd.SD., selaku teman sejawat yang telah memberikan bantuan, kritikan, dan saran serta kerja samanya.

10. Suami dan anak-anakku yang telah memberikan motivasi sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

11. Segenap pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terlaksananya penelitian tindakan kelas.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan pada penulis mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati

NPM 0813056106


(6)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heryati

NPM : 0813056106

Program Studi : S1 PGSD PJJ-Berbasis ICT Jurusan : Ilmu Pendidikan.

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Judul : Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca

Pantun Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian tindakan kelas pada mata kuliah Elektronik Tugas Akhir (e-TA) ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau dipergunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan bila di kemudian hari terjadi kesalahan saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Lampung Selatan, Maret 2012

Heryati


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 TALANG TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

1 16 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKARAJA KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1 7 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN SUKARAJA RAJABASA LAMPUNG SELATAN

0 16 51

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Keterampilan Membaca Huruf Jawa Melalui Metode Iqro’ Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Ii Krisak Kecamatan Selogiri Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI METODE IQRO’ PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Keterampilan Membaca Huruf Jawa Melalui Metode Iqro’ Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Ii Krisak Kecamatan Selogiri Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganya

0 1 14

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganya

0 1 14

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI METODE STADPADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETAK Peningkatan Aktivitas Belajar IPS Melalui Metode STAD Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jetak Kecamatan Wedarijaksa Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 LORAM KULON JATI KUDUS

0 1 24